Evaluasi
Evaluasi
Evaluasi
1. Organoleptis
• Warna : Putih
• Bau : Ocean Blue
• Tekstur : Lembut
2. Uji pH
(Juwita,2013)
Alat : indikator pH
Persyaratan : 4,5 – 8
Hasil :
(Genetika,2016)
-pH standart : 4,01
Prosedur : -pH kalibrasi : 3,45
1. Ambil sediaan yang diukur pHnya -pH koreksi : 4,01-3,45 = 0,56
2. Siapkan pH indikator
Replikasi pH terbaca pH sediaan
3. Oleskan sediaan pada pH indikator
4. Tunggu perubahan warna Ke-1 7,86-0,56 = 7,30 7,30
Rata-rata pH = 7,29
Kesimpulan :
Hasil uji pH sediaan cream memenuhi rentang pH persyaratan cream yang baik yaitu berkisar 4 - 8.
3. Uji Viskositas
(Rosmala Dewi,2014) Hasil :
Alat : viskometer brookfield
Speed Faktor koreksi Viskositas
Persyaratan : 2000 cps – 50.000 cps (BPOM)
Prosedur : 3 rpm 20 x 2000 40.000 cps
1. Pilih pengaduk yang sesuai dengan kekentalan bahan, 2 rpm 24 x 1000 24.000 cps
semakin kecil pengaduk menandakan semakin kental
bahan 12 rpm 51,5 x 500 25.750 cps
2. Pasangkan pada alat, pastikan alat dalam keadaan off
3. Ambil bahan sebanyak mungkin, agar alat dapat 30 rpm 86,5 x 200 17.300 cps
mendeteksi
60 rpm 99 x 100 9900 cps
4. Masukkan bahan ke dalam beaker glass
5. Turunkan alat hingga pengaduk menyentuh bahan dan
dasar
6. Tekan on pada alat Hasil Uji Viskositas Sediaan Cream
7. Tunggu 10-30 detik, hingga skala menandakan stagnan 50,000
Viskositas
30,000
24,000 25,750
20,000
17,300 Viskositas
Kesimpulan 10,000 9900
Dari hasil viskositas yang diperoleh menunjukkan nilai viskositas 0
memenuhi rentang persyaratan yaitu 2000 cps – 50.000 cps. 3 6 12 30 60
Namun dari grafik hasil uji viskositas tidak menunjukkan tipe aliran Speed (rpm)
tiksotropik yang sesuai dengan sifat alir sediaan setengah padat.
4. Uji Homogenitas
(Juwita,2013)
Alat : objek glass 2 buah
Persyaratan : Tidak adanya gumpalan
sehingga tidak terjadi perubahan fase
Prosedur : Hasil :
1. Diambil sediaan krim 1 g pada
bagian atas, tengah, dan bawah Bagian krim Pengamatan Kesimpulan
2. Di letakkan pada objek glass di
bagian tengah object glass Atas partikel tidak halus tidak homogen
3. Di tutup dengan objek glass yang
lain Tengah partikel tidak halus tidak homogen
4. Di amati homogenitas krim di
antara tumpukan objek glass. ( Bawah partikel tidak halus tidak homogen
Diamati ada atau tidaknya partikel
yang tidak homogen secara visual )
Kesimpulan :
Pada uji homogenitas sediaan krim menunjukkan
hasil bahwa sediaan krim tidak homogen.
5. Uji Tipe Cream
(Voight,1994)
1. Tipe pewarnaan
Alat : gelas arloji ,batang pengaduk
Persyaratan :
- Jika dengan Sudan III krim homogen, maka
krim tipe air dalam minyak (a/m)
- Jika dengan Methylene Blue krim homogen,
maka tipe krim minyak dalam air (m/a)
Prosedur :
1. Timbang sediaan krim sebanyak 1 gram Hasil :
2. Dioleskan sediaan pada gelas arloji
Replikasi Sudan III Methylene blue
3. Tetesi dengan Methylene blue / Sudan III
sampai menyebar diatas krim
4. Di aduk dengan batang pengaduk ad Ke-1 Tidak homogen Homogen
homogen
5. Diamati perubahan pada sediaan Ke-2 Tidak homogen Homogen
6. Lakukan replikasi (3x)
Ke-3 Tidak homogen Homogen
(Racmalia et.al.,2016)
Alat : lempeng kaca 2 buah, kertas grafik
Prosedur :
• Timbang sediaan krim 0,5 g
• Timbang kaca pemberat yang lebih tipis
• Ambil bahan yang telah ditimbang, letakkan diatas
kertas grafik yang dilapisi kaca yang lebih tebal
• Tutupkan kaca yang lebih tipis pada bahan
• Kemudian diamkan selama 15 menit
• Hitung daerah yang diberikan oleh sediaan
• Kemudian letakkan anak timbangan
• Diamkan hingga 60 detik, ukur diameternya
• Tambahkan anak timbangan hingga diameternya
tidak lagi berubah
• Hitung luas sediaan krim
Hasil Uji Daya Sebar
REPLIKASI 1 REPLIKASI 2
Beban Kanan Kiri Atas Bawah Diameter Diamete
Beban Kanan Kiri Atas Bawah
Lempeng kaca r
2,9 cm 3 cm 3 cm 3 cm 5,95 cm Lempeng kaca
= 146,36 g 3,2 cm 3,0 cm 3,3 cm 3,3 cm 6,4 cm
= 146,36 g
+ 50 g = 196,36 g 3,3 cm 3,7 cm 3,6 cm 3,6 cm 7,1 cm + 50 g = 196,36 g 3,3 cm 3,5 cm 3,9 cm 3,7 cm 7,2 cm
+ 100 g = 246,36 g 3,4 cm 3,9 cm 3,7 cm 3,8 cm 7,4 cm + 100 g = 246,36 g 3,6 cm 3,9 cm 3,3 cm 4 cm 7,4 cm
+ 200 g = 346,36 g 3,7 cm 4,2 cm 4,1 cm 4 cm 8 cm + 200 g = 346,36 g 3,9 cm 4,3 cm 3,6 cm 4,5 cm 8,15 cm
+ 500 g = 646,36 g 4,2 cm 4,6 cm 4,5 cm 4,5 cm 8,9 cm + 500 g = 646,36 g 4,3 cm 4,8 cm 3,9 cm 4,7 cm 8,85 cm
+ 800 g = 946,36 g 4,8 cm 5,5 cm 5 cm 5 cm 9,95 cm + 800 g = 946,36 g 4,6 cm 5,1 cm 4,2 cm 5,2 cm 9,55 cm
diameter (cm)
10 8.9 7.4
diameter (cm)
7.4 8 8 7.2
8 7.1 6.4
5.95 6
6
4 4
2 2 Hasil
Hasil
0 0
sebelum 50 g 100 g 200 g 500 g 800 g sebelum 50 g 100 g 200 g 500 g 800 g
ditambah ditambah
beban beban
Berat beban (g) Berat beban (g)
Hasil Uji Daya Sebar
REPLIKASI 3
Lempeng kaca
3,1 cm 3,3 cm 3,1 cm 3,2 cm 6,35 cm
Replikasi 1 = 7,88 cm
= 146,36 g Replikasi 2= 7,93 cm
+ 50 g = 196,36 g 3,2 cm 3,5 cm 3,3 cm 3,3 cm 6,9 cm Replikasi 3 = 7,98 cm
+ 100 g = 246,36 g 3,4 cm 4,1 cm 3,5 cm 4,2 cm 7,6 cm
+ 200 g = 346,36 g 3,8 cm 4,4 cm 4 cm 4,7 cm 8,45 cm
Rata-rata diameter dari hasil replikasi tersebut
+ 500 g = 646,36 g 4,1 cm 4,7 cm 4,2 cm 5 cm 9 cm
adalah = 7,93 cm
+ 800 g = 946,36 g 4,4 cm 5 cm 4,5 cm 5,3 cm 9,6 cm
Rata-rata diameter = 7,98 cm
8
6
memberikan hasil rata-rata diameter 7,93
4 cm, hasil tsb menunjukkan bahwa sediaan
2 Hasil
0
krim melebihi rentang persyaratan yaitu
sebelum
ditambah
50 g 100 g 200 g 500 g 800 g
berkisar 5-7 cm
beban
Berat beban (g)
7. Uji Akseptabilitas
Parameter Persentase (%)
-
dingin
- 63,64%
dingin
36,36%
sedikit
40%
Tidak
kriteria
Sangat lengket lengket
kelengketan lengket lengket
80
70
60
50
40
30
20
10
0
kemudahan bekas yang kemudahan
sensasi kelembutan kelengketan bau
dioleskan ditinggalkan dicuci
sangat baik (%) 28.57 36.36 13.33 40 37.5 47.06 87.1
baik (%) 53.57 63.64 80 20 56.25 52.94 12.9
cukup baik (%) 14.29 0 0 40 6.25 0 0
kurang baik (%) 3.57 0 6.67 0 0 0 0
8. Uji Bobot (%Kesalahan)
Alat : Timbangan
Persyaratan : <15%
Prosedur :
1. Ditimbang wadah kosong untuk sediaan, catat sebagi wadah
2. Wadah kosong diisi dengan sediaan
3. Ditimbang wadah berisi sediaan, catat sebagai bobot salep + wadah
4. Dihitung % Kesalahan dengan rumus :
% Kesalahan =
Hasil evaluasi :
Bobot yang diinginkan = 200 g
Bobot krim = 185,72 g
% Kesalahan =
Kesimpulan : Dari hasil uji persentase kesalahan didapatkan hasil sebesar 7,14 %, dapat disimpulkan persentase
kesalahan tersebut tidak melebihi dari persyaratan yaitu tidak lebih dari 15 %.
9. Uji stabilitas 10. Penetapan Kadar Bahan Aktif
c
Alat : pH-meter, mikroskop dan coverglass Alat : Alat KCKT
Prosedur : Prosedur :
1. Dilakukan pengujian pada 3 suhu 1. Sampel yang telah ditimbang secara
yang berbeda yaitu suhu kamar seksama
(28°C), suhu hangat (40° 2C ) , dan 2. Kemudian dilarutkan dengan pelarut dan
suhu dingin (4° 2C) dimasukkan kedalam labu ukur hingga
2. Perbedaan suhu ini dilakukan batas tanda
dengan tujuan untuk 3. Sebelum sampel diinjeksikan ke alat KCKT
membandingkan kestabilan fisik dari terlebih dahulu sampel disaring dengan
sediaan pada kondisi berbeda. vacum mikrofilter agar larutan benar-
3. Pengujian stabilitas dilakukan benar murni dari zat pengotor
dengan melihat perubahan 4. Kemudian sampel diinjeksikan dengan
organoleptis, pH , diameter globul menggunakan syringe, dengan syarat
rata-rata. tidak ada gelembung udara
5. Sampel dimasukkkedalam alat KCKT
4. Pengujian dilakukan setiap 2 minggu sejumlah 20 µL
selama 8 minggu. 6. Hasil yang diperoleh, dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan y=bx +
a.
11. Uji Mikrobiologi
Pada praktikum ini kami membuat krim dengan tipe minyak dalam air, yang bahan aktifnya adalah titanium
dioksida (TiO2) dan vitamin B3 (niacinamide).Titanium diosksida merupakan mikropigmen yang secara
luas digunakan sebagai sebagai UV filter. Keuntungannya yaitu memberikan perlindungan dengan
spektrum luas dan tidak menyebabkan dermatitis kontak (Barel, 2001). Vitamin B3 memiliki fungsi
sebagai pemutih dan antiaging sehingga kedua bahan aktif tersebut sangat baik bila dikombinasikan
menjadi suatu produk dibidang kosmetika.
Formula dasar dalam pembuatan krim ini terdiri dari fase minyak (cera alba, vaselin album, asam stearat,
BHT, EDTA dan propilparaben) dan fase air (vitamin B3, TEA, propilenglycol,metilparaben dan
aquadest). Basis salep yang digunakan yakni cera alba, vaselin album dan menggunakan campuran
asam stearate dengan TEA sebagai emulgator. Emulgator berfungsi untuk mengurangi tegangan
permukan antara fase air dan fase minyak sehingga membentuk emulsi yang stabil. Penambahan
metilparaben dan propilparaben sebagai pengawet, untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada
sediaan karena telah mengandung air yang diketahui sebagai media pertumbuhan mikroba. Diperlukan
pula BHT atau Butil Hidroksi Toluena sebagai antioksidan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi
oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Selain itu, karena bahan aktif yang digunakan mengandung logam
sehingga dapat terjadinya oksidasi maka perlu ditambahkan EDTA sebagai chelating agent. Untuk
meningkatkan estetika sediaan kami menambahkan corigen odoris yaitu larutan ocean blue dan juga
ditambahkan propilenglikol sebagai humektan karena sediaan krim ditujukan untuk pemakaian topikal.
Pembahasan
Pada prorses formulasi kami membuat tiga formula dengan bahan-bahan yang sama namun konstentrasi
yang kami gunakan tiap formula tersebut berbeda yang digunakan dalam produksi skala kecil yaitu
sediaan dibuat sebanyak 20 g. Dari ketiga formula tersebut terdapat perbedaan yang terletak pada
jumlah basis salep dan humektan yang digunakan. Pada formula 1 menggunakan basis krim cera alba
15% dan vaselin album 15% dan propilenglikol sebesar 8% sedangkan formula 2 menggunakan cera
alba sebesar 10% dan vaselin album 20% dengan propilenglikol 8% lalu pada formula 3 menggunakan
cera alba 20% dan vaselin album 5% serta propilenglikol yang digunakan sebesar 13%. Ketiga formula
tersebut selanjutnya dievaluasi. Pada evaluasi untuk produksi skala kecil kami hanya melakukan
evaluasi organoleptis. Ketiga formula tersebut memberikan hasil evaluasi berupa sediaan yang memiliki
warna putih dengan aroma ocean blue yang memberikan kesan yang segar tetapi dari segi tektur
ketiganya tidak memberikan hasil yang sesuai harapan karena sediaan terlalu keras dan tidak mudah
dioleskan tetapi pada formula 3 tidak terlalu padat atau keras sepeti formula 1 dan 2. Maka kami
memustukan untuk memilih formula 3 untuk pembuatan skala besar yang sebanyak 200 g. Namun
dengan hasil evaluasi yang kurang acceptable maka kami melalukan modifikasi pada jumlah basis krim
yang kami gunakan. Sebelumnya kami menggunakan basis krim cera alba sebesar 20% dan vaselin 5%
yang dicurigai penyebab sediaan kami terlalu keras dan sulit dioleskan jadi kami mengubah konsentrasi
penggunaan basis salep tersebut menjadi cera alba sebesar 1% dan vaselin album 7% serta
propilenglikol sebesar 15%.
Pembahasan
Setelah proses pembuatan skala besar kami mengevaluasi sediaan krim yang meliputi uji organoleptis, uji tipe krim,uji
homogenitas, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji akseptabilitas. Dilihat dari organoleptisnya krim berwarna
putih, aromanya adalah aroma segar karena ditambahkan beberapa tetes larutan ocean blue. Dari segi tekstur ketika
dioleskan pada tangan, krim terasa halus/lembut dan homogen tetapi secara fisik krim yang kami hasilkan sedikitcair
namun pada saat krim disimpan selama kurang lebih 3 hari pada suhu ruang hasil yang diperoleh menjadi lebih baik
yaitu sesuai dengan sifat krim yang tidak terlalu cair (encer) ataupun tidak terlalu padat (keras).
Papa uji tipe krim dilakukan dua pengujian yaitu perwarnaan dan pengecenceran. Hasil uji tipe krim pewarnaan yaitu
krim yang diberikan methylene blue memberikan hasil yang homogen pada saat dicampur sedangkan pada saat
dicampurkan dengan sudan III memberikan hasil yang tidak homogen. Sedangkan pada uji tipe krim pengeceran
memberikan hasil yaitu krim yang diencerkan dengan air lebih homogen pada saat dicampurkan dibandingkan
dengan krim yang ditambahkan paraffin liquid. Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan krim kami tipe minyak
dalam air (m/a).
Pada pengujian homogenitas yang dilakukan selama tiga kali percobaan yang menggunakan bagian atas, tengah dan
bawah krim didapatkan hasil yang tidak sesuai persyaratan yaitu kurang homogen yang ditunjukkan dengan adanya
partikel – partikel yang tidak tercampur. Hal tersebut dapat dikarekan pada saat proses pencampuran dan
penggerusan praktikan tidak menggerus hingga homogen.
Pada pengujian pH didapatkan hasil pH krim pada percobaan pertama adalah 7,30 pH yang dihasilkan pada percoban
kedua sebesar 7,26 dan percobaan ketiga didapatkan pH 7,30. Hasil dari rata-rata ketiga nilai pH ialah 7,29 yang
menunjukkan bahwa sediaan krim kami memiliki pH yang sesuai dengan rentang pH pada kulit yaitu 4,5-8,0 yang
sebagai acuan akseptabilitas untuk pemakaian pada kulit.
Pembahasan
Pada pengujian viskositas krim didapatkan hasil pada kecepatan 6 rpm, 12 rpm, 30 rpm dan 60 rpm
berturut-turut diperoleh viskositas sebesar 24.000 cps, 25.750 cps, 17.300 cps dan 9900 cps.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa telah memasuki rentang menurut BPOM yatu 2.000-
50.000 cps. Menurut Martin et al (1993), sifat alir yang diharapkan dari suatu sediaan setengah padat
adalah tiksotropik, karena sediaan setengah padat diharapkan mempunyai konsistensi tinggi dalam
wadah pada saat penyimpanan, namun saat diberi gaya, dapat dengan mudah dituang dan mudah
tersebar. Namun pada evaluasi yang kami lakukan sifat alir yang dihasilkan tidak sesuai dengan teoritis
karena pada grafik yang dihasilkan tidak membentuk aliran tiksotropik. Karena hal itu dapat
dipengaruhi oleh konsentrasi dan basis yang digunakan.
Pada uji daya sebardilakukan dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan di atas kaca. Kemudian bagian
atasnya di beri kaca yang sama, dan di tingkatkan bebannya sebesar 50 g ; 100 g ; 200 g ; 400 g dan 800
g. Kemudiaan diameter penyebaran di ukur pada setiap penambahan beban, saat sediaan berhenti
menyebar. Pada kelompok kami mendapatkan hasil daya sebar rata-rata sebesar7,93 cm. Hal ini
menunjukka kemampuan krim untuk menyebar kurang baik jika diaplikasikan di permukaan kulit
karena tidak memenuhi persyaratan standar uji daya sebar yaitu diameter penyebaran sebesar 5-7 cm.
Ketidaksesuaian tersebut dapat terjadi sebab viskositas krim rendah karena viskositas mempengaruhi
daya sebar atau mobilitas suatu sediaan, semakin besar viskositasnya maka daya sebarnya semakin
kecil dan sebaliknya.
Pembahasan
Pengujian terakhir yang dilakukan ialah uji akseptabilitas dengan menggunakan kuisoner sebagai alat ukur
dan dilakukan pada 10 orang panelis yang telah menilai langsung sediaan krim kami dengan
mempertimbangkan beberapa kriteria yang kami cantumkan sebagai tolak ukur untuk memudahkan
panelis menilai akseptabilitas sediaam kami. Hasil yang didapatkan adalah dari segi kemudahan
dioleskan terdapat 28,57% yang mengatakan sangat mudah dioleskan, 53,57% mudah dioleskan,
14,29% sedikit mudah dioleskan dan 3,57% tidak mudah dioleskan. Sedangkan dari segi sensasi yang
dirasakan diperoleh nilai sangat dingin sebesar 36,36% dan dingin sebesar 63,64%. Dari segi
kelembutan krim kami mendapatkan nilai 13,33% sangat lembut, 80% mengatakan lembut dan ada
6,67% yang mengatakan kurang lembut. Pada segi bekas yang ditinggalkan krim kami mendapatkan
penilaian sebesar 40% mengatakan tidak meninggalkan bekas, 40% mengatakan berbekas dan hanya
20% yang mengatakan sedikit berbekas. Kemudian dari segi kelengketan krim terdapat 37,5% yang
mengatakan tidak lengket, 56,25% mengatakan sedikit lengket dan 6,25% mengatakan lengket.
Berdasarkan aroma kami mendapatkan menilaian yang baik yaitu 47,06% sangat harum dan 52,94%
mengatakan krim kami harum. Dan kriteria terkakhir adalah dari segi kemudahan krim untuk dicuci
yaitu sebesar 12,90% mengatakan sangat mudah dicuci dan terdapat 87,10% mengatakan bahwa krim
mudah dicucikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang kami lakukan terdapat beberapa uji yang tidak memenuhi syarat yaitu uji
homogenitas, uji daya sebar dan uji viskositas. Hal tersebut menunjukkan bahwa krim kami kurang
baik.
KESIMPULAN
1 Sediaan krim mengandung bahan aktif Titanium dioxida 5% dan Niacinamide 4%
Memiliki 2 fase yaitu fase minyak yang terdiri dari cera alba, vaselin album, asam stearat, Butil Hidroksi 2
toluen (BHT), Ethylene Diamine Tetra Acetic (EDTA), propil paraben, titanium dioxide dan fase air terdiri
dari propilenglikol, metil paraben, Trietanolamine (TEA), aquadest, dan niacinamide.
3 Pada praktikum evaluasi Sediaan krim titanium dioxide dilakukan beberapa evaluasi yaitu
organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji daya sebar, uji akseptabillitas, uji homogenitas, dan uji tipe cream.
Pada organoleptis didapatkan cream berwarna putih, bau ocean blue dengan tekstur lembut.
Pada uji pH memenuhi rentang persyaratan , Pada uji homogenitas krim tidak homogen, uji tipe cream
4
didapatkan hasil krim tipe M/A, Pada uji viskositas memenuhi rentang persyaratan dan memiliki tipe aliran
pseudoplastis , Pada uji daya sebar melebihi rentang persyaratan, Pada uji akseptabilitas mudah untuk
dioleskan (53,57%) , sensasi terasa dingin (63,64%) , terasa lembut (80%), meninggalkan bekas (40%) ,
dan tidak meninggalkan bekas (40%) , terasa sedikit lengket (56,25%), bau harum (52,94%), dan mudah
untuk dicuci (87,10%).
SARAN