7-8. Biolistrik
7-8. Biolistrik
7-8. Biolistrik
Q VIt
Q = energi panas (joule, J)
V = beda potensial/tegangan (volt, V)
I = arus (ampere, A)
t = waktu (s)
KELISTRIKAN & KEMAGNETAN YANG
TIMBUL DI DALAM TUBUH
1. SISTEM SARAF & NEURON
akson
soma
segmen awal akson sel Schwann
akson hillock
nukleus
simpul Ranvier telodendria
dendrit
Neuron
• Sel-sel syaraf tersusun dari bagian-bagian utama:
1. soma (badan sel)
2. akson (nerit, serat syaraf)
3. dendrit.
• Akson berfungsi menghantarkan sinyal dari satu sel
syaraf ke sel lainnya (sel syaraf atau sel otot)
• soma dan dendrit berfungsi sebagai penerima sinyal
yang dihantarkan oleh akson dari sel syaraf lain.
Neuron dalam keadaan istirahat (non aktif)
V
E
d
Sel Saraf dalam Keadaan Istirahat
(POLARISASI)
• Dalam sel saraf atau sel hidup lainnya, membran sel
mempertahankan kondisi intraseluler yg berbeda dg
lingkungan ekstraselulernya.
• Setiap sel saraf menghasilkan sedikit ion negatif di dalam sel
dan juga ion positif di luar membran sel
+++++++ +++++++
- - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - -
+++++++ +++++++
Konsentrasi ion di dalam dan luar neron dalam
kondisi polarisasi (istirahat)
Ion Konsentrasi (mmol/L)
Di dalam Di luar
Na+ 15 145
K+ 150 5
Cl- 9 120
lainnya 156 30
• Besarnya potensial membran untuk sel saraf dalam
keadaan non aktif adalah –70 mV
- (-70 x 10ˉ³ V)
E =
7.0 x 10ˉ⁹ m
= 1,0 x 10⁷ V/m (ke arah kanan)
Sehingga,
F = q.E
= (1,6 x 10ˉ¹⁹ C) (1,0 x 10⁷ V/m)
= 1,6 x 10ˉ¹² N
Potensial Aksi
• Pada membran sel syaraf berlaku mekanisme
ambang (threshold mechanism), yaitu jika membran
menerima sinyal dengan nilai tertentu maka sel
tersebut akan menjadi aktif.
• Peristiwa pengaktifan sel, yang ditandai dengan
adanya perubahan elektris pada sel-sel tersebut,
akan menyebabkan perubahan pada potensial
membran sel.
• Peristiwa ini disebut sebagai peristiwa
depolarisasi, sedangkan perubahan potensial
yang disebabkan oleh peristiwa depolarisasi
disebut sebagai potensial aksi.
• Di dalam cairan sel banyak mengandung ion-ion: Na+, K+,
Ca2+, Cl-, dan anion-anion organik yang sebagian besar
berupa protein.
• Timbulnya potensial aksi dipicu oleh adanya perubahan
konduktansi membran terhadap ion-ion tertentu,
utamanya ion K+ dan Na+.
• Selama keadaan non aktif, konduktansi membran untuk
ion K+ lebih besar daripada konduktansi membran untuk
Na+ (konduktansi untuk K+ 50-100 kali konduktansi untuk
Na+).
• Pada awal timbulnya potensial aksi,
konduktansi membran untuk ion Na+
meningkat secara mendadak hingga mencapai
5000 kali konduktansi pada keadaan non aktif
dan terjadi aliran ion Na+ dalam jumlah besar
memasuki bagian dalam sel (konduktansi
untuk Na+ sekarang lebih besar daripada
konduktansi untuk K+).
• Hal ini menyebabkan potensial membran yang
semula negatif menjadi positif. Perubahan
konduktans untuk Na+ dan K+ selama terjadi
potensial aksi
• akhir potensial aksi, konduktansi untuk Na+
kembali ke keadaan semula dan konduktansi
untuk K+ meningkat hingga mencapai 1000 kali
konduktansi semula. Pada kondisi ini, terjadi
aliran ion K+ keluar sel yang akan menyebabkan
potensial membran kembali bernilai negatif.
Perubahan konduktans untuk Na+ dan K+
selama terjadi potensial aksi
Perambatan potensial aksi
• Potensial aksi akan merambat untuk mengaktifkan
bagian-bagian membran yang berdekatan dan
kemudian akan mengaktifkan seluruh membran sel .
• Rangsangan akan menyebabkan gerbang-gerbang Na
terbuka dan akan terjadi aliran ion-ion Na+ masuk ke
dalam sel.
• Adanya ion-ion positif ini akan menaikkan potensial
membran hingga mencapai potensial ambangnya, yang
kemudian memicu timbulnya potensial aksi.
• Potensial aksi atau impuls akan merambat pada
membran dan akan mengaktifkan seluruh membran sel
+ + + + + + + + + + + + + +
- - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - - -
+ + + + + + + + + + + + + +
• Gambar panah + + + + + +
- -
+ + + + + +
menunjukkan “local
+ +
- - - - - - - - - - - -
- - - -
+ + + + + + + + + +
+ + + +
- - - - - - - - - -
• Pada susunan saraf pusat, jika sel saraf
mendapat rangsangan ditengarai bahwa
potensial aksi pertama kali muncul pada akson
atau segmen awal akson kemudian merambat
ke bagian-bagian sel saraf lainnya.
• Pada keadaan aktif, sel syaraf yang tak
bermyelin akan menunjukkan adanya
kenaikan potensial membran hingga mencapai
+40 mV
Kelistrikan miokardium
1 2
0 4
Depolarisasi miokardium
• Fase depolarisasi ditunjukkan oleh fase 0 yang
disebabkan karena adanya kenaikan jumlah ion Na+ di
dalam sel (permeabilitas ion natrium bertambah
dengan cepat sehingga jumlah ion natrium yang masuk
ke dalam sel semakin banyak).
• Fase 1 terjadi karena adanya aliran ion-ion K+ ke luar sel
dengan permeabilitas rendah, yang menyebabkan
adanya penurunan tegangan.
• Pada fase 2 (plateau, datar), aliran masuk ion-ion Ca2+
mengimbangi aliran keluar ion-ion K+.
• Pada fase 3 (fase repolarisasi), permeabilitas kalium
bertambah besar yang menyebabkan aliran keluar ion-
ion K+ menjadi lebih cepat.
• Adanya aliran ion-ion inilah yang
menyebabkan potensial menjadi merosot
(drop). Selama fase 4, sel akan kembali ke
keadaan istirahat dan konsentrasi ion-ion
kembali ke keadaan awal (kelebihan ion-ion
natrium dan kalsium di dalam sel dipompa
keluar bersamaan dengan aliran masuk ion-
ion kalium)
• Perubahan pada fase ini sangat
mempengaruhi mekanisme kontrol fisiologis
terhadap frekuensi jantung.
• Jika daerah sekitar miokardium belum
mencapai nilai ambang, sedangkan bagian lain
telah menghasilkan potensial aksi, maka
bagian ini akan segera menyebabkan bagian
lain mencapai nilai ambang & menghasilkan
petensial aksi.
Bagian Jantung
Potensial aksi tiap bagian jantung
Perambatan potensial aksi