Manusia Dan Takdir
Manusia Dan Takdir
Manusia Dan Takdir
DISUSUN OLEH :
• I S A K WA R I T S I D I K ( 2 1 6 1 2 0 1 9 2 2 )
• IMRON MAHMUDI (2161201921)
• AY U T YA S LY S A R I F I A N A ( 2 1 6 1 2 0 1 9 1 1 )
• M U N I FA B A H M I D ( 2 1 6 1 2 0 1 9 4 2 )
A. KEBUTUHAN MANUSIA PADA TUHAN
Sedangkan Allah, tanpa ibadah pun Ia tetaplah Tuhan yang Maha kuasa.
B. KESALEHAN VERTIKAL DAN
HORIZONTAL
KESALEHAN VERTIKAL
• Kesalehan vertikal adalah ketaatan dalam menjalankan ibadah yang dilakukan
oleh seorang hamba kepada tuhannya baik itu dilakukan di tempat ibadah
maupun diluar tempat ibadah. Yang dilakukan ditempat ibadah seperti shalat
lima waktu, shalat jumat, teraweh dan tahajud. Sedangkan ibadah yang bisa
dilakukan diluar tempat ibadah seperti puasa, membaca alquran berzikir dalam
perjalanan. Dan nilai ibadahnya itu tergantung keikhlasan dari hamba dan
Tuhannya.
Di sinilah makna kesalehan sosial berada, yaitu amalan baik yang bermanfaat
bagi masyarakat luas. Rasulullah saw adalah manusia yang memiliki tingkat
ketakwaan dan kesalehan sosial paling tinggi. Keagungan akhlak Rasulullah
adalah tidak melihat manusia dari kasta dan strata sosialnya.
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tidak pelit dan kikir kepada orang
lain (tetangga) tanpa memilah dan membedakan apakah mereka itu muslim atau
bukan.
Al-hafizh ibn hajar berkata, "kata tetangga mencakup orang muslim dan
kafir, orang taat beribadah dan orang fasik, teman dan musuh, orang asing
dan pribumi, orang baik dan orang jahat, kerabat dan bukan kerabat, yang
paling berdekatan rumahnya dan yang berjauhan."
Itulah kesalehan sosial yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Untuk itu,
hendaknya pengkajian keislaman tidak berhenti pada tataran ilmu
pengetahuan, namun diaplikasikan dalam wujud yang nyata, sehingga
kemaslahatan umat dapat dicapai sebagaimana amanah dari Sang
Pencipta. Dan hendaknya para umat Islam tidak hanya membanjiri umat
dengan ilmu pengetahuan saja, namun hendaknya memberi contoh
kongkrit berupa amal saleh. Sebagai manusia, kita harus benar-benar
menggapai apa yang disebut sebagai kesalehan total. Untuk
menggapainya, maka hanya ada rumus yaitu menggabungkan ibadah
vertikal dan ibadah horizontal secara berkesinambungan.
C. TAKDIR DAN NASIB MANUSIA
PENGERTIAN TAKDIR
Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini
yang meliputi semua sisi kejadiannya, baik itu mengenai kadar atau
ukurannya, tempat, maupun waktunya dan ditetapkan kepada manusia
sejak zaman azali. Takdir disini banyak mengandung arti terutama
pengertiannya. Banyak orang mengartikan bahwa takdir sama halnya
dengan nasib. Hal ini sebenarnya kurang bisa dibedakan dan
mengandung arti keduanya yang hampir sama atau samar-samar.
TAKDIR TERBAGI MENJADI DUA :
1. Takdir Mubram.
Takdir atau suatu keputusan dari Allah yang pasti terjadi, yang telah ditetapkan
oleh-Nya. Pada takdir ini, tidak ada satupun manusia yang bisa memilih atau
merubahnya.
2. Takdir Muallaq.
Takdir ini pada awalnya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, bisa berubah
sesuai dengan kehendak dari manusia.
Contoh takdir dapat merubah manusia untuk berusaha dan berikhtiar supaya
mampu merubah keadaan manusia itu sendiri dengan sebaik-baiknya. Maka
dari itu,manusia dituntut untuk berusaha dan berikhtiar untuk mampu
merubah takdir muallaq itu.
PENGERTIAN NASIB
Nasib hampir sama dengan takdir, keduanya berasal dari Allah SWT dan
diturunkan untuk umat manusia. Hanya saja, beberapa orang yang kemudian
seringkali mengaitkan kata nasib dengan suatu kejadian yang bernuansa
buruk/jelek, sedangkan untuk hal yang baik/ bagus adalah takdir. Di dalam
nasib ini, manusia sangat mempunyai peranan yang sangat signifikan. Dalam
artian manusia boleh menjadi aktor utama yang bermain dan berusaha
mengubahnya. Sehingga kemudian, menuju kehidupan yang lebik baik.
Tidak ada yang mampu merubah sebuah keadaan manusia itu sendiri
kecuali manusia itu sendiri yang merubah keadaannya dengan berusaha
dan berikhtiar sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri dan
mengaplikasikan usaha tersebut kedalam kehidupan sehari-hari dan
berdoa kepada allah SWT.
Takdir juga dapat kita ubah sesuai dengan usaha dan ikhtiar kita tetapi
juga ada takdir yang tidak dapat diubah, maka dari itu beriman kepada
takdir adalah sebagian dari kepercayaan atau akidah yang ditanamkan
benar-benar dalam hati setiap orang muslim.
ADA BEBERAPA HIKMAH IMAN KEPADA TAKDIR,ANTARA
LAIN:
1. Mampu mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-
sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik dalam dunia maupun akhirat
dengan mengikuti ketentuan yag telah digariskan oleh Allah SWT
2. Akan dapat mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah
SWT.
2. Kasalehan total pada seorang hamba, dapat diukur dari segi kesalehan vertikalnya
atau taat ibadah kepada Tuhannya dan kesalehan horizontalnya atau amal baik
kepada sesamanya.
3. Takdir dan nasib manusia iu berbeda. Takdir adalah apa yang ditentukan oleh
Allah, sedangkan nasib adalah apa yang terjadi pada manusia. Dimana takdir
terbagi menjadi dua, yaitu: Takdir mubram (ketentuan Tuhan, tidak dapat diubah
oleh manusia) dan takdir muallaq (dapat diusahakan oleh manusia untuk berubah
ke hal yang lebih baik).
PENUTUP