Khutbah 15 Des
Khutbah 15 Des
Khutbah 15 Des
Waktu terus melaju begitu cepat. Tak terasa, kita sudah berada di
penghujung tahun 1443 H dan siap untuk memasuki tahun baru 1444 H.
Pergantian tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk kita menata ulang
dalam pemanfaatan kita terhadap waktu. Barangkali, kita telah banyak menyia-
nyiakan waktu di tahun-tahun belakangan, kita harus mengubahnya agar lebih
bermanfaat. Kerap kali kita menyepelekan waktu begitu saja. Baru setelah
berlalu, kita menyesalinya. Misalnya saja, kita tentu sering mengatakan, “Nanti.”
Penanti-nantian ini tentu sebetulnya dapat merugikan kita sendiri. Padahal,
kesempatan tidak akan datang dua kali. Sekalipun ada kesempatan serupa yang
datang di waktu lain, tentu memiliki nilai yang berbeda dengan kesempatan
pertama. Sedemikian pentingnya waktu ini sampai-sampai Allah swt bersumpah
dengan nama-nama waktu. Hal itu tampak dalam awal beberapa surat Al-Qur’an
pada juz 30, Wal ‘ashri, Wal laili, Wan nahari, Wad dluha, dan seterusnya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Saking berharganya waktu, orang
Barat menganalogikannya dengan emas. Sebagaimana kita ketahui, emas
merupakan logam mulia yang memiliki harga tertinggi. Artinya, waktu memiliki
harga paling tinggi dari apapun. Lebih dari itu, orang Arab memiliki pepatah
yang sangat baik untuk mengingatkan kita agar memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya. Bagi mereka, waktu itu diibaratkan sebilah pedang. Jika kita
tidak bisa menggunakannya, justru kita sendiri yang bakal ditebas olehnya. Oleh
karena itu, khatib mengajak kita semua, mulai hari ini kita harus memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya untuk kegiatan dan aktivitas yang positif dan produktif,
yang memberikan manfaat bagi diri sendiri ataupun orang lain. Sebab, Rasulullah
saw telah mengingatkan kita semua, bahwa baiknya seseorang itu paling tidak
adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuknya.
ْوِنَيْعُبُدِل اَّل
ِا َسْن
ِاْل اَّن َو ِجْلا ُت ْقَل َوَما َخ
Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku".(Q.S Ad-Dzariyat:56)
ٰا
ْر ِن ُقْل ا ي ِف ُك َل
َب اَر َك الل ُه ِلْي َو ْم
َن ِم ِه ْي ِف ا ِبَم ْمُك ا ِا
َّي َو ي ِنَع َفَنِم َوْيِظَعْل ا
ْي ِمِّن َل َّب َقَتِم َو ِك
ْي َح ْل اٰاْلَي اِت َوالِّذْكِر ا
َوِمْنُكْم ِتاَل َوَتُه ِاَّنُه ُهَو الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيُم .
ُك َل ْل َأ
َو ْس َتْغِفُر الل َه ا َعِظْيَم ِلْي َو ْم
َوِلَس اِئِر اْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َفَي ا
ْي
ِب َن ِئاَّت ال َة ا َجَن اَيَفْوَز ا ُمْس ِر َن َو
ْي ِفْغ َت ْل
Khutbah II