Aneuk Jamee
Suku Aneuk Jamee adalah suku di Indonesia yang tersebar di sepanjang pantai barat daya Aceh mulai dari kabupaten Aceh Singkil, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Aceh Barat dan Simeulue. Suku ini adalah keturunan perantau Minangkabau ke Aceh dan telah berakultur dengan suku Aceh.[2]
Kawasan ramai penduduk | |
---|---|
Aceh | |
Bahasa | |
Bahasa Jamee | |
Agama | |
Islam | |
Kumpulan etnik berkaitan | |
Minangkabau, Aceh |
Etimologi
suntingSecara etimologi, nama "Aneuk Jamee" berasal dari bahasa Aceh yang secara harfiah berarti "anak tamu".[3]
Sejarah
suntingSejak berabad-abad lalu, pesisir barat Sumatra telah menjadi rantau tradisional bagi orang Minangkabau. Penghijrahan orang Minang ke pantai barat Aceh telah berlangsung sejak abad ke-16, pada waktu itu banyak saudagar Minang yang berdagang dengan Kesultanan Aceh. Selain berniaga, banyak orang Minang juga memperdalam pengetahuan agama mereka di Aceh. Salah satunya adalah Syeikh Burhanuddin Ulakan, seorang ulama dari Ulakan, Pariaman, Sumatera Barat. Syekh Burhanuddin pernah belajar di Aceh dari Syekh Abdurrauf Singkil dari Singkil, Aceh, yang merupakan seorang pelajar dan pengikut setia ajaran Syeikh Ahmad al-Qusyasyi Madinah. Oleh Sheikh Ahmad kedua-duanya diberi wewenang untuk menyebarkan Islam di wilayah masing-masing..
Gelombang migrasi seterusnya berlaku semasa Perang Paderi. Di mana pada masa itu banyak orang Minang menghindari pergolakan dan penjajahan Hindia Belanda.
Penyebaran
suntingOrang Aneuk Jamee terutama terletak di kabupaten Aceh Selatan (lebih kurang 30% dari populasi) dan sebagian kecil di kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Singkil dan Simeulue.
Kawasan-kawasan yang dihuni oleh suku Aneuk Jamee:
Kabupaten | Kawasan |
---|---|
Aceh Selatan | Kecamatan: Kemukiman Kandang (Kluet Selatan), Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur, Sama Dua dan Tapak Tuan |
Aceh Barat Daya | Kecamatan: Susoh. |
Aceh Barat | Umumnya terkonsentrasi di beberapa desa dalam Kecamatan Meureubo (bercampur dengan suku Aceh) yaitu desa Gunong Kleng, Peunaga, Meureubo, Ranto Panyang dan sekitarnya. Disamping itu, sebagian kecil juga mendiami Desa Padang Seurahet yang termasuk dalam Kecamatan Johan Pahlawan. Umumnya yang disebut terakhir ini merupakan keturunan pendatang yang berasal dari Kabupaten Aceh Selatan dan telah menetap lama di Aceh Barat secara turun temurun. |
Simeulue | Sinabang |
Aceh Singkil | Kota Singkil, kecamatan Pulau Banyak (ada 3 desa, yaitu: Pulau Balai, Pulau Baguk dan Teluk Nibung) |
Bahasa
suntingDalam perbualan harian, kelompok masyarakat ini menggunakan dialek bahasa Minangkabau dialek Aceh, atau apa yang dikenal sebagai bahasa Aneuk Jamee. Jamee adalah bahasa Minangkabau yang telah menyerap beberapa unsur dan kosa kata Bahasa Aceh. Sekarang kebanyakan orang dari suku Aneuk Jamee, terutama mereka yang tinggal di daerah yang dikuasai oleh suku Aceh, misalnya di Kabupaten Aceh Barat, umumnya juga menguasai dan menggunakan bahasa Aceh sebagai bahasa sosial harian mereka. Sementara itu, di daerah dengan populasi yang lebih banyak didominasi oleh suku Aneuk Jamee, seperti di beberapa kecamatan di Aceh Selatan dan Aceh Barat Daya, bahasa Aneuk Jamee digunakan secara lebih luas.
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono; Demography of Indonesia's Ethnicity; Singapore, 2015
- ^ M. J. Melalatoa, Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995
- ^ Upacara tradisional (upacara kematian) Daerah Istimewa Aceh, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah, 1984