Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui efektivitas diplomasi pada konflik Indones... more Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui efektivitas diplomasi pada konflik Indonesia-Malaysia atas perebutan Ambalat. Dengan pendekatan persuasif, Pemerintah Indonesia melakukan diplomasi untuk mencari solusi atas permasalahan dengan Malaysia. Isu ambalat ini menarik perhatian masyarakat Indonesia dan memicu gelombang anti Malaysia di semua lapisan masyarakat mulai dari warga Negara hingga elit politik rakyat. Dalam isu ini, publik menyuarakan penentangannya terhadap Compact di Indonesia atas klaim Malaysia, yang mengingatkan pada slogan propaganda di era Sukarno, ‘Ganyang Malaysia’. Jurnal ini menjelaskan langkah-langkah yang diambil Presiden Yudhoyono atas penyelesaian konflik blok Amblat. Langkah yang diambil Presiden Yudhoyono adalah diplomasi dengan menitikberatkan pada perdamaian atas pengelompokan Negara dengan penyelesaian melalui arbitrase, penyelesaian yudisial, dan negosiasi. Bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui kemampuan efisiensi diplomasi Indonesia dalam menerapkan smart power di Indonesia. Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori soft power, hard power di Indonesia. Teori yang digunakan dalam jurnal ini adalah teori soft power, hard power, dan smart power yang dikandung oleh Joseph Nye dan Daryl Copeland. Sumber pengembangan basis data penjelasan dalam artikel ini berupa buku, jurnal, berita serta berbagai website yang kemudian dianalisis dalam pembahasan. Hasil diskusi mengemukakan gagasan penulisa untuk penyelesaian konflik Negara Negara atau konflik perebutan wilayah. Serta menunjukkan kemampuan efisiensi diplomasi yang digunakan dalam konflik ini adalah diplomasi.
Kata kunci: Konflik Ambalat, Soft power, Hard power, smart power, politik luar negeri Yudhoyono
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui efektivitas diplomasi pada konflik Indones... more Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui efektivitas diplomasi pada konflik Indonesia-Malaysia atas perebutan Ambalat. Dengan pendekatan persuasif, Pemerintah Indonesia melakukan diplomasi untuk mencari solusi atas permasalahan dengan Malaysia. Isu ambalat ini menarik perhatian masyarakat Indonesia dan memicu gelombang anti Malaysia di semua lapisan masyarakat mulai dari warga Negara hingga elit politik rakyat. Dalam isu ini, publik menyuarakan penentangannya terhadap Compact di Indonesia atas klaim Malaysia, yang mengingatkan pada slogan propaganda di era Sukarno, ‘Ganyang Malaysia’. Jurnal ini menjelaskan langkah-langkah yang diambil Presiden Yudhoyono atas penyelesaian konflik blok Amblat. Langkah yang diambil Presiden Yudhoyono adalah diplomasi dengan menitikberatkan pada perdamaian atas pengelompokan Negara dengan penyelesaian melalui arbitrase, penyelesaian yudisial, dan negosiasi. Bisa menjadi tolak ukur untuk mengetahui kemampuan efisiensi diplomasi Indonesia dalam menerapkan smart power di Indonesia. Teori yang digunakan dalam makalah ini adalah teori soft power, hard power di Indonesia. Teori yang digunakan dalam jurnal ini adalah teori soft power, hard power, dan smart power yang dikandung oleh Joseph Nye dan Daryl Copeland. Sumber pengembangan basis data penjelasan dalam artikel ini berupa buku, jurnal, berita serta berbagai website yang kemudian dianalisis dalam pembahasan. Hasil diskusi mengemukakan gagasan penulisa untuk penyelesaian konflik Negara Negara atau konflik perebutan wilayah. Serta menunjukkan kemampuan efisiensi diplomasi yang digunakan dalam konflik ini adalah diplomasi.
Kata kunci: Konflik Ambalat, Soft power, Hard power, smart power, politik luar negeri Yudhoyono
Uploads
Papers by Deskarmela Citra
Kata kunci: Konflik Ambalat, Soft power, Hard power, smart power, politik luar negeri Yudhoyono
Kata kunci: Konflik Ambalat, Soft power, Hard power, smart power, politik luar negeri Yudhoyono