Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1 - Penyuluhan-Pertanian

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 50

1

ATURAN PERKULIAHAN

• KEHADIRAN KULIAH MINIMAL 75% SEBAGAI


SYARAT UNTUK DAPAT MENGIKUTI UTS
MAUPUN UAS.
• ETIKA DAN ESTETIKA SELAMA MENGIKUTI
PERKULIAHAN.
• MENGIKUTI KEGIATAN PRAKTIKUM
• PENENTUAN NILAI AKHIR DIHITUNG DARI
KOMPONEN-KOMPONEN BERIKUT :
• TUGAS MANDIRI = 15 %
• TUGAS KELOMPOK = 10 %
• HASIL UTS = 30 %
• HASIL UAS = 45 %
• KELULUSAN EQUIVALEN DENGAN NILAI
MUTU “C”
PENGERTIAN
• Penyebar-luasan (informasi)
• Penerangan/penjelasan
• Pendidikan non-formal (luar-sekolah)
• Perubahan perilaku
• Rekayasa sosial
• Pemasaran inovasi (teknis dan sosial)
• Perubahan sosial (perilaku individu, nilai-nilai,
hubungan antar individu, kelembagaan, dll)
• Pemberdayaan masyarakat (community empowerment)
• Penguatan komunitas (community strengthening)
3
Penyuluhan Sebagai Proses Penyebar-
Luasan Informasi
• Sebagai terjemahan dari kata “extension”,
penyuluhan dapat diartikan sebagai proses
penyebarluasan yang dalam hal ini,
merupakan penyebarluasan informasi tentang
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam
praktek atau kegiatan praktis.

4
Penyuluhan Sebagai Proses Penerangan/
Pemberian Penjelasan
• Penyuluhan menjelaskan mengenai segala
informasi yang ingin disampaikan kepada
kelompok-sasaran yang akan menerima
manfaat penyuluhan (beneficiaries), sehingga
mereka benar-benar memahaminya seperti
yang dimaksudkan oleh penyuluh atau juru-
penerangnya.
• komunikasi “timbal-balik”

5
Penyuluhan Sebagai Proses Perubahan
Perilaku
• penyuluhan adalah proses aktif yang memerlukan
interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar
terbangun proses perubahan “perilaku”
(behaviour) yang merupakan perwujudan dari:
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan seseorang
yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik
secara langsung (berupa: ucapan, tindakan,
bahasa-tubuh, dll) maupun tidak langsung
(melalui kinerja dan atau hasil kerjanya).
• kesediaannya untuk terus belajar sepanjang
kehidupannya secara berkelanjutan (life long
education).
6
Penyuluhan Sebagai Proses Belajar

• Penyuluhan sebagai proses pendidikan atau


proses belajar diartikan bahwa, kegiatan
penyebar-luasan informasi dan penjelasan
yang diberikan dapat merangsang terjadinya
proses perubahan perilaku yang dilakukan
melalui proses pendidikan atau kegiatan
belajar  perubahan perilaku tersebut
berlangsung melalui proses belajar  terjadi
proses belajar bersama yang dialogis
7
Penyuluhan
Sebagai Proses Perubahan Sosial
• Penyuluhan merupakan proses perubahan
sosial, yang mencakup banyak aspek,
termasuk politik dan ekonomi yang dalam
jangka panjang secara bertahap mampu
diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru
untuk memper-baiki kehidupan
masyarakatnya  struktur, nilai-nilai, dan
pranata sosial, seperti: demokratisasi,
transparansi, supremasi hukum
8
Penyuluhan Sebagai Proses Rekayasa Sosial
(Social Engineering)
• segala upaya yang dilakukan untuk
menyiapkan sumberdaya manusia agar
mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan
peran sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya dalam sistem sosialnya masing-
masing.
• rekayasa sosial bertujuan untuk terwujudnya
proses perubahan sosial demi terciptanya
kondisi sosial yang diinginkan oleh pihak-luar
(perekayasa).
9
Penyuluhan Sebagai Proses
Pemasaran Sosial (Social Marketing)

• Yang dimaksud dengan “pemasaran sosial”


adalah penerapan konsep dan atau teori-teori
pemasaran dalam proses perubahan sosial

10
Penyuluhan Sebagai Proses Pemberdayaan
Masyarakat (Community Empowerment)
• Pemberdayaan diarahkan terwujudnya
masyarakat madani (yang beradab) dan mandiri
dalam pengertian dapat mengambil keputusan
(yang terbaik) bagi kesejahteraannya sendiri.
• Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk
memperkuat kemam-puan (capacity
strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat
berpar-tisipasi secara aktif dalam keseluruhan
proses pembangunan, terutama pembangunan
yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak
luar yang lain (penyuluh, LSM, dll)
11
TUJUAN PENYULUHAN PERTANIAN

1. Tujuan jangka pendek : menumbuhkan


perubahan yang lebih baik pada diri petani
dalam mengelola usahataninya  1-3 th
perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap
dan motif petani
2. Tujuan jangka panjang : meningkatkan taraf
hidup masyarakat agar dapat hidup
sejahtera periode lebih dari 3 tahun

12
MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

1. Teknik pertanian : menjelaskan upaya


perbaikan produktivitas pertanian 
intensifikasi, ekstensifikasi dan
konservasi/rehabilitasi. Materi dapat berupa
pola dan teknik penanaman, pemupukan
yang efektif, pemanfaatan air yang efisien,
perlindungan tanaman terpadu, penggunaan
varietas unggul, pelestarian SDA, dll

13
MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

2. Ekonomi pertanian : menjelaskan upaya


peningkatan nilai tambah produk pertanian.
Meliputi optimasi penggunaan input produksi,
pemilihan komoditi yang menguntungkan,
pemanfaatan kredit usahatani, pemasaran
pertanian, kelembagaan pertanian dll
3. Manajemen usahatani : meningkatkan efisiensi
usahatani. Meliputi : inventarisasi sumberdaya,
perencanaan anggaran, evaluasi keberhasilan
usahatani, dll

14
MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

4. Dinamika kelompok : penyuluhan pertanian


berkaitan dengan petani yang harus dapat diajak
mengubah sikap, perilaku, cara kerja dan pola
pikir. Materi : pengertian, motif terbentuknya
kelompok, fungsi kelompok, latihan dan
pengembangan kelompok
5. Politik pertanian : membahas manfaat intervensi
pemerintah di bidang produksi, distribusi dan
konsumsi produk pertanian kebijakan
pertanian

15
METODE PENYULUHAN PERTANIAN

1. Metode perorangan : (a) mengunjungi petani


sasaran di rumah, sawah, atau tempat lain, (b)
Memberi surat/pesan (c) Memberikan
pengakuan secara perorangan.
2. Metode kelompok : (a) media pertemuan
kelompok, (b) kursus/diskusi (c) karyawisata, (d)
demonstrasi/lomba, dll.
3. Metode massal : (a) penyuluhan dengan media
massa, (b) rapat umum/kampanye, (c)
pertunjukan kesenian/pameran, dll.
16
17
PARADIGMA
PENYULUHAN
PERTANIAN
PEMB. SDM
Penyuluhan
PENGEMBANGAN
BERKUALITAS SDM

PEMB.
PERTANIAN

PERUBAHAN DALAM PEMB. PERTANIAN  MEMILIKI KONSEKWENSI LANGSUNG 


PERUBAHAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN, AGAR PENYULUHAN PERTANIAN
DAPAT LEBIH BERDAYA GUNA DAN BERHASIL GUNA DALAM MENDUKUNG PEMB.
PERTANIAN.

APABILA DIBANDINGKAN ANTARA MASA SEBELUM KRISIS VS SESUDAH KRISIS


TERJADI PERUBAHAN CONTEXT MAUPUN CONTENT PEMB. PERTANIAN

PERUBAHAN CONTEXT PEMB. PERTANIAN, MELIPUTI :


1. PERUBAHAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN,
2. KEBEBASAN PETANI,
3. TUNTUTAN PENTINGNYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
4. KEPUTUSAN INDONESIA MERATIFIKASI PERJANJIAN WTO
IMPLEMENTASI UU No. 22 TAHUN 1999 TENTANG OTONOMI DAERAH, MENUNTUT
PERUBAHAN PEMB. PERTANIAN DARI SENTRALISASI TOP DOWN MENJADI DESENTRALISASI
BOTTOM UP.

PERBEDAAN ANTARA SENTRALISASI VS DESENTRALISASI :


A.SENTRALISASI :
1. PEMERINTAH PUSAT ADALAH EKSEKUTOR (PELAKSANA) PEMB.
2. PEMERINTAH PUSAT YANG MENGGERAKKAN PEMB. (GOV. DRIVEN),
3. PERENCANAAN, STRATEGI, PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA
4. PEMBIAYAAN DITENTUKAN OLEH PEMERINTAH PUSAT.
5. HASIL PEMB. ADALAH BIAS PERINTAH PUSAT.

B.DESENTRALISASI :
1. PERAN MASY. DIHARAPKAN DOMINAN
2. PEMERINTAH, TERUTAMA PEMERINTAH DAERAH MENJADI FASILITATOR DAN
MOTIVATOR PEMB. DI DAERAH MASING-MASING.
3. MASY. YANG MENGGERAKKAN PEMB. (PEOPLE DRIVEN)
4. PERENCANAAN, STRATEGI, PELAKSANAAN, MONITORING DAN EVALUASI, SERTA
PEMBIAYAAN SEMUA DITENTUKAN OLEH MASY. DENGAN DIFASILITASI OLEH
PEMERINTAH DAERAH.
IMPLEMENTASI UU No. 12 TAHUN 1992,TENTANG BUDIDAYA TANAMAN MEMBERIKAN
KEBEBASAN KEPADA PETANI UNTUK MEMILIH KOMODITAS YANG AKAN DI USAHAKAN.
PETANI BERHAK MENUNTUT GANTI RUGI KEPADA PEMERINTAH SEBAGAI AKIBAT DARI
ANJURAN PENYULUHAN PERTANIAN YANG KURANG TEPAT.

ESENSI DARI UU TERSEBUT ADALAH MENEMPATKAN ‘AGRIBISNIS OLEH PETANI” BUKANNYA


“AGRIBISNIS UNTUK PETANI”.

ARTINYA PENYULUH PERTANIAN DAN APARAT PIMPINAN SERTA APARAT PERTANIAN LAINNYA
HANYA MEMBERIKAN FASILITAS AGAR PETANI MAMPU MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI
DENGAN JALAN :
1.MEMBANTU MENGANALISIS SITUASI YANG SEDANG MEREKA HADAPI DAN MELAKUKAN
PERKIRAAN KEDEPAN,
2.MEMBANTU PETANI MENEMUKAN MASALAH,
3.MEMBANTU PETANI MEMPEROLEH PENGETAHUAN/INFORMASI GUNA MEMECAHKAN
MASALAH,
4.MEMBANTU PETANI MENGAMBIL KEPUTUSAN,
5.MEMBANTU PETANI MENGHITUNG BESARNYA RESIKO ATAS KEPUTUSAN YANG DIAMBIL.
PERUBAHAN CONTENT PEMBANGUNAN PERTANIAN :
SEBELUM MASA KRISIS TUJUAN PEMB. PERTANIAN ADALAH UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKSI  SETELAH MASA KRISIS ADALAH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN,
SEHINGGA KITA PERLU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SERTA MENINGKATKAN NILAI
TAMBAH.

UNTUK MENCAPAI TUJUAN INI YANG KITA BANGUN ADALAH “AGRIBISNIS”, YANG
MELIPUTI :
1.PEMB. SISTEM HULU,
2.ON FARM (USAHATANI),
3.HILIR
4.JASA PENUNJANG
PERUBAHAN CONTENT INI DIHARAPKAN JUGA DAPAT :
1.MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP PDB
2.MENGHELA PEREKONOMIAN NASIONAL SEHINGGA KITA DAPAT SEGERA KELUAR DARI
KEMELUT KRISIS,
3.MENYERAP TENAGA KERJA UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN
4.MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP ANGKA TOTAL EKSPOR NASIONAL
5.MEMILIKI KONTRIBUSI DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN NATIONAL
(NATIONAL FOOD SECURITY),
6.KELAK MENJADI SEKTOR EKONOMI YANG PALING STRATEGIS DI INDONESIA.
PERUBAHAN PARADIGMA :

PENYULUHAN PERTANIAN  PENYULUHAN AGRIBISNIS


PETANI KEL. TANI GAPOKTAN

PETANI : adalah perorangan beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di
bidang pertanian (secara Umum) yang meliputi usaha hulu, usahatani, agroindustri,
pemasaran dan jasa penunjang.

KELOMPOKTANI : adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan ( sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakaraban untuk
meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

KONTAK TANI : adalah ketua atau mantan ketua Kelompoktani yang masih aktif sebagai
anggota dan diakui kepemimpinannya dalam menggerakkan anggota/petani untuk
mengembangkan usahanya.

GAPOKTAN : adalah Gabungan beberapa Kel.tani yang bergabung dan bekerjasama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
KARAKTERISTIK KELOMPOKTANI

Kelompoktani pada dasarnya adalah organisasi non formal di pedesaan yang


ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani”, memiliki karakteristik :

1.Ciri Kelompoktani :
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota.

b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusahatani.

c. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis
usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.

d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan


kesepakatan bersama.
2.Unsur Pengikat Kelompoktani :
a. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya.

b. Adanya kawasan usahatani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para
anggotanya.

c. Adanya Kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan
kepemimpinannya diterima oleh sesama petani lainnya.

d. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang-kurangnya


sebagian besar anggotanya.

e. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh Masyarakat setempat untuk


menunjang program yang telah ditentukan.
3. Fungsi Kelompoktani :
a. Kelas Belajar : merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) serta tumbuh dan
berkembangnya kemandirian dalam berusahatani sehingga produktivitasnya
meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.

b. Wahana Kerjasama : merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara


sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelomoktani serta dengan pihak lain.
Melalui kerjasama ini diharapkan usataninya akan lebih efisien serta lebih mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.

c. Unit Produksi : Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota, secara


keseluruhan harus dipandang sebagai suatu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas.
ADOPSI INOVASI

29
Proses adopsi adalah proses yang terjadi sejak pertama kali seseorang menerima hal baru
sampai dengan mengadopsi (menerima, menerapkan dan menggunakan), Margono Slamet
(1978).

Proses tersebut terdiri dari beberapa tahapan dan dipengaruhi oleh faktor pribadi dan
lingkungan. Tahapan tersebut adalah sbb :
1. Tahap Kesadaran (Awereness)
Faktor Pribadi : kontak dengan sumber informasi di luar masyarakatnya, kontak dengan
individu dan kelompok dalam masyarakat.
Faktor Lingkungan : tersedianya media komunikasi, adanya kelompok-kelompok dalam
masyarakat, bahasa dan kebudayaan.

2. Tahap Minat (Intrest)


Faktor Pribadi : Tingkat kebutuhan, kontak dengan sumber-sumber informasi, keaktifan
mencari informasi.
Faktor lingkungan : terdapatnya sumber-sumber informasi secara mendetail dengan
dorongan masyarakat.

3. Tahap Penilaian (Evaluation)


Faktor Pribadi : Pengetahuan tentang keuntungan relatif dari praktek yang bersangkutan,
dan tujuan dari usahataninya.
Faktor Lingkungan : Penerangan terhadap keuntungan relatif, pengalaman dari petani lain,
tipe petani dan derajat komersialisasi.
30
4. Tahap Mencoba (Trial)
Faktor Pribadi : ketrampilan spesifik, kepuasan pada cara-cara lama, keberanian dalam
mengambil resiko.
Faktor lingkungan : penerangan tentang cara-cara praktek secara spesifik, faktor-faktor alam
dan faktor-faktor harga,

5. Tahap Adopsi (Adoption)


Faktor Pribadi : Kepuasan pada pengalaman pertama, kemampuan mengelola usahataninya
dengan cara baru.
Faktor lingkungan : Analisa keberhasilan/kegagalan dan tujuan/minat keluarga.

Mengetahui ciri-ciri seseorang dalam menjalani proses adopsi tersebut di atas sangat
berguna bagi Penyuluh dalam memberikan materi yang sesuai dengan tahapan adopsi yang di
alami serta membantu penyuluh untuk menentukan metode penyuluhan yang tepat sesuai
dengan tahapan proses adopsi tersebut.

31
Kritikan terhadap Model Tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Model tersebut selalu berakhir dengan adopsi, sedangkan ada kemungkinan pada akhir akan
terjadi penolakan.
2. Lima tahap tersebut terjadi tidak selalu berurutan atau mungkin ada beberapa tahapan yang
dilewatkan.
3. Proses itu jarang berakhir dengan adopsi, biasanya berlanjut dengan pencarian informasi
untuk memperkuat keputusan yang dibuat.

Keputusan seseorang untuk mengadopsi/tidak suatu inovasi, menurut Rogers dan Shoemaker
(1987), terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Pengenalan. Dimana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa
pengertian tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.
2. Persuasi, dimana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak terhadap inovasi.
3. Keputusan, dimana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan
untuk menerima atau menolak inovasi.
4. Konfirmasi, dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan yang telah dibuatnya.

32
Berdasarkan cepat atau lambatnya petani mau menerapkan suatu inovasi teknologi melalui
penyuluhan, menurut Van Den Ban dan Hawkins dalam Herdiasti (1998), diklasifikasikan dalam
beberapa golongan sebagai berikut :
1. Golongan Inovator
Petani yang termasuk golongan ini biasanya memiliki lahan usaha yang luas. Golongan ini
jumlahnya sekitar 2,5 persen dari keseluruhan populasi.

2. Golongan Early Adopter


Petani dalam golongan ini lebih awal dalam merespon penyuluhan, sifat golongan ini lebih
luwes dengan tingkat pendidikan yang relatif cukup baik, tapi umumnya bersifat “Lokalit”.
Golongan ini jumlahnya sekitar 13,5 persen dari keseluruhan populasi.

3. Golongan Early Majority


Golongan ini merupakan sifat yang dimiliki oleh kebanyakan petani. Penerapan teknologi pada
golongan ini lebih lambat jika dibandingkan dengan dua golongan di atas, akan tetapi lebih
mudah terpengaruh apabila teknologi baru tersebut dapat meyakinkan akan
meningkatkan usahataninya. Golongan ini jumlahnya sekitar 34 persen dari keseluruhan
populasi.

33
4. Golongan Late Majority
Golongan ini biasanya memiliki lahan kurang dari 0,5 Ha, lebih hati-hati dalam menerapkan
suatu inovasi dikarenakan keterbatasan modal sehingga takut dalam menghadapai kegagalan.
Golongan ini jumlahnya sekitar 34 persen dari keseluruhan populasi.

5. Golongan Laggard
Biasanya berusai lanjut dan sangat fanatik dengan tatacara usahatani yang diperolehnya
secara turun temurun dari leluhurnya, bersifat apatis terhadap suatu inovasi sehingga sangat
sulit untuk merubah kebiasaan yang dilakukannya. Golongan ini jumlahnya sekitar 16 persen
dari keseluruhan populasi.

Margono Slamet (1978), menyatakan bahwa kecepatan adopsi inovasi dipengaruhi atau
ditentukan oleh variabel-variabel :

1. Sifat Inovasi
2. Jenis Keputusan Inovasi
3. Ciri-ciri system sosial
4. Kegiatan Promosi oleh Penyuluh.

34
Crouch dalam Mardikanto (1990), membagi urutan jenjang kepentingan sifat Inovasi yang
berkaitan dengan Kecepatan Adopsi Inovasi sebagai berikut :

1. Tingkat keuntungan (Profitability)


2. Biaya yang diperlukan (Cost Of Innovation)
3. Tingkat kerumitan/kesederhanaan (Complexity/Simplicity)
4. Kesesuaian dengan lingkungan fisik (Physical Compatibility)
5. Kesesuaian dengan lingkungan budaya (Cultural Compatibility)
6. Tingkat mudahnya dikomunikasikan (Communicability)
7. Penghematan tenaga kerja dan waktu (Saving Of Labour and Time)
8. Dapat tidaknya dipecahkan/dibagi (Divisibility).

35
Benad dalam Mardikanto (1990), menyatakan bahwa reaksi petani menerima/menolak
terhadap program pertanian dapat dijelaskan dengan kerangka teoritis yang berbeda-beda.
Kerangka tersebut dapat dibedakan sebagi berikut :
1. Berkembangnya pembaharuan dapat diartikan sebagai komunikasi antar individu dam suatu
sistem sosial.
2. Dalam pendekatan Psikologi sosial, menerima pembaharuan diartikan sebagai upaya
mencari jalan keluar dari permasalahan juga memilih keputusan antara berbagai alternatif.
3. Dari aspek ilmu pertanian diberikan dasar-dasar penentu selanjutnya, yaitu :
a.Suatu Inovasi sering hanya bisa dipakai di daerah ekologi tertentu.
b.Banyak inovasi yang membutuhkan peningkatan penggunaan modal yang tidak bisa
dipenuhi oleh kebanyakan petani.
c.Kekurangan sumberdaya, ini jelas berkaitan dengan skala/ukuran usaha.

36
Hubungan antara tingkat adopsi, pendekatan dan metode dapat digambarkan
sebagai berikut:

Tingkat Pendekatan Metode


adopsi
Rapat (pertemuan umum), siaran
Massal
1. Sadar perdesaan (radio,TV), pemutaran film,
penyebaran brosur, folder,leaflet
pemasangan poster.

2. Minat
Diskusi kelompok, temu karya, kursus
kelompok tani, demonstrasi, karyawisata, hari
3. Menilai lapangan petani, pemutaran slide.

4. Mencoba
Kunjungan rumah, kunjungan
5. Menerapkan individual usahatani, belajar perorangan,
koresponden, telpon.

37
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
PENYULUHAN
PERTANIAN
PENDAHULUAN
• DEFINISI
• KOMUNIKASI PERTANIAN
• TUJUAN
• PERKEMBANGAN PENYULUHAN
PERTANIAN DI INDONESIA
• SASARAN
• PENYULUHAN DAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN
Batasan
Komunikasi: mrpk suatu pernyataan
antar manusia, baik dilakukan secara
perorangan maupun kelompok yang
bersifat umum dng menggunakan
simbol atau lambang-2 yg berarti.
Komunikator adalah orang yg tugasnya
menyampaikan pesan-2, apakah itu pesan
pembangunan dalam arti umum atau pesan
pemb. pertanian, kepada msrkt sasaran
(komunikan) agar pesan-2 tersebut dapat
diterima sesuai dng yang diharapkannya.
KOMUNIKAN =SASARAN
• Sasaran Utama: Petani dan seluruh
keluarganya.
• Sasaran Penentu: Pejabat Pemerintah, Peneliti,
Lembaga Perkreditan, Produsen, Industriawan,
Distributor, Periklanan.
• Sasaran Pendukung: Anggota organisasi massa,
seniman, tokoh agama & masyarakat
konsumen hasil pertanian.
MATERI PESAN (MASSAGE)
Materi Pesan: adalah beberapa pokok bahasan
yang akan disuluhkan kepada sasaran (petani) yang
diharapkan akan dapat memecahkan masalah-2
yang dihadapi petani.
Syarat pokok materi pesan :
# secara teknis dapat dilaksanakan oleh petani
# dapat dipertanggungjawabkan secara
ekonomis
# diinginkan secara sosiologis oleh masyarakat
Isi pesan berkaitan dengan informasi di
bidang pertanian, antara lain:
a.Bagaimana meningkatkan produksi pertanian
b.Bagaimana memelihara lahan agar kondisi
lahan tetap subur dan terhindar dari
bahaya erosi
c.Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik
d.Bagaimana adopsi teknologi baru harus
dilakukan
e.Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok
f.Bagaimana meningkatkan pendapatan
rumahtangga tani
g.Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan
pedesaan, dan sebagainya.
Komunikasi Pertanian: Mrpk pernyataan
antar manusia yg berkaitan dng bidang
pertanian, yg dilakukan baik scr massal,
kelompok yang sifatnya umum maupun
indifidu yg sifatnya khusus dng menggu-
nakan lambang-2 tertentu seperti yang
dijumpai pada metode penyuluhan.
Proses Komunikasi
Proses Komunikasi: mrpk suatu aktivitas dari
seseorang (komunikator), yang akan menyampai-kan
pesan-2, biasanya berupa lambang-2, yang dapat
berbentuk kata-2 atau kalimat untuk mengubah
perilaku orang lain (komunikan)

Konsep Komunikasi: menurut Berlo; Rogers and


Shoemaker (1971) adalah S-M-C-R , yang berarti : “A
source (S) send a message (M) via certain channel (C ) to
the receiving individual (R)”.
Tiga Pihak yang Saling
Berkomunikasi

# Peneliti :
Sumber penemu teknologi baru atau Inovasi Baru
# Penyuluh Pertanian Perantara ilmu
pengetahuan atau teknologi pertanian baru, yg dihasilkan
oleh Balai-2 Penelitian, atau PT dan juga berfungsi sbg
Penerima Pesan dr Petani untuk mencari ilmu pengetahuan
dan teknologi baru
# Petani dan Keluarganya
Sasaran bagi penyuluh pertanian untuk diberikan motivasi,
pengetahuan dan pendidikan tentang pertanian yg lebih
efektif dan efisien.
TEKNIK-TEKNIK
BERKOMUNIKASI
1. Berdasarkan metodenya:
a. secara lisan
b. secara tercetak
c. secara terproyeksi
2. Berdasarkan jumlah orang yang dituju
a. secara perorangan
b. secara kelompok
c. secara massal
METODE KOMUNIKASI

PERORANGAN KELOMPOK MASSAL

ANJANGSANA PERTEMUAN SIARAN

ANJANGKARYA DEMONTRASI KAMPANYE

KONTAK TANI KARYAWISATA IKLAN

PAMERAN
Faktor-faktor yg mempengaruhi Seseorang untuk
Mau Menerima suatu Inovasi dan Berkomunikasi

• I. Faktor Intern II. Faktor Ekstern


• Umur 1. Sosial ekonomi petani
• Pendidikan
2. Adat istiadat / norma2
• Keberanian mengambil resiko
• Pola hubungan 3. Sumberdaya atau potensi
• Sikap terhadap perubahan yang ada di daerah
• Motivasi berkarya 4. faktor penyebab persoalan
• Aspirasi yang dihadapi oleh petani
• Fatalisme 5. Kondisi lingkungan
• Sistem kepercayaan tertentu masyarakat
(diagtotisme)
• Karakteristik psikologi
6. Status kepemilikan lahan
7. Prestise masyarakat
8. Ukuran usaha tani
Sekian Dan Terimakasih…..

Anda mungkin juga menyukai