Gugatan Cerai Dwi Jayani
Gugatan Cerai Dwi Jayani
Gugatan Cerai Dwi Jayani
1
Adapun Gugatan Cerai ini, Penggugat ajukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah yang telah dilangsungkan
perkawinan antara penggugat dan tergugat berdasarkan agama Kristen dan telah
dicatatkan berdasarkan kutipan akta perkawinan No. 1208-KW-29072021-0003
tertanggal 29 Juli 2021 yang di keluarkan oleh dinas kependudukan dan pencatatan
sipil;
2. Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama di rumah kediaman
bersama yang beralamat di Kecamatan Bandar selama kurang lebih 3 tahun 9 bulan,
sampai Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang dan tempat tinggal;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut yang sudah dijalani penggugat dan tergugat sudah
melakukan hubungan layaknya sebagai pasangan suami istri dan telah dikaruniai
seorang anak.
4. Bahwa semula rumah tangga Penggugat dengan Tergugat berjalan baik, rukun dan
harmonis. Namun sekitar bulan Januari 2024 rumah tangga Penggugat dan Tergugat
mulai goyah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan karena ;
5. Bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat semakin lama
semakin memuncak disebabkan Tergugat Tidak menepati janji untuk berpindah agama
mengikut agama penggugat yaitu agama islam sehingga pada bulan Maret 2024,
Penggugat pergi meninggalkan rumah kediaman bersama, kemudian Penggugat
kembali ke rumah Orang Tua Penggugat di Pematang Bandar, sejak itu pula antara
Penggugat dan Tergugat telah pisah ranjang dan tempat tinggal;
6. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berupaya sekuat tenaga untuk menyelesaikan
setiap perselisihan dan pertengkaran yang terjadi antara lain dengan melakukan
konsultasi perkawinan dengan orang tua dan keluarga terdekat, namun upaya tersebut
tidak berhasil, karena perselisihan diantara Penggugat dan Tergugat masih terus
terjadi;
2
8. Bahwa dengan tidak dapat dipertahankannya lagi kehidupan rumah tangga antara
Penggugat dan Tergugat, maka tidak ada pilihan lain bagi Penggugat selain
memutuskan untuk mengakhiri ikatan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat
dengan cara mengajukan gugatan cerai a quo;
9. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 1 Undang-undang No. 1 tahun 1974, tentang Pokok-
pokok Perkawinan, dinyatakan sebagai berikut bahwa;
“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Apabila ketentuan Pasal 1 Undang-undang No. 1 tahun 1974 tersebut di atas dikaitkan
dengan keadaan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat, maka jelaslah bahwa
tujuan dari Perkawinan tersebut sudah tidak ada lagi di dalam rumah tangga antara
Penggugat dan Tergugat, di mana perkawinan Penggugat dan Tergugat terlihat telah
mengandung cacat dalam pelaksanaannya, sehingga dengan demikian untuk apalah
perkawinan tersebut dipertahankan lagi;
10. Bahwa selain dari pada itu, Gugatan Cerai Penggugat yang didasarkan pada adanya
perselisihan dan pertengkaran yang terjadi terus menerus antara Penggugat dan
Tergugat juga telah memenuhi ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No. 9
Tahun 1975, yang pada pokoknya menyebutkan bahwa :
“Perceraian dapat terjadi karena antara suami dan isteri terus-menerus terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi
dalam rumah tangga”
11. Bahwa sebagaimana telah Penggugat uraikan di atas, maka telah cukup alasan
bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi perselisihan yang terus menerus
dan tidak ada harapan lagi untuk hidup bersama sebagai suami isteri ;
12. Bahwa selanjutnya patut apabila Penggugat dihukum untuk membayar seluruh biaya
yang timbul dalam perkara ini ;
3
2. Menetapkan perkawinan antara penggugat dan tergugat yang dilaksanakan pada
tanggal 29 Juli 2021 sebagaiman telah dinyatakan sah berdasarkan kutipan akta
perkawinan 1208-KW-29072021-0003 yang di keluarkan dinas kependudukan dan
pencatatan sipil 1212045903850002 Putus karena perceraian dengan segala akibat
hukumnya;
3. Memerintahkan panitera pengadilan negeri simalungun atau pejabat yang ditunjuk
untuk mengirimkan salinan putusan perkara ini yang telah berkekuatan hukum tetap
kepada kantor dinas kependudukan dan pencatatan sipil
Atau
Apabila Bapak Ketua Pengadilan Agama Simalungun berpendapat lain, mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat Penggugat,
Kuasanya,