Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencan... more Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Simamora (2009) mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini terdapat dua konsep yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Pendidikan berisi aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya. Sukmadinata (2009) mengemukakan bahwa pendidikan berarti proses mendidik atau melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik, melalui masukan-masukan kepada peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh jiwa, akal maupun raganya sehingga terbentuk pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang dituju oleh pendidikan tersebut. Materi Kuliah Promosi Kesehatan Program Studi Magister Keperawatan FK Undip 2014
ABSTRAK
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemic... more ABSTRAK
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemicu stress pada mahasiswa yang melibatkan reaksi psiko-fisiologis. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu dilakukan sistematic review untuk mengetahui apakah pada mahasiswa latihan PMR lebih efektif daripada terapi relaksasi lainnya dalam mereduksi dampak stress psiko-fisiologis. . Metode : Systematic review dilaksanakan dengan menelusuri artikel di psychology and behavior sciences collection, googlesearch, gen.lib.rus.ec serta sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Penelusuran dibatasi terbitan 2004-2014 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan desain RCT dan Case Control yang dilakukan pada mahasiswa. Perlakuan berupa PMR dibandingkan dengan terapi relaksasi lainnya dalam menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol. Artikel yang sesuai kemudian dianalisis menggunakan critical appraisal tool yang sesuai untuk hasil penelitian RCT maupun Case Control untuk menilai kualitas penelitian. Data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan.
Hasil : Tiga dari 5 buah artikel memiliki kualitas tinggi dan yang lainnya sedang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa latihan PMR lebih efektif menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol pada mahasiswa daripada terapi relaksasi lainnya: pernapasan diafragma, latihan autogenik, small talk grup dan yoga stretching (hatcha). Latihan PMR yang paling efektif dilaksanakan selama 30 menit dalam 1 hari dan apabila diterapkan 1 hari dalam seminggu selama 4 minggu akan meningkatkan tingkat relaksasi dan meningkatkan pelepasan energi. Pengulangan sampai 5 minggu dapat meningkatkan indeks kebahagiaan dan ketenangan mental.
Kata kunci : progressive muscle relaxation, stress, kecemasan, cortisol, mahasiswa
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencan... more Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mendefinisikan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Simamora (2009) mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Dalam hal ini terdapat dua konsep yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction). Pendidikan berisi aktivitas untuk melayani orang lain dalam mengeksplorasi segenap potensi dirinya, sehingga terjadi proses perkembangan kemanusiaannya agar mampu berkompetisi di dalam lingkup kehidupannya. Sukmadinata (2009) mengemukakan bahwa pendidikan berarti proses mendidik atau melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik, melalui masukan-masukan kepada peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh jiwa, akal maupun raganya sehingga terbentuk pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang dituju oleh pendidikan tersebut. Materi Kuliah Promosi Kesehatan Program Studi Magister Keperawatan FK Undip 2014
ABSTRAK
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemic... more ABSTRAK
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemicu stress pada mahasiswa yang melibatkan reaksi psiko-fisiologis. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu dilakukan sistematic review untuk mengetahui apakah pada mahasiswa latihan PMR lebih efektif daripada terapi relaksasi lainnya dalam mereduksi dampak stress psiko-fisiologis. . Metode : Systematic review dilaksanakan dengan menelusuri artikel di psychology and behavior sciences collection, googlesearch, gen.lib.rus.ec serta sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Penelusuran dibatasi terbitan 2004-2014 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan desain RCT dan Case Control yang dilakukan pada mahasiswa. Perlakuan berupa PMR dibandingkan dengan terapi relaksasi lainnya dalam menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol. Artikel yang sesuai kemudian dianalisis menggunakan critical appraisal tool yang sesuai untuk hasil penelitian RCT maupun Case Control untuk menilai kualitas penelitian. Data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan.
Hasil : Tiga dari 5 buah artikel memiliki kualitas tinggi dan yang lainnya sedang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa latihan PMR lebih efektif menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol pada mahasiswa daripada terapi relaksasi lainnya: pernapasan diafragma, latihan autogenik, small talk grup dan yoga stretching (hatcha). Latihan PMR yang paling efektif dilaksanakan selama 30 menit dalam 1 hari dan apabila diterapkan 1 hari dalam seminggu selama 4 minggu akan meningkatkan tingkat relaksasi dan meningkatkan pelepasan energi. Pengulangan sampai 5 minggu dapat meningkatkan indeks kebahagiaan dan ketenangan mental.
Kata kunci : progressive muscle relaxation, stress, kecemasan, cortisol, mahasiswa
Uploads
Papers by yuyun safitri
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemicu stress pada mahasiswa yang melibatkan reaksi psiko-fisiologis. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu dilakukan sistematic review untuk mengetahui apakah pada mahasiswa latihan PMR lebih efektif daripada terapi relaksasi lainnya dalam mereduksi dampak stress psiko-fisiologis.
.
Metode : Systematic review dilaksanakan dengan menelusuri artikel di psychology and behavior sciences collection, googlesearch, gen.lib.rus.ec serta sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Penelusuran dibatasi terbitan 2004-2014 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan desain RCT dan Case Control yang dilakukan pada mahasiswa. Perlakuan berupa PMR dibandingkan dengan terapi relaksasi lainnya dalam menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol. Artikel yang sesuai kemudian dianalisis menggunakan critical appraisal tool yang sesuai untuk hasil penelitian RCT maupun Case Control untuk menilai kualitas penelitian. Data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan.
Hasil : Tiga dari 5 buah artikel memiliki kualitas tinggi dan yang lainnya sedang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa latihan PMR lebih efektif menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol pada mahasiswa daripada terapi relaksasi lainnya: pernapasan diafragma, latihan autogenik, small talk grup dan yoga stretching (hatcha). Latihan PMR yang paling efektif dilaksanakan selama 30 menit dalam 1 hari dan apabila diterapkan 1 hari dalam seminggu selama 4 minggu akan meningkatkan tingkat relaksasi dan meningkatkan pelepasan energi. Pengulangan sampai 5 minggu dapat meningkatkan indeks kebahagiaan dan ketenangan mental.
Kata kunci : progressive muscle relaxation, stress, kecemasan, cortisol, mahasiswa
Latar belakang : Perubahan pola aktivitas dan perubahan lingkungan belajar menjadi pemicu stress pada mahasiswa yang melibatkan reaksi psiko-fisiologis. Salah satu intervensi keperawatan yang sering digunakan di klinik untuk mereduksi dampak stress adalah Progresive Muscle Relaxation/PMR, sehingga perlu dilakukan sistematic review untuk mengetahui apakah pada mahasiswa latihan PMR lebih efektif daripada terapi relaksasi lainnya dalam mereduksi dampak stress psiko-fisiologis.
.
Metode : Systematic review dilaksanakan dengan menelusuri artikel di psychology and behavior sciences collection, googlesearch, gen.lib.rus.ec serta sciencedirect.com dengan kata kunci yang dipilih. Penelusuran dibatasi terbitan 2004-2014 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf dengan desain RCT dan Case Control yang dilakukan pada mahasiswa. Perlakuan berupa PMR dibandingkan dengan terapi relaksasi lainnya dalam menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol. Artikel yang sesuai kemudian dianalisis menggunakan critical appraisal tool yang sesuai untuk hasil penelitian RCT maupun Case Control untuk menilai kualitas penelitian. Data diekstraksi dari artikel lalu dikelompokkan untuk dibahas dan disimpulkan.
Hasil : Tiga dari 5 buah artikel memiliki kualitas tinggi dan yang lainnya sedang. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa latihan PMR lebih efektif menurunkan tingkat stress, tingkat kecemasan dan kadar cortisol pada mahasiswa daripada terapi relaksasi lainnya: pernapasan diafragma, latihan autogenik, small talk grup dan yoga stretching (hatcha). Latihan PMR yang paling efektif dilaksanakan selama 30 menit dalam 1 hari dan apabila diterapkan 1 hari dalam seminggu selama 4 minggu akan meningkatkan tingkat relaksasi dan meningkatkan pelepasan energi. Pengulangan sampai 5 minggu dapat meningkatkan indeks kebahagiaan dan ketenangan mental.
Kata kunci : progressive muscle relaxation, stress, kecemasan, cortisol, mahasiswa