Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Lompat ke isi

Debbie Harry

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 11 November 2024 10.32 oleh Ariandi Lie (bicara | kontrib) (Added {{Expand language}} tag())
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Debbie Harry
Harry in 1977
LahirAngela Trimble
01 Juli 1945 (umur 79)
Miami, Florida, U.S.
Nama lainDeborah Ann Harry
PendidikanCentenary College (AA)
Pekerjaan
  • Singer
  • songwriter
  • actress
Tahun aktif1966–present
Karier musik
AsalNew York City, U.S.
Genre
InstrumenVocals
Label
IMDB: nm0001323 Allocine: 37475 Rottentomatoes: celebrity/debbie_harry Allmovie: p93586 Metacritic: person/deborah-harry TV.com: people/deborah-harry IBDB: 80365
X: BlondieOfficial MySpace: debbieharry Youtube: UCmpt1LVti3kNOOACM103Zqw Souncloud: debbie-harry-official Spotify: 7FxMjqH6DH056sdsstGeVl iTunes: 541619 Last fm: Deborah Harry Musicbrainz: 2e229823-0fc2-438b-aacb-5de02bd0b9b7 Songkick: 458428 Discogs: 57477 Allmusic: mn0000234844 Modifica els identificadors a Wikidata

Deborah Ann "Debbie" Harry (lahir 1 Juli 1945) adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan aktris Amerika yang terkenal sebagai vokalis utama dari band ikonik Blondie, yang memainkan peran penting dalam popularisasi musik punk dan new wave pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Dengan penampilan khasnya yang edgy dan karisma panggung yang memikat, Debbie Harry bukan hanya membentuk arah musik Blondie tetapi juga menjadi ikon budaya pop dan mode pada zamannya.

Blondie, yang dibentuk pada 1974 di New York, menjadi terkenal dengan gaya musik yang mencampurkan elemen punk, pop, reggae, dan disco. Debbie Harry, dengan rambut pirang khasnya, suara yang unik, dan gaya fashion yang memukau, menjadi wajah publik dari band ini. Pada akhir 1970-an, Blondie mengeluarkan beberapa album yang menuai sukses besar, seperti Parallel Lines (1978) dan Eat to the Beat (1979). Beberapa lagu terkenal dari band ini, seperti “Heart of Glass,” “Call Me,” dan “One Way or Another,” telah menjadi lagu klasik yang masih sering diputar hingga saat ini. Gaya vokal Debbie yang khas serta kemampuannya dalam menyampaikan emosi membuat lagu-lagu tersebut mendunia dan memberi Blondie popularitas internasional.

Pada awal 1980-an, Blondie mengalami beberapa perubahan, dan Debbie Harry memutuskan untuk mencoba karier solo, merilis beberapa album di luar band. Album solonya, seperti KooKoo (1981), menampilkan eksplorasi musik yang lebih eksperimental dan kolaborasi dengan musisi-musisi terkenal, termasuk Nile Rodgers dan Bernard Edwards dari band funk Chic. Meskipun karier solonya tidak sebesar Blondie, Harry tetap mendapat pengakuan atas inovasinya dalam musik dan gaya.

Selain karier musiknya, Debbie Harry juga terjun ke dunia akting, memainkan lebih dari tiga puluh peran dalam film dan serial televisi. Ia muncul dalam film-film seperti Videodrome (1983), sebuah film horor psikologis garapan David Cronenberg, yang menjadi salah satu peran paling dikenal dalam karier aktingnya. Dalam film ini, Harry menampilkan peran yang penuh intensitas, menggambarkan karakter yang gelap dan kompleks. Peran ini memantapkan citranya sebagai aktris yang berani mengambil peran yang tidak konvensional dan penuh tantangan.

Pada pertengahan 1990-an, Debbie Harry kembali aktif bersama Blondie setelah bertahun-tahun hiatus. Mereka merilis album No Exit pada 1999, yang menghasilkan hit “Maria” dan menandai kembalinya Blondie di dunia musik dengan suara yang lebih modern tetapi tetap mempertahankan karakteristik khas mereka. Comeback ini mendapatkan sambutan yang hangat dari penggemar lama dan memperkenalkan Blondie kepada generasi baru.

Debbie Harry juga dikenal sebagai ikon fashion. Gayanya yang unik, perpaduan antara punk dan glam, telah menginspirasi banyak desainer, artis, dan musisi di seluruh dunia. Dari gaun mini hingga jaket kulit, gaya Debbie Harry telah menjadi simbol pemberontakan dan kebebasan berekspresi.

Dengan warisan musik yang kaya, pengaruh budaya yang kuat, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai genre dan tren, Debbie Harry tetap menjadi salah satu sosok paling ikonik di dunia hiburan. Perjalanan kariernya yang penuh warna telah membuatnya dicintai oleh berbagai generasi penggemar, dan ia terus menginspirasi banyak orang dengan keberaniannya dalam berekspresi, baik melalui musik, fashion, maupun seni peran.

Kehidupan dan Karier

[sunting | sunting sumber]

1945–1965: Masa Kecil

[sunting | sunting sumber]

Harry lahir dengan nama Angela Trimble pada 1 Juli 1945 di Miami, Florida. Pada usia tiga bulan, dia diadopsi oleh Catherine (née Peters) dan Richard Harry, pemilik toko suvenir di Hawthorne, New Jersey, dan diberi nama baru Deborah Ann Harry. Ia memiliki keturunan Skotlandia, dan nama keluarga orang tua kandungnya adalah Trimble dan Mackenzie. Harry mengetahui tentang adopsinya saat berusia empat tahun. Pada awalnya, ia memutuskan untuk tidak mencari orang tua kandungnya, namun pada akhir 1980-an, dia akhirnya menemukan ibu kandungnya, seorang pianis konser, yang memilih untuk tidak menjalin hubungan dengan Harry. Dalam memoarnya, Harry mengenang dirinya sebagai seorang tomboy yang menghabiskan banyak waktu bermain di hutan dekat rumahnya.

Harry bersekolah di Hawthorne High School, di mana ia terpilih sebagai "Paling Menarik" dan lulus pada tahun 1963. Dia melanjutkan pendidikannya di Centenary College di Hackettstown, New Jersey, dan meraih gelar Associate of Arts pada tahun 1965. Sebelum memulai karier menyanyinya, Harry pindah ke New York City pada akhir 1960-an dan bekerja di sana sebagai sekretaris di kantor BBC Radio selama satu tahun. Kemudian, dia menjadi pelayan di Max's Kansas City, penari go-go di sebuah diskotek di Union City, New Jersey, dan juga bekerja sebagai Playboy Bunny.

1981–1996: Karier Solo dan Akting

[sunting | sunting sumber]
Harry tampil bersama Blondie di Toronto, 1977
Harry dalam gambar promosi untuk perilisan album Plastic Letters pada tahun 1978

Pada tahun 1981, Harry merilis pernyataan pers untuk memperjelas bahwa namanya bukan "Debbie Blondie" atau "Debbie Harry", melainkan Deborah Harry. Namun, ia kemudian menggambarkan karakternya dalam band dengan nama "Blondie", seperti dalam kutipan dari buku tur No Exit:

"Hai, ini Deb. Ketika aku bangun pagi ini, aku menyadari sesuatu tentang diriku. Aku selalu menjadi Blondie. Orang-orang selalu memanggilku Blondie sejak aku kecil. Yang aku sadari adalah di suatu titik, aku menjadi Dirty Harry. Aku tak bisa lagi menjadi Blondie, jadi aku menjadi Dirty Harry."

Harry memulai karier solonya dengan album KooKoo (1981), yang diproduksi oleh Nile Rodgers dan Bernard Edwards dari Chic. Album ini mencapai peringkat No. 25 di AS dan No. 6 di Inggris, dan kemudian meraih sertifikasi emas di AS dan perak di Inggris. Sampul album, yang menampilkan gambar Harry dengan tusukan logam di wajahnya, memicu kontroversi dan membuat banyak toko menolak untuk menjualnya. "Backfired", single pertama dari album, memiliki video yang disutradarai oleh H.R. Giger, yang juga merancang sampul album. Single tersebut mencapai peringkat No. 43 di Billboard Hot 100, No. 29 di Hot Dance Club Songs, dan No. 32 di tangga lagu Inggris.

Setelah setahun hiatus, Blondie kembali dan merilis album studio keenam mereka, The Hunter (1982), namun album ini kurang sukses dibandingkan karya mereka sebelumnya, dan tur dunia mereka terhenti karena penjualan tiket yang rendah. Pada saat yang sama, Stein jatuh sakit parah karena penyakit autoimun langka pemfigus, yang menyebabkan band akhirnya bubar.

Pada tahun 1982, Harry menyumbangkan vokal latar untuk album kedua The Gun Club, Miami, dengan nama samaran "D.H. Lawrence Jr", sementara Stein juga memproduksi album ini. Setelah Blondie bubar, aktivitas solo Harry melambat karena ia merawat Stein yang sakit. Ia merilis single "Rush Rush" pada tahun 1983, yang diproduksi oleh Giorgio Moroder untuk film Scarface, namun tidak sukses secara komersial. Di tahun yang sama, Harry berperan dalam film horor psikologis Videodrome (1983) karya David Cronenberg, yang mendapat banyak pujian dari kritikus.

Pada 1986, Harry merilis album solonya yang kedua, Rockbird, yang mencapai peringkat No. 97 di AS dan No. 31 di Inggris. Single "French Kissin' in the USA" menjadi hit top 10 di Inggris. Album berikutnya, Def, Dumb and Blonde (1989), mengembalikan nama profesional Harry menjadi "Deborah". Single "I Want That Man" menjadi hit di Eropa dan Australia serta tangga lagu AS.

Pada 1993, Harry merilis album solo keempatnya, Debravation, yang mencapai peringkat No. 24 di Inggris. Single pertama dari album ini, "I Can See Clearly", mencapai No. 23 di Inggris dan No. 2 di tangga lagu dansa AS. Harry juga tampil dalam beberapa film seperti Tales from the Darkside: The Movie (1990) dan Heavy (1995). Pada pertengahan 1990-an, Harry berkolaborasi dengan berbagai proyek musik, termasuk The Jazz Passengers dan The Heads.

Referensi:

[sunting | sunting sumber]
  • McNeil, Legs, dan Gillian McCain. Please Kill Me: The Uncensored Oral History of Punk. New York: Grove Press, 1996.
  • Bockris, Victor. Debbie Harry and Blondie: Picture This. London: Omnibus Press, 1986.
  • Harrington, Joe S. Sonic Cool: The Life & Death of Rock 'n' Roll. Milwaukee: Hal Leonard Corporation, 2002.
  • Laing, Dave. One Chord Wonders: Power and Meaning in Punk Rock. Philadelphia: Open University Press, 1985.
  • Loder, Kurt. "Blondie: The Return of Debbie Harry." Rolling Stone, 2 Mei 1980.
  • Harry, Debbie. Face It: A Memoir. New York: Dey Street Books, 2019.
  • O'Brien, Lucy. She Bop II: The Definitive History of Women in Rock, Pop and Soul. London: Continuum International Publishing, 2003.
  • Bayles, Martha. Hole in Our Soul: The Loss of Beauty and Meaning in American Popular Music. Chicago: University of Chicago Press, 1994.
  • “Debbie Harry Biography.” Biography.com, A&E Networks Television, 28 Oktober 2014.
  • Savage, Jon. England’s Dreaming: Anarchy, Sex Pistols, Punk Rock, and Beyond. New York: St. Martin's Press, 1992.
  1. ^ Kamer, Foster. "The 40 Biggest Hip-Hop Moments in Pop Culture History". Complex Networks. Diakses tanggal May 5, 2017.