Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tekstur Batuan Sedimen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN

Salah satu cara mudah untuk mempelajari dan mengenali batuan sedimen adalah dengan melihat teksturnya. Tekstur batuan sedimen seringkali merupakan karakteristik yang berkaitan dengan endapan, menyangkut besar, bentuk, tatanan, dan kemasan komponen-komponen utamanya. Dua kelompok utama dalam klasifikasi adalah material yang diendapkan dari bahan yang ditransport sebagai zat padat dan sebagai larutan atau dalam larutan. Yang pertama sebagai batuan sedimen klastik dan keduanya adalah batuan sedimen nonklastik. Kedua macam batuan ini menunjukkan tekstur batuan yang sama sekali berbeda.

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK


Tekstur batuan sedimen klastik sangat dipengaruhi oleh fragmen-fragmen pembentuknya, besar dan bentuk butir, serta hubungan antar butir. Dari yang berbutir seragam sampai yang beraneka ragam ukuran. Keseragaman besar butir dinyatakan dalam pemilahan (sorting). Untuk tatanan fragmen dalam batuan sedimen klastik, dinyakan sebagai kemas (fabric). Bila butiran dalam sedimen saling bersentuhan dikatakan memiliki kemas tertutup, dan jika tidak saling bersinggungan, terpisah oleh partikel lebih halus dikatakan kemas terbuka.

TEKSTUR BATUAN NONKLASTIK


Tekstur yang terjadi merupakan hasil pengendapan melalui proses kimia. Tekstur kristalin berkembang akibat agregat Kristal-kristal yang saling mengunci. Kristal-kristalnya dapat kecil, menengah atau besar-besar bahkan campuran berbagai ukuran sebagai halnya batuan beku porfiritik. Kristalnya menunjukkan bentuk-bentuk tertentu, misalnya berdimensi sama, berserat atau scaly. Dan tidak mudah untuk membedakan mana yang terbentuk oleh reaksi kimia organic dan mana yang diendapkan melalui reaksi akibat organisme. http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/04/tekstur-batuansedimen.html

Batuan Sedimen
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan beberapa centimeter sampai kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat besar dan beberapa proses yang paling penting lagi termasuk kedalam batuan sedimen.

Batuan sedimen yang ada di muka bumi ini dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok besar, pengelompokan ini berdasarkan cara terbentuknya batuan tersebut. Setip kelompok tersebut mempunyai tempat pengendapan tersendiri, mulai pengendapan di lingkungan darat, sungai, danau, sampai ke lingkungan laut. Pembagian sedimen tersebut, seperti: Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu : 2.2.1 Golongan Detritus Kasar (Klastik) Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

2.2.2

Golongan Detritus Halus Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan

laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal 2.2.3 Golongan Karbonat Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

2.2.4

Golongan Silika Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik

dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

2.2.5

Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

2.2.2

Golongan Batubara Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur unsur organik yaitu dari tumbuh

tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut. ( Danang Endarto, 2005 )

Berdasarkan genesanya, batuan sedimen dapat kita klasifikasikan menjadi: 1. Batuan sedimen terrigen: batuan sedimen yang berasal dari hasil erosi batuan di daratan. 2. Batuan sedimen volkanogenik: batuan sedimen hasil erupsi letusan gunungapi. 3. Batuan sedimen biogenik: batuan sedimen hasil aktifitas biologi. 4. Batuan sedimen hidrogenik: batuan sedimen hasil reaksi kimia an-organik di dalam air laut. Batuan ini disebut juga batuan sedimen autigenik. 5. Batuan sedimen kosmogenik: batuan sedimen yang berasal dari luar angkasa. Dari kelima kelompok batuan sedimen tersebut, bila kita lihat berdasarkan klasifikasi batuan sedimen yang membedakan batuan sedimen menjadi batuan sedimen klastik dan non-klastik, maka jenis batuan sedimen nomor 1 dan 2 masuk ke dalam batuan sedimen klastik, sedang nomor 3 dan 4 masuk kelompok batuan sedimen non-klastik. Untuk yang nomor 5, tidak dapat dimasukkan dalam skema klasifikasi yang hanya membedakan

antara sedimen klastik dan non-klastik. Tetapi kita tidak perlu risau karena material yang berasal dari ruangkasa itu amat sangat sedikit dan tidak pernah dijumpai membentuk tubuh batuan tersendiri, sehingga dapat kita abaikan dalam pembicaraan ini. Batuan Sedimen Klastik Terrigen Secara sederhana, komposisi mineral batuan sedimen ini ditentukan oleh komposisi mineral batuan asalnya. Apa bila berasal dari rombakan batuan beku, misalnya granit, maka mineral-mineral dari granit tersebut menjadi penyusun batuan sedimennya. Jadi, mineral-mineral penyusunnya sangat ditentukan oleh batuan asal. Tetapi persoalannya tidak sesederhana itu. Ada proses pelapukan yang bekerja, baik kimiawi maupun mekanis. Pelapukan kimiawi terjadi dalam proses perombakan batuan asalnya sehingga mineral-mineral penyusunnya terlepas. Sementara itu, pelapukan fisik terutama bekerja ketika transportasi butiran mineral terjadi. Kedua macam pelapukan ini akan menyisakan mineral-mineral yang resisten (berdaya tahan kuat), sedang mineral-mineral yang lemah secara kimiawi akan hilang berubah menjadi mineral lain hasil pelapukannya, seperti mineral-mineral lempung (clay minerals); sedang yang mudah lapuk secara fisik akan mudah hancur menjadi butiran halus yang pada gilirannya juga mudah lapuk secara kimiawi. Mineral yang paling resisten adalah kuarsa, dan kemudian tingkat di bawahnya adalah feldspar. Sedang mineral-mineral lainnya sangat mudah lapuk, sehingga tidak dapat terawetkan di dalam batuan sedimen. Pada tingkat pelapukan yang sangat lanjut, seluruh mineral asal dapat berubah sehingga kita tidak dapat lagi mengetahui batuan asalnya. Dengan demikian, tingkat pelapukan akan menentukan mineral penyusun batuan sedimen. Kesimpulannya, komposisi mineral di dalam batuan sedimen klastik terrigen ditentukan oleh komposisi mineral batuan asalnya, mekanisme perombakan

batuan asalnya, transportasi sedimen, tingkat pelapukan batuan sedimen. Batuan Sedimen Volkanik Klastik Material penyusun batuan sedimen ini berasal dari hasil erupsi letusan gunungapi yang melemparkan batuan ke udara. Seperti letusan Gunung Merapi beberapa waktu yang lalu. Ketika masih dalam bentuk sedimen lepas, kita masih dapat mengenal kehadiran mineral-mineral plagioklas, piroksin atau fragmen batuan. Tetapi bila telah menjadi batuan dan sangat lapuk, maka mineral-mineral dan fragmen batuan tersebut jarang terawetkan. Batuan Sedimen Biogenik Batuan sedimen biogenik adalah hasil aktifitas organisme. Berbagai macam organisme yang dapat dijumpai menyusun batuan sedimen antara lain adalah: koral, moluska, foraminifera, diatom, radiolaria. Kelompok koral, moluska dan foraminifera menghasilkan sedimen karbonat (CaCO3), sedang diatom dan radiolaria menghasilkan sedimen silika. Batuan sedimen biogenik yang dominan adalah batuan karbonat, yaitu batugamping terumbu. Batugamping terumbu adalah hasil aktifitas organisme koral. Organisme penyusun batuan ini terutama adalah koral. Organisme penyusun lainnya yang mungkin dijumpai antara lain adalah foraminifera, moluska, dan alga. Secara mineralogi, mineral penyusunnya yang utama adalah mineral karbonat, yaitu kalsit. Pada kondisi tertentu, foraminifera (batugamping foraminifera) atau moluska (batugamping moluska) atau alga (batugamping alga) dapat menjadi penyusun batuan yang dominan. Untuk sedimen silika, diatom dapat dominan sehingga membentuk diatomit, sedang radiolaria membentuk radiolarit. Batuan Sedimen Hidrogenik

Kelompok batuan ini dapat terbentuk oleh proses evaporasi air laut atau oleh pengendapan dari air laut melalui proses kimia. Batuan hasil evaporasi air laut seperti halit (garam batu) tersusun oleh mineral halit, gipsum (batu gipsum) tersusun oleh mineral gipsum, dolomit tersusun oleh mineral dolomit. Adapun batuan yang terbentuk oleh pengendapan kimia air laut antara lain rijang (chert) yang tersusun oleh mineral-mineral silika, dan batuan sedimen kaya besi (iron-rich sedimentary rock) yang tersusun oleh mineral-mineral silikat yang kaya besi seperti hematit, magnetit, glaukonit, pirit. Penutup Batuan sedimen yang umumnya kita jumpai adalah batuan sedimen klastik. Di lingkungan tertentu banyak kita jumpai batuan karbonat. Batuan sedimen klastik biasa diklasifikasi berdasarkan ukuran butirnya seperti menjadi batupasir, batulanau atau batulempung. Berkaitan dengan komposisi kimianya, biasanya hanya disebutkan mengandung material karbonat atau tidak mengandung mineral karbonat. Berkaitan dengan material penyusunnya, biasa diamati batuan itu mengandung material volkanik atau tidak, atau mengandung organisme atau tidak (misalnya dengan menyebut mengandung fragmen moluska, atau berfosil), atau mengandung material lain seperti fragmen kayu, fragmen batuan dan lainnya.
http://wahyuancol.wordpress.com/2010/10/25/batuan-4-mineral-penyusunbatuan-sedimen/

Anda mungkin juga menyukai