Hasil observasi di SMP Negeri 22 Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dengan rer... more Hasil observasi di SMP Negeri 22 Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dengan rerata sebesar 5,5 dan ketuntasan klasikal 40%. Hal itu karena proses belajar mengajar Biologi pada materi Ekosistem masih menggunakan metode ceramah, guru kurang memberi variasi dalam pembelajaran, siswa tidak dilibatkan secara aktif, dan media yang digunakan kurang menarik. Untuk itu perlu adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi Ekosistem menggunakan media kartu pembelajaran Biologi dengan pendekatan STAD di kelas VII SMP Negeri 22 Semarang. Penelitian dilaksanakan dikelas VII F SMP Negeri 22 Semarang dengan jumlah siswa 38 orang. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tiga siklus. Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi observasi awal, penyusunan instrumen penelitian, dan pelaksanaan uji coba soal. Tahap pelaksanaan terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data penelitian ini siswa dan guru. Data penelitian meliputi aktivitas siswa, kinerja guru, tanggapan siswa, dan hasil belajar siswa. Pengumpulan data aktivitas siswa dan kinerja guru dengan lembar observasi, data hasil belajar siswa dengan tes/evaluasi, data tanggapan siswa dengan lembar kuesioner. Data aktivitas, hasil belajar siswa, data kinerja guru, dan tanggapan siswa dianalisis dengan metode deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa meningkat dari siklus I hingga siklus III sebesar 58,45%, 72,97%, dan 89,18%. Rerata hasil belajar siswa meningkat dari sebelum tindakan dengan rerata sebesar 5,5 pada siklus I meningkat menjadi sebesar 6, pada siklus II menjadi 6,22 dan siklus III menjadi 7,87. Ketuntasan klasikal meningkat dari sebelum tindakan 40% pada siklus I menjadi 45,94%, siklus II 54,25%, dan siklus III menjadi 91,89%. Kinerja guru meningkat pada tiap siklusnya dengan rerata skor total 25 dengan kriteria cukup, 31 dengan kriteria baik, dan 37 dengan kriteria sangat baik. Kriteria skor maksimal kinerja guru tiap siklusnya adalah 44. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi ekosistem dengan menggunakan media kartu pembelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 22 Semarang.
Dbat tradisional dipakai oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan disamping obat sintetis di... more Dbat tradisional dipakai oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan disamping obat sintetis dikarenakan sifatnya yang alami dan mudah didapat. Sampai sekarang masyarakat mempercayai daun pegagan merupakan obat tradisional yang berkhasiat sebagai obat penurun panas. Maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai antipiretik. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi dalam 5 kelompok. Sebelum penelitian diukur suhu normal mencit. Kemudian divaksin dengan Typhim vi dan diukur kembali suhu tubuhnya. Setelah itu diberikan perlakuan dengan infusa daun pegagan. Perubahan suhu tubuh diukur secara rektal selama 4 jam dengan interval 30 menit. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa daun pegagan dengan dosis lxDM (Dosis Manusia), 2xDM, dan 4xDM mempunyai efek menurunkan demam pada mencit yang setara dengan asetosal. Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa daun pegagan efektif menurunkan demam pada mencit yan...
Hasil observasi di SMP Negeri 22 Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dengan rer... more Hasil observasi di SMP Negeri 22 Semarang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah dengan rerata sebesar 5,5 dan ketuntasan klasikal 40%. Hal itu karena proses belajar mengajar Biologi pada materi Ekosistem masih menggunakan metode ceramah, guru kurang memberi variasi dalam pembelajaran, siswa tidak dilibatkan secara aktif, dan media yang digunakan kurang menarik. Untuk itu perlu adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi Ekosistem menggunakan media kartu pembelajaran Biologi dengan pendekatan STAD di kelas VII SMP Negeri 22 Semarang. Penelitian dilaksanakan dikelas VII F SMP Negeri 22 Semarang dengan jumlah siswa 38 orang. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas yang terdiri atas tiga siklus. Prosedur penelitian terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi observasi awal, penyusunan instrumen penelitian, dan pelaksanaan uji coba soal. Tahap pelaksanaan terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sumber data penelitian ini siswa dan guru. Data penelitian meliputi aktivitas siswa, kinerja guru, tanggapan siswa, dan hasil belajar siswa. Pengumpulan data aktivitas siswa dan kinerja guru dengan lembar observasi, data hasil belajar siswa dengan tes/evaluasi, data tanggapan siswa dengan lembar kuesioner. Data aktivitas, hasil belajar siswa, data kinerja guru, dan tanggapan siswa dianalisis dengan metode deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Aktivitas siswa meningkat dari siklus I hingga siklus III sebesar 58,45%, 72,97%, dan 89,18%. Rerata hasil belajar siswa meningkat dari sebelum tindakan dengan rerata sebesar 5,5 pada siklus I meningkat menjadi sebesar 6, pada siklus II menjadi 6,22 dan siklus III menjadi 7,87. Ketuntasan klasikal meningkat dari sebelum tindakan 40% pada siklus I menjadi 45,94%, siklus II 54,25%, dan siklus III menjadi 91,89%. Kinerja guru meningkat pada tiap siklusnya dengan rerata skor total 25 dengan kriteria cukup, 31 dengan kriteria baik, dan 37 dengan kriteria sangat baik. Kriteria skor maksimal kinerja guru tiap siklusnya adalah 44. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi ekosistem dengan menggunakan media kartu pembelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 22 Semarang.
Dbat tradisional dipakai oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan disamping obat sintetis di... more Dbat tradisional dipakai oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan disamping obat sintetis dikarenakan sifatnya yang alami dan mudah didapat. Sampai sekarang masyarakat mempercayai daun pegagan merupakan obat tradisional yang berkhasiat sebagai obat penurun panas. Maksud dan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efek daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai antipiretik. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi dalam 5 kelompok. Sebelum penelitian diukur suhu normal mencit. Kemudian divaksin dengan Typhim vi dan diukur kembali suhu tubuhnya. Setelah itu diberikan perlakuan dengan infusa daun pegagan. Perubahan suhu tubuh diukur secara rektal selama 4 jam dengan interval 30 menit. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa daun pegagan dengan dosis lxDM (Dosis Manusia), 2xDM, dan 4xDM mempunyai efek menurunkan demam pada mencit yang setara dengan asetosal. Maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa daun pegagan efektif menurunkan demam pada mencit yan...
Uploads
Papers by didik hadi santosa