(2023-2025) Master of Science - Postharvest Technology at IPB University (2017-2021) Bachelor of Engineering - Agricultural and Biosystem Engineering at University of Brawijaya
Buah alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang banyak digemari di kalangan masyarakat d... more Buah alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang banyak digemari di kalangan masyarakat dan populer karena kemudahan dalam pengolahannya. Daging alpukat tidak hanya mudah diolah, tetapi juga memiliki berbagai manfaat, seperti kemampuannya dalam mengobati sariawan dan memberikan kelembaban pada kulit yang kering. Selain itu, daging alpukat juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Produksi buah alpukat terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan jumlah pohon produksi yang mencapai 158.449 pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 174.973 pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa alpukat telah menjadi salah satu buah yang sangat diminati. Secara umum, bahan pertanian yang termasuk dalam kategori bahan pangan cenderung sangat rentan terhadap kerusakan. Kerusakan pada bahan hasil pertanian dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan mekanis, fisiologis, mikrobiologis, fisik, kimia, dan biologi (Arini, 2017). Kerusakan mekanis terjadi akibat benturan, kontak dengan alat panen, atau tekanan saat pengangkutan, yang dapat terlihat melalui gejala seperti memar, sobek, atau potongan pada permukaan kulit jaringan, yang kemudian dapat memicu kerusakan lebih lanjut. Kerusakan fisiologis, di sisi lain, disebabkan oleh proses metabolisme atau aktivitas enzim dalam bahan, yang menghasilkan perubahan dalam kekerasan, warna, dan ukuran. Buah alpukat termasuk buah yang mudah rusak, karena tergolong buah klimaterik yang mengalami kenaikan respirasi, transpirasi dan produksi etilen yang tinggi setelah dipanen, serta terjadi perubahan fisiologis dan biokimia selama pematangan (Giovannoni, 2001). Selain itu, kerusakan buah-buahan juga dapat disebabkan oleh benturan, kontak dengan alat panen, atau tekanan saat pengangkutan, yang dapat terlihat melalui gejala seperti memar, sobek, atau potongan pada permukaan kulit jaringan, yang kemudian dapat memicu kerusakan lebih lanjut. Pada saat musim panen yang melimpah, beberapa jenis bahan pertanian, seperti buah-buahan, dapat diproduksi dalam jumlah besar. Kondisi ini, ketika produksi berlimpah namun kebutuhan pasar tetap, dapat mengakibatkan penumpukan bahan pertanian. Penumpukan ini tidak hanya dapat menurunkan pendapatan penjualan petani karena harga yang rendah, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan pada sebagian bahan pertanian akibat penumpukan. Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan yang timbul akibat penumpukan bahan pertanian adalah dengan menerapkan teknik penyimpanan yang baik dan sesuai dengan sifat serta karakteristik bahan pertanian (Agus et al., 2002). Tujuan penyimpanan bahan pertanian adalah melindungi mereka dari berbagai gangguan dan menjaga kualitas atau memperlambat kerusakan. Ada berbagai metode penyimpanan yang umumnya digunakan, termasuk penyimpanan alami, penyimpanan modifikasi dan terkendali, penyimpanan vakum, dan penyimpanan hermetik (Santoso, 2006). Penyimpanan alami merujuk pada kondisi penyimpanan tanpa adanya perubahan pada udara sekitarnya, termasuk suhu, kelembaban, dan komposisi gas. Sementara penyimpanan modifikasi dan terkendali, seperti penyimpanan dingin, melibatkan pengaturan suhu baik pada tingkat pembekuan maupun di atas titik beku. Penulisan esai ini dengan tujuan membahas suhu dan perlakuan penyimpanan yang tepat untuk komoditas alpukat. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan esai ini yaitu mengetahui, memahami, serta memberikan informasi perihal suhu dan perlakuan penyimpanan yang tepat pada komoditas alpukat agar dapat menjaga kondisi fisikokimia selama penanganan pascapanen hingga ke tangan konsumen.
Beberapa reaksi biokimia dan kimia akan menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia dari daging ... more Beberapa reaksi biokimia dan kimia akan menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia dari daging ini. Oleh karena itu, banyak pedagang ayam potong berupaya agar daging ayam tidak mengalami rigor atau kekakuan terlalu cepat, karena pembeli cenderung lebih memilih daging yang segar dan empuk.
Kebutuhan protein hewani di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan m... more Kebutuhan protein hewani di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa protein hewani sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Berdasarkan
Penulisan bagian bab hasil dan pembahasan berpisah, sehingga dapat membuat pembaca sedikit kebing... more Penulisan bagian bab hasil dan pembahasan berpisah, sehingga dapat membuat pembaca sedikit kebingungan dengan hasil yang dipaparkan sebelum menuju bab pembahasan.
Buah alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang banyak digemari di kalangan masyarakat d... more Buah alpukat (Persea americana Mill) merupakan buah yang banyak digemari di kalangan masyarakat dan populer karena kemudahan dalam pengolahannya. Daging alpukat tidak hanya mudah diolah, tetapi juga memiliki berbagai manfaat, seperti kemampuannya dalam mengobati sariawan dan memberikan kelembaban pada kulit yang kering. Selain itu, daging alpukat juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik. Produksi buah alpukat terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan jumlah pohon produksi yang mencapai 158.449 pada tahun 2012 dan meningkat menjadi 174.973 pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa alpukat telah menjadi salah satu buah yang sangat diminati. Secara umum, bahan pertanian yang termasuk dalam kategori bahan pangan cenderung sangat rentan terhadap kerusakan. Kerusakan pada bahan hasil pertanian dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan mekanis, fisiologis, mikrobiologis, fisik, kimia, dan biologi (Arini, 2017). Kerusakan mekanis terjadi akibat benturan, kontak dengan alat panen, atau tekanan saat pengangkutan, yang dapat terlihat melalui gejala seperti memar, sobek, atau potongan pada permukaan kulit jaringan, yang kemudian dapat memicu kerusakan lebih lanjut. Kerusakan fisiologis, di sisi lain, disebabkan oleh proses metabolisme atau aktivitas enzim dalam bahan, yang menghasilkan perubahan dalam kekerasan, warna, dan ukuran. Buah alpukat termasuk buah yang mudah rusak, karena tergolong buah klimaterik yang mengalami kenaikan respirasi, transpirasi dan produksi etilen yang tinggi setelah dipanen, serta terjadi perubahan fisiologis dan biokimia selama pematangan (Giovannoni, 2001). Selain itu, kerusakan buah-buahan juga dapat disebabkan oleh benturan, kontak dengan alat panen, atau tekanan saat pengangkutan, yang dapat terlihat melalui gejala seperti memar, sobek, atau potongan pada permukaan kulit jaringan, yang kemudian dapat memicu kerusakan lebih lanjut. Pada saat musim panen yang melimpah, beberapa jenis bahan pertanian, seperti buah-buahan, dapat diproduksi dalam jumlah besar. Kondisi ini, ketika produksi berlimpah namun kebutuhan pasar tetap, dapat mengakibatkan penumpukan bahan pertanian. Penumpukan ini tidak hanya dapat menurunkan pendapatan penjualan petani karena harga yang rendah, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan pada sebagian bahan pertanian akibat penumpukan. Salah satu cara untuk mengatasi kerusakan yang timbul akibat penumpukan bahan pertanian adalah dengan menerapkan teknik penyimpanan yang baik dan sesuai dengan sifat serta karakteristik bahan pertanian (Agus et al., 2002). Tujuan penyimpanan bahan pertanian adalah melindungi mereka dari berbagai gangguan dan menjaga kualitas atau memperlambat kerusakan. Ada berbagai metode penyimpanan yang umumnya digunakan, termasuk penyimpanan alami, penyimpanan modifikasi dan terkendali, penyimpanan vakum, dan penyimpanan hermetik (Santoso, 2006). Penyimpanan alami merujuk pada kondisi penyimpanan tanpa adanya perubahan pada udara sekitarnya, termasuk suhu, kelembaban, dan komposisi gas. Sementara penyimpanan modifikasi dan terkendali, seperti penyimpanan dingin, melibatkan pengaturan suhu baik pada tingkat pembekuan maupun di atas titik beku. Penulisan esai ini dengan tujuan membahas suhu dan perlakuan penyimpanan yang tepat untuk komoditas alpukat. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan esai ini yaitu mengetahui, memahami, serta memberikan informasi perihal suhu dan perlakuan penyimpanan yang tepat pada komoditas alpukat agar dapat menjaga kondisi fisikokimia selama penanganan pascapanen hingga ke tangan konsumen.
Beberapa reaksi biokimia dan kimia akan menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia dari daging ... more Beberapa reaksi biokimia dan kimia akan menyebabkan terjadinya perubahan fisikokimia dari daging ini. Oleh karena itu, banyak pedagang ayam potong berupaya agar daging ayam tidak mengalami rigor atau kekakuan terlalu cepat, karena pembeli cenderung lebih memilih daging yang segar dan empuk.
Kebutuhan protein hewani di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan m... more Kebutuhan protein hewani di Indonesia meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa protein hewani sangatlah penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Berdasarkan
Penulisan bagian bab hasil dan pembahasan berpisah, sehingga dapat membuat pembaca sedikit kebing... more Penulisan bagian bab hasil dan pembahasan berpisah, sehingga dapat membuat pembaca sedikit kebingungan dengan hasil yang dipaparkan sebelum menuju bab pembahasan.
Uploads
Papers by Farida Kurniasari