Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1. FITOKIMIA PENAPISAN FITOKIMIA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

II.

PENAPISAN FITOKIMIA
I. Tujuan
 Mampu menjelaskan tujuan penapisan fitokimia
 Mampu menjelaskan tahap-tahap proses penapisan fitokimia untuk suatu golongan
senyawa
 Mampu menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses penapisan fitokimia suatu
golongan senyawa

II. Pendahuluan
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat adalah penapisan senyawa kimia
yang terkandung dalam tanaman. Penapisan fitokimia atau skrining fitokimia dilakukan
untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat dalam suatu sampel (simplisia, ekstrak,
fraksi, subfraksi dan isolat), meliputi pemeriksaan golongan alkaloid, flavanoid, saponin,
tanin, kuinon, steroid/triterpenoid, kumarin dan senyawa lainnya. Sebagai informasi awal
dalam mengetahui senyawa kimia apa yang mempunyai aktivitas biologis dari suatu
tanaman Hasil penapisan fitokimia dapat dijadikan panduan untuk proses isolasi
selanjutnya.

III. Percobaan
Penapisan meliputi pemeriksaan alkaloid, flavanoid, saponin, tanin, kuinon,
steroid/triterpenoid, kumarin dan senyawa lainnya

III.1 Pemeriksaan alkaloid


a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Mortar dan stamper - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Amonia 25%
- Corong Pisah - Kloroform
- Gelas ukur - Pereaksi Dragendorff, Bouchardat
- Pipet tetes - Pereaksi Asam silikowolframat

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


- Kaca Arloji - Pereaksi Mayer, Asam fosfomolibdat

b. Prosedur (CARA I) (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)


Amonia 25% ditambahkan ke dalam 2 gr sampel, digerus dalam mortar. Setelah ditambah
kloroform digerus lagi kuat-kuat dan disaring. Filtrat berupa larutan organik digunakan
untuk percobaan selanjutnya. Sebagian larutan ini diteteskan pada kertas saring dan ditetesi
pereaksi Dragendorff. Terbentuknya warna merah atau jingga pada kertas saring
menunjukkan adanya alkaloid. Sisa larutan organik diekstraksi dua kali dengan larutan asam
klorida 10% v/v. Ke dalam masing-masing 5 mL larutan dalam tabung reaksi ditambahkan
beberapa tetes pereaksi Dragendorff dan pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan merah
bata dengan pereaksi Dragendorff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer
menunjukkan adanya alkaloid.

C. Prosedur (CARA 2)
Pustaka MMI Jilid II hal 164
1) Timbang 500 mg serbuk simplisia
2) Tambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air, panaskan diatas penangas air selama 2
menit, dinginkan dan saring
3) Pindahkan masing 3 tetes filtrat pada kaca arloji (gunakan2 kaca arloji)
4) Tambahkan 2 tetes pereaksi Bouchardat LP. Bila terjadi endapan berwarna coklat
sampai hitam maka serbuk simplisia mengandung alkaloid
5) Jika dengan pereaksi Mayer terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau
kuning yang larut larut dalam metanol maka ada kemungkinan terdapat alkaloid
6) Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka simplisia tidak mengandung
alkaloid
7) Sisa filtrat dikocok dengan 3 mL amonia pekat P dan 10 mL campuran eter - kloroform
(3:1)
8) Ambil fase organik, tambahkan natrium sulfat anhidrat P, saring
9) Uapkan filtrat di atas tangas air, larutkan sisa dalam sedikit asam klorida 2 N

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


10) Tambahkan pereaksi alkaloid (Mayer, Dragendorff, Bouchardat, asam silikowolframat,
asam fosfomolibdat)
11) Jika terbentuk endapan sekurang-kurangnya dengan 2 pereaksi tersebut, hal itu
menunjukan bahwa serbuk simplisia mengandung alkaloid
III.2 Pemeriksaan Flavanoid
a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Beaker Glass - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Serbuk magnesium
- Gelas ukur - Asam klorida
- Pipet tetes - Etanol
- Corong saring - Amil alkohol

b. Prosedur (CARA I) (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)


1) Sebanyak satu gram sampel dalam 100 mL air panas dididihkan selama 5 menit dan
disaring sehingga diperoleh filtrat.
2) Sebanyak 5 mL filtrat dalam tabung reaksi tambahkan Sedikit serbuk magnesium dan 2
mL asam klorida-etanol (1:1), kemudian dikocok dengan 10 mL amil alkohol. Reaksi
positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna jingga, kuning, atau merah pada lapisan
amil alkohol.

c. Prosedur (CARA 2)
Pustaka MMI Jilid II hal 168
1) Timbang 500 mg serbuk simplisia, sari dengan 10 mL metanol P menggunakan alat
pendingin balik selama 10 menit
2) Saring panas, encerkan dengan 10 mL air, dinginkan
3) Tambahkan 5 mL eter minyak tanah P, kocok hati-hati, diamkan
4) Ambil lapisan metanol, uapkan pada suhu 400C dibawah tekanan
5) Sisa dilarutkan dengan 5 mL etil asetat, saring. Selanjutnya dilakukan percobaan sbb:

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Cara 1
- Uapkan hingga kering 1 mL larutan percobaan
- Sisa dilarutkan dalam 1-2 ml etanol 95% P
- Tambahkan 0,5 g serbuk seng P dan 2 mL asam klorida 2 N, diamkan selama 1 menit
- Tambahkan 10 tetes asam klorida pekat
- Jika dalam waktu 2-5 menit Terbentuk warna merah intensif menunjukan adanya
flavonoid (glikosida-3-flavonol)

Cara 2
- Uapkan hingga kering 1 mL larutan percobaan
- Sisa dilarutkan dalam 1 mL etanol 95%
- Tambahkan 0,1 g serbuk magnesium P dan 10 tetes asam klorida pekat P
- Jika terjadi warna merah jingga sampai merah ungu, ini menunjukkanadanya flavonoid
- Jika terjadi warna kuning jingga, menunjukkan adanya flavon, kalkon dan auron

Cara 3
- Uapkan hingga kering 1 mL larutan percobaan, basahkan sisa dengan aseton P
- Tambahkan sedikit serbuk halus asam borat P dan asam oksalat P
- Panaskan hati-hati di atas tangas air dan hindari pemanasan yang berlebihan
- Campur sisa yang diperoleh dengan 10 mL eter P
- Amati dengan sinar ultraviolet 366 nm
- Larutan berfluoresensi kuning intensif, menunjukkan adanya flavonoid

III.3 Pemeriksaan Saponin


a. Alat dan Bahan
8

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Alat Bahan
- Beaker Glass - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Asam klorida 2N
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Corong saring
b. Prosedur (CARA 1) (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)
1) Sebanyak satu gram sampel dalam 100 mL air panas dididihkan selama 5 menit dan
disaring sehingga diperoleh filtrat.
2) Sebanyak 10 mL filtrat dalam tabung reaksi dikocok secara vertikal selama 10 detik,
terbentuknya busa yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi satu sampai
10 cm yang tidak hilang ketika ditambahkan 1 tetes asam kloroda 2 N

c. Prosedur (CARA 2)
Pustaka MMI Jilid II hal 167
 Cara Pembuihan
1) Masukan 0,5 g serbuk yang diperiksa kedalam tabung reaksi
2) Tambahkan 10 mL air panas, dinginkan
3) Kocok kuat-kuat selama 10 detik (jika zat yang diperiksa berupa sediaan cair, encerkan 1
mL sediaan yang dperiksa dengan 10 mL air dan kocok kuat-kuat selama 10 detik)
4) Terbentuk buih putih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm
5) Tambahkan 1 tetes asam klorida 2 N, buih tidak hilang menandakan pada simplisia uji
terdapat saponin

 Haemolisa
1) Buat larutan dapar fosfat pH 7,4 dengan cara melarutkan 16,0 gram Natrium fosfat P
yang telah dikeringkan pada suhu 1300 hingga bobot tetap dan 4,4 g natrium dihidrogen
fosfat Pdalam 1.000 mL air. Untuk menambah stabilitas tambahkan 0,1 natrium fluorida
P

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


2) Buat suspensi darah dengan memasukkan 10 mL larutan natrium sitrat P kedalam labu
takar bersumbat kaca 100 mL, tambahkan darah sapi segar secukupnya hingga 100 mL,
campur baik-baik hingga homogen ( larutan stabil selama 7 hari jika disimpan dalam
lemari pendingin)
3) Pipet 2 mL suspensi darah kedalam labu takar bersumbat kaca 100 mL, tambahkan
larutan dapar fosfat pH 7,4 secukupnya hingga 100 mL, campur baik-baik. Larutan dapat
dipergunakan jika larutan jernih dan jika terjadi endapan, endapan tidak berwarna ungu
4) Campur 0,5 serbuk yang diperiksa dengan 50 mL larutan dapar fosfat pH 7,4, panaskan,
dinginkan, saring
5) Ambil 1 mL filtrat, campur dengan 1 mL suspensi darah
6) Diamkan selama 30 menit, amati terjadinya haemolisa total, menunjukkan adanya
saponin

III.4 Pemeriksaan Tanin


a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Beaker Glass - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Aquadest
- Gelas ukur - FeCl3 1%
- Pipet tetes - Gelatin 1%
- Corong saring - Pereaksi Steasny (formaldehid-asam
klorida (1:2)

b. Prosedur (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)


1) Sebanyak satu gram sampel dalam 100 mL air panas dididihkan selama 5 menit dan
disaring sehingga diperoleh filtrat.
2) Filtrat sebanyak masing-masing 5 mL ke dalam tiga tabung reaksi, ke dalam bagian
pertama ditambahkan besi (III) klorida. Timbulnya warna hijau violet atau hitam
menunjukkan adanya tanin. Ke dalam bagian kedua ditambahkan larut gelatin,
terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya tanin. Ke dalam bagian ketiga
10

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


ditambahkan pereaksi Steasny, kemudian dipanaskan dalam penangas air. Terbentuknya
endapan disaring, Filtrat dijenuhkan dengan natrium asetat dan ditambah beberapa tetes
larutan besi (III) klorida. Terbentuknya warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat.

III.5 Pemeriksaan Kuinon


a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Beaker Glass - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Aquadest
- Gelas ukur - NaOH 1N
- Pipet tetes
- Corong saring

b. Prosedur (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)


1) Sebanyak satu gram sampel dalam 100 mL air panas dididihkan selama 5 menit dan
disaring sehingga diperoleh filtrat.
2) Ke dalam 5 mL filtrat ditambahkan beberapa tetes larutan natrium hidroksida, jika
terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon.

III.6 Pemeriksaan steroid / triterpenoid


a. Alat dan Bahan
Alat Bahan
- Beaker Glass - Simplisia
- Tabung reaksi dan rak - Aquadest
- Gelas ukur - Pereaksi Liebermann-Buchard ( 2 tetes
asam asetat anhidrat-1 tetes asam sulfat

11

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


- Pipet tetes pekat)
- Corong saring
- Cawan uap

b. Prosedur (AKAN DIKERJAKAN DI PRAKTIKUM)


1) Sebanyak satu gram sampel dimaserasi dengan 20 mL eter selama 2 jam, lalu disaring
2) Filtrat sebanyak 5 mL diuapkan dalam cawan penguap ke dalam residu
tambahkanPereaksi Liebermann – Burchard, terbentuknya warna merah yang berubah
menjadi warna hijau, kemudian menjadi ungu dan akhirnya biru, menunjukkan adanya
steroid/triterpenoid.
IV. Pertanyaan dan Diskusi
Jawaban dicantumkan dalam jurnal praktikum setelah prosedur kerja
1. Jelaskan isi pereaksi:
a. Dragendrorff
b. Mayer
c. Steasny
d. Liebermann – Burchard

3. a. Apa yang dimaksud dengan reaksi positif palsu?


b. Sebutkan senyawa-senyawa yang memberikan reaksi positif palsu dengan pereaksi
Mayer. Jelaskan

4. Jelaskan reaksi kimia yang terjadi pada penapisan fitokimia untuk golongan senyawa:
a. Flavanoid
b. Steroid/Triterpenoid
c. Kuinon
d. Tanin

12

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Prosedur dibuat bagan Alir

13

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Prosedur dibuat Bagan Alir

14

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Hasil Pengamatan

Nama Simplisia

Hasil Penapisan Fitokimia

Uji/ Pereaksi Hasil Yang diamati Kesimpulan


Pemeriksaan (+/-)

Alkaloid

15

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Flavonoid

Saponin

Tanin

Kuinon

Steroid/triterpenoid

Keterangan
(+) : Mengandung golongan senyawa yang diuji
(-) : tidak mengandung golongan senyawa yang diuji

Gambar/ Foto Hasil Pengujian

Alkaloid

Flavonoid

16

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Saponin

Tanin

Kunion

Steroid/triterpenoid

17

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Pembahasan

18

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Pembahasan

19

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)


Kesimpulan

Daftar Pustaka

20

Farmakognosi-Fitokimia (Program RPL STFB 2017)

Anda mungkin juga menyukai