Papers by robertus marianus narung
Robertus Marianus Narung, 2022
Hakikatnya, mengenyam pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Dalam hal ini, pendidikan yang la... more Hakikatnya, mengenyam pendidikan adalah hak setiap anak bangsa. Dalam hal ini, pendidikan yang layak dan mampu memenuhi segala kebutuhan peserta didik. Hal berbeda yang dialami oleh sekolah-sekolah di ujung Timur Indonesia. Pemerataan pendidikan yang layak, justru hanya menjadi wacana yang menghiasi panggung orasi para elit. Pendidikan yang layak dengan fasilitas yang memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai tuntutan zaman belum bisa dirasakan.
Masalah yang paling menonjol di daerah saya, secara khusus sekolah tempat saya mengajar adalah kekurangan fasilitas pendidikan seperti buku pelajaran, bahan bacaan, alat dan bahan pembelajaran yang belum memadai, siswa yang masih menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, dan ketiadaan listrik untuk menunjang pembelajaran. Masalah-masalah ini yang melatarbelakangi siswa kurang motivasi belajar, kurang kreatif, dan kurang inovatif dalam proses pembelajaran.
Berangkat dari latar belakang masalah ini, saya melakukan praktik mengajar inovatif, kreatif, dan berbasis teknologi. Saya sebagai seorang guru tentu punya peran dan tanggung jawab besar dalam mentransformasi pendidikan ke arah yang lebih baik. Langkah pertama yang dilakukan adalah menerapkan pembelajaran yang inovatif, student centre learning, kreatif, pendidikan yang memerdekakan, dan menerapkan teknologi pembelajaran.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2014
The purpose of this study is to determine the contribution of principal transformational leaders... more The purpose of this study is to determine the contribution of principal transformational leadership, teaching performance of teachers, and the learning culture towards achievement of madrasah aliyah. Correlational survey is used as the method of the research with 274 sample of teachers .The sampling techniques used are area sampling, proportional sampling and random sampling. Questionnaire used as the instrument to be analyzed by using descriptive and inferential statistics. The results of this study indicate: 1) the level of achievement of the madrasah, principal transformational leadership, teaching performance of teachers and learning culture is good; 2) transformational principal leadership contributes positively and significantly towards achievement of madrasah aliyah; 3) teacher performance in teaching contributes positively and significantly towards achievement of madrasah aliyah; 4) learning culture contributes positively and significantly towards achievement of mad...
Journal of Educational Administration, 2000
Few studies have directly examined teachers’ perspectives on principals’ everyday instructional l... more Few studies have directly examined teachers’ perspectives on principals’ everyday instructional leadership characteristics and the impacts of those characteristics on teachers. In this study, over 800 American teachers responded to an open‐ended questionnaire by identifying and describing characteristics of principals that enhanced their classroom instruction and what impacts those characteristics had on them. The data revealed two themes (and 11 strategies) of effective instructional leadership: talking with teachers to promote reflection and promoting professional growth.
ROBERTUS MARIANUS NARUNG, 2019
Penulis: Robertus Marianus Narung, S.Pd., M.Pd. A. Pendahuluan Widodo dalam jurnalnya tentang kep... more Penulis: Robertus Marianus Narung, S.Pd., M.Pd. A. Pendahuluan Widodo dalam jurnalnya tentang kepemimpinan pendidikan transaksional dan transformasional di SMK non teknik membahas masalah-masalah kepemimpinan. Masalah-masalah kepemimpinan dalam lembaga banyak dipersoalkan, karena pemimpin lembaga menampilkan banyak peran dan fungsi, seperti pembuat keputusan, koordinator, inovator, evaluator, dinamisator, wakil lembaga, figur, pelobi, dan penanda tangan kontrak kerja. Perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang konservatif, menjadikan pekerjaan guru tidak lebih dari sebuah rutinitas, dan format pembelajaran yang tradisional dipandang akan sulit mendongkrak sekolah menuju kultur akademis dan pembelajaran yang sesuai (Widodo, 2008). Gaya kepemimpinan transformasional sangat potensial dalam membangun komitmen tingkat tinggi (high levels of commitment) pada diri guru untuk merespons kompleksitan dan ketidakpastian yang bersifat alami atau warisan tradisi dari agenda reformasi sekolah. Idealitas kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut, praktiknya di lapangan selama ini masih sangat jauh dari harapan. Berbagai kendala baik disebabkan oleh aspek intern kepala sekolah, struktur birokrasi, kultur kerja, dan interaksi kepala sekolah dengan guru yang kurang mendukung telah mendistorsi nilai ideal kepemimpinan transformasional di sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala situasi yang terjadi di sekolah mulai dari kedisiplinan hingga masalah administrasi dan mutu lulusan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, yang dikutip dari antarnews.com, menyoroti masalah peningkatan kinerja guru atau profesionalisme guru,
Robertus Mr. Narung, 2019
Penulis: Robertus Marianus Narung, M.Pd. 1 BAGIAN I MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH BIDANG AKADEMIK Ma... more Penulis: Robertus Marianus Narung, M.Pd. 1 BAGIAN I MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH BIDANG AKADEMIK Manajemen Berbasis Sekolah bidang akademik adalah pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah pada bidang akademik dapat dilaksanakan melalui peningkatan kualitas pendidikan yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan telah banyak dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional telah melakukan melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya serta pembinaan manajemen sekolah. Dalam prakteknya, sekolah harus mengacu pada aturan yuridis formal terkait standarisasi pendidikan nasional, antara lain melalui optimalisasi Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Unsur manajemen berbasis sekolah bidang akademik meliputi dua unsur yaitu kurikulum dan pembelajaran. Kurikulum merupakan suatu komponen utama dalam proses pembelajaran sehingga tercipta masyarakat yang cerdas. Menurut UU NO. 20 Tahun 2003 Kurikulum merupakan seperangkat rencana & sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional. Kurikulum dibuat dan dirancang sebagai alat untuk bisa mencapai tujuan pendidikan secara universal dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah dan memiliki komponen utama & penunjang yang saling terkait diantara keduanya. Adapun komponen-komponen kurikulum anatara lain tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, materi atau bahan ajar yang akan disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik, alat peraga dan sarana prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar,
Robertus Marianus Narung, 2017
Drafts by robertus marianus narung
Robertus Marianus Narung, 2019
PENULIS: ROBERTUS MARIANUS NARUNG, M.Pd. 1 BAB I MANAJEMEN PENDIDIKAN Menurut Widodo, masalah-mas... more PENULIS: ROBERTUS MARIANUS NARUNG, M.Pd. 1 BAB I MANAJEMEN PENDIDIKAN Menurut Widodo, masalah-masalah kepemimpinan dalam lembaga banyak dipersoalkan, karena pemimpin lembaga menampilkan banyak peran dan fungsi, seperti pembuat keputusan, koordinator, inovator, evaluator, dinamisator, wakil lembaga, figur, pelobi, dan penanda tangan kontrak kerja. Perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Gaya kepemimpinan kepala sekolah yang konservatif, menjadikan pekerjaan guru tidak lebih dari sebuah rutinitas, dan format pembelajaran yang tradisional dipandang akan sulit mendongkrak sekolah menuju kultur akademis dan pembelajaran yang sesuai (Widodo, 2008: 123-124). Hadirnya gaya kepemimpinan transformasional sangat potensial dalam membangun komitmen tingkat tinggi (high levels of commitment) pada diri guru untuk merespons kompleksitan dan ketidakpastian yang bersifat alami atau warisan tradisi dari agenda reformasi sekolah. Idealitas kepemimpinan transformasional kepala sekolah tersebut, praktiknya selama ini masih sangat jauh dari harapan. Berbagai kendala baik disebabkan oleh aspek intern kepala sekolah, struktur birokrasi, maupun kultur kerja dan interaksi kepala sekolah dengan guru yang kurang mendukung telah mendistorsi nilai ideal kepemimpinan transformasional di sekolah (Widodo, 2008: 124-125). Kepala sekolah bertanggung jawab atas segala situasi yang terjadi di sekolah mulai dari kedisiplinan hingga masalah administrasi dan mutu lulusan. Kepala sekolah memiliki peran sentral di lembaga pendidikan. Peran sentral inilah yang menyebabkan penentuan kepala sekolah tidak hanya dilihat dari sosok yang disegani dan berwibawa tetapi juga mampu menjalankan sistem manajerial yang kompleks. Kebijakan mengangkat seseorang menjadi kepala sekolah butuh pertimbangan yang baik dan matang. Tidak sedikit sekolah yang memiliki sistem manajemen yang buruk karena ketidakpahaman manajer (kapala sekolah) dalam menjalankan tugas manajerialnya. Selain kepala sekolah yang berpengaruh juga dalam sebuah lembaga pendidikan adalah guru. Guru memiliki peran penting setelah kepala sekolah dalam institusi pendidikan. Menurut Harsanto yang dikutip Zahera bahwa terdapat guru yang sekadar menyandang gelar guru tetapi tidak disiplin, tidak jujur, dan sikap menghormati sesama atau menghormati siswa
Uploads
Papers by robertus marianus narung
Masalah yang paling menonjol di daerah saya, secara khusus sekolah tempat saya mengajar adalah kekurangan fasilitas pendidikan seperti buku pelajaran, bahan bacaan, alat dan bahan pembelajaran yang belum memadai, siswa yang masih menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, dan ketiadaan listrik untuk menunjang pembelajaran. Masalah-masalah ini yang melatarbelakangi siswa kurang motivasi belajar, kurang kreatif, dan kurang inovatif dalam proses pembelajaran.
Berangkat dari latar belakang masalah ini, saya melakukan praktik mengajar inovatif, kreatif, dan berbasis teknologi. Saya sebagai seorang guru tentu punya peran dan tanggung jawab besar dalam mentransformasi pendidikan ke arah yang lebih baik. Langkah pertama yang dilakukan adalah menerapkan pembelajaran yang inovatif, student centre learning, kreatif, pendidikan yang memerdekakan, dan menerapkan teknologi pembelajaran.
Drafts by robertus marianus narung
Masalah yang paling menonjol di daerah saya, secara khusus sekolah tempat saya mengajar adalah kekurangan fasilitas pendidikan seperti buku pelajaran, bahan bacaan, alat dan bahan pembelajaran yang belum memadai, siswa yang masih menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar, dan ketiadaan listrik untuk menunjang pembelajaran. Masalah-masalah ini yang melatarbelakangi siswa kurang motivasi belajar, kurang kreatif, dan kurang inovatif dalam proses pembelajaran.
Berangkat dari latar belakang masalah ini, saya melakukan praktik mengajar inovatif, kreatif, dan berbasis teknologi. Saya sebagai seorang guru tentu punya peran dan tanggung jawab besar dalam mentransformasi pendidikan ke arah yang lebih baik. Langkah pertama yang dilakukan adalah menerapkan pembelajaran yang inovatif, student centre learning, kreatif, pendidikan yang memerdekakan, dan menerapkan teknologi pembelajaran.