Perusahaan atau lembaga tertentu menginvestasikan banyak uang dalam program pendidikan dan pelati... more Perusahaan atau lembaga tertentu menginvestasikan banyak uang dalam program pendidikan dan pelatihan. Tentu lembaga sangat berharap program diklat dapat meningkatkan kinerja dan skill para pekerja. Jika program pelatihan tidak mampu menjawab kebutuhan lembaga, bukan tidak mungkin lembaga akan mengurangi nominal investasi pada program pendidikan dan pelatihan. Evaluasi adalah cara untuk membuktikan seberapa hasil yang diperoleh dari program pelatihan. Dari evaluasi dapat diketahui apakah program pelatihan dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, kepuasan pelanggan berbagai hal dan lainnya. Evaluasi dapat menyediakan data tersebut. Dalam sebuah sebuah program diklat evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan saat perencanaan program diklat memasuki tahap desain dan pengembangan. Evaluasi formatif bertujuan memastikan bahwa program pelatihan berjalan dengan lancar dan peserta pelatihan belajar dan puas dengan program pendidikan dan pelatihan. Evaluasi jenis ini akan memberikan data yang berisi pendapat, kepercayaan, dan perasaan tentang program pendidikan dan pelatihan tersebut. Evaluasi formatif memberikan memberikan cara bagaimana membuat program pelatihan menjadi lebih baik. Evaluasi sumatif akan menghasilkan data kualitatif berupa pendapat dai berbagai pihak. Evaluasi formatif akan ditujukan pada pelanggan, karyawan, manajer, dan ahli materi pelajaran. Pihak pihak tersebut akan memberikan pendapat mereka mengenai isi tujuan, dan desain program. Mereka juga akan dimintai pendapat tentang bagaimana kejelasan dan kemudahan pelaksanaan program yang diberikan kepada mereka. Evaluasi ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok sebelum program tersedia untuk seluruh lembaga atau perusahaan. Pelatih juga dilibatkan dalam evaluasi ini. Setelah evaluasi formatif konten atau isi materi yang disiapkan pelatih dapat menjadi lebih akurat, mudah dipahami, atau lebih menarik. Metode pelatihan juga akan diperbaiki untuk meningkatkan hasil pelatihan. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dicapai oleh peserta pelatihan sebagai hasil dari program pelatihan. Dalam evalasi ini akan diukur pengetahuan, ketrampilan, sikap, perilaku atau hasil lain yang telah didapatkan oleh peserta pelatihan. Evaluasi ini akan mengacu pada tujuan pelatihan, sehingga sangat jelas bahwa evaluasi sumatif bertujuan mengukur seberapa tercapainya tujuan pelatihan. Evaluasi ini akan menghasilkan data kuantitatif yang didapat melalui tes, penilaian perilaku, atau ukuran kinerja obyektif seperti peningkatan penjualan, angka kecelakaan kerja, dan lain lain.
Tahapan implement adalah tahapan dimana program pelatihan dilaksanakan. Program pelatihan dilakuk... more Tahapan implement adalah tahapan dimana program pelatihan dilaksanakan. Program pelatihan dilakukan sesuai dengan perencanaan metode dan materi pelatihan yang telah dibuat.(Permatasari,2017) Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.(Dyta,2015) Dyta mengungkapkan tujuan utama dari tahap ini antara lain : a. Membimbing peserta pelatihan untuk mencapai tujuan atau kompetensi. b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan kinerja yang dihadapi peserta pelatihan. c. Memastikan bahwa pada akhir program pelatihan, peserta perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pendidikan dan pelatihan pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut : ▲ Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pelatihan? ▲ Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat peserta agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? Dapat diidentifikasi bahwa tahap implementasi merupakan tahap action dari perencanaan program yang telah dibuat. Namun tahap ini tidak serta merta hanya melaksakan rencana program diklat. Beberapa hal juga harus dipecahkan agar mampu melaksanakan tahap ini dengan baik. Tahap implementasi lebih dari sekedar pelaksanaan , pada tahap ini harus diperhatikan juga bagaimana cara penyampaian materi diklat dengan baik. Selain itu pada tahap ini juga harus mampu mencari jalan keluar ketika ada permasalahan yang tidak terduga sebelunmnya. Tahap implementasi sama pentingya dengan tahap tahap yang lain.
Pada metode ADDIE tahap kedua yang harus dilaksakan dalam merancang program diklat adalah design.... more Pada metode ADDIE tahap kedua yang harus dilaksakan dalam merancang program diklat adalah design. Ini merupakan tahap yang dapat dilakukan setelah tahap analisis selesai dilaksanakan.. Tahap desain tidak bisa dianggap kesampingkan karena disinilah rancangan awal program diklat ditentukan. Dalam merancang sebuah pendidikan dan pelatihan terutama pada tahap desain ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Raymond mengungkapkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan desain pelatihan, yaitu analisis kebutuhan, kemampuan yang diharapkan, dan teori belajar yang digunakan. Proses penilaian kebutuhan menghasilkan informasi yang berkaitan dengan siapa yang membutuhkan dan apa yang perlu dipelajari peserta pelatihan, termasuk dimana mereka perlu ditambah pengetahuan, keterampilan, perilaku, atau persyaratan pekerjaan lainnya. (Raymond,2009). Analisis kebutuhan adalah langkah pertama dalam proses perancangan instruksional, dan jika tidak dilakukan dengan benar, situasi berikut dapat terjadi: a. Pelatihan salah digunakan sebagai solusi untuk masalah kinerja b. Program pelatihan memiliki konten, tujuan, atau metode yang tidak tepat. c. Pelatihan tidak sesusai dengan kemampuan yang dimiliki trainee. d. Pelatihan tidak akan memberikan pembelajaran, perubahan perilaku, atau hasil keuangan yang diharapkan perusahaan. e. Uang akan dihabiskan untuk program pelatihan yang sia sia karena tidak terkait dengan strategi bisnis perusahaan. Kemampuan apa yang diharapkan, menurut Raymond kemampuan yang diharapkan dalam pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi informasi verbal, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif. Informasi verbal mencakup nama atau label, fakta, dan pengetahuan. Informasi Lisan mencakup pengetahuan khusus yang dibutuhkan karyawan dalam pekerjaan mereka. Keterampilan intelektual mencakup konsep dan aturan. Konsep dan aturan ini sangat penting untuk memecahkan masalah, melayani pelanggan, dan menciptakan produk. Keterampilan motorik meliputi koordinasi gerakan fisik. Misalnya, telepon Seseorang harus memiliki koordinasi dan ketangkasan yang diperlukan untuk menaiki tangga dan tiang telepon. Sikap adalah kombinasi antara keyakinan dan perasaan yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku tertentu. Sikap meliputi komponen kognitif(keyakinan), komponen afektif (perasaan), dan komponen yang disengaja. Strategi kognitif mengatur proses belajar. Berhubungan dengan keputusan pelajar tentang informasi apa yang harus diperhatikan, bagaimana cara mengingat, dan bagaimana untuk memecahkan masalah.
Tahap ketiga dalam perencanaan sebuah program pendidikan dan pelatihan menggunakan model ADDIE me... more Tahap ketiga dalam perencanaan sebuah program pendidikan dan pelatihan menggunakan model ADDIE merupakan tahap Development. Dalam tahap develop ini perancang program diklat tidak hanya menyusun materi pelatihan namun juga menentukan cara penyampaian materi. Materi yang telah disusun dengan sebaik apapun belum tentu akan efektif ketika penyampaiannya tidak tepat. Sebagai contoh saja materi pelatihan yang membutuhkan praktik langsung belum tentu akan mampu dipahami oleh peserta diklat jika disampaikan melalui ceramah. Ini menjadikan metode penyampaian merupakan salah satu komponen integral dalam merancang program pendidikan dan pelatihan. Menurut Raymond metode penyampaian materi dalam pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu secara tradisional dan menggunakan teknologi. Pembagian tersebut tentunya didasarkan jenis teknologi yang digunakan. Metode penyampaian yang dimaksudkan disini adalah metode dalam mempresentasikan materi pendidkan dan pelatihan. Raymond membagi metode presentasi tradisional menjadi dua yaitu, ceramah dan teknik audio visual. Metode ceramah adalah metode yang menekankan komunikasi melalui lisan. Ceramah merupakan metode pelatihan yang paling populer meskipun banyak metode lain dengan teknologi baru seperti pembelajaran berbasis video dan komputer.(Raymond,2009). Melalui metode ini materi dapat disampaikan dengan efisien kepada peserta pelatihan dalam jumlah besar. Ceramah juga mampu mendukung metode pembelejaran lainnya seperti dalam pelatihan berbasis teknologi ceramah dapat menjadi pengantar dalam menyampaikan tujuan program dan pengetahuan konseptual lainnya. Metode ceramah standar memiliki beberapa variasi, dimana setiap variasi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Sehingga metode ceramah tidak lagi menjadi pembelajaran satu arah namun telah menjadi pembelajaran yang interaktif. Metode audio visual atau teknik audio visual merupakan metode yang meggunakan media suara dan juga media gambar. Metode video telah digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi ketrampilan mewawancarai dan ketrampilan layanan kepada pelanggan serta menggambarkan sebuah prosedur (Raymond,2009). Video jarang digunakan sendiri, metode video biasanya digunakan bersamaan dengan ceramah untuk menyampaikan pengalaman atau kejadian nyata kepada peserta pelatihan. Raymond mengungkapkan enam keunggulan penggunaan video yang dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pelatih bisa meninjau, memperlambat, atau mempercepat pelajaran, yang memberi mereka fleksibilitas dalam menyesuaikan sesi. Kedua, peserta pelatihan bisa menonton video berulang kali jika video tersebut dibagikan mereka dapat memiliki kontrol atas pembelajaran mereka. Ketiga, peserta pelatihan bisa dengan mudah menyaksikan peralatan, masalah, dan kejadian yang sebenarnya tidak mudah ditunjukkan seperti saat keadaan darurat. Keempat, peserta pelatihan diberi instruksi yang konsisten. Konten program tidak dipengaruhi oleh kepentingan dan tujuan pelatih tertentu. Kelima, peserta pelatihan video memungkinkan mereka untuk melihat dan mendengar penampilan mereka sendiri tanpa menafsirkan pelatih.. Keenam, video membutuhkan sedikit pengetahuan tentang teknologi dan peralatan.
Perusahaan atau lembaga tertentu menginvestasikan banyak uang dalam program pendidikan dan pelati... more Perusahaan atau lembaga tertentu menginvestasikan banyak uang dalam program pendidikan dan pelatihan. Tentu lembaga sangat berharap program diklat dapat meningkatkan kinerja dan skill para pekerja. Jika program pelatihan tidak mampu menjawab kebutuhan lembaga, bukan tidak mungkin lembaga akan mengurangi nominal investasi pada program pendidikan dan pelatihan. Evaluasi adalah cara untuk membuktikan seberapa hasil yang diperoleh dari program pelatihan. Dari evaluasi dapat diketahui apakah program pelatihan dapat meningkatkan kinerja, produktivitas, kepuasan pelanggan berbagai hal dan lainnya. Evaluasi dapat menyediakan data tersebut. Dalam sebuah sebuah program diklat evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi Formatif Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan saat perencanaan program diklat memasuki tahap desain dan pengembangan. Evaluasi formatif bertujuan memastikan bahwa program pelatihan berjalan dengan lancar dan peserta pelatihan belajar dan puas dengan program pendidikan dan pelatihan. Evaluasi jenis ini akan memberikan data yang berisi pendapat, kepercayaan, dan perasaan tentang program pendidikan dan pelatihan tersebut. Evaluasi formatif memberikan memberikan cara bagaimana membuat program pelatihan menjadi lebih baik. Evaluasi sumatif akan menghasilkan data kualitatif berupa pendapat dai berbagai pihak. Evaluasi formatif akan ditujukan pada pelanggan, karyawan, manajer, dan ahli materi pelajaran. Pihak pihak tersebut akan memberikan pendapat mereka mengenai isi tujuan, dan desain program. Mereka juga akan dimintai pendapat tentang bagaimana kejelasan dan kemudahan pelaksanaan program yang diberikan kepada mereka. Evaluasi ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok sebelum program tersedia untuk seluruh lembaga atau perusahaan. Pelatih juga dilibatkan dalam evaluasi ini. Setelah evaluasi formatif konten atau isi materi yang disiapkan pelatih dapat menjadi lebih akurat, mudah dipahami, atau lebih menarik. Metode pelatihan juga akan diperbaiki untuk meningkatkan hasil pelatihan. Evaluasi Sumatif Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dicapai oleh peserta pelatihan sebagai hasil dari program pelatihan. Dalam evalasi ini akan diukur pengetahuan, ketrampilan, sikap, perilaku atau hasil lain yang telah didapatkan oleh peserta pelatihan. Evaluasi ini akan mengacu pada tujuan pelatihan, sehingga sangat jelas bahwa evaluasi sumatif bertujuan mengukur seberapa tercapainya tujuan pelatihan. Evaluasi ini akan menghasilkan data kuantitatif yang didapat melalui tes, penilaian perilaku, atau ukuran kinerja obyektif seperti peningkatan penjualan, angka kecelakaan kerja, dan lain lain.
Tahapan implement adalah tahapan dimana program pelatihan dilaksanakan. Program pelatihan dilakuk... more Tahapan implement adalah tahapan dimana program pelatihan dilaksanakan. Program pelatihan dilakukan sesuai dengan perencanaan metode dan materi pelatihan yang telah dibuat.(Permatasari,2017) Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.(Dyta,2015) Dyta mengungkapkan tujuan utama dari tahap ini antara lain : a. Membimbing peserta pelatihan untuk mencapai tujuan atau kompetensi. b. Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi kesenjangan kinerja yang dihadapi peserta pelatihan. c. Memastikan bahwa pada akhir program pelatihan, peserta perlu memilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-yang diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang perancang program pendidikan dan pelatihan pada saat melakukan langkah implementasi yaitu sebagai berikut : ▲ Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan dalam penyampaian bahan atau materi pelatihan? ▲ Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan memelihara minat peserta agar tetap mampu memusatkan perhatian terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang disampaikan? Dapat diidentifikasi bahwa tahap implementasi merupakan tahap action dari perencanaan program yang telah dibuat. Namun tahap ini tidak serta merta hanya melaksakan rencana program diklat. Beberapa hal juga harus dipecahkan agar mampu melaksanakan tahap ini dengan baik. Tahap implementasi lebih dari sekedar pelaksanaan , pada tahap ini harus diperhatikan juga bagaimana cara penyampaian materi diklat dengan baik. Selain itu pada tahap ini juga harus mampu mencari jalan keluar ketika ada permasalahan yang tidak terduga sebelunmnya. Tahap implementasi sama pentingya dengan tahap tahap yang lain.
Pada metode ADDIE tahap kedua yang harus dilaksakan dalam merancang program diklat adalah design.... more Pada metode ADDIE tahap kedua yang harus dilaksakan dalam merancang program diklat adalah design. Ini merupakan tahap yang dapat dilakukan setelah tahap analisis selesai dilaksanakan.. Tahap desain tidak bisa dianggap kesampingkan karena disinilah rancangan awal program diklat ditentukan. Dalam merancang sebuah pendidikan dan pelatihan terutama pada tahap desain ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Raymond mengungkapkan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan desain pelatihan, yaitu analisis kebutuhan, kemampuan yang diharapkan, dan teori belajar yang digunakan. Proses penilaian kebutuhan menghasilkan informasi yang berkaitan dengan siapa yang membutuhkan dan apa yang perlu dipelajari peserta pelatihan, termasuk dimana mereka perlu ditambah pengetahuan, keterampilan, perilaku, atau persyaratan pekerjaan lainnya. (Raymond,2009). Analisis kebutuhan adalah langkah pertama dalam proses perancangan instruksional, dan jika tidak dilakukan dengan benar, situasi berikut dapat terjadi: a. Pelatihan salah digunakan sebagai solusi untuk masalah kinerja b. Program pelatihan memiliki konten, tujuan, atau metode yang tidak tepat. c. Pelatihan tidak sesusai dengan kemampuan yang dimiliki trainee. d. Pelatihan tidak akan memberikan pembelajaran, perubahan perilaku, atau hasil keuangan yang diharapkan perusahaan. e. Uang akan dihabiskan untuk program pelatihan yang sia sia karena tidak terkait dengan strategi bisnis perusahaan. Kemampuan apa yang diharapkan, menurut Raymond kemampuan yang diharapkan dalam pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi informasi verbal, ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, sikap, dan strategi kognitif. Informasi verbal mencakup nama atau label, fakta, dan pengetahuan. Informasi Lisan mencakup pengetahuan khusus yang dibutuhkan karyawan dalam pekerjaan mereka. Keterampilan intelektual mencakup konsep dan aturan. Konsep dan aturan ini sangat penting untuk memecahkan masalah, melayani pelanggan, dan menciptakan produk. Keterampilan motorik meliputi koordinasi gerakan fisik. Misalnya, telepon Seseorang harus memiliki koordinasi dan ketangkasan yang diperlukan untuk menaiki tangga dan tiang telepon. Sikap adalah kombinasi antara keyakinan dan perasaan yang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku tertentu. Sikap meliputi komponen kognitif(keyakinan), komponen afektif (perasaan), dan komponen yang disengaja. Strategi kognitif mengatur proses belajar. Berhubungan dengan keputusan pelajar tentang informasi apa yang harus diperhatikan, bagaimana cara mengingat, dan bagaimana untuk memecahkan masalah.
Tahap ketiga dalam perencanaan sebuah program pendidikan dan pelatihan menggunakan model ADDIE me... more Tahap ketiga dalam perencanaan sebuah program pendidikan dan pelatihan menggunakan model ADDIE merupakan tahap Development. Dalam tahap develop ini perancang program diklat tidak hanya menyusun materi pelatihan namun juga menentukan cara penyampaian materi. Materi yang telah disusun dengan sebaik apapun belum tentu akan efektif ketika penyampaiannya tidak tepat. Sebagai contoh saja materi pelatihan yang membutuhkan praktik langsung belum tentu akan mampu dipahami oleh peserta diklat jika disampaikan melalui ceramah. Ini menjadikan metode penyampaian merupakan salah satu komponen integral dalam merancang program pendidikan dan pelatihan. Menurut Raymond metode penyampaian materi dalam pendidikan dan pelatihan dibagi menjadi dua, yaitu secara tradisional dan menggunakan teknologi. Pembagian tersebut tentunya didasarkan jenis teknologi yang digunakan. Metode penyampaian yang dimaksudkan disini adalah metode dalam mempresentasikan materi pendidkan dan pelatihan. Raymond membagi metode presentasi tradisional menjadi dua yaitu, ceramah dan teknik audio visual. Metode ceramah adalah metode yang menekankan komunikasi melalui lisan. Ceramah merupakan metode pelatihan yang paling populer meskipun banyak metode lain dengan teknologi baru seperti pembelajaran berbasis video dan komputer.(Raymond,2009). Melalui metode ini materi dapat disampaikan dengan efisien kepada peserta pelatihan dalam jumlah besar. Ceramah juga mampu mendukung metode pembelejaran lainnya seperti dalam pelatihan berbasis teknologi ceramah dapat menjadi pengantar dalam menyampaikan tujuan program dan pengetahuan konseptual lainnya. Metode ceramah standar memiliki beberapa variasi, dimana setiap variasi mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing. Sehingga metode ceramah tidak lagi menjadi pembelajaran satu arah namun telah menjadi pembelajaran yang interaktif. Metode audio visual atau teknik audio visual merupakan metode yang meggunakan media suara dan juga media gambar. Metode video telah digunakan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi ketrampilan mewawancarai dan ketrampilan layanan kepada pelanggan serta menggambarkan sebuah prosedur (Raymond,2009). Video jarang digunakan sendiri, metode video biasanya digunakan bersamaan dengan ceramah untuk menyampaikan pengalaman atau kejadian nyata kepada peserta pelatihan. Raymond mengungkapkan enam keunggulan penggunaan video yang dijelaskan sebagai berikut. Pertama, pelatih bisa meninjau, memperlambat, atau mempercepat pelajaran, yang memberi mereka fleksibilitas dalam menyesuaikan sesi. Kedua, peserta pelatihan bisa menonton video berulang kali jika video tersebut dibagikan mereka dapat memiliki kontrol atas pembelajaran mereka. Ketiga, peserta pelatihan bisa dengan mudah menyaksikan peralatan, masalah, dan kejadian yang sebenarnya tidak mudah ditunjukkan seperti saat keadaan darurat. Keempat, peserta pelatihan diberi instruksi yang konsisten. Konten program tidak dipengaruhi oleh kepentingan dan tujuan pelatih tertentu. Kelima, peserta pelatihan video memungkinkan mereka untuk melihat dan mendengar penampilan mereka sendiri tanpa menafsirkan pelatih.. Keenam, video membutuhkan sedikit pengetahuan tentang teknologi dan peralatan.
Uploads
Teaching Documents by Azwar Anas