Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

K3 Radioaktif

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

Pajanan Radioaktif

Kuliah PK3 di Jurusan Teknik Lingkungan Universitas


Trisakti
 
 

Radiasi adalah pancaran


 
energi melalui suatu
materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel
 

atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton)


 

dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi


 

yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contoh


televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain
 
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber
radiasi yang bersifat unsur alamiah dan berada di
udara, di dalam air atau berada di dalam lapisan
 

bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan


 

Thorium di dalam lapisan bumi; Karbon dan


Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang
ada di dalam air.
Apa bedanya jenis radiasi dalam bentuk partikel
dan radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik?
Radiasi dalam bentuk partikel adalah jenis radiasi yang
mempunyai massa terukur. Sebagai contoh adalah
radiasi alpha, beta.
Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau
disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang
tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya
adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang
microwave, radar dan handphone
Di Lingkungan Kerja, Radiasi Dikelompokkan Menjadi

Radiasi elektromagnetik
Radiasi panas
Sinar ultra violet
Sinar laser
Gelombang mikro
Radiasi radioaktif (ionizing radiation)

Bahan radioaktif adalah :


Bahan yang dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif
secara spontan karena peristiwa yang terjadi di dalam inti
atom bahan tersebut.
Pendahuluan
Manusia mengenal radioaktivitas dari
penemuan uranium oleh Antonie Henry
Becquerel pada tahun 1896.
Marie Curie (1867-1936) dan Pierre
Curie (1859-1905) menemukan 2 unsur
baru yang sama dengan uranium yaitu
Polonium (Po) dan Radium (Ra).
Inti atom yang stabil tidak menunjukkan
gejala radioaktivitas, sebaliknya inti atom
yang tidak stabil dapat menunjukkan gejala
radioaktivitas
Isotop adalah unsur-unsur dengan nomor
atom sama (S proton dalam inti sama) tetapi
nomor massa berbeda (perbedaan S neutron
dalam inti atom).
Radioaktivitas
Adalah peristiwa pemancaran sinar-sinar
radioaktif secara spontan karena terjadinya
peluruhan inti atom menjadi inti atom lain.
Unsur yang meluruh akan menghasilkan unsur
radioaktif baru yang juga meluruh menjadi
unsur radioaktif baru yang lain.
Proses peluruhan inti radioaktif menghasilkan
radiasi berupa partikel atau gelombang
elektromagnet yang berenergi tinggi yaitu sinar
alpha (a), beta (b) dan gamma (g)
Sinar a : (2a4 2He4)
Karena partikelnya berat sehingga tidak dapat
mencapai jarak pancaran yang jauh.
Radiasi a memiliki daya tembus yang kecil dan pada
manusia hanya dapat menembus sebatas kulit.
Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub
negatif.
Merupakan partikel dengan muatan listrik +2 dan
massa 4
Sinar b : (-1b0 -1e0)
Lebih ringan dari a sehingga dapat bergerak lebih cepat.
Memiliki daya ionisasi lebih kecil tetapi daya tembus
100 x lebih besar dari a
Dibelokkan oleh medan magnet ke arah kutub positif
Merupakan partikel dengan muatan listrik-1e dan tidak
bermassa.
Sinar g : (0g0)
Mempunyai daya tembus yang besar sehingga
terhitung amat berbahaya, tetapi daya ionisasi
kecil. Pancaran radiasi ini dapat ditahan oleh 25
cm timbal (Pb)
Tidak dibelokkan, baik oleh medan listrik
maupun medan magnet. Merupakan radiasi
elektromagnetik yang tidak bermassa dan tidak
bermuatan.
Mempunyai sifat sama dengan sinar X
 Jenis-jenis sinar dari inti bahan radioaktif
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang
dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) bila
berinteraksi dengan materi. Yang termasuk
dalam jenis radiasi pengion adalah partikel
alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan
neutron. Yang termasuk radiasi pengion adalah
partikel alfa (α), partikel beta (β), sinar gamma
(γ), sinar-X, partikel neutron.
 
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang
tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila
berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion
tersebut berada di sekeliling kehidupan kita. Yang
termasuk dalam jenis radiasi non-pengion antara
lain adalah gelombang radio (yang membawa
informasi dan hiburan melalui radio dan televisi);
gelombang mikro (yang digunakan dalam
microwave oven dan transmisi seluler handphone);
sinar inframerah (yang memberikan energi dalam
bentuk panas); cahaya tampak (yang bisa kita
lihat); sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari)
Waktu Paruh

Waktu yang dibutuhkan agar jumlah dari


suatu unsur radioaktif menjadi setengahnya.
Misalnya waktu paruh 15P32 adalah 14,3
hari, artinya setelah 14,3 hari unsur
radioaktif ini sebanyak 100 gram akan
memancarkan sinar b dan membentuk 16S32
sebanyak 50 gram, sehingga unsur 15P32
tinggal 50 gram.
Waktu Paruh Beberapa Radioisotop
Isotop Radiasi Waktu Paruh
Oksigen – 13 8,7 x 10-3 detik
Bromine – 80 17,6 menit
Iodine – 132 2,4 jam
Radon – 222 3,8 hari
Barium – 140 12,8 hari
Hidrogen – 3 12,3 tahun
Strontium – 90 28,1 tahun
Radium – 226 1620 tahun
Carbon – 14 5730 tahun
Plutonium – 239 24.400 tahun
Berrylium – 10 4,5 juta tahun
Potassium – 40 1,3 milyar tahun
Uranium - 238 4,5 milyar tahun
Satuan Radiasi
Pajanan radiasi : R = Roentgent
Disebut dosis serap : adalah banyaknya energi
yang diserap oleh bahan per satuan massa bahan
itu. Merupakan ukuran banyaknya energi yang
diberikan oleh radiasi pengion kepada medium.

Menunjukkan besarnya intensitas sinar X atau


sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi
di udara dalam jumlah tertentu.

1 R = (1,61 x 1015) (5,4 x 10-18) J/kg udara


Dosis absorbsi medium (Rad = Radiation
Absorbed Dose) dan Grey (Gy)

1 R = 0,869 Rad

Dalam SI dosis serap disebut Grey (Gy)

1 R = 0,00869 Gy
Dosis ekuivalen (Rem = Roentgent
Equivalent of Man) dan Sievert (Sv).
Adalah ukuran untuk menunjukkan pengaruh
radiasi pada tubuh manusia atau sistem biologi
lainnya.

Satuan yang banyak digunakan untuk mengukur


radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem
biologi.

1 Sievert = 100 Rem


Currie dan Becquerel (untuk ukuran
aktivitas)
Becquerel :
Adalah aktivitas jika suatu sumber radiasi memancarkan 1
partikel per detik
Untuk aktivitas rendah

Curie (Ci) :
Adalah jumlah material saat 3,7 x 1010 atom mengalami
peluruhan per detik (utk aktivitas tinggi)
Untuk aktivitas tinggi

1 Curie = 3,7 x 1010 Becquerel (Bq)


Dosis tertinggi yang diijinkan untuk diterima pekerja
radiasi, didasarkan atas rumus :

D = 5 (N – 18)
D = dosis tertinggi yang diijinkan diterima seseorang pekerja
radiasi selama masa kerja, satuan : Rem
N = Usia pekerja
18 = Usia terendah yang diijinkan untuk bekerja di area radiasi

Batas dosis efektif untuk pekerja radiasi :


20 mSv/tahun
Untuk masyarakat umum : 1 mSv/tahun
Sumber Radiasi

Alami : terestrial dan kosmik

Buatan : hasil reaksi fisi dan fusi


Dosis radiasi dari sinar kosmis yang
diterima penduduk bumi bergantung
pada letak ketinggian seseorang
bertempat tinggal.

Dosis radiasi kosmis diatas permukaan


laut sebesar 0,5 mSv/th, akan naik 2 x
lipat setiap kenaikan 1,5 km
Radiasi yang diterima tubuh manusia
dapat berasal dari :
1. Sumber Eksternal
Sumber radiasi yang berada diluar tubuh
manusia, baik dari sinar kosmik maupun
yang ada di permukaan bumi.
Radiasi eksternal akibat kerja :
Dari alat sinar X
Irradiator
Reaktor nuklir
Akselerator
2. Sumber Internal
Sumber radiasi yang berada didalam tubuh
manusia
Unsur yang masuk dan terikat oleh organ tertentu
di dalam tubuh, karena unsur tersebut memiliki
sifat kimia yang sama dengan unsur yang stabil.
Faktor penentu pada sumber radiasi internal
Kelompok populasi kritis
Kelompok populasi yang mempunyai kecenderungan
terkena dampak kontaminasi radioaktif
Radionuklida kritis
Radionuklida tertentu yang karena sifat-sifatnya mempunyai
potensi masuk ke dalam tubuh manusia, radionuklida tsb
dapat masuk secara langsung atau melalui rantai makanan
Jalur kritis
Yaitu jalur yang mungkin dilalui oleh radionuklida kritis
untuk sampai ke populasi kritis/manusia, dapat melalui
pernafasan, makanan / minuman
Organ kritis
Organ dalam tubuh yang mempunyai kecenderungan
mengikat radionuklida kritis yang masuk ke dalam tubuh.
Dilihat dari proses berlangsungnya ada
2 jenis penyinaran terhadap jaringan
tubuh :
Penyinaran dalam waktu singkat (akut),
misalnya kecelakaan. Terjadi radiasi dosis
tinggi dan menimbulkan efek biologis
seketika.
Penyinaran dosis rendah tapi
berlangsung terus menerus (kronik),
menimbulkan efek tertunda.
Radiosensitivitas
Tingkat kepekaan suatu jaringan terhadap radiasi.
Radiosensitivitas tinggi :
Sel darah putih
Sel pembentuk darah dalam sumsum tulang belakang
Sel epitel kulit
Selaput lendir
Sel pembentuk sperma dan sel telur

Radiosensitivitas rendah :
Sel pembentuk jaringan otot
Sel pembentuk tulang
Sel pembentuk jaringan saraf
Tingkat kerusakan sel dipengaruhi oleh :
Dosis total
Tingkat kecepatan dosis yang diterima
Jenis radiasi
Bagian tubuh yang terkena
Hubungan dosis – respon
Hubungan Dosis – Respon
Asumsi : “Linier Non-Threshold model of Radiation
Damage”
Resiko kerusakan berbanding lurus secara proporsional
terhadap dosis
(Dosis sekecil apapun akan menimbulkan efek biologis
dan mengandung risiko yang sama)
Efek Radiasi
EFEK STOKASTIK :
Merupakan hasil pajanan kronik dengan dosis rendah
yang diterima berulang dalam jangka waktu lama.
Suatu sel somatik yang berubah akhirnya dapat
menjadi kanker. Misalnya Leukimia, kerusakan
genetik, kelainan darah.
Yaitu efek somatik dan herediter yang bermula dari
perubahan 1 sel. Peluang efek biologis yang terjadi
merupakan fungsi dosis dan pemunculan gejala
pertama tidak memerlukan dosis ambang.
EFEK DETERMINISTIK :
Tingkat keparahan efek biologis tergantung pada dosis
radiasi yang diterima dan pemunculan gejala pertama
memerlukan dosis ambang.
Efek ini dihubungkan dengan pajanan akut, misalnya
katarak, sterilitas, kerusakan jaringan, erythema kulit
(3000 – 6000 mSv), rambut rontok (6000 – 12000
mSv), kematian.
Penilaian Risiko
Nilai Ideal :
Kehadiran konsentrasi bahan kimia di media lingkungan
yang tidak menyebabkan bahaya pada manusia.

Nilai Realistik :
Bahaya kesehatan terletak antara keamanan absolut dan
risiko yang dapat diterima. Untuk mengetahui keamanan
absolut harus diketahui lebih dulu :
Hubungan dosis-respon masing-masing individu pada
semua sumber pencemar
Efek toksik dari jenis pencemar tunggal atau campuran
Faktor interaksi yang signifikan, variasi sensitivitas dan
tingkat pajanan yang terjadi di dalam populasi manusia.
Dasar Pencegahan Radiasi
Waktu :
Makin lama terkena radiasi, risiko semakin
besar

Jarak :
Makin menjauh dari sumber, dosis yang diterima
semakin kecil

Pemisah (shielding) :
Yang terbaik : concrete wall, timah dan besi
Program Pengendalian

Standard Operating Procedure

Deteksi dan Pengukuran


Setiap orang yang akan bekerja menggunakan zat
radioktif harus mengetahui dan mengerti tentang
keselamatan kerja terhadap radiasi pengion, yaitu
memahami :
Semua dokumen kerja
Prinsip : As Low As Reasonably Achievable
(ALARA)
Dokumen

Kebijakan Keselamatan PTNBR ( Pusat Teknologi


Nuklir Bahan dan Radiometri )
Berbagai dokumen mutu, khususnya instruksi
kerja yang ada di ruangan atau instruksi kerja
peralatan yang akan digunakan.
Setiap personil harus memahami berbagai label,
poster, dan peringatan keselamatan yang ditempel
di setiap laboratorium.
Label Peringatan
“ Hati-Hati Zat Radioaktif “
As Low As Reasonably Achievable (ALARA)

DEWASA :
Seluruh tubuh, lensa mata, tangan, kaki dan
tungkai, kulit dan setiap organ atau jaringan 50
mSv/tahun atau 5.000 mrem/tahun
BATASAN KHUSUS :
Wanita hamil, siswa magang usia 16–18 tahun,
dan masyarakat umum : 10 mSv atau 1000 mrem  
Keselamatan Radiasi
Tujuan : mencegah terjadinya efek deterministik
yang membahayakan dan mengurangi terjadinya
efek stokastik serendah mungkin.
Faktor penting mencegah kecelakaan radiasi :
Adanya peraturan/perundangan dan standar
keselamatan nuklir
Kelengkapan sarana peralatan keselamatan kerja
Personil dengan bekal pengetahuan radiasi yang
memadai
Ruang Lingkup Proteksi Radiasi

Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat


radioaktif
Menentukan hubungan tingkat kerusakan biologi
dengan dosis radiasi yang diterima organ
Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan

Desain perlengkapan kerja dan proses kerja untuk


mengupayakan keselamatan radiasi, baik di tempat
kerja maupun di lingkungan
Azas Proteksi Radiasi
Justifikasi :
Agar setiap kegiatan yang dapat mengakibatkan paparan
radiasi hanya boleh dilaksanakan setelah ada pengkajian
bahwa manfaat lebih besar dari kerugian.
Optimasi :
Agar paparan radiasi yang berasal dari suatu kegiatan
harus ditekan serendah mungkin dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi
Limitasi :
Agar dosis yang diterima seseorang dalam menjalankan
suatu kegiatan tidak boleh melebihi nilai batas yang
ditetapkan instansi berwenang.
Prinsip Proteksi Radiasi

 Kurangi waktu berada di sekitar sumber


radiasi

Posisikan diri sejauh mungkin dari sumber


radiasi

Gunakan perisai atau pelindung diri dari radiasi


Pengaman Diri Terhadap Radiasi :

Glove atau sarung tangan

Jas Lab yang dilengkapi dosimeter


atau pakaian kerja yang menutup
seluruh tubuh /full body
Sepatu karet
Manajemen Keselamatan Radiasi
Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000
setiap instalasi yang menggunakan radiasi wajib
menerapkan Manajemen Keselamatan Radiasi,
yang meliputi :
Organisasi Proteksi Radiasi
Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas
Peralatan Proteksi Radiasi
Pemeriksaan Kesehatan
Jaminan Kualitas
Pendidikan dan Pelatihan

Anda mungkin juga menyukai