Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas dan binaannya merupakan salah satu industri ... more Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas dan binaannya merupakan salah satu industri tembaga dan kuningan yang masih eksis di Tumang Cepogo Boyolali. Keberadaan industri ukir tembaga dan kuningan di Kelurahan Tumang Cepogo memberikan potensi yang besar terutama di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lapangan kerja. Tujuan yang telah dicapai dalam kegiatan penerapan teknologi adalah desain dan pembuatan mesin pembangkit kalor model tungku berbahan bakar arang. Tungku arang sebagai pembangkit kalor terdiri dari ruang bakar, pipa saluran udara bertekanan, blower dan lingkungan dasaran. Lingkungan dasaran pendukung ruang bakar didesain dengan ukuran panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 15 cm. Ruang bakar dibuat dengan diameter 20 cm dan kedalaman 15 – 20 m. Pipa saluran udara bertekanan dan luaran blower dirancang dengan diameter 2,5 – 3 inch. Kata kunci: tungku, arang, blower, ukir, tembaga, kuningan .
Metode penyambungan menggunakan las thermite adalah metode penyambungan yang selalu digunakan, kh... more Metode penyambungan menggunakan las thermite adalah metode penyambungan yang selalu digunakan, khususnya pada instalasi kereta api. Akan tetapi proses pengelasan yang tidak sesuai akan menjadikan material menjadi getas akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak terkontrol. Hal tersebut dapat menimbulkan material mengalami keretakan pada sambungan las dan hal tersebut dapat membahayakan bagi penggunanya. Oleh karena itu diperlukan proses post weld heat treatment (PWHT) yang bertujuan untuk mengembalikan struktur material tersebut.Dengan dilakukannya post weld heat treatment – tempering ini bertujuan untuk memperbaiki struktur butiran akibat adanya tegangan sisa setelah terjadinya pengelasan thermite . Material yang digunakan dalam penelitian ini sendiri adalah baja UIC-54 yang merupakan high carbon steel (0.82%C).PWHT- Tempering dilakukan pada baja UIC-54 dengan variasi temperatur pemanasan 425 0 C, 475 0 C, 525 0 C, dan 575 0 C, dengan waktu penahanan 60 menit yang dilanjutkan dengan pendinginan ruangan. Setelah dilakukan proses tempering , didapat nilai kekerasan yang relatif turun, sebagai akibat pemanasan ulang yang diharapkan mampu menurunkan kegetasannya tetapi masih memiliki nilai kekerasan yang tinggi sesuai dengan standar yang berlaku
Material komposit Aluminium (Al) diperkuat Silikon Karbida (SiC) saat ini banyak digunakan karena... more Material komposit Aluminium (Al) diperkuat Silikon Karbida (SiC) saat ini banyak digunakan karena sifatnya yang ringan dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Namun saat dilakukan proses pengecoran mengalami kesulitan pencampuran Al-SiC. Kemudian dilakukan penambahan magnesium (Mg). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan Mg terhadap komposit Al-SiC menggunakan metode stir casting. Material awal adalah Al limbah dan serbuk SiC dengan ukuran partikel 350 mesh. Komposit disusun dengan variasi Al-SiC 3%, 5%, 7% dan Mg 5%. Metode yang digunakan adalah stir casting dengan temperatur penuangan berkisar 725 0C, lama pengadukan 10 menit dan putaran 250 rpm. Karakterisasi yang dilakukan meliputi; uji tarik, uji kekerasan serta struktur mikro. Dari hasil pengujian tarik didapatkan kondisi paling baik pada komposisi material 5% SiC dan 5% Mg dimana nilai kekuatan tarik mencapai 42 N/mm. Nilai kekerasan didapatkan kondisi paling baik pada komposisi Al-SiC 3%-Mg 5% dengan nilai bagian atas 62,6 BHN dan nilai bagian bawah 67,3 BHN. Hasil dari struktur mikro membuktikan bahwa sampel penambahan fraksi berat SiC memiliki sifat mekanis yang kurang baik dikarenakan semakin banyak SiC semakin banyak pula penggumpalan. Kata kunci: KML Al-SiC, magnesium, stir casting, sifat mekanik
Karakterisasi dan perlakuan serat pelepah salak sebagai serat komposit dimaksudkan untuk meningka... more Karakterisasi dan perlakuan serat pelepah salak sebagai serat komposit dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas serat pelepah (terutama batang) salak menjadi serat yang kualitasnya setara dengan serat sintetis dan serat nonorganik seperti asbestos dan fiberglas. Alur penelitian serat pelepah salak dilakukan dengan menentukan karakteristik fisik, metode pembuatan serat bundle, perlakuan (fisik dan kimia), uji kekuatan tarik serat bundle dan analisis. Penentuan karakteristik fisik pelepah salak dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap jumlah pelepah dan dimensi. Selanjutnya pembuatan serat bundle pelepah salak dilakukan dengan seleksi pelepah salak, pencucian, pengeringan, penguaraian dan penyikatan. Perlakuan pelepah salak dimulai dari pelepah salak dalam bentuk lembaran batang pelepah hingga menjadi serat bundle. Diawali pencucian, perendaman dan pengeringan, perlakuan fisik difokuskan pada pengukusan (steaming). Analogi perlakuan fisik, perlakuan kimia juga dilakukan dengan pencucian, perendaman dan pengeringan terkondisi dengan larutan alkali. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik serat bundle pelepah salak dapat mencapai 114 MPa, 66 MPa dan 189 MPa masing-masing untuk serat bundle tanpa perlakuan, serat bundle dengan perlakuan alkali 5% dan serat bundle dengan perlakuan kombinasi yakni alkali 5% yang dilanjutkan dengan pengukusan pada tekanan 5 Bar.
Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas dan binaannya merupakan salah satu industri ... more Industri Ukir Tembaga dan Kuningan Bintang Pamungkas dan binaannya merupakan salah satu industri tembaga dan kuningan yang masih eksis di Tumang Cepogo Boyolali. Keberadaan industri ukir tembaga dan kuningan di Kelurahan Tumang Cepogo memberikan potensi yang besar terutama di bidang ekonomi, sosial, pendidikan dan lapangan kerja. Tujuan yang telah dicapai dalam kegiatan penerapan teknologi adalah desain dan pembuatan mesin pembangkit kalor model tungku berbahan bakar arang. Tungku arang sebagai pembangkit kalor terdiri dari ruang bakar, pipa saluran udara bertekanan, blower dan lingkungan dasaran. Lingkungan dasaran pendukung ruang bakar didesain dengan ukuran panjang 3 m, lebar 2 m dan tinggi 15 cm. Ruang bakar dibuat dengan diameter 20 cm dan kedalaman 15 – 20 m. Pipa saluran udara bertekanan dan luaran blower dirancang dengan diameter 2,5 – 3 inch. Kata kunci: tungku, arang, blower, ukir, tembaga, kuningan .
Metode penyambungan menggunakan las thermite adalah metode penyambungan yang selalu digunakan, kh... more Metode penyambungan menggunakan las thermite adalah metode penyambungan yang selalu digunakan, khususnya pada instalasi kereta api. Akan tetapi proses pengelasan yang tidak sesuai akan menjadikan material menjadi getas akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak terkontrol. Hal tersebut dapat menimbulkan material mengalami keretakan pada sambungan las dan hal tersebut dapat membahayakan bagi penggunanya. Oleh karena itu diperlukan proses post weld heat treatment (PWHT) yang bertujuan untuk mengembalikan struktur material tersebut.Dengan dilakukannya post weld heat treatment – tempering ini bertujuan untuk memperbaiki struktur butiran akibat adanya tegangan sisa setelah terjadinya pengelasan thermite . Material yang digunakan dalam penelitian ini sendiri adalah baja UIC-54 yang merupakan high carbon steel (0.82%C).PWHT- Tempering dilakukan pada baja UIC-54 dengan variasi temperatur pemanasan 425 0 C, 475 0 C, 525 0 C, dan 575 0 C, dengan waktu penahanan 60 menit yang dilanjutkan dengan pendinginan ruangan. Setelah dilakukan proses tempering , didapat nilai kekerasan yang relatif turun, sebagai akibat pemanasan ulang yang diharapkan mampu menurunkan kegetasannya tetapi masih memiliki nilai kekerasan yang tinggi sesuai dengan standar yang berlaku
Material komposit Aluminium (Al) diperkuat Silikon Karbida (SiC) saat ini banyak digunakan karena... more Material komposit Aluminium (Al) diperkuat Silikon Karbida (SiC) saat ini banyak digunakan karena sifatnya yang ringan dan memiliki kekuatan mekanis yang baik. Namun saat dilakukan proses pengecoran mengalami kesulitan pencampuran Al-SiC. Kemudian dilakukan penambahan magnesium (Mg). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan Mg terhadap komposit Al-SiC menggunakan metode stir casting. Material awal adalah Al limbah dan serbuk SiC dengan ukuran partikel 350 mesh. Komposit disusun dengan variasi Al-SiC 3%, 5%, 7% dan Mg 5%. Metode yang digunakan adalah stir casting dengan temperatur penuangan berkisar 725 0C, lama pengadukan 10 menit dan putaran 250 rpm. Karakterisasi yang dilakukan meliputi; uji tarik, uji kekerasan serta struktur mikro. Dari hasil pengujian tarik didapatkan kondisi paling baik pada komposisi material 5% SiC dan 5% Mg dimana nilai kekuatan tarik mencapai 42 N/mm. Nilai kekerasan didapatkan kondisi paling baik pada komposisi Al-SiC 3%-Mg 5% dengan nilai bagian atas 62,6 BHN dan nilai bagian bawah 67,3 BHN. Hasil dari struktur mikro membuktikan bahwa sampel penambahan fraksi berat SiC memiliki sifat mekanis yang kurang baik dikarenakan semakin banyak SiC semakin banyak pula penggumpalan. Kata kunci: KML Al-SiC, magnesium, stir casting, sifat mekanik
Karakterisasi dan perlakuan serat pelepah salak sebagai serat komposit dimaksudkan untuk meningka... more Karakterisasi dan perlakuan serat pelepah salak sebagai serat komposit dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas serat pelepah (terutama batang) salak menjadi serat yang kualitasnya setara dengan serat sintetis dan serat nonorganik seperti asbestos dan fiberglas. Alur penelitian serat pelepah salak dilakukan dengan menentukan karakteristik fisik, metode pembuatan serat bundle, perlakuan (fisik dan kimia), uji kekuatan tarik serat bundle dan analisis. Penentuan karakteristik fisik pelepah salak dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara langsung terhadap jumlah pelepah dan dimensi. Selanjutnya pembuatan serat bundle pelepah salak dilakukan dengan seleksi pelepah salak, pencucian, pengeringan, penguaraian dan penyikatan. Perlakuan pelepah salak dimulai dari pelepah salak dalam bentuk lembaran batang pelepah hingga menjadi serat bundle. Diawali pencucian, perendaman dan pengeringan, perlakuan fisik difokuskan pada pengukusan (steaming). Analogi perlakuan fisik, perlakuan kimia juga dilakukan dengan pencucian, perendaman dan pengeringan terkondisi dengan larutan alkali. Dan hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik serat bundle pelepah salak dapat mencapai 114 MPa, 66 MPa dan 189 MPa masing-masing untuk serat bundle tanpa perlakuan, serat bundle dengan perlakuan alkali 5% dan serat bundle dengan perlakuan kombinasi yakni alkali 5% yang dilanjutkan dengan pengukusan pada tekanan 5 Bar.
Uploads