Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2021
Studi ini bertujuan mengeksplorasi secara mendalam bentuk dan penerapan dari gaya komunikasi dakw... more Studi ini bertujuan mengeksplorasi secara mendalam bentuk dan penerapan dari gaya komunikasi dakwah Husein Ja’far Al-Hadar dalam salah satu video ceramahnya di Youtube yang berjudul “Agungnya Meminta Maaf dan Memaafkan: Belajar dari Nabi dan Sahabat”. Husein Ja’far Al-Haidar adalah Da’i yang sangat berhasil memanfaatkan Youtube sebagai media dakwah, khususnya di kalangan muda-milenial, sehingga dakwahnya cukup menarik untuk diteliti. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik observasi (pengamatan) pada sumber primernya langsung yang bersifat audio visual. Sumber sekunder didapatkan dari berbagai literatur atau referensi lain yang relevan, baik itu jurnal ilmiah maupun pemberitaan media. Beberapa simpulan yang didapatkan dari studi ini, pertama, ceramah Husein Ja’far Al Haidar berjudul “Agungnya Meminta Maaf dan Memaafkan: Belajar dari Nabi dan Sahabat” memiliki kecenderungan gaya komunikasi asertif. Kedua, dalam penerapannya, gaya komunikasi tersebut menggunakan dakwah bil hikmah dan mauidzah hasanah yang dibungkus dalam bentuk storytelling. Ketiga, baik metode bil hikmah maupun mauidzah hasanah sangat kompatibel dengan media Youtube sekaligus dapat menyatu dengan gaya komunikasi asertif yang diterapkan Husein Ja’far Al-Hadar.
A. Latar Belakang Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut seba... more A. Latar Belakang Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, politik, budaya, bahasa, sastra dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban dari pertanyaann itulah yang nanti akan disebut sebagai sebuah jawaban yang bersifat filsafat. Ilmu pengetahuan yang diyakini sebagai sebuah kebenaran tentunya memiliki berbagai filosofis yang melatarbelakanginya. Namun bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan yang sudah spesifik tentunya tidak terlalu memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan tersebut secara tinjauan filsafatnya. Hal tersebut tentunya akan membuat siapapun yang meyakini kebenaran setiap ilmu pengetahuan akan kehilangan makna akan ilmu pengetahuan tersebut. Kehilangan makna akan ilmu pengetahuan berarti akan kehilangan nilai, arah serta tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut diciptakan. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran. Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Filsafat yang kita pelajari pada zaman ini telah menjalani atau melewati berbagai zaman. Antara lain zaman Kuno, zaman Yunani, zaman pertengahan, zaman renaissance, zaman modern dan zaman kontemporer. Dari beberapa zaman yang dilewati oleh filsafat, dapat diketahui bahwa filsafat ada sejak manusia ada, dan filsafat akan tetap ada jika manusia ada. Secara teoritis perkembangan ilmu
A. Latar Belakang Hadis merupakan salah satu pedeman umat islam dalam menjalankan agama Islam dis... more A. Latar Belakang Hadis merupakan salah satu pedeman umat islam dalam menjalankan agama Islam disamping Al-Qur'an. Maka dari itu, menjaga kemurnian hadis agar tetap menjadi sumber ajaran Islam yang mampu membawa pada kemaslahatan menjadi tanggung jawab umat Islam, terutama dari kalangan intelektual Islam. Salah satu persoalan dalam studi hadis yang senantiasa menjadi perdebatan adalah masalah kodifikasi hadis. Masalah ini selalu menjadi perdebatan yang cukup hangat dan menyita banyak energi di kalangan para sarjana keislaman, khususnya bagi mereka yang menaruh minat yang sangat tinggi pada bidang kelimuan hadis. Masalah kodifikasi apabila ditinjau dari sejarahnya cukup memiliki berbagai macam persoalan didalamnya, mulai dari munculnya kepentingan aliran, wafatnya para penghafal hadis, hingga banyaknya hadis yang tercampur dengan pendapat para sahabat serta tabi'in, serta hal yang tak kalah pentingnya dibicarakan adalah kerangka metodologis kodifikasi (tadwin) hadis itu sendiri. Kajian seputar metodologis dalam kodifikasi tersebut tentunya akan mengungkap data penting tentang bagaimana proses historis tadwin hadis dibangun di atas landasan dan dasar-dasar metodologis yang kokoh. Berbagai macam persoalan kodifikasi tersebut tentunya perlu diluruskan untuk kepentingan kemaslahatan berama, khususnya umat islam.
Hukum dan peradilan merupakan hal yang sangat fundamental dalam peradaban masyarakat, tak terkecu... more Hukum dan peradilan merupakan hal yang sangat fundamental dalam peradaban masyarakat, tak terkecuali masyarakat Islam. Tegaknya hukum dan proses peradilan yang tidak tebang pilih akan sangat menjamin rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat. Dengan terjaminnya rasa keadilan, maka ketertiban dan kedamaian pun akan tercipta. Masyarakat yang tertib dan damai tentunya akan berdampak baik bagi suatu peradaban, karena pembangunan dibidang sosial, ekonomi, pendidikan serta teknologi akan berjalan dengan lancar. Proses-proses hukum didalam Islam sejatinya sudah berjalan ketika Rasulullah menjadi pemimpin di Madinah, namun saat itu lembaga hukum dan kekuasaan belum ada pemisahan belum dipisahkan satu sama lainnya seperti halnya lembaga yang mandiri, dan bahkan dalam praktiknya cenderung dipegang oleh satu tangan, yakni penguasa atau pemerintah. Nabi Muhammad saat itu bertugas menyelesaikan perselisihan yang timbul di kalangan masyarakat Madinah dan menetapkan hukuman terhadap pelanggar perjanjian, seperti beliau pernah melakukannya ketika kaum yahudi melakukan pelanggaran sebanyak tiga kali terhadap isi Piagam Madinah, dua kali beliau bertindak sebagai hakimnya, dan sekali beliau wakilkan kepada sahabatnya. Berangkat dari proses hukum yang masih sederhana pada masa Nabi Muhammad, maka secara kelembagaan proses hukum dalam peradaban Islam mencapai puncaknya saat masa Dinasti Abbasiyah. Pada masa Dinasti Abbasiyah umat Islam mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Dinasti ini mengalami masa kejayaan intelektual, seperti halnya dinasti lain dalam sejarah Islam, tidak lama setelah dinasti itu berdiri. Kekhalifahan Baghdad mencapai masa kejayaannya antara khalifah ketiga, al-Mahdi (775-785 M), dan kesembilan, al-Wathiq (842-847 M), lebih khusus lagi pada masa Harun al-Rasyid (786-809 M) dan al-Makmun (813-833 M), anaknya terutama, karena dua khalifah yang hebat itulah Dinasti Abbasiyah memiliki kesan dalam ingatan publik, dan menjadi dinasti
Kalamullah subhanahu wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW; membacanya ibadah, susun... more Kalamullah subhanahu wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW; membacanya ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara mutawatir. 1 Perintah dakwah merupakan sebuah perintah Allah yang mutlak bagi setiap muslim. Perintah dakwah ini telah dimulai sejak turunnya risalah Islam kepada nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu pula perintah menyampaikan risalah Islam menjadi kewajiban umat Islam di dunia. Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa arab da'a-yad'u-da'watan yang berarti ajakan, seruan, do'a, propaganda, dan lain-lain. Dakwah merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengajak kepada suatu kebaikan dan mencegah dari suatu kejahatan. Adapun definisi dakwah secara terminologis yaitu propaganda Islam dalam menyampaikan suatu kebenaran dan mencegah suatu bentuk kemunkaran, sehingga mendapat suatu kebahagiaan dunia dan akhirat. 2
ABSTRAK Pergerakan sosial dan dakwah kaum perempuan muslim di Indonesia seringkali masih menuai p... more ABSTRAK Pergerakan sosial dan dakwah kaum perempuan muslim di Indonesia seringkali masih menuai perdebatan karena pandangan-pandangan diskriminatif terhadap kaum perempuan. 'Aisyiyah merupakan organisisasi perempuan muslim tertua di Indonesia yang mendorong agar perempuan muslim lebih maju dan berkembang. Studi ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis lebih dalam mengenai pergerakan dakwah 'Aisyiyah. Perspektif teori yang digunakan adalah teori kesetaraan gender atau feminisme karena pergerakan perempuan indonesia, tak terkecuali perempuan muslim Indonesia diilhami oleh munculnya feminisme atau yang lebih dikenal dengan gerakan emansipasi. Pengumpulan data dalam studi menggunakan teknik dokumentasi, dimana data yang didiapat bersumber dari berbagai literatur mengenai pergerakan dakwah 'Aisyiyah sejak awal kali berdiri hingga sekarang. Setelah data dikumpulkan, hasil analisis menunjukkan bahwa Pergerakan dakwah 'Aisyiyah sejalan dengan semangat kesetaraan gender dan keadilan gender. Namun, kesetaraan dan keadilan gender yang diperjuangkan 'Aisyiyah masih pada batas yang wajar, artinya tetap melestarikan nature feminin, tidak masuk ke dunia maskulin yang menjadi nature laki-laki.
A. Latar Belakang Akal merupakan salah satu anugerah Allah SWT yang paling istimewa bagi manusia.... more A. Latar Belakang Akal merupakan salah satu anugerah Allah SWT yang paling istimewa bagi manusia. Sudah sifat bagi akal manusia yang selalu ingin tahu terhadap segala sesuatu termasuk dirinya sendiri. Pengetahuan yang dimiliki manusia bukan dibawa sejak lahir karena manusia ketika dilahirkan belum mengetahui apa-apa. 1 Dalam perkembangannya, penggunaan akal dan pikiran manusia senantiasa berkembang ke arah yang lebih maju. Hal tersebut sangat berdampak baik terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahan, tak terkecuali dalam dunia Islam. Al-Farabi merupakan salah satu tokoh intelektual muslim yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan setelahnya, dengan teori emanasi dan filsafatnya tentang An-Nafs yang ia cetuskan dan cukup diterima oleh berbagai kalangan. Al-Farabi adalah penerus tradisi intelektual al-Kindi, tapi dengan kompetensi, kreativitas, kebebasan berpikir dan tingkat sofistikasi yang lebih tinggi lagi. Jika al-Kindi dipandang sebagai seorang filosof Muslim dalam arti kata yang sebenarnya, al-Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida studi falsafah dalam Islam yang sejak itu terus dibangun dengan tekun. 2
Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah , 2018
Abstrak: Studi ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dakwah 'Aisyiyah Surabaya, yang sejak pertenga... more Abstrak: Studi ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dakwah 'Aisyiyah Surabaya, yang sejak pertengahan tahun 2014 memprioritaskan dakwahnya melalui dakwah bilhal, yaitu dakwah dengan tindakan nyata yang berorientasi perbaikan masalah masyarakat. Dakwah bilhal yang menjadi fokus kajian dalam studi ini adalah program penanggulangan dan pencegahan TB yang telah membuahkan hasil positif. Studi ini bertujuan memaparkan secara komprehensif pelaksanaan dakwah bilhal oleh 'Aisyiyah Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan datanya didapatkan dari dokumentasi, observasi partisipatif serta wawancara mendalam. Penentuan narasumber dilakukan secara purposive sedangkan analisis melalui tahap mereduksi, mengorganisasikan serta menyajikan (display) data. Hasil penelitian menunjukkan 'Aisyiyah Surabaya sebagai subjek dakwah melakukan dakwahnya dengan hikmah dan keteladanan dengan pesan dakwah tentang kepedulian sosial kepada semua masyarakat Surabaya tanpa terkecuali sebagai mad'uw, dengan media yang cukup efektif dan efisien. Dakwah bilhal tersebut secara kedudukan untuk melengkapi dakwah lisan yang telah dilakukan. 'Aisyiyah Surabaya juga mengajak umat memahami masalah, menumbuhkan keinginan umat untuk berperan aktif, melibatkan umat dalam pelaksanaan pemecahan masalah, menyebarkan metode swadaya umat dan adanya evaluasi serta tindak lanjut dengan melibatkan umat. Hal yang perlu dikembangkan adalah meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan atas solusi pemecahan masalah. Abstract: This study is grounded in da'wah activities of 'Aisyiyah Surabaya, which has prioritized its propagation / da'wah through da'wah bilhal since the mid of 2014. Da'wah bilhal means a propagation conducted by doing a real effort aiming to solve a social problem. Da'wah bilhal becoming the focus on this study is a program of overcoming and preventing tuberculosis which has yielded a positive result. This study aims to comprehensively explain about da'wah bilhal implementation of 'Aisyiyah Surabaya. The approach of study used is qualitative and its data are obtained from documentation, participative observation and in-depth interview. The selection of resources was conducted purposively while its analysis was examined through the phases of reducing, organizing and displaying data. The result of study indicates 'Aisyiyah Surabaya, as a subject of da'wah (mad'uw), has propagated wisdom and good example with da'wah message on social care for the society of Surabaya in effective and efficient media. Based on its position, da'wah bilhal is conducted to complete verbal propagation done previously. 'Aisyiyah Surabaya also asked people to understand a problem, grow their active participation, be involved in dealing with problem solving, share people's self supporting method and evaluate and do follow-up by involving people. The ones which
Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah , 2017
Abstrak: Sarekat Islam (SI) adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan dakwah y... more Abstrak: Sarekat Islam (SI) adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan dakwah yang memiliki positioning unik dibandingkan organisasi lain sehingga mampu merekrut anggota paling banyak pada masa pergerakan nasional. Studi ini bermaksud menjabarkan konsep positioning Sarekat Islam saat rekrutmen anggota pada pergerakannya dalam bidang sosial dan dakwah. Pendekatan studi ini adalah kualitatif kepustakaan, dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data. Rujukan utama adalah buku berjudul Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil yang ditulis oleh A.P.E Korver yang didukung rujukan selainnya. Untuk menguji kredibelitas data yang didapat, digunakan metode triangulasi sumber. Variabel penelitian dirumuskan berdasarkan teori yang digunakan, mulai dari identifikasi keunggulan kompetitif, keunggulan kompetitif yang ditetapkan sebagai dasar perumusan positioning menurut konsep positioning Philip Kotler, brand value, jenis strategi positioning, serta pernyataan positioning. Hasilnya menunjukkan bahwa SI memiliki keunggulan kompetitif mulai dari struktur keorganisasian, ketokohan, media, visi dan kemudian memilih visi-misi sebagai dasar perumusan positioning. SI juga memiliki brand value sebagai organisasi yang memperjuangkan nasib kelas bawah dan organisasi berbasis Islam. Jenis strategi positioning Sarekat Islam dapat dikatakan sebagai strategi positioning berdasarkan target pasar, benefit, dan pesaing. Terakhir Sarekat Islam juga memiliki pernyataan positioning yang kuat dengan menggunakan semboyan-semboyan yang dikampanyekan. Abstract: Sarekat Islam (SI) could be considered as a non-profit organization which had devoted itself to social and da'wah movements. It had a characteristic positioning and was successful on recruiting the most members during the era of national movement. This article reveals the concept of positioning of Sarekat Islam while this organization was recruiting its members and social and da'wah movements. The study is conducted by qualitative literature approach and using documenting method in gaining data. The main reference of the study is a book titled Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil written by A.P.E Korver and supported with other relevant references. Data obtained is tested by triangulation method with other sources. Its variables of research is formulated on the theory used, from the competitive superiority determined as the basis of formulating the positioning according to Philip Kotler's positioning, brand value, type of positioning strategy, and positioning statement. The result of study indicates that SI has a competitive superiority from the structure of organization, figure's prominence, media, vision. SI selects its vision and mission as the basis of formulating its positioning. SI also has a brand value, namely as an organization fighting for lower class and having Islamic basis. The type of strategy of positioning SI can be considered as a positioning strategy based on market target, benefit and competitor. At last, SI also has strong positioning statements by using campained slogans.
Al-I'lam: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2021
Studi ini bertujuan mengeksplorasi secara mendalam bentuk dan penerapan dari gaya komunikasi dakw... more Studi ini bertujuan mengeksplorasi secara mendalam bentuk dan penerapan dari gaya komunikasi dakwah Husein Ja’far Al-Hadar dalam salah satu video ceramahnya di Youtube yang berjudul “Agungnya Meminta Maaf dan Memaafkan: Belajar dari Nabi dan Sahabat”. Husein Ja’far Al-Haidar adalah Da’i yang sangat berhasil memanfaatkan Youtube sebagai media dakwah, khususnya di kalangan muda-milenial, sehingga dakwahnya cukup menarik untuk diteliti. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan teknik observasi (pengamatan) pada sumber primernya langsung yang bersifat audio visual. Sumber sekunder didapatkan dari berbagai literatur atau referensi lain yang relevan, baik itu jurnal ilmiah maupun pemberitaan media. Beberapa simpulan yang didapatkan dari studi ini, pertama, ceramah Husein Ja’far Al Haidar berjudul “Agungnya Meminta Maaf dan Memaafkan: Belajar dari Nabi dan Sahabat” memiliki kecenderungan gaya komunikasi asertif. Kedua, dalam penerapannya, gaya komunikasi tersebut menggunakan dakwah bil hikmah dan mauidzah hasanah yang dibungkus dalam bentuk storytelling. Ketiga, baik metode bil hikmah maupun mauidzah hasanah sangat kompatibel dengan media Youtube sekaligus dapat menyatu dengan gaya komunikasi asertif yang diterapkan Husein Ja’far Al-Hadar.
A. Latar Belakang Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut seba... more A. Latar Belakang Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang kita sebut sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, politik, budaya, bahasa, sastra dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu memikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat. Dan jawaban dari pertanyaann itulah yang nanti akan disebut sebagai sebuah jawaban yang bersifat filsafat. Ilmu pengetahuan yang diyakini sebagai sebuah kebenaran tentunya memiliki berbagai filosofis yang melatarbelakanginya. Namun bagi siapapun yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan yang sudah spesifik tentunya tidak terlalu memikirkan bagaimana ilmu pengetahuan tersebut secara tinjauan filsafatnya. Hal tersebut tentunya akan membuat siapapun yang meyakini kebenaran setiap ilmu pengetahuan akan kehilangan makna akan ilmu pengetahuan tersebut. Kehilangan makna akan ilmu pengetahuan berarti akan kehilangan nilai, arah serta tujuan dari ilmu pengetahuan tersebut diciptakan. Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Bagian filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran. Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Filsafat yang kita pelajari pada zaman ini telah menjalani atau melewati berbagai zaman. Antara lain zaman Kuno, zaman Yunani, zaman pertengahan, zaman renaissance, zaman modern dan zaman kontemporer. Dari beberapa zaman yang dilewati oleh filsafat, dapat diketahui bahwa filsafat ada sejak manusia ada, dan filsafat akan tetap ada jika manusia ada. Secara teoritis perkembangan ilmu
A. Latar Belakang Hadis merupakan salah satu pedeman umat islam dalam menjalankan agama Islam dis... more A. Latar Belakang Hadis merupakan salah satu pedeman umat islam dalam menjalankan agama Islam disamping Al-Qur'an. Maka dari itu, menjaga kemurnian hadis agar tetap menjadi sumber ajaran Islam yang mampu membawa pada kemaslahatan menjadi tanggung jawab umat Islam, terutama dari kalangan intelektual Islam. Salah satu persoalan dalam studi hadis yang senantiasa menjadi perdebatan adalah masalah kodifikasi hadis. Masalah ini selalu menjadi perdebatan yang cukup hangat dan menyita banyak energi di kalangan para sarjana keislaman, khususnya bagi mereka yang menaruh minat yang sangat tinggi pada bidang kelimuan hadis. Masalah kodifikasi apabila ditinjau dari sejarahnya cukup memiliki berbagai macam persoalan didalamnya, mulai dari munculnya kepentingan aliran, wafatnya para penghafal hadis, hingga banyaknya hadis yang tercampur dengan pendapat para sahabat serta tabi'in, serta hal yang tak kalah pentingnya dibicarakan adalah kerangka metodologis kodifikasi (tadwin) hadis itu sendiri. Kajian seputar metodologis dalam kodifikasi tersebut tentunya akan mengungkap data penting tentang bagaimana proses historis tadwin hadis dibangun di atas landasan dan dasar-dasar metodologis yang kokoh. Berbagai macam persoalan kodifikasi tersebut tentunya perlu diluruskan untuk kepentingan kemaslahatan berama, khususnya umat islam.
Hukum dan peradilan merupakan hal yang sangat fundamental dalam peradaban masyarakat, tak terkecu... more Hukum dan peradilan merupakan hal yang sangat fundamental dalam peradaban masyarakat, tak terkecuali masyarakat Islam. Tegaknya hukum dan proses peradilan yang tidak tebang pilih akan sangat menjamin rasa keadilan di tengah-tengah masyarakat. Dengan terjaminnya rasa keadilan, maka ketertiban dan kedamaian pun akan tercipta. Masyarakat yang tertib dan damai tentunya akan berdampak baik bagi suatu peradaban, karena pembangunan dibidang sosial, ekonomi, pendidikan serta teknologi akan berjalan dengan lancar. Proses-proses hukum didalam Islam sejatinya sudah berjalan ketika Rasulullah menjadi pemimpin di Madinah, namun saat itu lembaga hukum dan kekuasaan belum ada pemisahan belum dipisahkan satu sama lainnya seperti halnya lembaga yang mandiri, dan bahkan dalam praktiknya cenderung dipegang oleh satu tangan, yakni penguasa atau pemerintah. Nabi Muhammad saat itu bertugas menyelesaikan perselisihan yang timbul di kalangan masyarakat Madinah dan menetapkan hukuman terhadap pelanggar perjanjian, seperti beliau pernah melakukannya ketika kaum yahudi melakukan pelanggaran sebanyak tiga kali terhadap isi Piagam Madinah, dua kali beliau bertindak sebagai hakimnya, dan sekali beliau wakilkan kepada sahabatnya. Berangkat dari proses hukum yang masih sederhana pada masa Nabi Muhammad, maka secara kelembagaan proses hukum dalam peradaban Islam mencapai puncaknya saat masa Dinasti Abbasiyah. Pada masa Dinasti Abbasiyah umat Islam mengalami perkembangan dalam berbagai bidang. Dinasti ini mengalami masa kejayaan intelektual, seperti halnya dinasti lain dalam sejarah Islam, tidak lama setelah dinasti itu berdiri. Kekhalifahan Baghdad mencapai masa kejayaannya antara khalifah ketiga, al-Mahdi (775-785 M), dan kesembilan, al-Wathiq (842-847 M), lebih khusus lagi pada masa Harun al-Rasyid (786-809 M) dan al-Makmun (813-833 M), anaknya terutama, karena dua khalifah yang hebat itulah Dinasti Abbasiyah memiliki kesan dalam ingatan publik, dan menjadi dinasti
Kalamullah subhanahu wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW; membacanya ibadah, susun... more Kalamullah subhanahu wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW; membacanya ibadah, susunan kata dan isinya merupakan mukjizat, termaktub di dalam mushaf dan dinukil secara mutawatir. 1 Perintah dakwah merupakan sebuah perintah Allah yang mutlak bagi setiap muslim. Perintah dakwah ini telah dimulai sejak turunnya risalah Islam kepada nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu pula perintah menyampaikan risalah Islam menjadi kewajiban umat Islam di dunia. Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa arab da'a-yad'u-da'watan yang berarti ajakan, seruan, do'a, propaganda, dan lain-lain. Dakwah merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengajak kepada suatu kebaikan dan mencegah dari suatu kejahatan. Adapun definisi dakwah secara terminologis yaitu propaganda Islam dalam menyampaikan suatu kebenaran dan mencegah suatu bentuk kemunkaran, sehingga mendapat suatu kebahagiaan dunia dan akhirat. 2
ABSTRAK Pergerakan sosial dan dakwah kaum perempuan muslim di Indonesia seringkali masih menuai p... more ABSTRAK Pergerakan sosial dan dakwah kaum perempuan muslim di Indonesia seringkali masih menuai perdebatan karena pandangan-pandangan diskriminatif terhadap kaum perempuan. 'Aisyiyah merupakan organisisasi perempuan muslim tertua di Indonesia yang mendorong agar perempuan muslim lebih maju dan berkembang. Studi ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis lebih dalam mengenai pergerakan dakwah 'Aisyiyah. Perspektif teori yang digunakan adalah teori kesetaraan gender atau feminisme karena pergerakan perempuan indonesia, tak terkecuali perempuan muslim Indonesia diilhami oleh munculnya feminisme atau yang lebih dikenal dengan gerakan emansipasi. Pengumpulan data dalam studi menggunakan teknik dokumentasi, dimana data yang didiapat bersumber dari berbagai literatur mengenai pergerakan dakwah 'Aisyiyah sejak awal kali berdiri hingga sekarang. Setelah data dikumpulkan, hasil analisis menunjukkan bahwa Pergerakan dakwah 'Aisyiyah sejalan dengan semangat kesetaraan gender dan keadilan gender. Namun, kesetaraan dan keadilan gender yang diperjuangkan 'Aisyiyah masih pada batas yang wajar, artinya tetap melestarikan nature feminin, tidak masuk ke dunia maskulin yang menjadi nature laki-laki.
A. Latar Belakang Akal merupakan salah satu anugerah Allah SWT yang paling istimewa bagi manusia.... more A. Latar Belakang Akal merupakan salah satu anugerah Allah SWT yang paling istimewa bagi manusia. Sudah sifat bagi akal manusia yang selalu ingin tahu terhadap segala sesuatu termasuk dirinya sendiri. Pengetahuan yang dimiliki manusia bukan dibawa sejak lahir karena manusia ketika dilahirkan belum mengetahui apa-apa. 1 Dalam perkembangannya, penggunaan akal dan pikiran manusia senantiasa berkembang ke arah yang lebih maju. Hal tersebut sangat berdampak baik terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahan, tak terkecuali dalam dunia Islam. Al-Farabi merupakan salah satu tokoh intelektual muslim yang cukup berpengaruh terhadap perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan setelahnya, dengan teori emanasi dan filsafatnya tentang An-Nafs yang ia cetuskan dan cukup diterima oleh berbagai kalangan. Al-Farabi adalah penerus tradisi intelektual al-Kindi, tapi dengan kompetensi, kreativitas, kebebasan berpikir dan tingkat sofistikasi yang lebih tinggi lagi. Jika al-Kindi dipandang sebagai seorang filosof Muslim dalam arti kata yang sebenarnya, al-Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida studi falsafah dalam Islam yang sejak itu terus dibangun dengan tekun. 2
Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah , 2018
Abstrak: Studi ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dakwah 'Aisyiyah Surabaya, yang sejak pertenga... more Abstrak: Studi ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dakwah 'Aisyiyah Surabaya, yang sejak pertengahan tahun 2014 memprioritaskan dakwahnya melalui dakwah bilhal, yaitu dakwah dengan tindakan nyata yang berorientasi perbaikan masalah masyarakat. Dakwah bilhal yang menjadi fokus kajian dalam studi ini adalah program penanggulangan dan pencegahan TB yang telah membuahkan hasil positif. Studi ini bertujuan memaparkan secara komprehensif pelaksanaan dakwah bilhal oleh 'Aisyiyah Surabaya. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dan datanya didapatkan dari dokumentasi, observasi partisipatif serta wawancara mendalam. Penentuan narasumber dilakukan secara purposive sedangkan analisis melalui tahap mereduksi, mengorganisasikan serta menyajikan (display) data. Hasil penelitian menunjukkan 'Aisyiyah Surabaya sebagai subjek dakwah melakukan dakwahnya dengan hikmah dan keteladanan dengan pesan dakwah tentang kepedulian sosial kepada semua masyarakat Surabaya tanpa terkecuali sebagai mad'uw, dengan media yang cukup efektif dan efisien. Dakwah bilhal tersebut secara kedudukan untuk melengkapi dakwah lisan yang telah dilakukan. 'Aisyiyah Surabaya juga mengajak umat memahami masalah, menumbuhkan keinginan umat untuk berperan aktif, melibatkan umat dalam pelaksanaan pemecahan masalah, menyebarkan metode swadaya umat dan adanya evaluasi serta tindak lanjut dengan melibatkan umat. Hal yang perlu dikembangkan adalah meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan atas solusi pemecahan masalah. Abstract: This study is grounded in da'wah activities of 'Aisyiyah Surabaya, which has prioritized its propagation / da'wah through da'wah bilhal since the mid of 2014. Da'wah bilhal means a propagation conducted by doing a real effort aiming to solve a social problem. Da'wah bilhal becoming the focus on this study is a program of overcoming and preventing tuberculosis which has yielded a positive result. This study aims to comprehensively explain about da'wah bilhal implementation of 'Aisyiyah Surabaya. The approach of study used is qualitative and its data are obtained from documentation, participative observation and in-depth interview. The selection of resources was conducted purposively while its analysis was examined through the phases of reducing, organizing and displaying data. The result of study indicates 'Aisyiyah Surabaya, as a subject of da'wah (mad'uw), has propagated wisdom and good example with da'wah message on social care for the society of Surabaya in effective and efficient media. Based on its position, da'wah bilhal is conducted to complete verbal propagation done previously. 'Aisyiyah Surabaya also asked people to understand a problem, grow their active participation, be involved in dealing with problem solving, share people's self supporting method and evaluate and do follow-up by involving people. The ones which
Jurnal Kajian dan Pengembangan Manajemen Dakwah , 2017
Abstrak: Sarekat Islam (SI) adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan dakwah y... more Abstrak: Sarekat Islam (SI) adalah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial dan dakwah yang memiliki positioning unik dibandingkan organisasi lain sehingga mampu merekrut anggota paling banyak pada masa pergerakan nasional. Studi ini bermaksud menjabarkan konsep positioning Sarekat Islam saat rekrutmen anggota pada pergerakannya dalam bidang sosial dan dakwah. Pendekatan studi ini adalah kualitatif kepustakaan, dengan menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data. Rujukan utama adalah buku berjudul Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil yang ditulis oleh A.P.E Korver yang didukung rujukan selainnya. Untuk menguji kredibelitas data yang didapat, digunakan metode triangulasi sumber. Variabel penelitian dirumuskan berdasarkan teori yang digunakan, mulai dari identifikasi keunggulan kompetitif, keunggulan kompetitif yang ditetapkan sebagai dasar perumusan positioning menurut konsep positioning Philip Kotler, brand value, jenis strategi positioning, serta pernyataan positioning. Hasilnya menunjukkan bahwa SI memiliki keunggulan kompetitif mulai dari struktur keorganisasian, ketokohan, media, visi dan kemudian memilih visi-misi sebagai dasar perumusan positioning. SI juga memiliki brand value sebagai organisasi yang memperjuangkan nasib kelas bawah dan organisasi berbasis Islam. Jenis strategi positioning Sarekat Islam dapat dikatakan sebagai strategi positioning berdasarkan target pasar, benefit, dan pesaing. Terakhir Sarekat Islam juga memiliki pernyataan positioning yang kuat dengan menggunakan semboyan-semboyan yang dikampanyekan. Abstract: Sarekat Islam (SI) could be considered as a non-profit organization which had devoted itself to social and da'wah movements. It had a characteristic positioning and was successful on recruiting the most members during the era of national movement. This article reveals the concept of positioning of Sarekat Islam while this organization was recruiting its members and social and da'wah movements. The study is conducted by qualitative literature approach and using documenting method in gaining data. The main reference of the study is a book titled Sarekat Islam: Gerakan Ratu Adil written by A.P.E Korver and supported with other relevant references. Data obtained is tested by triangulation method with other sources. Its variables of research is formulated on the theory used, from the competitive superiority determined as the basis of formulating the positioning according to Philip Kotler's positioning, brand value, type of positioning strategy, and positioning statement. The result of study indicates that SI has a competitive superiority from the structure of organization, figure's prominence, media, vision. SI selects its vision and mission as the basis of formulating its positioning. SI also has a brand value, namely as an organization fighting for lower class and having Islamic basis. The type of strategy of positioning SI can be considered as a positioning strategy based on market target, benefit and competitor. At last, SI also has strong positioning statements by using campained slogans.
Uploads
Papers by anggit rizkianto