Jurnal Studi Al Quran dan Hadis Address: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup. Jl. Dr. Ak Gani Ni. 01 Curuo - Rejang Lebong Bengkulu Indonesia
less
Interests
Uploads
Papers by Al Quds : Jurnal Studi Alquran dan Hadis
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
Genealogy of Hadith Study Development in Indonesia. Study of hadīth from sanad to methodology of ... more Genealogy of Hadith Study Development in Indonesia. Study of hadīth from sanad to methodology of ḥadīth studies, indicated that there were development in study of hadīth with a scientific approach, deductiv logic, and corellation of socio-historical contex-psychological in Indonesia. Ijtihad scholars ḥadīth in Indonesia cannot be separated from socio-cultural, political factor, background readings, education, mazhab and trends of thought that he holds. This study supports the notion that there is development of ḥadīth studies in Indonesia. The above statement has similarities with other academic communities, such as Daniel Djuned (2002), R. Michael Feener (2002), and Muhammad Dede Rodliyana (2003). On the other hand, the statement contradictory of some other academic groups, such as Ramli Abdul Wahid (2006), Khairul Rafiqi (2012), and Martin van Bruinessen (1995) explained that the tradition of hadith studies was rare in Indonesia. Abstrak: Studi hadis dari sanad sampai metodologi penelitian ḥadis menunjukkan bahwa ada perkembangan dalam penelitian hadis dengan pendekatan ilmiah, logika deduktif, dan korelasi kontekstual sosio-historis di Indonesia. Cendekiawan Ijtihad di Indonesia tidak lepas dari faktor sosial budaya, politik, pembacaan latar belakang, pendidikan, mazhab dan kecenderungan pemikiran yang dimilikinya. Studi ini mendukung anggapan bahwa ada perkembangan studi ḥadis di Indonesia. Pernyataan di atas memiliki kesamaan dengan komunitas akademis lainnya, seperti Daniel Djuned (2002), R. Michael Feener (2002), dan Muhammad Dede Rodliyana (2003). Di sisi lain, pernyataan tersebut bertentangan dengan beberapa kelompok akademis lainnya, seperti Ramli Abdul Wahid (2006), Khairul Rafiqi (2012), dan Martin van Bruinessen (1995) menjelaskan bahwa tradisi penelitian hadits jarang terjadi di Indonesia.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
Trace the Authenticity of Islamic Law in the Prophet's Tradition (Study of Josepht Schacht's Thou... more Trace the Authenticity of Islamic Law in the Prophet's Tradition (Study of Josepht Schacht's Thought). This article researche Joseph Schacht's idea of Islamic law. As an oriental's, Schacht has competence in studying Islamic law with history perspective. Schacht's study of Islamic law on the basis of skepticism by historical criticism is a collection of analyzes in the study of the hadith of the Prophet. The conclusion is different from other thinkers. Schacht doubts the authenticity of Islamic law as a product of teaching, the article of Islamic law development cannot be separated from the interests of the ruler. Abstrak: Tulisan ini mencoba untuk menelusuri ulang pokok pikiran Joseph Schacht tentang hadis-hadis hukum. Sebagai tokoh orientalis, Schacht mempunyai kompetensi dalam mengkaji hukum Islam dengan melacak sejarah. Kajian Schacht tentang hukum Islam berdasarkan skeptisme dengan melakukan kritik sejarah, hal tersebut menjadi pisau analisis dalam mengkaji hadis Nabi. Sehingga kesimpulan yang didapat berbeda dengan mayoritas pemikir lainnya. Schacht meragukan otentisitas hukum Islam sebagai produk ajaran, pasalnya perkembangan hukum Islam tidak lepas dari kepentingan otoritas. Kata kunci: Otentisitas hukum, Hadis Nabi, Joseph Schacht.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
The Hudûd Theory of Muhammad Syahrur and Its Contribution in the Qur'anic Interpretation. One of ... more The Hudûd Theory of Muhammad Syahrur and Its Contribution in the Qur'anic Interpretation. One of the great thinkers in the contemporary era is Muhammad Syahrûr, a Syrian liberal Islamic figure. Through his controversial works, al-Kitâb wal Qur'ân: Qirâ'ahMùâshirah, (al-Kitab and Alquran: a Contemporary Reading) Syahrur introduces a new theory of Qur'anic interpretation, called as the theory of limits. He asserts that the theory of limits is an approach within ijtihad (individual interpretation) to study the muhkamât verses of the Qur'an. The term limit (hudûd) used by Shahrur refers to the meaning of " the bounds or restrictions of God which should not be violated, contained in the dynamic, flexible, and elastic domain of ijtihad ". By using the descriptive-analytical method, the article is talking about the contribution of the theory of limits in qur'anic interpretation that make significant contributions to the enhancement of Qur'anic studies. Abstrak: Salah satu pemikir besar di era kontemporer adalah Muhammad Syahrir, seorang tokoh Islam liberal Suriah. Melalui karya kontroversialnya, al-Kitâb wal Qur'ân: Qirâ'ahMùâshirah, (al-Kitab dan al-Qur'an: sebuah Bacaan Kontemporer) Syahrur memperkenalkan teori baru penafsiran Alquran, yang disebut Teori Batas. Dia menegaskan bahwa teori batasan adalah sebuah pendekatan dalam ijtihad (interpretasi individu) untuk mempelajari ayat muhkam dari Alquran. Batas istilah (hudûd) yang digunakan oleh Shahrur mengacu pada arti "batasan atau batasan Tuhan yang tidak boleh dilanggar, terkandung dalam ijtihad dinamis, fleksibel, dan elastis". Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, artikel tersebut membahas kontribusi teori batasan dalam interpretasi Alquran yang memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan studi Alquran.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
Genealogy of Hadith Study Development in Indonesia. Study of hadīth from sanad to methodology of ... more Genealogy of Hadith Study Development in Indonesia. Study of hadīth from sanad to methodology of ḥadīth studies, indicated that there were development in study of hadīth with a scientific approach, deductiv logic, and corellation of socio-historical contex-psychological in Indonesia. Ijtihad scholars ḥadīth in Indonesia cannot be separated from socio-cultural, political factor, background readings, education, mazhab and trends of thought that he holds. This study supports the notion that there is development of ḥadīth studies in Indonesia. The above statement has similarities with other academic communities, such as Daniel Djuned (2002), R. Michael Feener (2002), and Muhammad Dede Rodliyana (2003). On the other hand, the statement contradictory of some other academic groups, such as Ramli Abdul Wahid (2006), Khairul Rafiqi (2012), and Martin van Bruinessen (1995) explained that the tradition of hadith studies was rare in Indonesia. Abstrak: Studi hadis dari sanad sampai metodologi penelitian ḥadis menunjukkan bahwa ada perkembangan dalam penelitian hadis dengan pendekatan ilmiah, logika deduktif, dan korelasi kontekstual sosio-historis di Indonesia. Cendekiawan Ijtihad di Indonesia tidak lepas dari faktor sosial budaya, politik, pembacaan latar belakang, pendidikan, mazhab dan kecenderungan pemikiran yang dimilikinya. Studi ini mendukung anggapan bahwa ada perkembangan studi ḥadis di Indonesia. Pernyataan di atas memiliki kesamaan dengan komunitas akademis lainnya, seperti Daniel Djuned (2002), R. Michael Feener (2002), dan Muhammad Dede Rodliyana (2003). Di sisi lain, pernyataan tersebut bertentangan dengan beberapa kelompok akademis lainnya, seperti Ramli Abdul Wahid (2006), Khairul Rafiqi (2012), dan Martin van Bruinessen (1995) menjelaskan bahwa tradisi penelitian hadits jarang terjadi di Indonesia.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
Trace the Authenticity of Islamic Law in the Prophet's Tradition (Study of Josepht Schacht's Thou... more Trace the Authenticity of Islamic Law in the Prophet's Tradition (Study of Josepht Schacht's Thought). This article researche Joseph Schacht's idea of Islamic law. As an oriental's, Schacht has competence in studying Islamic law with history perspective. Schacht's study of Islamic law on the basis of skepticism by historical criticism is a collection of analyzes in the study of the hadith of the Prophet. The conclusion is different from other thinkers. Schacht doubts the authenticity of Islamic law as a product of teaching, the article of Islamic law development cannot be separated from the interests of the ruler. Abstrak: Tulisan ini mencoba untuk menelusuri ulang pokok pikiran Joseph Schacht tentang hadis-hadis hukum. Sebagai tokoh orientalis, Schacht mempunyai kompetensi dalam mengkaji hukum Islam dengan melacak sejarah. Kajian Schacht tentang hukum Islam berdasarkan skeptisme dengan melakukan kritik sejarah, hal tersebut menjadi pisau analisis dalam mengkaji hadis Nabi. Sehingga kesimpulan yang didapat berbeda dengan mayoritas pemikir lainnya. Schacht meragukan otentisitas hukum Islam sebagai produk ajaran, pasalnya perkembangan hukum Islam tidak lepas dari kepentingan otoritas. Kata kunci: Otentisitas hukum, Hadis Nabi, Joseph Schacht.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup, Jun 27, 2017
The Hudûd Theory of Muhammad Syahrur and Its Contribution in the Qur'anic Interpretation. One of ... more The Hudûd Theory of Muhammad Syahrur and Its Contribution in the Qur'anic Interpretation. One of the great thinkers in the contemporary era is Muhammad Syahrûr, a Syrian liberal Islamic figure. Through his controversial works, al-Kitâb wal Qur'ân: Qirâ'ahMùâshirah, (al-Kitab and Alquran: a Contemporary Reading) Syahrur introduces a new theory of Qur'anic interpretation, called as the theory of limits. He asserts that the theory of limits is an approach within ijtihad (individual interpretation) to study the muhkamât verses of the Qur'an. The term limit (hudûd) used by Shahrur refers to the meaning of " the bounds or restrictions of God which should not be violated, contained in the dynamic, flexible, and elastic domain of ijtihad ". By using the descriptive-analytical method, the article is talking about the contribution of the theory of limits in qur'anic interpretation that make significant contributions to the enhancement of Qur'anic studies. Abstrak: Salah satu pemikir besar di era kontemporer adalah Muhammad Syahrir, seorang tokoh Islam liberal Suriah. Melalui karya kontroversialnya, al-Kitâb wal Qur'ân: Qirâ'ahMùâshirah, (al-Kitab dan al-Qur'an: sebuah Bacaan Kontemporer) Syahrur memperkenalkan teori baru penafsiran Alquran, yang disebut Teori Batas. Dia menegaskan bahwa teori batasan adalah sebuah pendekatan dalam ijtihad (interpretasi individu) untuk mempelajari ayat muhkam dari Alquran. Batas istilah (hudûd) yang digunakan oleh Shahrur mengacu pada arti "batasan atau batasan Tuhan yang tidak boleh dilanggar, terkandung dalam ijtihad dinamis, fleksibel, dan elastis". Dengan menggunakan metode deskriptif-analitis, artikel tersebut membahas kontribusi teori batasan dalam interpretasi Alquran yang memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan studi Alquran.
Uploads
Papers by Al Quds : Jurnal Studi Alquran dan Hadis