Perianesthesia Care
Perianesthesia Care
Perianesthesia Care
(Layanan Perianestesi)
DR. dr. I Gede Budiarta, Sp.An, KMN
Layanan Perianestesi
DEFINISI : Perawatan pada pasien yang menjalani prosedur
pembedahan, intervensi, ataupun pengobatan yang mungkin
memerlukan anestesi, sedasi, atau anestesi lokal. Layanan ini
terbagi menjadi :
Sebelum (preanestesi)
Saat pembedahan dan anestesi
Setelah(pasca anestesi Fase I, pasca anestesi Fase II,
perawatan yang diperpanjang).
Jan Odon. Drain’s Perianesthesia Nursing : A Critical Approach 7th edition. Elsevier 2018.
LAYANAN PERIANESTESI
Tahapan PERIANESTESI
1.Evaluasi pra-anestesia
2.Persiapan pra-anestesia
3.Anestesia:
• Induksi
• Pemeliharaan
• Pemulihan
4.Pasca-anestesia
PROSEDUR ANESTESIA - SEDASI
B1 (Breathe)
frekuensi napas, tipe napas, regularitas, ada tidaknya retraksi, suara
napas : vesikuler, ronki, wheezing.
Keadaan jalan napas, bentuk hidung, lubang hidung, bentuk pipi &
dagu, mulut & gigi.
bagaimana keadaan lidah & tonsil
pemeriksaan radiologi ( foto thoraks)
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)
B2 (Blood/sistem kardiovaskuler)
- Nadi (Regularitas, frekuensi, isi nadi)
Tekanan darah
Perfusi perifer (Hangat,kering, kemerahan)
Apakah ada syok, perdarahan
Keadaan jantung penderita (murmur, BJ I –II)
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan radiologi ( foto thorax)
PRE-OP VISITE (EVALUASI
PRABEDAH)
B3 (Brain/susunan saraf) B4 (Bladder)
Apakah penderita takut dan Produksi urin !!
gelisah Apakah ada penyumbatan saluran
Tingkat kesadaran penderita kencing / darah pada kencing
(GCS) Pemeriksaan laboratorium
Apakah ada kelumpuhan saraf
fungsi ginjal
Tanda-tanda TIK
- Pemeriksaan radiologi
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)
B5 (Bowel)
Apakah ada muntah, diare, kembung, nyeri tekan
Bising usus, peristltik usus
Flatus
Apakah ada cairan bebas di perut (ascites)
Meraba hati, lien (Ukuran, konsistensi, permukaan)
BNO
Pemeriksan laboratorium (liver function test)
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)
B6 (Bone)
Kaku kuduk
Patah tulang
Bentuk leher
Bentuk tubuh (astenicus, atletik, picnic)
Kelainan tulang belakang : skoliosis, kifosis,
lordosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
darah lengkap,
tes fungsi hati (SGOT, SGPT),
tes fungsi ginjal (ureum, kreatinin),
serum elektrolit,
faal hemostasis,
Pemeriksaan radiologi: foto toraks, foto polos abdomen (BOF), USG, CT Scan.
Pemeriksaan EKG bila umur lebih dari 35 tahun atau bila ada indikasi
Lain-lain : Pemeriksaan pada anak didampingi ayah atau ibunya. Pemeriksaan gigi,
kerusakan gigi karena laryngoskopi, Gigi palsu harus dibuka. Puasa preoperatif
Penentuan Status Fisik
PENGGOLONGAN PASIEN
Status pasien dapat dibagi menjadi (menurut ASA) :
1. pasien dewasa muda sehat tanpa gangguan sistemik
2. pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai dengan sedang
3. pasien dengan gangguan sistemik berat dan mengganggu aktifitas
4. pasien dengan penyakit sistemik berat dan mengancam jiwa
5. moribund
Untuk pasien yang darurat pada status fisiknya ditambahkan D (darurat) atau E
(emergency).
PRE-OP VISITE (EVALUASI PRABEDAH)
- Menghilangkan kecemasan
- mendapatkan sedasi
- Mendapatkan analgesi
- mendapatkan amnesi
- mendapatkan efek antisialogoque
Monitoring
segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan memeriksa pasien dalam anestesi
untuk mengetahui keadaan dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan anestesi dan
pembedahan
Tujuan utama monitoring anestesi
diagnosa adanya permasalahan, perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan, dan
evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk efektivitas dan adanya efek tambahan
Standar Monitoring Menurut ASA
STANDAR 1
Ahli anestesi yang memenuhi syarat harus hadir di ruangan
sepanjang pelaksanaan semua prosedur anestesi umum, anestesi
regional, dan perawatan anestesi yang membutuhkan
pemantauan.
VENTILASI
Oksigenasi
Tujuan: Untuk memastikan konsentrasi oksigen yang cukup dalam udara inspirasi dan darah
selama semua prosedur anestesi.
Metode:
(1) udara inspirasi: Selama setiap pemberian anestesi umum menggunakan mesin anestesi,
konsentrasi oksigen dalam sistem pernapasan pasien harus diukur oleh oxygen analyzer
dengan penggunaan alarm dengan batas konsentrasi oksigen yang rendah.
(2) oksigenasi darah: Selama anestesi, metode kuantitatif untuk menilai oksigenasi seperti
pulse oximetry harus digunakan.
Ventilasi
Tujuan: Untuk memastikan ventilasi adekuat terhadap pasien selama prosedur
anestesi berlangsung
Metode:
(1)Setiap pasien yang menerima anestesi umum harus memiliki kecukupan ventilasi
yang terus dievaluasi. Tanda-tanda klinis kualitatif seperti pengembangan dada,
reservoir breathing bag, dan auskultasi suara nafas sangat berguna.
(2)Apabila tracheal tube atau laryngeal mask dimasukkan, posisi yang benar harus
diverifikasi oleh penilaian klinis dan dengan identifikasi konsentrasi karbon
dioksida dalam udara ekspirasi. Analisis End-Tidal CO2 yang terus-menerus,
yang digunakan dari waktu intubasi, sampai ekstubasi atau memindahkan pasien
ke lokasi perawatan pascaoperasi, harus terus dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif seperti capnography
Ventilasi
(3) Bila ventilasi dikendalikan oleh ventilator mekanik, sebaiknya digunakan sebuah
perangkat yang mampu mendeteksi bila ada komponen yang terputus dari sistem
pernapasan. Perangkat harus memberikan sinyal yang dapat terdengar saat alarm telah
melampaui ambang batas.
(4) Hal yang sama harus diberlakukan terhadap penggunaan anestesi regional dengan terus
memperhatikan kecukupan ventilasi selama pembedahan berlangsung
Sirkulasi
Tujuan: Untuk memastikan kecukupan fungsi peredaran darah pasien
selama prosedur anestesi.
Metode:
(1)Setiap pasien yang menerima anestesi harus memiliki gambaran
elektrokardiogram yang terus ditampilkan dari awal anestesi sampai
saat bersiap-siap meninggalkan lokasi anestesi.
(2)Setiap pasien yang menerima anestesi harus terukur tekanan darah
arteri dan denyut jantung nya dan dievaluasi setidaknya setiap 5 menit
(3)Setiap pasien yang menerima anestesi umum harus terus dievaluasi
setidaknya salah satu dari hal berikut: palpasi denyut nadi, auskultasi
bunyi jantung, pemantauan dari penelusuran tekanan intraarterial,
pulse plethysmography atau oksimetri.
Suhu tubuh
Tujuan: Untuk membantu pemeliharaan suhu tubuh
yang tepat selama prosedur anestesi berlangsung
Metode:
Setiap pasien yang menerima anestesi harus dipantau
suhu tubuhnya pada keadaan yang diperkirakan dan
diantisipasi, akan tejadi perubahan suhu tubuh yang
signifikan secara klinis.
Sirkulasi
Nadi Tekanan Darah
• 3 komponen : TDS, TDD, MAP
• Cara • Pengukuran
• Palpasi • Non invasif
• Alat EKG atau Oksimeter • Metode palpasi
(kontinyu) • Metode auskultasi
• Penilaian • Metode Doppler
• Kualitas • Oskilometer
• Irama • Invasif
• Frekuensi • Kateterisasi arteri
• Kateterisasi vena sentral
MAP
Tekanan diastole + 1/3 (tekanan sistole – tekanan diastole)
atau
{ (tekanan sistole + 2 tekanan diastole) : 3 }
Jumlah Perdarahan
• Jumlah perdarahan
• Tabung suction
• Kasa operasi
• Kain penutup pasien
• Baju ahli bedah
• Darah di lantai
Produksi Urin
• Fungsi system urogenital
• Keadaan curah jantung
• Volume intravaskuler
• Aliran darah ke ginjal
Gwocott MP, Mythen MG, Gan TJ. Perioperative fluid management and clinical outcomes in adults. Anesth Analg 2005;100:1093-
1106.
Manajemen Cairan Intra Operatif
Gwocott MP, Mythen MG, Gan TJ. Perioperative fluid management and clinical outcomes in adults. Anesth Analg 2005;100:1093-
1106.
FASE PASCA ANESTESI
TAHAPAN KEPERAWATAN PASCA
OPERATIF
Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan
pasca anastesi (recovery room)
Perawatan post anastesi di ruang pemulihan (recovery
room)
Transportasi pasien ke ruang rawat
Perawatan di ruang rawat
RUANG PULIH
Pasca Operasi RECOVERY ROOM (Ruang Pulih)
• Stabil
• Tidak Ada Komplikasi
• Memenuhi Syarat Untuk Pindah Ke Ruangan
DESAIN PACU (POST ANESTHESIA CARE UNIT)
Respirasi :
Kemampuan nafas dalam dan batuk 2
Upaya bernafas terbatas (dsipneu) 1
Tidak adan upaya nafas spontan 0
Tingkat Kesadaran :
Orientasi baik dan respon verbal positif 2
Terbangun ketika dipanggil namanya 1
Tidak ada respon 0
Warna kulit :
Warna dan penampilan kulit normal 2
Pucat, agak kehitaman, keputihan. Ikterik 1
Sianosis 0
Warna kulit :
Warna dan penampilan kulit normal 2
Pucat, agak kehitaman, keputihan. Ikterik 1
Sianosis 0
Pasien bisa dipindahkan ke ruang perawatan dari ruang PACU/RR jika nilai pengkajian
post anastesi > 7-8.
Hal-hal yang harus diketahui oleh perawat anastesi di
ruang PACU
Jenis pembedahan
Jenis anastesi
Kondisi patologis klien
Jumlah perdarahan intra operatif
Pemberian tranfusi selama operasi
Jumlah dan jenis terapi cairan selama operasi
Komplikasi selama pembedahan
KOMPLIKASI PASCA ANESTESI DI RUANG PULIH
Etiologi Nyeri
Gangguan sistemik (hipoksia, asidosis, hipotensi)
Distensi kantung kemih
Komplikasi operasi (mis. Pendarahan abdominal)
Lainnya : Preoperatif anxietas, efek obat
Etiologi Hipotermi
Obat anestesi
Setelah melahirkan
Suhu dalam kamar operasi
Luasnya luka operasi
Cairan dingin yang diberikan
Obstruksi Total Tanda : hilangnya suara pernafasan dan tanda-tanda pernafasan paradok
Terapi : 1. Oksigen 100%, 2.Head tilt, jaw trhust, 3. Nasal/oral airway, 4.Suction
Laringospasme Tanda :
• suara pernafasan dengan nada tinggi /tidak ada sama sekali
• spasme pita suara
• adanya darah atau sekret dalam jalan nafas.
Terapi :
Jaw thrust
Succinylcholine 10-20 mg dan tekanan positif ventilasi dengan O2 100%
Ringan-sedang Dicurigai dari: gelisah, takhikardi, tanda lanjut yang terjadi bradikardi,
(PaO2 50-60 hipotensi dan cardiac arrest
mmHg) Penyebabnya:
Hipoventilasi
Terapi :
- 30-60% O2 dengan atau tanpa tekanan positif dapat mencegah
hipoksia dengan hipoventilasi sedang dan hiperkapnia.
Berat Terapi:
Berikan O2 100% dengan nonbreathing mask atau ETT,ventilasi
dapat digunakan bila perlu
Komplikasi - Sirkulasi (Hipotensi)
Berasal dari : menurunnya venous return, disfungsi ventrikel kiri,
vasodilatasi
Hipovolemi biasanya disebabkan :
- Hipovolemia absolut
Masuknya cairan pada intra operasi tidak adekuat.
Cairan masuk ke soft tissue
Drainage dari luka
- Hipovolemia relatif
Anestesi spinal atau epidural
α- adrenergic blok
Terapi
Hipotensi ringan biasanya tidak diobati
Meningkatkan TD dengan memberikan cairan (250-500ml cristaloid atau 100-250ml koloid)
pada kasus hipovolemia.
Hipotensi berat berikan vasopressor atau inotropik
(dopamine, dobutamin atau epinephrin) sampai volume dikoreksi
Cari penyebabnya
Cek untuk kelainan fungsi jantung
Cek untuk pneumothorak
Cek untuk tamponade jantung
Komplikasi Sirkulasi (Hipertensi)
Etiologi :
- Noxius stimulasi (nyeri, intubasi, distensi kantung kencing)
- Stimulasi simpatis :
1. Neuroendocrine respon dari operasi
2. Akibat dari hipoksemia, hiperkapnia, metabolik asidosis.
3. Riwayat hipertensi memerlukan kontrol ketat tekanan darah saat pre operasi.
Kriteria Penilaian Keluar Dari
Ruang Pulih
• Fungsi Pulmonal Tidak Terganggu
• Sp02 ADEKUAT
• Tanda – tanda vital Stabil
• Orientasi Pasien Terhadap Tempat, Waktu
• Mual Muntah Dlm Kontrol
• Nyeri Minimal
• Skor Aldrette Nilai 9-10
Transportasi pasien ke Ruang Rawat
Perencanaan
SDM (ketenagaan) : jumlah dan kompetensi
Equipment (peralatan)
Prosedur
Passage (jalur lintasan)
MATUR SUKSMA