Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Arahan Menteri Kemenduk Bangga 18 Nop 24

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

Pengendalian Penduduk Pernikahan Dini

Disparitas Pembangunan Ibu Hamil


Antar Wilayah

Persebaran Penduduk Peran Ayah


Tidak Merata
Stunting
Tantangan Bonus Demografi
2025-2045
Remaja

Lansia

Kemendukbangga/
BKKBN
70-95%
Usia Produktif 15-64 tahun
harus dapat berkontribusi
terhadap pertumbuhan
ekonomi
INDONESIA 5 TAHUN MENDATANG
DIDOMINASI PENDUDUK USIA PRODUKTIF

• Saat ini, proporsi penduduk usia muda di


Proporsi Penduduk Usia 15-64, 1950-2100
negara berpendapatan tinggi mengalami
penurunan.
• Di Indonesia dan negara berkembang lain,
kecuali Afrika, penduduk usia muda
mengalami puncaknya pada tahun 2030-an
(Afrika 2070an).
• Proporsi penduduk usia muda di Indonesia
lebih tinggi dari rata-rata negara Asia
Tenggara.
• Oleh karena itu, upaya meraih bonus demografi
harus dari sekarang.
• Bonus demografi adalah kondisi ketika jumlah
penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih
besar dibandingkan penduduk usia
nonproduktif (65 tahun ke atas).
Sumber: UN Population Projection 2017 Revision
PETA PENDUDUK INDONESIA
Jumlah Penduduk: 282.477.584 jiwa

Kalimantan Sulawesi
15.612.260 ; 5,58%
20.811.010 ; 7,44%
Maluku & Papua
9.049.670; 3,24%
Sumatera
61.515.780 ; 22%

Jawa Bali & Nusa Tenggara


156.927.810 ; 56,12% 15.735.320 ; 5,63%

Sumber: Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil), KEMENDAGRI, semester I-2024)
DATA KELUARGA DI INDONESIA
Jumlah Keluarga Terdata: 73.21 juta
Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga BKKBN Tahun 2023

JUMLAH KELUARGA JUMLAH KELUARGA


SASARAN BERESIKO STUNTING

42.990.996 8.682.170
• Keluarga dengan pasangan Keluarga beresiko dengan tingkat kesejahteraan
usia subur
a. Keluarga Desil 1-3 3.543.525
• Baduta
b. Keluarga Desil I (prioritas utama) 1.488.046
• Balita
• Ibu Hamil
• Pendidikan orang tua rendah
• Ibu Pasca Hamil
• Sanitasi lingkungan buruk
• Air tidak layak
BASIS DATA KELUARGA
INDONESIA
Jumlah Keluarga Terdata: 73.21 juta
Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga BKKBN Tahun 2023

Baduta
Remaja 4.770.032
56.847.986
Keluarga punya lansia
Balita 19.959.285
Calon Pengantin 11.903.118
244.188

Keluarga punya anak


Pasangan Usia Subur
umur 0-17 tahun
39.387.357 Lansia
40.084.318 26.366.912

Ibu Hamil
784.633 Keluarga punya remaja
36.164.979
Keterangan warna provinsi:

Prevalensi Stunting dan KRS di Indonesia Prevalansi <10% 10-30% >30%

Kepulauan Riau
Riau Terendah Kelima
Sulawesi Barat
Terendah Ketiga Prevalansi Stunting 16,8% Papua Barat Daya
Tertinggi Kelima
Jumlah KRS 108.908
Prevalansi Stunting 13,6%
Prevalansi Stunting 30,3%
Tertinggi Keempat
Jumlah KRS 339.779
Jumlah KRS 91.887 Prevalansi Stunting 31,0%
Jumlah KRS 52.095
Jambi
Terendah Kedua
Prevalansi Stunting 13,5%
Jumlah KRS 191.938 Papua Pegunungan
Tertinggi Ketiga
Lampung Prevalansi Stunting 37,3%
Terendah Keempat Jumlah KRS 95.209

Prevalansi Stunting 14,9%


Jumlah KRS 320.531
Bali Nusa Tenggara Timur Papua Tengah
Terendah Pertama Tertinggi Kedua Tertinggi Pertama

Prevalansi Stunting 7,2% Prevalansi Stunting 37,9% Prevalansi Stunting 39,4%


Jumlah KRS 144.340 Jumlah KRS 385.068 Jumlah KRS 95.209

Sumber : Prevelensi Stunting; SKI Kemenkes 2023. Prevelensi KRS; Direktorat Pelaporan. BKKBN 2023
Prevalensi Balita Stunting Berdasarkan Provinsi, 2022-2023
15 Provinsi mengalami kenaikan: Banten, Gorontalo, DKI Jakarta, NTT, Maluku, Kep. Bangka Belitung, Yogyakarta, Sumatera
Selatan, Jawa Barat, Kep. Riau, Sulawesi Utara, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan

Penurunan Terbesar: Sumatera Barat, Sumatera Utara, NTB, Kalimantan Barat, Papua

Sulawesi Kalimantan Timur Sumatera


Papua Tengah 39.4 27.4 22.9 18.9
Tengah Utara

Nusa Tenggara DI
37.9 Gorontalo 26.9 Jawa Barat 21.7 18.4
Timur Yogyakarta

Papua Papua Sulawesi Utara


37.3 25 21.3 Jawa Timur 17.7
Pegunungan Selatan

Papua Barat Papua Jawa


31 24.8 20.7 DKI Jakarta 17.6
Daya Barat Tengah

Kalimantan Kalimantan Kalimantan


Sulawesi Barat 30.3 24.7 20.6 17.4
Selatan Barat Utara

Sulawesi Nusa Tenggara Bangka Belitung Kepulauan


30 24.6 20.6 16.8
Tenggara Barat Riau

Sumatera Selatan
Aceh 29.4 Banten 24 20.3 Lampung 14.9

Maluku
Papua 28.6 23.7 Bengkulu 20.2 Riau 13.6
Utara

Sumatera Barat Sumatera


Maluku 28.4 23.6 Utara 18.9 Jambi 13.5

Sulawesi Kalimantan
27.4 23.5 Bengkulu 20.3 Bali 7.2
Selatan Tengah

Sumberdata : Kemenkes, SSGI 2022 dan SKI 2023


Presentasi
keluarga
beresiko stunting
dengan
mendapatkan
minimal 1 jenis
pendampingan

Berdasarkan Provinsi,
Semester 1 Tahun 2024

Keterangan jenis Pendampingan yang Diterima:


1. Fasilitasi Rujukan
2.Fasilitasi Bansos
3.Fasilitasi KIE
4.Surveillance melalui Elsimil
5.Surveillance melalui e-PPGBN
6.Bapak Asuh Anak Stunting
7.Fasilitasi Pemberian Makanan Tambahan
Target 2024: 90%
Capaian semester 1 berdasarkan hasil Verval: 48,4%
Calon Pengantin Pasangan Menikah Pasangan Usia Subur Ibu Hamil Ibu Melahirkan
• Pemeriksaan dan penyuluhan • Pemantuan dan pencatatan • Pendampingan oleh TPK • Dilakukan pemeriksaan dan • Dilakukan pendampingan
kesehatan calon pengantin pernikahan • Pemberian suplemen, pendampingan oleh TPK
• Pemberian suplemen, • Konseling keharmonisan vitamin, dan susu • Pemberian suplemen,
vitamin, dan susu keluarga vitamin, dan susu

Usia Produktif Remaja Anak-Anak Balita Baduta


• Pemantauan pertumbuhan • Pemantuan pertumbuhan • Pemantauan pertumbuhan • Pengecekan pertumbuhan • ASI ekslusif
dan perkembangan dan perkembangan dan perkembangan perkembangan balita • Pengecekan pertumbuhan
• Pemeriksaan kesehatan • Pemeriksaan kesehatan • Pemberian imunisasi • Pemberian imunisasi baduta
• Edukasi seksual dan layanan • Pemberian tablet tambahh • pemeriksaan kesehatan • pemberian vitamin dan susu • Pemberian imunisasi
kesehatan reproduksi darah untuk remaja putri • pemberian kudapan
• Edukasi seksual dan
kesehatan reproduksi

Lingkup Kerja Kemenduk Bangga:


Lanjut Usia
• Pemantuan para lansia
• Pendampingan
Siklus Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
• Pemeriksaan Kesehatan
VISI & ARAH
KEBIJAKAN
RPJPN 2025-2045
& RPJMN 2025-2030
VISI INDONESIA EMAS 2045*
Sumber: Bappenas RI

Visi Indonesia Emas 2045


Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan

Negara Nusantara
Negara Kepulauan yang memiliki ketangguhan politik, ekonomi,
keamanan nasional, dan budaya/peradaban bahari sebagai
poros maritim dunia.

Berdaulat Maju Berkelanjutan

Ketahanan, Kesatuan, Berdaya, Modern, Lestari dan Seimbang


Mandiri, Aman Tangguh, Inovatif, Adil Antara Pembangunan
Ekonomi, Sosial, dan
Lingkungan
VISI RPJMN

BERSAMA INDONESIA MAJU, MENUJU INDONESIA EMAS 2045

Misi
RPJMN
Asta Cita 1 Asta Cita 5
Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM). Melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya
alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Asta Cita 2 Asta Cita 6


Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong Membangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi,
kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan.
syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

Asta Cita 3 Asta Cita 7


Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat
kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, judi, dan
industri kreatif serta mengembangkan agroindustri di sentra produksi penyelundupan.
melalui peran aktif koperasi.

Asta Cita 4 Asta Cita 8


Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan,
pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarmuat beragama untuk
penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generasi Z), mencapai masyarakat yang adil dan makmur.
dan penyandang disabilitas.
VISI INDONESIA EMAS 2045:
NEGARA NUSANTARA BERDAULAT,MAJU, DAN BERKELANJUTAN*
Sumber: Bappenas RI

0,290-0,320
PRINSIP INTERVENSI INTERGENERASI TERINTEGRASI
Sumber: Bappenas RI

1. Fokus pada koperasi


1. Akses pada aset produktif: lahan, modal 1. Iklim ketenagakerjaan mendukung
2. Pemasaran dan kemitraan
2. Keberpihakan 2. Lapangan kerja produktif
3. Akses, kapasitas, dan perlindungan
3. Kapasitas individu dan komunitas 3. Reskilling dan upskilling
usaha

Keterlibatan pihak swasta dan pihak non-pemerintah


Pendamping pembangunan yang berkualifikasi
Pemberdayaan Masyarakat Kesempatan Kerja
is
Data seluruh Kesempatan Wirausaha a
k
if
penduduk Kesempatan yang setara dan lingkungan yang inklusif menuju graduasi dan mobilitas sosial ke arah kelas menengah il
a
terperingkatkan u
Generasi - 3 Generasi - 2 Generasi - 1 k
dan mutakhir r
be
ng
ya
n
a
Anak Sekolah Anak Lulus Sekolah Bekerja/ Peningkatan Kemampuan Lansia yang sehat, n
disalurkan bekerja/ Keluarga Bekerja/ u
Berusaha mandiri, dan produktif. g
berusaha Berusaha n
ba
m
Cakupan Perlindungan melalui bantuan sosial dan jaminan sosial yang adaptif dan terintegrasi untuk seluruh penduduk pe
g
n
kependudukan PKH Sembako Jaminan Pensiun/Jaminan Hari Tua i
p
dan catatan m
BPJS Kesehatan
a
sipil yang d
n
menyeluruh Pe
Jaminan Kecelakaan Kerja Jaminan Kematian Unemployment Benefit

Perawatan anak Perawatan penyandang disabilitas Perawatan lansia

Perlindungan dari kedaruratan, bencana, perubahan iklim, transisi energi, risiko individual, keluarga dan katastropik lainnya
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
Sumber: Bappenas RI

01 02 03 04 05 06

Menutup Mendorong Pembangunan Care Economy


Mewujudkan Menunjang
yang seimbang untuk
pertumbuhan kesenjangan penuaan perpindahan
antara pembangunan
penduduk yang ketertinggalan penduduk. penduduk perdesaan dan inklusif
seimbang. kualitas SDM. yang merata. perkotaan.
MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN PENDUDUK YANG SEIMBANG:
MENYUSUN KEBIJAKAN KELUARGA BERENCANA ERA BARU
Sumber: Bappenas RI

Kebijakan pengendalian kelahiran Pembangunan keluarga untuk


berencana berdasarkan wilayah dan membangun anak yang berkualitas,
kelompok sasaran. remaja cerdas, dan lanjut usia yang
bermartabat.

Siap
berkeluarga
..

Membangun data kependudukan Memperkuat strategi komunikasi,


yang terintegrasi: Regsosek, informasi dan edukasi KB sesuai
dukcapil, statisik hayati, data kondisi wilayah dan kelompok sasaran
sektoral, pendataan penduduk, dan (penguatan demand dan supply).
data jaminan sosial.
Atensi Low vs High Fertility
Sumber: Bappenas RI

Aksesibilitas
alat
kontrasepsi

Pendidikan,
free-child
Kesehatan,
care atau Assisted pembangunn
nursery Reproductive komunitas
Technology

Pendidikan
pra-nikah Fleksible
(Kesehatan, part-tike
sosial, dan karir
ekonomi)
Easing
economic
uncertainty:
housing
prices
MENUTUP KESENJANGAN SDM DENGAN PERSIAPAN LEBIH DINI
Sumber: Bappenas RI

Masuk SMA
27,2 juta balita (16-18) 04
menjadi tenaga
kerja unggul tahun Masuk SMP 03
01 Usia Perguruan
2045. Tinggi (19+)
02 4,49 juta (2045)
Masuk SD 4,51 juta (2040)
01 ~900 ribu drop-out • 1,5 juta tidak melanjutkan
4,51 juta (2031) 4,51 juta (2037) atau tidak atau drop-out PT.
~12000 orang, ~250 menyelesaikan.
penyandang disabilitas, ~ 250ribu orang tidak
drop out atau tidak melanjutkan ke SMA.
melanjutkan SMP. 26 ribu penyandang
disabilitas. Pemenuhan gizi yang baik terutama untuk perempuan
Magang wirausaha
Pemenuhan gizi yang baik Komunikasi dan etos kerja Pelatihan vokasi
Pembangunan
Pola asuh Remaja Jiwa kewirausahaan (inno-preneur) Program Kesetaraan
Lingkungan yang berbudaya Bantuan Sosial Bersyarat
Habilitasi penyandang disabilitas

SISTEM PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN INKLUSIF (CARE ECONOMY)


MEMBENTUK PENDUDUK LANSIA YANG
MANDIRI, SEHAT, DAN BERMARTABAT
Sumber: Bappenas RI

Mempersiapkan masa pensiun secara sosial dan ekonomi, diantaranya perpanjangan


usia pensiun untuk seluruh pekerja diperpanjang (sekarang 58), dengan tetap
mencegah crowding out dengan tenaga kerja muda, mempersiapkan sistem pensiun
yang berkesinambungan.

Mengoptimalkan potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru dari lansia sebagai


konsumen dan produsen (SILVER ECONOMY), salah satunya perluasan kesempatan
kerja yang sesuai untuk tenaga kerja muda vs usia lanjut.

Menjaga pola konsumsi yang berkesinambungan: menghindar lonjakan


pengeluaran kesehatan saat usia lanjut dan mengefektifkan investasi SDM saat
muda.

Usia harapan hidup yang lebih panjang harus diikuti dengan usia harapan hidup
sehat, pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas.

Usia Harapan Hidup lebih panjang menstimulasi tabungan dengan asumsi


5 Perlindungan Sosial sudah mencakup benefit pensiun dan Long Term Care untuk
sebagian besar penduduk lansia.
Contoh: Jepang, Korea (1990s) dan Eropa (1900).
MENDORONG DISTRIBUSI PENDUDUK MERATA:
MEMBANGUN “RUMAH” DI PUSAT PERTUMBUHAN BARU
Sumber: Bappenas RI

Pembangunan pusat pertumbuhan wilayah baru atau mendukung pusat


pertumbuhan wilayah yang sudah ada atau yang sedang berkembang yang
inklusif.

Penyediaan kesempatan kerja dan pemberian bantuan permodalan


dan serta prasarana/sarana produksi.

Penyediaan fasilitas sosial, ekonomi, budaya, dan administrasi di daerah yang


diproyeksikan sebagai daerah tujuan mobilitas penduduk.

Fasilitasi lahan dan perumahan yang terintegrasi dengan wilayah


sekitarnya dalam satu kawasan pengembangan yang layak huni.

Tersedianya peluang usaha dan peningkatan kreativitas bagi UKM


dengan dukungan pemasaran berbasis teknologi informasi.
PEMBANGUNAN WILAYAH YANG SEIMBANG ANTARA PERDESAAN DAN PERKOTAAN
Sumber: Bappenas RI
Meningkatkan
kemudahan akses dan
kualitas pelayanan
Menyediakan sarana dan Mengembangkan komoditas
dasar di wilayah
prasarana pelayanan dasar, unggulan lokal dan mendorong
perdesaan
ekonomi (layanan keuangan), dan industri pengolahan hasil
konektivitas di kawasan pertanian dan perkebunan
perdesaan

Meningkatkan kapasitas Meningkatkan kapasitas


SDM, kelembagaan, dan masyarakat dan BUMDes dalam
kolaborasi para pihak dalam mengembangkan komoditas
pengembangan ekonomi unggulan dan teknologi
lokal di kawasan perdesaan pertanian di perdesaan
AKTOR DALAM CARE ECONOMY
Sumber: Bappenas RI

Aktor institusional
Penerima rawat

• Anak-anak
• Lansia
Pemberi rawat • Penyandang
• Perawat formal disabilitas
• Pemerintah daerah & pusat
• Pekerja rumah tangga dan perawat
• Lembaga penyalur jasa
informal
perawat dan penyedia
• Keluarga, saudara, dan perawat tanpa
perawatan (panti)
bayaran (unpaid)
• Sekolah dan guru
>75% dari beban kerja
perawatan tanpa bayaran
(unpaid care work)
Caregiver/pemberi rawat (di dikerjakan oleh
rumah tangga & fasilitas perempuan
kesehatan) didominasi oleh
tenaga kerja perempuan

Sumber: Maternal Health Initiative, Wilson Center, 2022


QUICK WIN
Taman Gerakan Gerakan Ayah AI-SuperApps Lansia
Orangtua Asuh Siaga (GAS) Tentang Berdaya
Asuh Anak Keluarga
Cegah Stunting • Gerakan optimalisasi
• Daycare Unggul--
berkolaborasi dengan
(Genting) kapasitas penduduk
remaja dan dewasa
• Konsultasi problematika • Menyediakan homecare
keluarga, merawat anak berbasis komunitas
lembaga pemerintahan & • Intervensi keluarga dalam mengoptimalkan oleh Psikolog Anak, untuk orangtua yang
swasta (Kementrian/ rentan stunting untuk peran ayah menjawab Konselor Laktasi dan tidak mendapatkan
Badan/Pemprov/Pemkot/ bantuan yang sesuai fenomena fatherless
Dokter Spesialis Anak perawatan oleh anak
Pemkab/Ormas/LSM) kebutuhan • Konseling pra nikah,
• Layanan A-Z • Bantuan untuk lansia
• Menyediakan pengasah • Kolaborasi Kader menikah, akan dan saat
kesejahteraan keluarga serta pelayanan
tersertifikasi, psikolog Posyandu, Influencer memiliki anak
• Pendataan Keluarga Kesehatan gratis di
anak dan dokter spesialis Parenting, Psikolog Anak,
Indonesia Puskesmas dan RSUD
anak untuk laporan Dokter Spesialis Anak,
tanpa rujukan
tumbuh kembang anak LSM, Pemda
• Memberdayakan lansia
setiap bulan • Target 1 juta anak
sesuai kapasitas /
pekerjaan yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai