Anatomi Fisiologi Sensori Persepsi
Anatomi Fisiologi Sensori Persepsi
Anatomi Fisiologi Sensori Persepsi
Oleh :
Kelompok 5
A-16 / C
Puji Syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Anatomi Fisiologi Sensori
Persepsi” makalah ini dapat diselesaikan sesuai rencana dan tepat pada waktunya. Laporan ini
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Dewasa.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami beberapa kendala atau kesulitan,
namun berkat kerja keras dan adanya bantuan dari berbagai pihak kesulitan tersebut dapat
diatasi, oleh karena itu,sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi sempurnanya makalah pada masa yang akan datang. Kami menyadari betul
bahwa baik isi maupun penyajian laporan ini masih jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan
pengetahuan pengalaman kami, untuk itu kami meminta kritik dan saran sebagai penyempurnaan
laporan ini, sehingga dikemudian hari laporan ini dapat bermanfaat bagi semua para pembaca.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam penyusunan pembuatan makalah ini.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Tujuan Kegiatan...........................................................................................................V
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................................30
3.2 Saran..........................................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I
1.2 Rumusan Masalah
1. Definisi Sistem Sensori Persepsi?
2. Apa Anatomi Dan Fisiologi Pada Sistem Sensori Persepsi?
1.3 Tujuan
V
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem sensorik adalah interpretasi otak terhadap impuls yang dikirimkan dari saraf
sensorik. Normalnya setiap reseptor akan dihubungkan oleh serabut saraf ke sistem saraf pusat,
misalnya sebuah reseptor suhu menerima pulsa dingin maka reseptor tersebut akan mengubah
energi suhu tersebut menjadi impuls saraf yang akan diteruskan ke pusat sensorik. Yang
menentukan jenis perasaan bukanlah jenis stimulusnya melainkan pusat perasaan yang
menerima impuls tersebut. (Farizha, 2019) Pada dasarnya, semua impuls saraf berjalan dengan
cara yang sama dari reseptor sensorik ke sistem saraf pusat, tetapi sensasi yang berbeda
dihasilkan tergantung pada tempat nya.
Individu tidak dapat merespon seluruh rangsangan yang masuk ke sistem saraf. Otak
mencegah serangan sensorik dengan menolak atau menyimpan informasi sensorik. Individu
sering kali merespons rangsangan yang paling berarti pada saat itu. Begitu persepsi terhadap
stimulus yang sama berlanjut, individu akan berhenti merespons dan pengalaman sensorik
tidak akan diperhatikan. Misalnya, seseorang yang fokus membaca buku tidak akan
memperhatikan musik di sekitarnya. Fenomena adaptasi ini terjadi pada sebagian besar
rangsangan sensorik, kecuali rangsangan nyeri. Keseimbangan antara rangsangan sensorik
yang masuk ke otak dengan rangsangan yang benar-benar sampai ke kesadaran dapat menjaga
kesehatan individu. Perubahan sensorik terjadi jika individu mencoba merespons setiap
rangsangan di lingkungannya atau jika variasi dan kualitas rangsangan tidak mencukupi
(Elsevier, 2017).
Indra merupakan reseptor yang dapat menerima rangsangan atau impuls dari luar
tubuh atau bisa disebut juga eksteroseptor. Ada lima macam indera yang ada pada
manusia yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra pengecap, indra peraba dan
perasa, dan indra pencium. Berikut adalah penjelasan mengenai anatomi dan fisiologi
jalannya impuls dari kelima indra ke sistem saraf pusat.
6
2.1.1 Indra Pengelihatan (Mata)
Mata adalah organ indra pada manusia yang rumit, tersusun dari bercak
sensitif cahaya primitif sehingga mata sangat sensitif terhadap rangsangan cahaya
karena ada photoreceptor di dalamnya. Di dalam lapisan pelindungnya, mata
mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa pemfokusan cahaya oleh reseptor, dan
terhubung atas suatu sistem saraf. Jika dilihat secara struktural bola mata layaknya
kamera, tetapi mekanismenya tidak secanggih mata (ciptaan-Nya) yang sistem
persarafannya amat rumit dan tidak ada bandingannya. Susunan saraf pusat terhubung
melalui suatu berkas serat saraf yang disebut saraf optik ( nervosa optikus ). Implus
saraf dari stimulus photoceptor dibawa ke otak pada lobus oksipital di serebrum
dimana sensi penglihatan diubah menjadi presepsi. Reseptor penglihatan dapat
merespon satu juta stimulus yang berbeda setiap detik.
1. Anatomi Indera Pengelihatan (Mata)
Menurut ilmu anatomi mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu: bagian
luar dan bagian dalam.
1) Bagian Luar (Organ Okuli Asesosria)
Organ okuli assesoria (alat bantu mata), terdapat di sekitar bola mata yang
sangat erat hubungannya dengan mata, terdiri dari :
(1) Bulu mata (Siliae)
Bulu mata atau lebih tepatnya rambut mata, adalah bagian dari kelopak
mata yang berupa helaian rambut-rambut. Rambut-rambut ini berfungsi
untuk melindungi supaya debu, keringat atau air yang menetes
dari dahi tidak masuk ke mata. Rambut mata merupakan rambut yang
sangat lembut.
(2) Rongga mata (Cavum orbita)
Orbita berbentuk suatu rongga yang secara skematis digambarkan
sebagai piramida yang berkonvergensi ke arah belakang. Puncaknya
adalah foramen optikum, dan dasarnya menghadap ke depan luar dan
terbuka disebut aditus orbitae. Sedangkan dinding-dindingnya meliputi
7
dinding medial, dinding lateral, dinding atas (atap orbita), dan dinding
bawah (dasar orbita).
Rongga mata yang bentuknya seperti kerucut terdiri dari os frontalis,
os zigomatikum, os spenoidal, os etmoidalis, os maxilaris, os lakrimal. Di
dalam orbita, selain bola mata, juga terdapat otot-otot ekstraokuler,
syaraf, pembuluh darah, jaringan ikat, dan jaringan lemak, yang
kesemuanya ini berguna untuk menyokong fungsi mata. Orbita
merupakan pelindung bola mata terhadap pengaruh dari dalam dan
belakang, sedangkan dari depan bola mata dilindungi oleh palpebral.
(3) Alis mata (Supersilium)
Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata yang peka dari tetesan
keringat yang jatuh dari bagian dahi air hujan, atau sinar matahari
yang berlebihan. Bentuk alis mata dan arah tumbuh rambut pada alis
dimaksudkan agar keringat atau air bisa mengalir ke kening dan jatuh ke
pipi, atau ke arah pipi melewati puncak hidung. Alis mata juga berfungsi
sebagai penahan berbagai macam kotoran yang bisa memasuki mata,
seperti pasir, debu, dan ketombe. Selain itu rambut pada alis mata juga
menambah kepekaan pada kulit untuk merasakan objek asing yang berada
di dekat mata, misalnya serangga yang hendak masuk ke mata
(4) Kelopak mata (Palpebra)
Kelopak mata adalah lipatan kulit yang lunak yang menutupi dan
melindungi mata. Terdiri dari kelopak mata atas & bawah berfungsi
pelindung mata apabila ada gangguan pada mata (menutup & membuka
mata). Kelopak mata atas terdiri dari muskulus levator palpebra superior.
Bagian kelopak yang berlipat (tarsus) → pada kedua tarsus terdapat
kelenjar tarsalia, sebasea & keringat.
(5) Kelenjar air mata (Aparatus lakrimalis)
Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah atas dan lateral dari bola mata.
Kelenjar lakrimalis mengsekresi cairan lakrimalis. Air mata berguna
untuk membasahi dan melembabkan kornea, kelebihan sekresi akan
8
dialirkan ke kantung lakrimalis yang terletak pada sisi hidung dekat mata
dan melalui duktus nasolakrimalis untuk kehidung. (Proses) melalui
duktus ekskretorius lakrimaris → sakus konjungtiva → melalui bagian
depan bola mata → sudut tengah bola mata → kanalis lakrimalis →
duktus nasolakrimaris → meatus nasalis inferior.
(6) Otot mata (Musculus okuli)
Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata terdiri dari :
1. Muskulus levator palpebralis superior inferior, fungsinya mengangkat
kelopak mata.
2. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk
menutup mata.
3. Muskulus rektus okuli inferior, fungsinya untuk menutup mata.
4. Muskulus rektus okuli medial, fungsinya menggerakan bola mata.
5. Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakan bola mata
ke dalam dan ke bawah.
6. Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas,
ke bawah dan ke luar.
(7) Selaput bening mata (Konjungtiva)
Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata (
konjungtiva palpebra), kecuali darah pupil. Berfungsi mencegah mata dari
kekeringan. Ada 2 bagian yaitu Konjungtiva palpebral dan Konjungtiva
bulbar. Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu dengan
konjungtiva bulbar membentuk kantung yang disebut sakus konjungtiva
9
2) Bagian Dalam
(1) Kornea
Kornea, merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita
dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal dari
sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika anterior
(bowmen), 3 subtansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan 5
endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan, antara
kornea ke sklera.
(2) Iris
Iris, merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa okuli, berwarna
karena mengandung pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan
penampang 12 mm, tebal 12 mm, di tengah terletak bagian berlubang
yang disebut pupil. Pupil berguna untuk mengatur cahaya yang masuk ke
mata, sedangkan ujung tepinya melanjut sampai korpus siliaris.
1
(3) Pupil
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan
kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata
akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika
kondisi ruangan terang.
(4) Sklera
Sklera, merupakan lapisan fibrosa yang elastis yang merupakan bagian
dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih mata. Bagian depan
sklera tertutup oleh kantong konjungtiva. Skelera berfungsi melindungi
bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot
mata.
(5) Lensa mata
Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung )
bening, terletak dibelakang iris, terbagi kedalam ruang anterior dan
posterior. Lensa tersusun dari sel – sel epitel yang dibungkus oleh
membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi lensa
cembung bila refraksi lebih besar.
(6) Retina
Retina adalah selapis tipis sel yang terletak pada bagian belakang bola
mata. Retina merupakan bagian mata yang mengubah cahaya menjadi
sinyal syaraf. Retina memiliki sel fotoreseptor yang menerima cahaya.
Retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya menjadi impuls
saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik(II).
(7) Koroid
Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan
siliaris serta iris di bagian depan. Koroid berada di lima perenam bagian
posterior bola mata. Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna
coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus.
Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan. Salah
1
satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta
menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.
(8) Aqueous humor
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong depan
bola mata
(9) Vitreus humor
Vitreous humor(humor bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong
dalam menjaga bentuk bola mata.
(10) Bintik kuning
Fungsi bintik kuning yang terdapat di retina pada mata adalah untuk
menerima cahaya dan meneruskan ke otak.
(11) Saraf optik
Saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah rangsang
cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan dibawa oleh saraf
nantinya diproses di otak. Dan Dengan demikian kita bisa melihat suatu
benda.
1
2. Fisiologi Indera Pengelihatan (Mata)
Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,
1) Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke depan se-makin tembus
pandang kornea
2) Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke depan akan membentuk otot
ciliari & iris (berfungsi untuk menga-tur cahaya bila cahaya terlalu besar
maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris
saling menjauhi, pupil membesar
3) Lapisan terdalam retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena
retinalis sehingga bola mata teraliri drh
4) Selain ke 3 lapisan terdahulu, terdapat pula lensa kris-talina, aquous humor,
vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)
5) Media penglihatan kornea, aquous humor, lensa kris-talina, vitrous humor
(aquous vitrous)
6) Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lu-tea = fovea sentralis =
fovea medialis) tempat peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di
tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina)
sebagai organ yg peka terhadap cahaya
7) Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk
peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut
8) Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang), sedangkan sel
kerucut untuk siang hari & warna
9) Pd retina terkenal teori duplisitas skotop mekanis me pengaturan
penglihatan senja & malam hari serta photop mekanisme yg mengatur
penglihatan siang hari & warna
10) Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar
merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II
11) Selain syaraf optik (II), ada syaraf kranial lain yang membantu dlm
pengoperasian & gerakan bola mata, yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis
1
(IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) selain mempersyarafi daerah mata
sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah
1
dengan panjang sekitar 2,5 cm, akan menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar 3500
Hz (Pearce, 2016).
1
Telinga luar berfungsi sebagai penyalur suara dan sebagai proteksi telinga tengah.
Fungsi telinga luar sebagai penyalur suara tergantung dari intensitas, frekuensi, arah, dan
ada atau tidaknya hambatan dalam penyalurannya ke gendang telinga. Sedangkan
fungsinya sebagai proteksi telinga tengah yaitu menahan atau mencegah benda asing yang
masuk ke dalam telinga dengan memproduksi serumen, menstabilkan lingkungan dari input
yang masuk ke telinga tengah, dan menjaga telinga tengah dari efek angin dan trauma fisik
(Emanuel dan Letowski, 2009).
1) Anaomi Telinga Tengah
Telinga tengah terdiri atas membran timpani, osikula (tulang-tulang pendengaran)
dan eustachius.
Membran Timpani
Membran timpani atau sering di sebut sebagai gendang telinga dengan bentuk
menyerupai gendang, terletak tepat setelah saluran auditori dan merupakan
penerima rangsang fibrasi pertama. Membran timpani berfungsi untuk meneruskan
suara meuju tulang-tulang pendengaran (osikula).
Osikula
Merupakan tulang-tulang telinga yang terdiri atas tiga tulang kecil, tersusun
pada rongga telinga tengah seperti rantai dan bersambung, dari membran timpani
menuju rongga telinga dalam tulang-tulang tersebut adalah Malleus (martil), Incus
(landasan), Stapes (sanggurdi)
Saluran Eustacius
Merupakan saluran di dalam rongga telinga tengah yang menjorok
menghubungkan telinga dengan faring saluran eustacius akan tertutup jika dalam
keadaan biasa dan akan membuka ketika kita menelan, sehingga tekanan udara di
dalam telinga tengah dengan udara luar akan seimbang. Dengan begitu, cedera atau
ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara dapat dihindari.
1
Gambar 5. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah berfungsi untuk menyalurkan suara dari udara dan
memperkuat energi suara yang masuk sebelum menuju ke telinga dalam yang
berisi cairan. Fungsi telinga tengah dalam memperkuat energi suara dibantu
oleh tulang-tulang kecil seperti maleus, incus, dan stapes sehingga energi
suara tadi dapat menggetarkan cairan di koklea untuk proses mendengar
(Sherwood, 2011).
2) Anatomi Telinga Dalam
Telinga bagian dalam terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis,
terdapat reseptor pendengaran, dan alat pendengaran ini disebut labirin.
(1) Labiritus osseous, serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan yang
dinamakan perilimfe. Labiritus osseous terdiri dari vestibulum, koklea,
dan kanalis semisirkularis.
(2) Labirintus membranous, terdiri dari:
1. Utrikulus, bentuknya seperti kantong lonjong dan agak gepeng
terpaut pada tempatnyaoleh jaringan ikat. Pada dinding belakang
utrikulus terdapat muara dari duktus semisirkularis dan pada
1
dinding depannya ada tabung halus disebut utrikulosa sirkularis,
saluran yang menghubungkan antara utrikulus dan sakulus.
2. Sakulus, bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak
pada bagian depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat
oleh jaringan ikat.
3. Duktus semisirkularis. Ada tiga tabung selaput semisirkularis yang
berjalan pada kanalis semesirkularis (superior, posterior, dan
lateralis). Bagian duktus yang melebar disebut dengan ampula
selaput. Setiap ampula mengandung celah sulkus ampularis
merupakan tempat masuknya cabang ampula nervus akustikus.
4. Duktus koklearis merupakan saluran yang bentuknya agak segitiga
seolah-olah membuat batas pada koklea timpani. Duktus koklearis
mulai dari kantong buntu (seikum vestibular)ndan berakhir tepat
diseberang kanalis lamina spiralis pada kantong buntu (seikum
ampulare)
1
membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini
akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane
Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif
antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut,
sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke
korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis
1
Gambar 7. Struktur Lidah
2
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai
reseptor, sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian
lidah:
1) Bagian depan lidah (Apeks lingua), fungsinya untuk mengecap rasa manis.
2) Bagian pinggir lidah (Dorsum lingua), fungsinya untuk mengecap rasa asin
dan asam.
3) Bagian belakang/pangkal (Radik lingua), fungsinya untuk mengecap rasa
pahit. Lidah memiliki kelenjar ludah, yang menghasilkan air ludah dan enzim
amilase (ptialin). Enzim ini berfungsi mengubah zat tepung (amilum) menjadi zat
gula. Susunan saliva (kelenjar ludah) terdiri dari air, glikoprotein, enzim
pencernaan (ptialin), garam alkali, dan lain-lain. Fungsi saliva yaitu ada secara
mekanis, kimiawi (enzim ptialin- hidrat arang → maltose, enzim maltose →
glukosa), membasahi lidah, melarutkan makanan, mencegah karies gigi
(mengubah suasana asam). Letak kelenjar ludah yaitu: kelenjar ludah atas
terdapat
di belakang telinga, dan kelenjar ludah bawah terdapat di bagian bawah lidah.
2. Fisiologi Indera Pengecap ( Lidah)
Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat
membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal
sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah
juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan
dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari
bahasa Yunani.
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa
ini diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi
rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau
minuman.
2
2.1.4 Indera Peraba (Kulit)
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 %
berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9
meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari
letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium
minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada
telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit
berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan
lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang berasal dari
mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan suatu lapisan jaringan ikat.
1. Anatomi Indera Peraba (Kulit)
Secara patologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama dari luar ke dalam yaitu
epidermis, dermis dan subkutaneus.
2
Stratum Corneum merupakan lapisan epidermis paling atas, dan menutupi
semua lapisan epiderma lebih ke dalam.Lapisan tanduk terdiri atas
beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan
tanduk sebagian besar terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak
larut dalam air dan sangat resisten terhadap bahan-bahan kimia, dikenal
dengan lapisan horny. Lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih yang
mudah terlepas dan digantikan sel baru setiap 4 minggu, karena usia setiap
sel biasanya 28 hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit kasar.
Proses pembaruan lapisan tanduk, terus berlangsung sepanjang hidup,
menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacityatau kemampuan
memperbaiki diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan
lebih lambat.Ketika usia mencapaisekitar 60-tahunan, proses keratinisasi
membutuhkan waktu sekitar 45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang
sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul bercakputih karena
melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin tidak lagi merata
serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas
kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk
mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis kulit lebih dalam
sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit.Lapisan tanduk
memiliki daya serap air yang cukup besar.
(2) Stratum Lucidum (Lapisan bening)
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah stratum korneum, merupakan
lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang telah berubah
menjadi protein eleidin. Lapisan ini terdapat jelas ditelapak tangan dan
kaki. Ketebalannya berkisar 1%-10% dari total lapisan kulit. Lapisan ini
sangat kering mengandung ≤ 15% air dan terdiri dari beberapa lusin selsel
mati berbentuk gepeng yang tersusun tumpang tindih yang disebut
korneosit, mengandung sekitar 65% keratin yaitu suatu protein yang
dihasilkan selama proses deferensiasi. Stratum korneum ini mempunyai
2
peran penting dalam mengontrol absorbsi perkutan molekul-molekul obat.
Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan
sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti sel diantaranya. Butir-butir kasar
ini terdiri atas keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
(3) Stratum Granulosum (Lapisan berbutir)
Stratum granulosum tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan
yang mengandung butir-butir dalam protoplasmanya, berbutir kasa dan
berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak tangan dan
kaki.
(4) Stratum Spinosum (Lapisan bertaju)
Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapisan sel berbentuk poligonal
dengan ukuran bermacam-macam akibat proses mitosis. Protoplasmanya
jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti sel terletak ditengah.
Sel-sel ini makin dekat dikulit makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel
taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan
jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di
bagian lapis taju yang lebih dalam, banyak yang berada dalam salah satu
tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan taju mempunyai susunan kimiawi
yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju mengandung
kolesterol, asam amino dan glutation.
(5) Stratum Basalis (Lapisan benih)
Stratum basalis merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu
baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus terhadap
permukaan dermis.Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu dengan
lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang
membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar
terhadap pengaturan metabolisme demo-epidermal dan fungsi-fungsi vital
kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis bertambah banyak melalui
mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas, akhirnya
2
menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening
(clear cells, melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
2) Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
Lapisan ini disebut juga korium, terletak pada lapisan kulit antara epidermis
dan jaringan lemak subkutan. Tebal lapisan sekitar 1-4 mm, tergantung bagian
tubuh. Fungsi dermis ini terutama melindungi tubuh dari luka, menjadikan
epidermis lebih fleksibel, penghalang terhadap infeksi dan sebagai organ
penyimpan air. Dalam dermis terdapat kapiler darah, ujung-ujung saraf,
pembuluh limfa, kelenjer keringat, folikel rambut dan kelenjar sebasea.
Lapisan ini jauh lebih tebal dari pada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastis
dan fibrosa padat dengan elemen seluler, kelenjar, dan rambut sebagai adneksa
kulit. Lapisan ini terdiri atas:
(1) Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
(2) Pars Retikularis, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
subkutis, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin.
Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin
sulfat dan sel-sel fibroblast. Kolagen muda bersifat lentur namun dengan
bertambahnya umur menjadi stabil dan keras.
Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar
keringat dan kelenjar palit :
(1) Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan duet
yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit,
membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat di permukaan telapak tangan,
telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu
badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani, emosi dan
obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
2
1. Kelenjar keringat ekrin
Kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang
mengandung 95 – 97 % air dan mengandung beberapa mineral, seperti
garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan dari
metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit,
mulai dari telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala.
Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter
keringat dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar
keringat ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2. Kelenjar keringat apokrin
Yang hanya terdapat di daerah ketiak, putting susu, pusar, daerah
kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan cairan
yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada
setiap orang Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga
dapat menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar
sebasea pada saluran folikel ambut. Kelenjar keringat apokrin
jumlahnya tidak terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang
disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia
akil baligh dan aktivitasnya dipengaruhi oleh hormon.
(2) Kelenjar Palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara ke
dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak yang
meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit membentuk
sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan telapak kaki,
kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit
atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut. Pada
kulit kepala, kelenjar palit menghasilkan minyak untuk melumasi rambut
2
dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa kelenjar
palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut mengecil.
Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi minyak dari
kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit akan lebih
berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
3) Subkutan
Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan
inti terdesak ke pinggir karena sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini
membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh trabekula
yang fibrosa. Lapisan ini berfungsi sebagai cadangan makan.
Lapisan lemak ini disebut penikulus adiposus yang tebalnya tidak sama pada
tiap–tiap tempat dan juga pembagian antara laki-laki dan perempuan tidak
sama (berlainan). Guna penikulus adiposus adalah sebagian shock beaker atau
pegas bila tekanan trauma mekanis yang menimpa pada kulit, isolator panas
atau untuk mempertahankan suhu, penimbunan kalori, dan tambahan untuk
kecantikan tubuh. Di bawah subkutis terdapat selaput otot kemudian baru
terdapat
2. Fisiologi Indera Peraba (Kulit)
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari
elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi
mikroorganisme patogen.
2
kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir
bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
2
Disekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus nasalis
yang terdiri dari:
1) Sinus maksilaris (rongga tulang hidung)
2) Sinus sfenoidalis (rongga tulang baji)
3) Sinus frontalis (rongga nasalis inferior)
Sinus ini diliputi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga
hidung, lendir-lendir dari sinus para nasalis akan keluar. Jika tidak dapat
mengalir ke luar akan menjadi sinusitis.
2. Fisiologi Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap
rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul
bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim
sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung
kita.
2
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Mata memiliki reseptor khusus untuk mendeteksi perubahan cahaya dan warna.
Sebenarnya yang kita sebut dengan mata bukan hanya berarti bola mata saja, tetapi juga
mencakup otot-otot yang menggerakkan bola mata, kotak mata, kelopak mata, dan bulu
mata. Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan kamera, hanya saja panjang
fokus lensanya diubah. Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mendeteksi getaran
suara dan menjaga keseimbangan tubuh. Telinga manusia mempunyai tiga bagian
utama: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Kulit merupakan organ sentuhan
yang memiliki reseptor khusus terhadap sentuhan, panas, dingin, nyeri, dan tekanan.
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam yang disebut
dermis. Lidah mempunyai reseptor khusus yang berhubungan dengan rangsangan
kimia. Permukaan lidah ditutupi oleh lapisan epitel yang banyak mengandung kelenjar
lendir dan reseptor pengecap berupa kuncup pengecap. Lidah berfungsi sebagai
pengecap dan mendukung tindakan berbicara. Dan Indera penciuman muncul dalam
bentuk reseptor kimia yang terdapat pada permukaan bagian dalam hidung, terutama
pada lapisan mukosa atas.
2. SARAN
Kami harap bagi pembaca yang membaca makalah ini agar dapat dijadikan ilmu
tambahan serta mencari literature lainnya yang berkaitan dengan materi ini.
Mempelajari Anatomi Fisiologi, tidak bisa dilakukan hanya sekali saja tetapi harus
dengan tahapan yang teratur agar dapat bisa mengerti lebih luas mengenai konsep
materi ini
3
DAFTAR PUSTAKA
Malang.
3
Catatan.
3
3
1