Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia d... more Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan berkisar 15,41%. Tahun 2017, sekitar 65% anak mengalami penurunan fungsi intelektual di Kabupaten Cianjur dan sebagian anak yang disebut retardasi mental tergolong kategori sedang. Anak retardasi mental sedang merupakan kondisi anak dengan penurunan fungsi intelektual (IQ) 36-51 yang memiliki kelemahan dalam kemampuan motorik halus. Pemberian terapi bermain origami merupakan stimulasi tepat untuk menggerakkan tangan dan jari dan menciptakan gerakan halus tetapi guru kelas di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur belum menerapkan terapi permainan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian menggunakan pra eksperimen dengan one group pre test post test design. Jumlah sampel sebanyak 15 responden dengan teknik total sampling pada anak SDLB kelas III-VI. Intervensi perlakuan dilakukan selama 30 menit dalam 12 kali pertemuan,dengan dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan. Hasil uji T dependent menunjukkan skor rata-rata hasil kemampuan motorik halus pada pra test adalah 1,33 sedangkan pada post adalah 2,24 sehingga terdapat pengaruh terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus (p 0,001). Disarankan agar pihak sekolah menerapkan terapi bermain origami sebagai pengembangan untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang. [1]
Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia d... more Tahun 2011, terdapat 30.400 anak mengalami penurunan fungsi intelektual dibawah 70 di Indonesia dan Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat pertama dengan berkisar 15,41%. Tahun 2017, sekitar 65% anak mengalami penurunan fungsi intelektual di Kabupaten Cianjur dan sebagian anak yang disebut retardasi mental tergolong kategori sedang. Anak retardasi mental sedang merupakan kondisi anak dengan penurunan fungsi intelektual (IQ) 36-51 yang memiliki kelemahan dalam kemampuan motorik halus. Pemberian terapi bermain origami merupakan stimulasi tepat untuk menggerakkan tangan dan jari dan menciptakan gerakan halus tetapi guru kelas di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur belum menerapkan terapi permainan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang di SLB BC Purnama Cipanas Kabupaten Cianjur. Rancangan penelitian menggunakan pra eksperimen dengan one group pre test post test design. Jumlah sampel sebanyak 15 responden dengan teknik total sampling pada anak SDLB kelas III-VI. Intervensi perlakuan dilakukan selama 30 menit dalam 12 kali pertemuan,dengan dilakukan pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan. Hasil uji T dependent menunjukkan skor rata-rata hasil kemampuan motorik halus pada pra test adalah 1,33 sedangkan pada post adalah 2,24 sehingga terdapat pengaruh terapi bermain origami terhadap kemampuan motorik halus (p 0,001). Disarankan agar pihak sekolah menerapkan terapi bermain origami sebagai pengembangan untuk mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak retardasi mental sedang. [1]
Uploads
Papers by Alfifat _167