Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Jurnal Gawat Nafas DR Wahyudi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

JURNAL GAWAT NAPAS

Rabu, 21 Oktober 2015

Wahyudi

PESERTA PPDS I PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
RSUP PERSAHABATAN
JAKARTA
Critical Appraisal
Validitas Studi
 Apakah terdapat sampel yang representatif
dan didefinisikan dengan baik pada titik yang
sama dalam satu perjalanan penyakit? Ya
 Apakah follow up yang dilakukan cukup lama
dan lengkap? Ya
 Apakah kriteria objektif dan hasil yang tidak
bias digunakan? Ya
 Apakah terdapat penyesuaian terhadap
faktor – faktor prognostik yang penting?
Tidak
Critical Appraisal
Hasil Studi
 Apakah hasil akhir dari studi ini?
 Studi ini mengkonfirmasi bahwa;
penggunaan Ultrasound gueidance dapat
mengurangi resiko terjadinya
pneumothoraks pada tindakan
torakosentesis dan perdarahan abdomen
pada tindakan parasentesis yang pada
akhirnya akan mengurangi biaya
pengobatan dan lama perawatan.
Critical Appraisal
Hasil Studi
 Seberapa tepat hasil studi ini?
Tepat

Aplikasi terhadap pasien


 Apakah hasil studi ini dapat diterapkan pada
pasien saya? Ya
 Apakah semua hasil klinis yang penting
dijadikan pertimbangan?Ya
 Apakah layak antara biaya yang dikeluarkan
dengan keuntungan yang diperoleh?Ya
Pendahuluan
 Dalam 2 dekade belakangan, peningkatan
keselamatan pasien telah menjadi sorotan di
USA.
 PP&AC 2010 dan the Centers for Medicare and
Medicaid Services Reporting Hospital Quality
Data for Annual Payment Update Program
Quality Measures FY 2012-2014
 Tujuannya

• Perawatan yang lebih aman


• Menghindari kompilkasi tindakan medis
termasuk iatrogenic Pneumothorax
Pendahuluan

 Iatrogenic
  injury 0% sampai 19 %
 Torakosentesis dan Parasentesis adalah
tindakan yang umum dilakukan

Penelitan meta-analisis :
komplikasi terjadinya
Pneumotoraks 2,9%

Gordon CE , Feller-Kopman D , Balk EM , Smetana GW .


Pneumothorax following thoracentesis: a systematic review
and meta-analysis . Arch Intern Med . 2010 ; 170 ( 4 ): 332 - 339
Metode & material
Sumber Data
 Premier’s Perspective Comparative Database,
dilaporkan dari 600 RS di USA dan 2,5 milyar
rekaman layanan medis harian pasien.
 Database mengandung karakteristik pasien,
diagnosis, dan prosedur tindakan yang dikode
menurut International Statistical Classifi cation of
Diseases and Related Health Problems, Ninth
Revision (ICD-9) and Current Procedural
Terminology, Fourth Edition (CPT) .
 Pasien yang menjalani torakosentesis dan
parasentesis dari 1 januari 2007-30 desember 2008
Metode & material
Populasi penelitian
 Kelompok torakosentesis yang teridentifikasi
dengan menggunakan ICD 9 code 34.91 dan
CPT code 32000,32002,32421 dan 32422
 Kriteria eksklusi :
1. Pneumotoraks yang terjadi saat masuk
perawatan
2. Usia di bawah 18 tahun
3. Wanita yang dirawat karena kehamilan
4. Pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik
5. Pasien yang menjalani operasi bedah toraks
Metode & material
Populasi Penelitian
 Kelompok parasentesis di identifikasikan dengan
menggunakan ICD-9 kode 54.91 dan CPT kode 49080,
49081
 Kriteria eksklusi :
1. Pasien dengan awal masuk terdiagnosis perdarahan,
hematoma, hemoperitonium
2. Usia dibawah 18 tahun
3. Wanita dirawat yang berhubungan dengan
kehamilannya
4. Pasien2 trauma
5. Pasien2 dengan perdarahan GI
6. Pasien2 yang sedang menjalani prosedur bedah
Metode & material
Analisis statistik
 Pada setiap kelompok dihitung menurut
distribusi frekuensi mengenai informasi
demografis pasien dan karakteristik rawat
inap.
 Relative Risk (RR) = resiko terjadinya efek
samping diantara pasien yang menggunakan
ultrasound-guidance selama tindakan dibagi
dengan resiko terhadap pasien tanpa
menggunakan ultrasound-guidance.
Metode & material
Analisis statistik
 Priemier’s Perspective Comparative Database
memberikan data tentang total biaya
langsung pada pasien2 rawat inap
 Setiap kelompok dihitung mean dan median
dari total biaya perawatan dan lamanya
perawatan (LOS) diantara pasien2 dengan
atau tanpa menggunakan ultrasound-guidance
pada prosedur tindakan, dan perbedaan biaya
(mean) tersebut di uji dengan t-test
Hasil
 Torakosintesis
Dari 98,727 subjek yang menjalani tindakan
torakesintesis. Dieklusikan pasien yang mendapatkan
ventilasi mekanik sebanyak ( 18,6%), trauma ( 18,2%)
dan pembedahan rongga dada ( 10,6%). Subjek yang
tersisa 61.261 yang menjalani torakosintesis termasuk
subjek yang menjalani torakosintesis dengan panduan
ultrasound sebanyak 26.838 (44%)
Pasien dengan atau tanpa panduan ultrasound selama
menjalani torakosintesis mempunyai kriteria yang sama
dalam hal usia, jenis kelamin dan penyedia layanan
asuransi tetapi pasien2 tanpa panduan ultrasound
banyak berasal dari rumah sakit di Northeast ( tabel 1)
Hasil
 Resiko terjadinya pneumothoraks 3,09% pada
kelompok yang menjalani torakosintesis
tanpa panduan ultrasound dan 2,26% pada
kelompok yang menjalani torakosintesis
dengan panduan ultrasound (RR 0.73) ( tabel
3,4)
 Kematian diantara pasien2 yang mengalami
resiko pneumothorak 7,4% dibandinglkan
dengan pasien2 tanpa mengalami resiko
penumotorak 4.2% (tabel 3)
Hasil

 Rata – rata biaya perawatan pada pasien2 yang


menjalani torakosintesis $ 11,116 ( median,
$7,176) dan dihubungkan dengan LOS 6,2 hari
( median, 4,0)
 Total biaya yang dikeluarkan pada pasien2
dengan prosedur ultrasound-guided $ 2,075
lebih murah dibandingkan dengan kelompo k
pasien2 tanpa prosedur ultrasound-guided
( P<.0001) dan LOS 1,5 hari lebih cepat
( P<.0001).
Hasil

 Setelah dilakukan penyesuaian faktor demografi


dan rumah sakit, diperkirakan biaya untuk
pasien2 yang mengalami komplikasi
pneumotorak $ 13,832 dibandingkan dengan
pasien2 tanpa komplikasi pneumotorak yang
hanya $11,031
 Komplikasi pneumotorak s akan meningkatkan
total biaya perawatan sebesar $2,801 ( P<.0001)
dan LOS 1,5 hari lebih lama
Hasil

Parasintesis
 Total pasien2 yang menjalani parasintesis
sebanyak 101,188
 Dieklusi : 31.329 pasien
Trauma ( 14,8%) dan Pembedahan ( 14,7%)
 69,859 pasien yang menjalani parasentesis yang
akan di analisis
 Pasien dikelompokkan berdasarkan karakteristik
demografi rumah sakit dan lokasi geografi
Hasil

 Pasien2 yang menjalani parasentesis tanpa


ultrasound akan meningkatkan angka kematian
 Pasien yang menjalani tindakan parasintesis ,
dengan menggunakan ultrasound mempunyai
resiko komplikasi berupa perdarahan 0,27%
sedangkan yang tanpa menggunkan ultrasound
1,25%.
 Dari resiko tersebut yang akan mengalami
kematian 12,9% dibandingkan dengan tanpa
komplikasi perdarahan 3,7% ( RR 0,22)
Hasil

 Rata2 biaya perawatan pada pasien2 yang menjalani


tindakan parasentesis $9,806 ( median, 2,764) dan
LOS 4,8 hari ( median 1.0)
 Total biaya yang dikeluarkan pada pasien 2 tanpa
menggunakan ultrasound guidance lebih besar $6,263
(P<.0001) dan LOS lebih lama 3.1 hari
( P<.0001)
 Setelah penyesuaian secara kovariat, komplikasi
perdarahan akan meningkatkan biaya perawatan
sekitar $19,066 (P<.0001) dan LOS 4,3 hari
(P<.0001)
Diskusi
 Penelitian ini dilakukan pada populasi yang
besar dilakukan terhadap pasien2 yang
dirawat, dikaitkan penggunaan ultrasound –
guidance dengan penurunan resiko terjadinya
pneumotorak pada tindakan torakosentesis
( 19%) dan penurunan komplikasi perdarahan
pada tindakan parasintesis ( 68%)
 Pasien dengan penggunaan ultrasound-
guidance , biaya perawatan dan LOS lebih
rendah dibandingkan pasien tanpa
ultrasound-guidance
Diskusi

 Duncan et al : menunjukkan bahwa penggunaan


ultrasound – guidance dalam penurunan resiko
terjadinya iatrogenic pneumothoraks dari 8.8%
menjadi 1.1%
 Gordon et al ( metaanalisis) : mengkonfirmasi
tentang keuntungan dari penggunaan ultrasound-
guidance selama tindakan torakosentesis tetapi
cenderung mengikutsertakan pasien2 yang
mempunyai resiko tinggi seperti pada pasien2
dengan penggunaan ventilasi mekanik
Diskusi
 Pada penelitian ini menujukkan bahwa
penggunaan ultrasound – guidance pada
tindakan parasentesis akan menurunkan
resiko terjadi perdarahan, hematoma,
hemoperitonium
 Terjadinya perdarahan pada tindakan
parasentesis dengan penggunaan ultrasound-
guidance dapat terjadi meskipun jarang
(0.8%), terdapat dua keadaan yang membuat
perdarahan tersebut menjadi serius dan
meningkatkan biaya perawatan, pada kasus
sirosis, dan pada keadaan koagulopathy
Diskusi
 Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
yakni :
1. Efek samping yang terjadi diidentifikasi
lewat kode yang tidak bertanggal, jadi
sewaktu efek samping terjadi selama
perawatan maka akan sulit terindentifikasi.
2. hasil penelitian ini tidak dapat digunakan
pada populasi tertentu seperti pada pasien2
dengan penggunaan ventilasi mekanik
Kesimpulan
 Studi ini mengkonfirmasi bahwa ultrasound –
guidance memberikan para klinisi untuk
mendapatkan visualisasi secara real-time dan
menghindari kecelakaan yang terjadi saat
jarum ditusukkan.
 Dengan menggunakan ultrasound-guideance
pada tindakan torakosentesis dan parasentesis
akan meningkatkan keselamatan pasien dan
menurunkan biaya perawatan dan lama
perawatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai