Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Rangkuman Materi Gudang Mabe

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

NAMA : MAGHFIRA BESTIRA

NIM : 21.077.AF
AKADAEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

RANGKUMAN MATERI AWAL SAMPAI AKHIR

Tugas Pokok Gudang Farmasi:


1. Perencanaan
2. Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Pendistribusian
5. Pelaporan dan evaluasi
6. Pemusnahan
---------------------------------------
1. Perencanaan
Gudang farmasi terlebih dahulu membuat daftar obat & BMHP dari e-Monev
yang meliputi suatu daftar nama obat yang sudah dievaluasi dan dimonitoring
oleh Kemenkes. Lalu daftar obat tersebut diserahkan ke 47 Puskesmas yang
ada di Makassar, setelah itu Puskesmas membuat RKO (Rencana Kebutuhan
Obat) dan RKBMHP (Rencana Kebutuhan Bahan Medis Habis Pakai) untuk
rencana kebutuhannya, dan diserahkan kembali ke Gudang Farmasi untuk
merekap daftar nama obat dan BMHP yang ada di RKO dan RKBMHP,
selanjutnya akan dilakukan pemilihan obat atau DESK, lalu diserahkan ke
Dinkes kota makassar untuk dilakukan pengadaan atau pembelanjaan obat.
Perencanaan obat program (HIBAH) alurnya yaitu, puskesmas menghitung
atau membuat alokasi, lalu mengusul ke Dinkes kota makassar untuk direkap,
kemudian dikirim ke dinas provinsi untuk direkap semua kota/kabupaten,
selanjutnya mengusul ke pusat untuk anggarannya.
2. Penerimaan
Penerimaan itu erat kaitannya dengan sumber anggaran, nah sumber anggaran
terdiri atas, DAK (Dana Alokasi Khusus) yang berasal dari pusat, DAU (Dana
Alokasi Umum atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang
berasal dari Pemerntah Kota, JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) berasal dari
BPJS tapi tahun ini sudah tidak ada karena sudah menjadi PJ masing-masing
Puskesmas, Pajak Rokok dan HIBAH yang berasal dari Anggaran Provinsi
dengan tujuan untuk Obat Program (HIV-AIDS, Sifilis, TBC, GIZI, dsb)
termasuk vaksin. e-Purchasing itu suatu cara pembelian barang/jasa melalui
sistem e-katalog, Dimana e-Purchasing sudah ada nama tender (pemilik PBF)
yang memasukkan obat ke Gudang, nama obat dan frekuensi nya, serta jumlah
anggaran yang dimasukkan. Alur penerimaan itu dimulai Pemenang tender
memasukkan obat ke Gudang Farmasi LP lalu diterima oleh Pejabat Penerima
Barang/Kepala Gudang yang sudah diamanahkan oleh Dinas Kesehatan,
kemudian obat yang diterima dicocokkan melalui e-Purchasing, menghitung
jumlah obat, mengecek exp.date, mengecek kondisi fisik obat, sumber
anggaran dan sebagainya.
3. Penyimpanan
Pejabat Penerima Barang/Kepala Gudang menyerahkan barang yang telah
diterima kepada PenanggungJawab Distribusi yang telah ditunjuk. Setelah itu,
PenanggungJawab Distribusi membuat kartu stok manual yang meliputi
tanggal masuk obat, sumber anggaran, jumlah obat. Untuk penyimpanan obat
di Instalasi gudang Farmasi memakai sistem FEFO (first expired first out)
dengan tujuan meminimalisir obat expired.
4. Pendistribusian
Alur nya itu 47 Puskesmas membuat LPLPO (Laporan Pemakaian dan
Lembar Permintaan Obat) sebanyak 8 rangkat (sesuai PJ Distribusi di
Gudang) dan diserahkan ke Gudang. Lalu Gudang melakuka Croscheck dan
membuat jadwal pendistribusian (artinya obat sudah siap diantarkan ke
Puskesmas) dan masing-masing PJ Distrubsi membuat Lampiran Berita Acara
dan disetujui. Berita Acara tersebut dikembalikan ke Gudang lalu masing-
masing PJ Distribusi menyiapkan obat nya sesuai BA, dan dicek ulang lalu
dikemas. Kemudian besoknya diantarkan ke Puskesmas tujuan sesuai jadwal.
Setelah tiba di Puskesmas, dicek ulang oleh pihak Puskesmas dan PJ
Distribusi, jika sesuai maka BS di TTD dan salinannya dikembalikan ke
Gudang Farmasi untuk diarsipkan.
5. Pelaporan dan evaluasi
Untuk pelaporan di gudang farmasi pada tahun 2017-2023 menggunakan
aplikasi SIMBAKDA kemudian pada tahun 2024 beralih ke aplikasi
SIPABALETA. Di mana untuk aplikasi ini memiliki admin yang bertugas
untuk memantau dan melihat pekerjaan masing-masing PC ⁷distribusi dan 47
Puskesmas, serta merekonsiliasi tiap bulan, 3 bulan per semester, per tahun.
Bentuk tugas PJ distribusi menginput daftar distribusi ke 47 Puskesmas dan
pengeluaran ke non Puskesmas. Sedangkan untuk evaluasi di gudang Farmasi
terdapat dua audit rutin, yaitu Audit Bpk di mana pelaksanaannya pada awal
tahun dan Audit Inspektorat di mana pelaksanaannya di akhir tahun. Evaluasi
lainnya dilakukan dua kali per tahun pada akhir bulan Juli dan Desember.
6. Pemusnahan
Pemusnahan jumlah sedikit dapat dimusnahkan sendiri dengan ditumbuk atau
dibakar untuk sediaan tablet atau kapsul, untuk pemusnahan dengan jumlah
besar dilakukan dengan pencatatan obat expired date dan jumlah obat yang
sudah expired, Kemudian di usul pendanaan yang perhitungan dengan balai
kota, selanjutnya didatangkan pihak ketiga yaitu Dinkes, BPOM, orang aset,
dll.
Program Gizi, TBC, Malaria, KIA, Diare, Kusta, Filariasis
(Kecacingan), Jiwa. (Apk SITB, SIPABALETA & SIPNAP).
 Gizi
- Retinol (Vit.A), Mineral Mix, Tablet Tambah Darah
 TBC
- Obat (FDC Kat. Anak, FDC Kat. Harian, INH, Rifapentin, RHZE)
- BMHP (Tuberkulin, Katric)
 Malaria
- Primaquin, DHF Termal, Artesunate Inj
 KIA
- Pytomenadion (Vit.K), MgSO4, Ca.Glukonas, Diazepam Inj,
Metronidazole Inj
 Diare
- Zink, Oralit
 Kusta
- MB Dewasa, MB Anak, PB Dewasa, PB Anak
 Filariasis (Kecacingan)
- Albendazole
 Jiwa
- Amitriptyllin, Clozapin, Chlorpromazin (CPZ), Trihexypenhydil
(THD), Risperidon, Diazepam Rektal

Pelaporan dan Evaluasi:


Pelaporan;
- Laporan persediaan perbulan/data rutin
- Laporan persemester dan laporan tahunan
SIMBAKDA (2017-2023) (Untuk mempermudah pekerjaan
SIPABALETA (2024) dan monitoring obat digudang)
 Tugas admin
- Memantau dan melihat pekerjaan masing-masing pj distribusi dan 47
puskesmas
- Merekonsiliasi tiap bulan, tribulan, persemester, pertahun.
 Tugas pj distribusi
- Menginput daftar distribusi ke 47 puskesmas
- Pengeluaran ke non puskesmas
Evaluasi;
(Harus ada pertanggungjawaban dalam
bentuk laporan dengan fisik barang)
 Audit bpk (awal tahun)
 Audit inspektorat (akhir tahun)
Program Vaksin

Perencanaan: Perencanaan obat program (HIBAH) alurnya yaitu,


puskesmas menghitung atau membuat alokasi, lalu mengusul ke
Dinkes kota makassar untuk direkap, kemudian dikirim ke dinas
provinsi untuk direkap semua kota/kabupaten, selanjutnya mengusul
ke pusat untuk anggarannya.

Penyimpanan: untuk penyimpanan obat program vaksin disimpan


pada suhu beku (-15°- -25°) dan pada suhu dingin (2°-8°) dan dicatat
tiap pagi dan sore.

Pelaporan: Pelaporan obat program vaksin memakai aplikasi


SIPABALETA, SMILE dan Kartu stok manual.

Pendistribusian: Sama seperti obat dan BMHP lainnya pada distribusi


akan melalui berita acara, tetapi khusus untuk vaksin imunisasi
melalui SBBK karna karna tidak bisa menunggu jadwal distribusi dari
gudang.

Pemusnahan: untuk yang expired akan dikeluarkan dari kulkas dan


ditunggu jadwal pemusnahan, untuk vaksin covid akan dikembalikan
ke provinsi kemudian diserahkan ke pusat.

Jenis vaksin:
 Vaksin Rutin
- HB0, Hepatitis Anak, BCG, MR, IPV Polio (Suntik), Polio (tetes),
TD,DT, DPT HIP, PCV, Rotavirus
- Logistik; ADS 0,5ml (khusus MR, polio, rotavirus), ADS 0,05ml
(khusus BCG), ADS 5ml (BCG & MR)
- Savetybox (kemasan 5L); MR & BCG pakai pelarut, Polio &
Rotavirus pakai drop per
 Vaksin Lanjutan
- Vaksin Hepatitis B Khusus Nakes
 Vaksin Covid
- Inafac
- Logistik; ADS 0,5ml
 Vaksin Hepatitis
- Vaksin Hepatitis
 Vaksin Soonosis
- Vaksin Rabifaks
- Logistik; ADS 2ml
 Vaksin Program Haji
- Vaksin Meningitis
- Logistik; ADS 1ml
Program HIV dan Syphilis
Program HIV dan Syphilis menggunakan aplikasi SIHA (sistem informasi HIV
aids) yang merupakan pencatatan dan pelaporan HIV aids yang akan masuk dan
tersimpan sebagai data nasional.
Permintaan: Kab/kota mengupload di aplikasi berapa jumlah yang diminta
kemudian gudang memverifikasi lalu dikirim ke provinsi sampai di provinsi akan
di verifikasi kembali. Terdapat 2 jenis permintaan yaitu, permintaan reguler (tgl.
1-15) dan permintaan khusus (tgl.16).
Jenis obat;
 Zidovudin
 Lamivudin
 Abacavir
 Tenofovir
 Emtricitabin
 Telado
 Tenolam
Terdapat 3 tahap alat untuk deteksi HIV;
1. Virocheck HIV ½
2. One step anti HIV
3. HIV ½ antibody rapid test

Syphilis (penyakit raja singa) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang
disebabkan oleh bakteri. Infeksi luka di vagina, penis, anus, bibir/mulut, kontak
seksual.
Jenis obat;
 Ciprofloxacin
 Doxycycline
 Tetrasiklin
 Benzatin Penisilin
 Fluconazole
Alat untuk deteksi syphilis yaitu Trepocheck dan Indec HIV ½ & syphilis combo
Dr. ilham
SIP : 12345/Nakes/098
Jl.Poros Pattallassang No.16
081645468664
No.1.1 Tanggal 02-05-2024

COPY RESEP

R/ Amoxicillin 500 mg 1/3 tab


CTM 4 mg 1/3 tab
Dexamethasone 1/3 tab

m. f. pulv. dtd. No XV

s.3.dd.1 p

pcc

Adi S,Farm,.Apt

Nama : Rifki
Umur ; 10 tahun
Alamat ; Pallantikang No 5

Dr. ilham
SIP : 12345/Nakes/098
Jl.Poros Pattallassang No.16
081645468664
No.1.1 Tanggal 02-05-2024
Perhitungan bahan :

1. Amoxicillin500 mg = 1/3 tab x 15 = 5 tab

2. CTM 4 mg = 1/3 tab x 15 = 5 tab

3. Dexamethasone = 1/3 tab x 15 = 5 tab

Perhitungan dosis

1. Amoxicillin (-/ 4000 mg)

Untuk 10 thn = 10/20 x -/4000 mg = -/2000 mg

1 x P = 1 x 500 mg/ 3 = 166,6 mg

dd = 3 x 166,6 mg = 499,8 mg < 2000 mg

2. CTM (-/40 mg)

Untuk 10 thn = 10/20 x -/40 mg = -/20 mg

1 x P = 1 x 4 mg/ 3 = 1,33 mg

dd = 3 x 1,33 mg = 3,99 mg <20 mg


TUGAS IBU BINA
1. Vitamin A Retinol diperuntukkan?
Retinol adalah salah satu bentuk dari retinoid (vitamin A) untuk
perawatan dan kecantikan kulit. Manfaat retinol adalah untuk
mencegah penuaan kulit, mengatasi jerawat, komedo, kerutan, dan
meningkatkan regenerasi kulit.
2. Obat diabetes tipe 1 dan tipe 2?
1. Insulin Obat yang pertama adalah insulin. Ini adalah obat yang
umumnya untuk mengendalikan gula darah pada kasus diabetes
tipe 1. Obat berfungsi sebagai pengganti insulin alami tubuh.
Pasalnya, penyakit tersebut terjadi ketika tubuh tidak dapat
memproduksi insulin. Alhasil, kadar glukosa menjadi tidak
terkendali. Selain diabetes tipe 1, terapi insulin juga untuk penderita
diabetes tipe 2 atau kita kenal sebagai penyakit kencing manis.
Obat ini tersedia dalam bentuk cairan suntik dan terdiri dari
berbagai macam jenis, yaitu: Long-acting Regular-acting
Intermediate-acting Rapid-acting
2. Meglitinid Jenis obat untuk diabetes—khususnya tipe 2—
selanjutnya yang bisa Anda dapatkan di apotek adalah meglitinid.
Obat ini memiliki mekanisme kerja yaitu merangsang pankreas
untuk mengeluarkan insulin. Respons obat terbilang cepat
sehingga cocok untuk penderita yang kondisinya cukup parah.
Obat meglitinid terdiri dari: Nateglinid Repaglinid Repaglinid-
metformin
3. Sulfonilurea Sulfonilurea (sulfonylurea) adalah salah satu jenis
obat penyakit kencung manis yang paling “tua”. Kendati demikian,
dokter masih kerap meresepkan obat tersebut kepada pasien yang
ia tangani. Sama seperti jenis obat lainnya, obat sulfonilurea ini
bekerja dengan cara merangsang pankreas untuk memproduksi
insulin dengan bantuan dari sel-sel beta. Obat-obatan yang masuk
ke dalam golongan sulfonilurea adalah sebagai berikut: Gliclazide
Glimepiride Glyburide Glipizide Chlorpropamide Tolazamide
Tolbutamide
4. Metformin Metformin adalah obat yang umumnya pertama kali
diresepkan oleh dokter kepada penderita penyakit kencing manis.
Obat ini bekerja dengan cara menurunkan produksi glukosa pada
hati (liver), pun meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.
Sehingga, tubuh dapat menggunakan insulin dengan lebih efektif.
Obat ini tersedia dalam bentuk pil dan sirup. Mengonsumsi obat ini
mungkin akan membuat Anda mengalami sejumlah gejala efek
samping seperti diare, mual, dan turunnya berat badan.
5. Thiazolidinediones Seperti metformin, obat jenis
thiazolidinediones memiliki mekanisme kerja yakni membuat
jaringan tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Akan tetapi, obat ini
jika tidak terlalu mendesak tidak akan menjadi pilihan dokter.
Pasalnya, obat dapat meningkatkan risiko gagal jantung dan
anemia.
6. Reseptor Agonis GLP-1 Glucagon-like peptide- 1 receptor
agonist (GLP-1) adalah obat yang cara kerjanya adalah dengan
meningkatkan pertumbuhan sel B. Selain itu, obat juga
menyebabkan penurunan nafsu makan dan memperlambat proses
pencernaan. Mekanisme kerja yang sedemikian tentunya sangat
penting bagi penderita penyakit ini. Beberapa contoh obat GLP-1
adala sebagai berikut: Albiglutide Dulaglutide Exenatide Liraglutide
Semaglutide Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan
semaglutide juga dapat mengurangi risiko serangan jantung dan
stroke pada orang yang berisiko tinggi mengalami kondisi tersebut.
7. Agonis Dopamine Jenis obat lainnya adalah agonis dopamine.
Sebenarnya, bagaimana cara kerja obat ini dalam mengatasi
diabetes tipe 2 belum terkonfirmasi secara pasti. Namun,
kemungkinan besar obat bekerja dengan cara mencegah terjadinya
resistensi urine. Salah satu contoh obat yang masuk ke dalam
golongan agonis dopamine ini adalah bromocriptine.
8. Penghambat DPP-4 Penghambat DPP-4 bekerja dengan cara
membantu tubuh untuk memproduksi insulin. Satu hal positif dari
obat ini adalah, obat dapat menurunkan gula darah tanpa
menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). Obat-obatan dari
golongan penghambat DPP-4 ini adalah sebagai berikut: Alogliptin,
Linagliptin Saxagliptin, Sitagliptin
9. Penghambat SGLT2 Penghambat natrium-glukosa transporter
atau sodium-glucose transporter inhibitor (SGLT) 2 adalah obat
yang cara kerjanya adalah dengan mencegah ginjal dari menahan
glukosa. Sebaliknya, tubuh akan membuang glukosa melalui urine.
Pada penderita diabetes yang juga mengalami penyakit
kardiovaskular aterosklerotik, gagal jantung, atau penyakit ginjal
kronis mendominasi, obat penghambat SGLT2 ini menjadi pilihan
pengobatan yang memungkinkan. Obat penghambat SGLT2
meliputi: Canagliflozin Dapagliflozin Empagliflozin Ertugliflozin
10. Penghambat Alfa-Glukosida Obat penghambat alfa-glukosida
berfungsi untuk membantu tubuh memecah makanan bertepung
dan mengandung gula. Ini nantinya dapat menurunkan kadar gula
darah Anda. Obat-obatan yang masuk ke dalam golongan
penghambat alfa-glukosida meliputi: Miglitol dan Acarbose.
3. Kenapa metformin harus dikombinasi glimepiride?
4. Kenapa obat metformin dikombinasikan dengan glimepiride
Obat anti diabetes banyak jenis / golongannya dan masing-masing
golongan memiliki cara kerja / mekanisme yang berbeda-beda. Jadi
tidak aneh jika Anda menemukan seseorang penderita DM
mengkonsumsi lebih dari 1 jenis obat diabet, pda banyak
panduan / guidelines terapi, bahkan dapaat dikombinasikan sampai
3 jenis obat diabet. Akan tetapi, tentunya dalam mengkombinasikan
obat, ada banyak pertimbangan yang dilakukan oleh dokter, selain
dari klinis penderita, juga perlu dipertimbangkan cara kerja obat.
Misalnya pasien dengan gula darah puasa yang tinggi dan gemuk
mungkin cocok diberikan metformin, pasien dengan gula darah 2
jam setelah makan yang tinggi dan kurus mungkin cocok dengan
glimepirid (suatu sulfonilurea), pasien degan profil campuran diatas
mungkin perlu gabungan / kombinasi keduanya dan lain
sebagainya. Demikian pula aturan mengkombinasikan obat yang
paling dasar adalah jangan mengkombinasikan obat dengan cara
kerja yang sama. Misalnya metformin bekerja dengan menurunkan
produksi gula hati dan memaksimalkan kerja insulin di jaringan
sedangkan sulfonilurea seperti glimepirid bekerja dengan
merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin lebih
banyak, acarbose bekerja dengan menghambat penyerapan gula di
saluran cerna dan lain sebagainya. Jadi, jika gula darah seseorang
tidak dapat terkontrol dengan pemberian 1 jenis obat diabet maka
dapat ditambahkan obat ke 2 atau ketiga. Pilihan lain, dapat mulai
diberikan insulin. Akan tetapi jika dengan 1 obat saja sudah
terkontrol, maka tidak perlu diberikan sampai 2 atau 3 jenis obat
5. Mekanisme kerja hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan
suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi
di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik),
angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi
(diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis
miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus
dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika
pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau
keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan
tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi,
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang
mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.

Anda mungkin juga menyukai