Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pemuliaan Kelapa Sawit

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PEMULIAAN TANAMAN

PEMULIAAN TANAMAN
KELAPA SAWIT
“Untuk Produksi Benih Kelapa Sawit Unggul”
________________________________________
________________

Irfa’ Yudayantho - NIM. 171520101008


PROGRAM STUDI MAGISTER AGRONOMI
FAKULTAS PERTAIAN - UNIVERSITAS JEMBER
2018
TANAMAN KELAPA SAWIT:
INTRODUKSI DAN KOLEKSI
INTRODUKSI TANAMAN KELAPA SAWIT
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu famili
palma yang secara umum tumbuh di daerah
tropika seperti di Asia, yaitu Indonesia, Malaysia,
Tailan, Pilipina, di Afrika yaitu Nigeria, Kamerun,
Senegal, Angola, Gana, maupun di Amerika
Selatan yaitu Brasil, Kolombia, Ekuator dan
Suriname.

KOLEKSI TANAMAN KELAPA SAWIT


 Hasil eksploitasi oleh konsorsium sawit indonesia
dengan Dirjenbun. Mei 2008 telah
mengumpulkan sekitar 103 aksesi dari Kamerun,
Afrika. Aksesi ini berasal dari 58 lokasi yang
tersebar dari 10 propinsi di Kamerun.
UR BUNGA TANAMAN KELAPA SAWIT
Bunga tanaman kelapa sawit termasuk golongan
bunga berumah satu (monoecious) yang berarti bahwa
bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu
tanaman namun posisinya terpisah. Ekspresi kelamin
dikelompokkan menjadi 2:
 Androecious
 Tanaman kelapa sawit cenderung banyak
menghasilkan bunga jantan
 Jumlah spekilet bervariasi
 Saat bunga jantan antesis  kumpulan serangga
penyerbuk elaeidobius
 Secara umum, bobot total serbuk sari  berkisar
antara 2-300 g.
 Ginoecious
 Tanaman kelapa sawit cenderung banyak
menghasilkan bunga betina(tandan buah )
 Bunga reseptif dicirikan adanya warna bening
UR BUNGA TANAMAN KELAPA SAWIT
tanaman kelapa sawit yang menunjukkan bahwa
pada satu tandan di dalam sekumpulan bunga
betina terdapat beberapa bunga jantan (yang
menghasilkan serbuk sari) sehingga dinamakan
bunga hermaprodit.

Tandan bunga betina dan Bunga hermaprodit


tandan bunga jantan
terpisah pada satu tanaman
UR BUNGA TANAMAN KELAPA SAWIT

Ginoecious Androecious
JENIS KELAPA SAWIT
DURA
PersilanganDAN PISIFERA
antara bunga betina dura (sebagai putik) dan
serbuk sari dari bunga jantan pisifera untuk mendapatkan
benih ungguldata
Manajemen perlu pengontrolan
bunga manajemen
Manajemen data.
data bunga
tanaman dura meliputi: tanaman pisipera meliputi:
 Berapa rerata jumlah  Tingkat kemudahan
tandan pohon dalam
buah/tanaman/tahun menghasilkan bunga
 Apa pohon penghasil jantan
bunga hermaprodit  Apakah serbuk sari yang
 Apa induk unggul dan dihasilkan memiliki
memiliki rekaman tandan rekaman kegagalan
bunga aborsi setelah disilangkan
 Apa induk unggul tetapi  Apakah memiliki rekeman
penyerbukan tidak mengenai hasil persilang
optimal terhadap benih yang
 Pertumbuhan tandan diperoleh
buah yang terlambat  Memiliki rekaman
JENIS KELAPA SAWIT
DURA
JENIS DURADAN PISIFERA
 Cangkang yang sangat tebal
sekitar 2-8 mm
 Daging buah tidak begitu tebal
dengan daging biji yang cukup
besar
 Tidak mengandung serat pada
bagian mesocarp yang meliputi
cangkangnya
 Digunakan sebagai induk betina
bagi pemulia

JENIS PISIFERA
 Mempunyai cangkang yang sangat
tipis hingga tidak bercangkang
 Bagian buah hanya terbentuk dari
mesocarp berwarna kuning
PERSILANGAN DURA DAN
PISIFERA DXP
INDUK BETINA (D)
UNGGUL
 Secara visual waktu pembungkusan bunga betina
adalah dengan melihat pembungkus bunga atau
seludang yang sudah pecah pada ujungnya.
 Setelah seludang dibersihkan maka bunga betina dura
siap dibungkus.

INDUK JANTAN (P)


 Jika kondisi seludang bunga jantan sudah merekah atau
pecah maka segera dilakukan pembungkusan.
 Saat yang direkomendasikan untuk benangsari antesis
(masak fisiologis) sebaiknya pada 10 hari atau lebih
setelah pembungkusan.

PERSILANGAN D x P
 Penyerbukan bunga betina dura dengan serbuk sari
dilakukan saat bunga betina dura pada kondisi telah
PERSILANGAN DURA DAN
PISIFERA DXP UNGGUL

Tandan bunga jantan pisifera Teknik Penyerbukan pada


yang siap dibungkus tandan bunga betina dura
saat reseptif
PERSILANGAN DURA DAN
PISIFERA DXP UNGGUL

JENIS
SAWIT
BARU

Tenera (DxP)
Persilangan antara dura (D) sebagai induk betina
dengan pisifera (P) sebagai induk jantan menghasilkan
projeni tenera atau dikenal dengan hibrida (DxP).
Hibrida tenera (DxP) yang mempunyai mesocarp tebal
dengan cangkang yang relatif tipis.
METODE SELEKSI
 Teknik persilangan antara induk dura dan pisifera bisa
menggunakan sistem Reciprocal Recurrent Selection
(RRS).
 Metode RRS yang digunakan disini adalah cara
melakukan persilangan berulang yang berkelanjutan.
 Penekanan metode seleksi yang dilakukan adalah
memilih turunan atau hasil persilangan yang
mempunyai penampakan terbaik sehingga seleksi yang
dilakukan adalah memilih terbaik dari yang terbaik (the
best of the best).
 Dengan demikian seleksi induk berdasarkan
penampakan turunannya atau progeni.
 Beberapa perusahaan benih kelapa sawit yang
menggunakan metode ini yaitu:
 PPKS
 PT Socfindo
 PT LONSUM
PENGUJIAN POHON
INDUK
 EVALUASI DAN SELEKSI FENOTIPE
 Pengukuran bagian vegetatif (pertambahan tinggi
tanaman/tahun, pertambahan pelepah/tahun, panjang
pelepah, panjang racis, panjang pentiol)  dilakukan umur
2 THT.
 Pengukuran bagian generatif (jumlah tandan yang
dipanen/tahun, bobot TBS per tahun, komponen buah,
kandungan minyak)  dilakukan umur 5 atau 8 TST.
 UJI PROJENI DAN PRODUKSI BENIH
 Hasil persilangan dapat ditanam dengan RAK/RAL jumlah
projeni yang ditanam banyak
 Penanamam bole dalam bentuk plot atau baris
 Tujuan pengujian projeni  mengevaluasi kemampuan
tetua yang diekspresikan ke turunannya.
 Ssetelah uji ragam  uji daya gabung umum (general
combining ability=GCA) dan daya gabung khusus (specifik
combining ability=SCA)
 PERBAIKAN SIFAT (KARAKTER) INDUK DAN
ERSILANGAN DXT DENGAN SISTEM RRS

INDUK

F1

F1

Persilangan sendiri/saudara tiri  inbreeding depression  sifat


genetik homozogot  saling disilangkan  penampilan hibrida
jauh lebih baik  faktor heterosis.
METODE SELEKSI RRS

 Percobaan ini dilakukan di Sumatra Utara


dengan tipe tanah aluvial, penanaman
dilakukan pada Desember 2000 dan awal
panen hasil pada April 2005.
 Tanaman sebelumnya adalah kelapa sawit
atau penanaman sawit setelah sawit
(replanting).
 Ada 50 projeni yang berasal dari
persilangan 20 dura dan 6 pisifera
tercantum pada Tabel 1.1
 Rancangan persilangan menggunakan
North Carolina II (NC II) yang saling
berhubungan (connected design) 
SKEMA 50 PROJENI  20
DURA DAN 6 PISIFERA
MODEL RANCANGAN
ACAK KELOMPOK
Nilai estimasi GCA dura and pisifera
adalah:
Yij = µ + GCAD + GCAP +
SCADXP +Eij
dimana:
µ = nilai rata-rata umum
GCA = nilai estimasi daya gabung
umum untuk dura
GCAP = nilai estimasi daya gabung
umum untuk pisifera
SCADXP = nilai estimasi daya gabung
PERHITUNGAN
SEDERHANA
Ada 6 induk (3 dura dan 3 pisifera) dengan notasi D,
C, H untuk induk dura dan E, G, N untuk pisifera
disilangkan untuk menghasilkan 9 persilangan (ED,
EC, EH,…..NH). Hitung nilai GCA (Daya Gabung
Umum) induk:

Nilai tengah produksi tandan buah segar (TBS) ton/ha/thn


hasil persilangan antara tiga pisifera dan tiga dura pada
umur tanaman 10 TST
PERHITUNGAN
SEDERHANA
KESIMPULAN
ANALISA
 Nilai hasil TBS berdasarkan GCA untuk
projeni hasil persilangan N x D adalah 31,5
ton TBS/ha/tahun. Hasil TBS tersebut
hampir mendekati nilai kenyataan, yaitu 30
ton TBS/ha/thn.
 Penggunaan nilai penduga SCA untuk
memprediksi produksi TBS tanaman kelapa
sawit lebih mendekati dengan nilai realisasi
produksi TBS.
 Berdasarkan perhitungan diperlukan faktor
pengali dekisar 4-6% lebih rendah dari nilai
penduga GCA.
 Misalnya, nilai prediksi produksi TBS
Thanks! Any questions ?
You can find me at @irfak_yudayantho & irfakyudayantho@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai