Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Cerpen Kelas 5a

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Nama : Pramudita

Kelas : 5A

Sekolah : SDN Sukomanunggal I/105

Semut dan Belalang


Pada siang hari diakhir musim gugur satu keluarga semut telah bekerja
keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan. Kini mereka
mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama
musim panas. Saat itu datang seekor belalang yang kelaparan dengan sebuah biola
ditangannya. Ia memohon dengan sangat agar keluarga semut memberikan sedikit
makanan untuk dirinya.

“Apakah kamu mengumpulkan dan menyiapkan makan untuk musim


dingin yang akan datang ini?” tanya belalang . ” Semutpun bertanya pula pada
belalang “Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”.
Belalang menjawab “Saya tidak punya waktu untuk megumpulkan makanan, saya
sangat sibuk membuat lagu dan sebelum saya sadari musim panas pun telah
berlalu”. Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya. karena belalang merasa
kesal membuat lagu tersebut selama musim panas ,belalangpun akhirnya
bernyanyi sambil menari-nari , kemudian semut-semut membalikkan badannya
dan melanjutkan lagi pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang belalang lagi.
Nama : Septia Zolanda

Kelas : 5A

Sekolah : SDN Sukomanunggal I/105

Gagak Ingin Jadi Angsa


Si gagak ingin sekali menjadi seekor angsa berbulu putih dan tinggal
disekitar danau. Maka mulai saat itu ia mau meniru semua tingkah laku angsa. Ia
ikut mandi di danau kemudian ikut terbang melingkari danau, ia juga makan
makanan yang bisa dimakan angsa. “ aku yakin kalau semua yang aku lakukan
dengan sungguh-sungguh akupun bisa menjadi angsa”… pikir si gagak dengan
yakin.

Namun setelah berhari-hari si gagak mencoba makan yang bisa dimakan


angsa ia malah menjadi sakit perut karna tidak cocok makan makanan angsa.
Begitu pula saat ia berendam didalam air berlama-lama ia sering sakit kedinginan,
akhirnya si gagak pun sadar kalau dirinya tidak mungkin menjadi yang lain.
Nama : Lasya Aura Fauzia

Kelas : 5A/02

Sekolah : SDN Sukomanunggal I/105

Berpetualang dan Menjaga Alam


Pagi yang cerah menyapu saat terbangun dari tidurku. Teringat saat
aku ingin traveling dan menjelajah kota tempat kelahiranku ini,
“gaaaaaasss Bagaaassss!!!” ayahku memanggil dari luar kamar, entah apa
yang ia ingin katakana kepadaku. Segera aku mencuci muka dan keluar
menuju ruang tamu. “gas sampean siap-siap kawan-kawanmu sudah
menunggu diluar itu loh” kata ayahku, “ injih yah” jawabku. Aku segera
bersiap karena kawan-kawanku sudah menunggu di depan rumah.

Kawan-kawanku mengecek kendaraan supaya dijalan tidak ada


halangan , “ sudah lama menunggu mem?” tanyaku pada membo kawan
satu desaku “yoo ndak to…orang kami baru sampai” jawab membo,
“benar gas, sampean udah siap traveling? Hari ini?” Tanya roman ina, “yo
jelas to man mann, ina si lucky kemana ini kok nbelum datang?” tanyaku,
semua pada diam karena satu teman kami belum juga datang. Bbm masuk
di ponselku ternyata lucky minta dijemput roman setuju karena rumah
lucky satu arah dengan tujuan kami.

Kami berangkat kerumah lucky, sampai disana lucky sudah


menunggu kami pun langsung berangkat menuju kedaerah Pundong
Bantul disana ada tempat wisata yang disebut gua jepang, segera kami
berangkat menuju tempat wisata tersebut.
Nama : Ahmad Nafis Mumtaz

Kelas : 5A/02

Sekolah :SDN Sukomanunggal I/105

Kiko Si Ikan Badut (Selalu Tersenyum)


Di negeri ikan yang mewah, hiduplah seorang anak ikan yang bernama
kiko. Ia adalah seorang anak dari pak badut dan bu badut.

Suatu hari, ia pergi ke pasar bersama ibunya. Tiba dipasar ia bertemu robin
dan kawan-kawan. Robin adalah anak dari pedagang pasar yang kaya, ia adalah
anak yang jahil, nakal dan suka meledek temannya.

“hey kiko! Sedang apa kau disini? Seharusnya kau kan bermain sirkus.”
Ejek robin. Kawan-kawannya tertawa terbahal-bahak, mendengar ejekan robin.
“mengapa ia main sirkus?” Tanya askar si kura-kura. “karena…. Ia badut.
Hahaha….” Tawa si robin, mendengar ejekan robin, kiko kesal dan sangat marah.
Lalu ia meninggalkan robin dan kawan-kawannya yang sedang tertawa. Melihat
anaknya murung bu badut pun bertanya. “kiko, mengapa kau murung seperti itu?”
Tanya ibunya. “bu, apa aku salah karena aku ikan badut?” Tanya kiko pada
ibunya. Ibunya tersenyum, ia langsung mengerti apa yang telah terjadi pada
anaknya itu. “ kau tidak salah, kiko. Ini memang sudah takdir kita sebagai ikan
badut dan tugas kau sebagai ikan badut, adalah selalu buat orang-orang tersenyum
padamu.” Jawab ibunya. Kiko tersenyum, mereka pun pulang kerumah. Kiko
mulai mengerti tentang perkataan ibunya tadi.

Anda mungkin juga menyukai