Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Food Ideology

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ANTROPOLOGI MAKANAN DAN

GIZI

FOOD IDEOLOGY
Kelompok 3 :

Ariani Tri Rahmi (1511222004)


Nadya Khaira Wardi (1511222006)
Suci Indria (1511222012)
Puji Amalliyah (1511222010)
Atiqah Mirza (1511221022)
Outline

Definisi Food Ideology


1

Faktor yang Mempengaruhi Food


2 Ideology

Studi Kasus Mengenai Tabu


3 Makanan
1. Definisi Food Ideology

Ideologi ecara etimologis :

Berasal dari kata idea yang berarti gagasan,


konsep, pengertian dasar, cita-cita, pemikiran dan
kata logos yang berarti ilmu.

Makanan

Bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi


atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat
gizi oleh tubuh, berguna bila dimasukkan ke
dalam tubuh.
Ideologi Makanan

Gabungan dari sikap,


kepercayaan dan
kebiasaan serta tabu
yang mempengaruhi diet
kelompok tertentu
2.Faktor yang Mempengaruhi Food
Ideology

1)Pola Makan

Berbagai informasi yang memberikan gambaran


mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok
masyarakat tertentu
Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan :

Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau


pengadaan bahan pangan

Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan


konsumen
2) Kebiasaan Makan

Tingkah laku manusia atau kelompok


manusia dalam memenuhi kebutuhannya
akan makan yang meliputi sikap,
kepercayaan dan pemilihan makanan
Menurut Sanjur, yang dikutip oleh (Khumaidi, 1994)
Kebiasaan makan dapat dibagi dua :

Kebiasaan makan secara budaya yang terbentuk pada


diri seseorang dan dipelajari (Learned)

Kebiasaan makan yang terdapat pada diri seseorang


bukan karena proses pendidikan tertentu atau sengaja ia
pelajari (Unlearned)
Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan :

Faktor ekstrinsik yang merupakan faktor yang berasal


dari luar diri manusia, yang terdiri dari lingkungan
alam, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial, lingkungan
budaya dan agama.

Faktor Intrinsik, merupakan faktor yang ada dalam diri


manusia yang terdiri dari asosiasi emosional, keadaan
jasmani dan kejiwaan yang sedang sakit, penilaian
lebih terhadap mutu makanan dan pengetahuan gizi.
Proses Terbentuknya Kebiasaan Makan :

Teori kode dimensi ganda

Teori analisis disiplin ganda perilaku konsumsi pada


anak

Teori menurut pandangan ketersediaan makanan dari


sudut kondisi fisik alam dan budaya (pandangan
ekologi)

Teori saluran menurut Lewin


3) Tabu Makanan

Kebijaksanaan pembatasan atau larangan


untuk menghindari makanan tertentu

Atau
Larangan untuk mengkonsumsi jenis
makanan tertentu, karena terdapat
ancaman bahaya terhadap barang siapa
yang melanggarnya
Latar Belakang Timbulnya Tabu Makanan

Segala jenis tabu yang ada berdasarkan pada dua hal


yakni agama dan kepercayaan

Agama
Suatu tabu yang berdasarkan agama (Islam)
disebut haram hukumnya, dan individu yang
melanggar tabu disebut berdosa. Hal
demikian karena makanan atau minuman
tertentu menggangggu kesehatan jasmani
atau rohani bagi pemakannya.
Kepercayaan
Tabu yang berdasarkan kepercayaan
umumnya mengandung nasehat-nasehat yang
baik dan tidak baik yang lambat laun
menjadi kebiasaan (adat) terlebih dalam
suatu masyarakat yang masih sederhana.
Macam Tabu Makanan

Menurut Simons yang dikutip Suharjo (1989) telah


melakukan penelitian mengenai asal tabu makanan :

Tabu terhadap makanan karena makanan tersebut asing bagi


masyarakat tersebut

Tabu terhadap makanan karena alasan tidak higienis

Adanya kepercayaan bahwa makan makanan tertentu akan


menimbulkan ketidaksuburan

Kepercayaan atau religi, merupakan dari alasan tabu


terhadap makanan tertentu
Masyarakat mengenal bermacam-macam tabu makanan
yang diiklasifikasikan sebagai berikut :

Menurut waktu
Tabu yang bersifat permanen

Tabu yang bersifat sementara

Menurut besarnya kelompok


Tabu berdasarkan kelas sosial

Tabu menurut jenis kelamin

Menurut periode-periode di dalam lingkaran hidup


Tabu pada saat puber

Tabu pada saat hamil


3.Studi Kasus Mengenai Tabu Makanan

*Tabu makanan bagi ibu hamil


*Tabu makanan bagi ibu menyusui
*Tabu makanan bagi bayi
*Tabu makanan bagi balita
*Tabu makanan pada perempuan dan laki-laki dewasa
*Tabu makanan bagi orang sakit
Studi kasus mengenai tabu makanan ini
diambil pada Propinsi Riau, yaitu di Rokan
Hulu yang telah dilakukan penelitian dari
Desember 2005 sampai November 2006.
Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang logis,
contohnya daging ditabukan karena akan menyebabkan
penyakit tambah parah. Daging dan ikan laut sangat baik bagi
ibu hamil karena merupakan sumber protein namun sayangnya
ditabukan. Hal ini jelas akan mempengaruhi intake protein
karena ibu hamil tersebut tidak berani mengkonsumsi makanan
tersebut.
Alasan yang diberikan oleh responden tidak ada yang
logis, contohnya ikan dan telur ditabukan karena akan
menyebabkan air susu menjadi anyir. Seperti kita ketahui telur
dan ikan sangat baik bagi ibu menyusui karena merupakan
sumber protein namun sayangnya ditabukan. Hal ini jelas akan
mempengaruhi intake protein karena ibu menyusui tidak berani
mengkonsumsi makanan tersebut.
Tabu makanan untuk bayi tersebut sangat
mengkhawatirkan karena makanan yang ditabukan
merupakan sumber vitamin, mineral, dan protein. Alasan tabu
yang diberikan sangat tidak masuk akal, misalnya buah-
buahan ditabukan karena sejak dahulu tidak diperbolehkan
untuk dikonsumsi bayi
Alasan ini sangat konyol dan sangat merugikan bagi
balita, karena sebagaimana kita ketahui bahwa telur
mengandung protein dan banyak mengandung zat gizi lainnya
dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Oleh karena
itu penyuluhan untuk menyadarkan masyarakat dalam upaya
mengurangi bahkan menghilangkan tabu khususnya bagi
balita perlu dilakukan.
Nangka ditabukan karena dapat menyebabkan maag
bisa kambuh. Jeruk dan nenas ditabukan karena dapat
menyebabkan demam. Sayur nangka ditabukan karena dapat
menyebabkan sakit perut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai