ENTOMOLOGI
ENTOMOLOGI
ENTOMOLOGI
Sikliko-
propagatif
Biologik
Sikliko-
developmental
Cara
Mekanik
Penularan
Transovarian
Toksin
Penularan berlangsung dari penderita ke orang
lain dengan perantara bagian luar tubuh
serangga. Misal telur cacing, kista protozoa,
dan bakteri usus dapat dipindahkan dari tinja
ke makanan melalui kaki atau badan lalat
rumah.
Penularan berlangsung setelah parasit/agen yang diisap mengalami
proses biologik dalam tubuh vektor.
Propagatif: bila di dalam tubuh vektor, parasit hanya membelah
diri menjadi banyak. Co: Yersinia pestis dalam pinjal tikus
(Xenopsylla cheopsis).
Sikliko-propagatif: bila di dalam tubuh vektor, parasit berubah
bentuk dan membelah diri menjadi banyak. Co: Plasmodium
falciparum dalam nyamuk Anopheles.
Sikliko-developmental: bila di dalam tubuh vektor, parasit hanya
berubah bentuk menjadi bentuk infektif. Co: Wuchereria bancrofti
dalam badan nyamuk Culex.
Transovarian: vektor yang terinfeksi akan menularkan parasit
kepada keturunannya. Selanjutnya larva infektif keturunannya
itulah yang akan menularkan parasit kepada manusia. Co: Ricketsia
tsutsugamushi dalam larva infektif (chigger) Leptotrombidium.
Beberapa serangga dapat memasukkan
toksinnya ke dalam badan manusia dengan
cara kontak langsung (ulat), gigitan (kelabang,
laba-laba), sengatan (kalajengking), atau
tusukan (Triatoma).
Toksin serangga dapat menyebabkan gejala
setempat atau gejala umum, seperti gatal,
urtikaria, lepuh (ulat, kutu busuk), hemolisis
(kalajengking), perdarahan (lebah), dan
gangguan saraf (kalajengking).
Berdasarkan habitat hidup:
1. Endoparasit: hidup di dalam jaringan tubuh, misal larva
lalat penyebab miasis.
2. Ektoparasit: hidup di permukaan tubuh hospes, misal
tungau, pinjal, nyamuk.
Anopheles,
Copepoda,
Culex, Scorpionida Scolopendra Fontaria
decapoda
Aedes, dll.
Klasifikasi
Kelas: Insekta
Ordo: Diptera
Famili: Culicidae
Tribus 1: Anophelini
Genus: Anopheles
Tribus 2: Culicini
Genus: Culex, Aedes, Mansonia
Tribus 3: Toxorhynchitini
o Genus:Toxorhynchities
Nyamuk dapat hidup sampai ketinggian 4200
meteer diatas permukaan laut dan sampai 115
meter di bawah permukaan laut.
Jumlah spesies di daerah tropik lebih banyak
dibandingkan di daerah dingin.
Nyamuk berukuran 4-13 mm dan rapuh.
Kepalanya mempunyai probosis halus dan panjang
yang melebihi panjang kepala.
Probosis nyamuk betina dipakai sebagai alat untuk
menghisap darah, sedangkan probosis nyamuk jantan
dipakai sebagai alat untuk menghisap sari tumbuhan,
sari buah-buahan, dan juga keringat.
Terdapat palpus pada kiri kanan probosis. Palpus terdiri
dari 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15
ruas.
Antena pada nyamuk jantan berambut lebat dan pada
nyamuk betina berambut jarang.
Sebagian besar toraks yang tampak (mesonatum)
diliputi bulu halus berwarna putih/kuning. Posterior
mesonatum terdapat skutellum, pada anophellini
bentuknya melengkung (rounded), dan pada cullini
membentuk tiga lengkungan (trilobus).
Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena
yang ditumbuhi sisik-sisik sayap. Pinggir sayap
terdapat sederetan rambut yang disebut umbai (fringe).
Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas.
Dua ruas terakhir berubah menjadi alat kelamin.
Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (heksapoda) yang
melekat pada toraks dan tiap kaki terdiri atas 1 ruas
femur, 1 ruas tibia, dan 5 ruas tarsus.
Telur – larva – pupa – dewasa
a. Culex, telur diletakkan saling
berlekatan membentuk rakit (raft) di
atas permukaan air.
Anopheles
Perilaku nyamuk berdasarkan hospes yang disukai yaitu
antropofilik, zoofilik, antropozoofilik.
Tempat istirahat ada nyamuk yang memilih di dalam
rumah/dinding rumah (endofilik), di luar rumah (eksofilik)
seperti tanaman, kandang hewan, dekat tanah, atau tempa
agak tinggi.
Perilaku nyamuk berdasarkan aktivitas menggigit yaitu
ada yang menghisap darah pada malam hari (night-biters)
menghisap darah pada siang hari (day-biters), ada yang
menghisap di dalam rumah (endofagik), dan ada yang
menggigit di luar rumah (eksofagik).
Jarak terbang Aedes aegypti yi 50-100 m, sedangkan
Anopheles jarak terbangnya sampai 1.6 km.
Sebanyak 16 spesies Anopheles diketahui berperan sebagai vektor
malaria di Indonesia.
Kebiasaan menghisap darah manusia pada malam hari atau sejak senja
sampai dini hari.
Jarak terbang biasanya 0.5-3 km
Lama hidup nyamuk betina lebih dari 10 hari
Populasi yang tinggi dibandingkan spesies lain
Terdapat sporozoit pada kelenjar liurnya (mempunyai kemampuan
mengembangkan Plasmodium menjadi stadium sporozoit).
Aedes aegypti adalah vektor penyakit virus berbahaya yang
dikenal sebagai penyakit demam berdarah dengue atau dengue
hemorrhagic fever (DHF).