Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Manusia Dan Takdir

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MANUSIA DAN TAKDIR

DISUSUN OLEH :
• I S A K WA R I T S I D I K ( 2 1 6 1 2 0 1 9 2 2 )
• IMRON MAHMUDI (2161201921)
• AY U T YA S LY S A R I F I A N A ( 2 1 6 1 2 0 1 9 1 1 )
• M U N I FA B A H M I D ( 2 1 6 1 2 0 1 9 4 2 )
 A. KEBUTUHAN MANUSIA PADA TUHAN

Hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan adalah suatu


hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Manusia sebagai makhluk
yang diciptakan Allah SWT, mustahil bisa berlepas diri dari keterikatan
dengan-Nya.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan akal dan pikiran,


serta hati. Secara psikologi karakter manusia terbentuk dari tiga unsur,
yaitu pikiran, hati nurani, dan hawa nafsu. Ketiganya ini harus berjalan
dengan seimbang dan saling mengendalikan satu sama lain untuk
menjadikan karakter yang baik pada manusia tersebut.
Hubungan manusia dengan tuhan dapat digambarkan dengan
kelemahan manusia dan keinginan untuk mengabdi kepada yang lebih
agung. Manusia yang lemah memerlukan pelindung dan tempat mengadu
segala permasalahan.

Namun, tak jarang persoalan himpitan hidup, rasa putus asa,


hilangnya harapan dan lain sebagainya tak mungkin diselesaikan sendiri.
Maka ia butuh sesuatu yang sempurna, yaitu tuhan. Tempat mengadu
segala persoalan hidup. Tanpa-nya, manusia bisa jadi kehilangan arah
dan tujuan hidup.
Aktivitas kehidupan manusia didalam menyembah tuhannya
merupakan pokok ajaran utama agama yang ada, namun pertanggung
jawabannya adalah secara individu, artinya dalam aktivitas ini manusia
bertanggung secara pribadi kepada tuhannya

Dalam hal ini, manusialah yang membutuhkan tuhan agar semua

keinginannya bisa tercapai. Dengan melakukan ibadah, manusia secara

tidak langsung meminta pertolongan Allah SWT, meminta pertolongan Allah

berarti manusia sadar maupun tak sadar telah mengakui kuasa-Nya.

Sedangkan Allah, tanpa ibadah pun Ia tetaplah Tuhan yang Maha kuasa.
B. KESALEHAN VERTIKAL DAN
HORIZONTAL
KESALEHAN VERTIKAL
• Kesalehan vertikal adalah ketaatan dalam menjalankan ibadah yang dilakukan
oleh seorang hamba kepada tuhannya baik itu dilakukan di tempat ibadah
maupun diluar tempat ibadah. Yang dilakukan ditempat ibadah seperti shalat
lima waktu, shalat jumat, teraweh dan tahajud. Sedangkan ibadah yang bisa
dilakukan diluar tempat ibadah seperti puasa, membaca alquran berzikir dalam
perjalanan. Dan nilai ibadahnya itu tergantung keikhlasan dari hamba dan
Tuhannya.

• Konsekuensi seseorang yang meninggalkan atau tidak melaksanakan ibadah


vertikal adalah dia akan mendapatkan dosa karena telah melanggar dan tidak
mengindahkan perintah Tuhan-nya untuk beribadah menyembah kepada-Nya.
dan cara "meminta maaf" atau memohon ampunanya "mudah" cukup dengan
taubatan nasuha (tobat yang sesungguh-sungguhnya) dan Allah maha pemurah
lagi maha pengampun, ketika mendapati hambanya yang berbuat salah dan
bertobat dengan sepenuh hati.
KESALEHAN HORISONTAL

• Kesalehan horisontal adalah ketaatan dalam menjalankan ibadah


yang berupa kepedulian, kepekaan sosial terhadap orang lain atau
makhluk lainya, dan semata-mata dilakukan untuk mencari Ridho
Allah Tuhan semesta Alam.

• Kesalehan horisontal seperti, bersedekah, menyantuni anak yatim


kerja bakti membersihkan lingkungan, membersihkan sungai,
silaturahmi mengunjungi tetangga, saudara, teman sejawat dll.
menengok orang yang sakit, mengantarkan jenazah ke pemakaman
dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya.
Iman adalah hubungan vertikal antara manusia dengan tuhannya, sedangkan
amal saleh adalah hubungan vertikal dengan tuhan sekaligus hubungan
horizontal dengan sesama manusia bahkan sesama makhluk di bumi ini.

Di sinilah makna kesalehan sosial berada, yaitu amalan baik yang bermanfaat
bagi masyarakat luas. Rasulullah saw adalah manusia yang memiliki tingkat
ketakwaan dan kesalehan sosial paling tinggi. Keagungan akhlak Rasulullah
adalah tidak melihat manusia dari kasta dan strata sosialnya.

Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk tidak pelit dan kikir kepada orang
lain (tetangga) tanpa memilah dan membedakan apakah mereka itu muslim atau
bukan.
Al-hafizh ibn hajar berkata, "kata tetangga mencakup orang muslim dan
kafir, orang taat beribadah dan orang fasik, teman dan musuh, orang asing
dan pribumi, orang baik dan orang jahat, kerabat dan bukan kerabat, yang
paling berdekatan rumahnya dan yang berjauhan."
Itulah kesalehan sosial yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Untuk itu,
hendaknya pengkajian keislaman tidak berhenti pada tataran ilmu
pengetahuan, namun diaplikasikan dalam wujud yang nyata, sehingga
kemaslahatan umat dapat dicapai sebagaimana amanah dari Sang
Pencipta. Dan hendaknya para umat Islam tidak hanya membanjiri umat
dengan ilmu pengetahuan saja, namun hendaknya memberi contoh
kongkrit berupa amal saleh. Sebagai manusia, kita harus benar-benar
menggapai apa yang disebut sebagai kesalehan total. Untuk
menggapainya, maka hanya ada rumus yaitu menggabungkan ibadah
vertikal dan ibadah horizontal secara berkesinambungan.
C. TAKDIR DAN NASIB MANUSIA

PENGERTIAN TAKDIR

Takdir adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini
yang meliputi semua sisi kejadiannya, baik itu mengenai kadar atau
ukurannya, tempat, maupun waktunya dan ditetapkan kepada manusia
sejak zaman azali. Takdir disini banyak mengandung arti terutama
pengertiannya. Banyak orang mengartikan bahwa takdir sama halnya
dengan nasib. Hal ini sebenarnya kurang bisa dibedakan dan
mengandung arti keduanya yang hampir sama atau samar-samar.
TAKDIR TERBAGI MENJADI DUA :

1. Takdir Mubram.

Takdir atau suatu keputusan dari Allah yang pasti terjadi, yang telah ditetapkan
oleh-Nya. Pada takdir ini, tidak ada satupun manusia yang bisa memilih atau
merubahnya.

Sebutlah misalnya: kelahiran, jenis kelamin, kematian manusia, peredaran


planet-planet di langit dan lain sebagainya.

2. Takdir Muallaq.

Takdir ini pada awalnya sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, bisa berubah
sesuai dengan kehendak dari manusia.

Misalnya: perpanjangan umur/usia yang bisa dilakukan dengan memperbanyak


silaturrahim kepada sesama umat muslim dan amalan yang lainnya.
Manusia dengan takdir sangat berhubungan dan saling memberikan
pengaruh satu sama lain.

Contoh takdir dapat merubah manusia untuk berusaha dan berikhtiar supaya
mampu merubah keadaan manusia itu sendiri dengan sebaik-baiknya. Maka
dari itu,manusia dituntut untuk berusaha dan berikhtiar untuk mampu
merubah takdir muallaq itu. 
PENGERTIAN NASIB

Nasib hampir sama dengan takdir, keduanya berasal dari Allah SWT dan
diturunkan untuk umat manusia. Hanya saja, beberapa orang yang kemudian
seringkali mengaitkan kata nasib dengan suatu kejadian yang bernuansa
buruk/jelek, sedangkan untuk hal yang baik/ bagus adalah takdir. Di dalam
nasib ini, manusia sangat mempunyai peranan yang sangat signifikan. Dalam
artian manusia boleh menjadi aktor utama yang bermain dan berusaha
mengubahnya. Sehingga kemudian, menuju kehidupan yang lebik baik.
Tidak ada yang mampu merubah sebuah keadaan manusia itu sendiri
kecuali manusia itu sendiri yang merubah keadaannya dengan berusaha
dan berikhtiar sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri dan
mengaplikasikan usaha tersebut kedalam kehidupan sehari-hari dan
berdoa kepada allah SWT.

Karena doa merupakan sebuah wujud permohonan kita yang kita


persembahkan kepada Allah SWT untuk dikabulkan permintaan kita.
Apabila kita berdoa kepada Allah SWT dengan niat ikhlas lillahi ta’ala
Insyaallah, Allah akan meridhoi usaha kita untuk merubah keadaan kita
menuju ke keadaan yang lebih baik.
Dengan beriman kepada takdir kita dapat memahami bahwa allah SWT
itu pasti maha mengetahui apa-apa yang akan terjadi dan terlaksananya
kejadian di muka bumi ini.

Takdir juga dapat kita ubah sesuai dengan usaha dan ikhtiar kita tetapi
juga ada takdir yang tidak dapat diubah, maka dari itu beriman kepada
takdir adalah sebagian dari kepercayaan atau akidah yang ditanamkan
benar-benar dalam hati setiap orang muslim.
ADA BEBERAPA HIKMAH IMAN KEPADA TAKDIR,ANTARA
LAIN:
1. Mampu mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-
sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik dalam dunia maupun akhirat
dengan mengikuti ketentuan yag telah digariskan oleh Allah SWT

2. Akan dapat mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah
SWT.

3. Akan dapat mendorong manusia untuk menanamkan sikap tawakkal. Supaya


manusia dapat berikhtiar dan berdoa. Sedangkan hasil akhirnya tergantung
kehendak Allah SWT.

4. Akan dapat mendorong manusia untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan


ketentraman hidup bagi manusia karena semua berasal dari kehendak Allah
SWT. 
KESIMPULAN
1.   Manusia sebagai hamba membutuhkan Tuhan untuk meminta pertolangan. Hal
ini membuktikan ketidakberdayaan manusia di hadapan Tuhan. Manusia
memiliki status hamba tanpa memandang derajat kekuasaan di dunia.

2.   Kasalehan total pada seorang hamba, dapat diukur dari segi kesalehan vertikalnya
atau taat ibadah kepada Tuhannya dan kesalehan horizontalnya atau amal baik
kepada sesamanya.

3.   Takdir dan nasib manusia iu berbeda. Takdir adalah apa yang ditentukan oleh
Allah, sedangkan nasib adalah apa yang terjadi pada manusia. Dimana takdir
terbagi menjadi dua, yaitu: Takdir mubram (ketentuan Tuhan, tidak dapat diubah
oleh manusia) dan takdir muallaq (dapat diusahakan oleh manusia untuk berubah
ke hal yang lebih baik).
PENUTUP

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai