Katedral Semarang
Katedral Semarang | |
---|---|
Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari | |
ꦒꦿꦺꦗꦏꦠꦼꦢꦿꦭ꧀ꦱꦼꦩꦫꦁ | |
Lokasi di Semarang | |
Koordinat: 6°59′7.81″S 110°24′35.70″E / 6.9855028°S 110.4099167°E | |
6°59′7″S 110°24′35″E / 6.98528°S 110.40972°E | |
Lokasi | Semarang, Jawa Tengah |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Sejarah | |
Dedikasi | Bunda Maria dari Rosario |
Arsitektur | |
Status | Katedral |
Status fungsional | Aktif |
Selesai | 1927 |
Administrasi | |
Paroki | Randusari |
Dekenat | Semarang |
Keuskupan Agung | Semarang |
Klerus | |
Uskup Agung | Robertus Rubiyatmoko |
Imam yang bertugas | R.D. Yosafat Dhani Puspantoro[1] |
Gereja Katedral Semarang (nama resminya "Katedral Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci Randusari") (bahasa Jawa: ꦒꦿꦺꦗꦏꦠꦼꦢꦿꦭ꧀ꦱꦼꦩꦫꦁ, translit. Gréja Katedral Semarang) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang berada di Jl. Pandanaran No. 9, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Katedral ini terletak di dekat Tugu Muda di kelurahan Randusari, Semarang. Kawasan Tugu Muda juga termasuk Lawang Sewu, Museum Mandala Bhakti dan Pasar Bulu.
Komplek katedral termasuk katedral inti, ruang pertemuan, dan sekolah . Pada tahun 2012 sebuah kediaman resmi dan kantor untuk uskup dibangun. Kantor Uskup berisi sebuah kapel, arsip, sekretariat, taman, dan ruang pertemuan umum, serta enam kamar ruang perumahan. Ini adalah kursi dari Keuskupan Agung Semarang (KAS).
Katedral ini dibangun di atas fondasi batu, dengan ruang, besar kolom bebas dalam jemaat. Atap dan lengkungan memiliki parapets, dan pintu pada bangunan wajah persegi panjang utara, barat, dan selatan; bagian depan gereja terletak di sebelah barat.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada 26 Januari 1927, dibelilah sebuah tanah dan bangunan di daerah Randusari, tepatnya di kaki Gunung Brintik. Bangunan yang awalnya digunakan sebagai gedung kesehatan “Dienst voor Volkgezondheid” itu akan digunakan sebagai tempat ibadah yang baru. Setelah direnovasi pada tanggal 9 Oktober 1927, gedung gereja ini diberkati oleh Mgr. Antonius van Velsen, vicaris apostolic Batavia. Kemudian menjadi sebuah gereja paroki pada tahun 1930 dan menjadi katedral pada tahun 1937 ketika Albertus Soegijapranata diangkat sebagai vikaris apostolik pertama di Semarang. Gedung Gereja diarsiteki oleh T.H. van Oyen dan anemer Kleiverde.
Gereja Katedral Semarang memiliki sejarah panjang yang tak terlepas dari Kota Semarang. Gereja ini merupakan bagian dari tahta suci Vicaris Apostolic yang dipimpin oleh Mgr J Groff, seorang misionaris Suriname yang tinggal di Batavia.
Vicaris Apostolic memiliki tiga Paroki besar, yakni Batavia, Semarang, dan Surabaya. Sementara itu, Paroki Semarang memiliki tiga stasi, yakni Stasi Candi (1925), Stasi Bangkong (1932), dan Stasi Randusari (1927).
Pada tahun 1927, dibangunlah sebuah gereja yang dulu merupakan kantor Dinas Kesehatan Belanda bernama Dienst voor Volkgezondheid. Konon, gereja ini dirancang oleh J Th Van Oyen bekerja sama dengan konstruktor Kleiverde. Di tahun itu juga, Mgr Antonius van Velsen SJ dan Vicaris Apostolic Batavia memberkati gereja yang berlokasi di wilayah Randusari menjadi Stasi Randusari.
Tahun 1930, Stasi Randusari ditetapkan menjadi Paroki Randusari dengan diresmikannya Pengurus Gereja dan Pengurus Dana Papa-Miskin. Renovasi dilakukan pada tahun 1935 dan selesai sekitar tahun 1937, tak lupa diberkati pula oleh Mgr Pieter Jan Willekens, SJ.[2]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Kuria KAS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-05. Diakses tanggal 2023-07-10.
- ^ "Gereja Katedral Semarang, Katedral Khas Kolonial yang Teduh". Semarang. 2023-04-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-13. Diakses tanggal 2023-05-13.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Web resmi Gereja Katedral Semarang Diarsipkan 2023-06-03 di Wayback Machine.
- Foto foto Gereja Katedral Diarsipkan 2020-01-28 di Wayback Machine.