Phone: +62816661574 Address: Perpustakaan Universitas Negeri Semarang, Gedung Rumah Ilmu Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati - Semarang Central Java Indonesia
Sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), antara lain yakni kurikulu... more Sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), antara lain yakni kurikulum yang dinamis, proses pembelajaran yang berorientasi dan mengembangkan kreativitas siswa, serta sarana dan prasarana yang lengkap. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana sangat penting yang bertugas menyediakan bahan pustaka untuk mendukung Proses Pembejalaran (PB) di sekolah. Namun demikian kebaradaannya selama ini belum mendapat perhatian serius dari institusi pendidikan terkait. Di beberapa sekolah, terutama tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), perpustakaan masih diposisikan sebagai pelengkap proses pembelajaran. Kenyataan tak jarang dijumpai adanya sekolah yang masih “menumpang” ruang kelas, ataupun hanya dibatasi oleh sekat kayu sehingga ruang perpustakaan sangat terbatas. Kondisi itu masih bisa dijumpai di perpustakaan sekolah SD dan SMP di Kota Semarang. Berdasarkan kunjungan Tim Pengabdi ke sejumlah sekolah dan wawancara terhadap para pengelola perpustakaan tersebut, maupun dari beberapa pelatihan pengelolaan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pustakawan Unnes melalui Pengabdian Kepada Masyarakat, diketahui bahwa tidak sedikit sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang terkelola dengan baik. Perpustakaan tersebut pada umumnya dalam kondisi; (1) Koleksi bahan perpustakaan belum diolah sesuai standar baku, (2) Penempatan buku di rak tidak sesuai nomor panggil (call number), (3) Inventarisasi bahan perpustakaan belum sesuai standar, (4) Layanan sirkulasi perpustakaan belum maksimal karena pustakawan terbebani dengan tugas mengolah buku, (5) Sekolah tersebut belum memiliki pustakawan/tenaga pengelola perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus tentang pengelolaan perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat maupun organisasi sangat penting dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu perpustakaan. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan perpustakaan sangatlah penting, baik bagi sekolah maupun masyarakat sebagai wujud partisipasi mereka dalam memajukan bangsa melalui penyebarluasan informasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kemampuan tenaga pengelola perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang perlu ditingkatkan, sehingga diharapkan peran perpustakaan sekolah dalam mendukung proses pembelajaran akan semakin meningkat. Sebagai wujud peran masyarakat tersebut yakni Pustakawan Unnes yang tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat akan mengadakan kegiatan pengabdian dibidang pengelolaan perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada kurun waktu bulan Juni hingga November 2016, dengan mitra sasaran pengelola perpustakaan sekolah se Kota Semarang. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan berupa survey ke sekolah-sekolah mitra dan pelatihan manajeman/pengelolaan perpustakaan sekolah yang diikuti oleh 19 peserta, berasal dari pengelola perpustakaan sekolah dan pemerhati perpustakaan di Semarang dan sekitaranya. Sedangkan kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Juli 2016 di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
Di era global saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat, sa... more Di era global saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat, sangatlah penting untuk mengembangkan kompetensi pustakawan sebagai tenaga profesional yang terlatih di bidang perpustakaan, informasi dan dokumentasi yang berwawasan kebangsaan, dan berjejaring global. Perpustakaan perguruan tinggi sering dijadikan rujukan oleh jenis perpustakaan lainnya, seperti perpustakaan sekolah dan perpustakaan khusus (instansi/lembaga pemerintah) dalam pengembangan kompetensi pustakawannya. Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah universitas konservasi dengan visi mewujudkan universitas bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Untuk mencapai visi tersebut maka sumber daya manusia yang dimiliki, termasuk pustakawannya sebagai tenaga profesional dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi perlu terus dikembangkan. Upaya pengembangan profesionalisme pustakawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensinya. Salah satu konsep pengembangan profesionalisme pustakawan sebagaimana digariskan IFLA (International Federation of Library Association) selaku federasi internasional perpustakaan, adalah melalui Continuing Professional Development (CPD). Namun demikian penerapan konsep CPD dalam pengembangan profesionalisme pustakawan di perguruan tinggi pada umumnya masih kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan mengkaji sejauh mana konsep CPD sebagaimana digariskan oleh IFLA telah diterapkan dalam pengembangan profesionalisme pustakawan Universitas Negeri Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, sedangkan teknik pengambilan data diperoleh melalui kuesioner (angket) dan wawancara. Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui sejauh mana konsep CPD sebagaimana digariskan IFLA, telah diterapkan oleh Perpustakaan Unnes dalam mengembangkan profesionalisme pustakawannya
Dalam proses pengembangan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, keberadaan... more Dalam proses pengembangan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, keberadaan perpustakaan sekolah menjadi kebutuhan yang sangat penting. Untuk itu berbagai macam cara dilakukan, baik oleh instansi pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya, pihak swasta dengan dukungan tanggung jawab sosialnya, maupun masyarakat umum, dalam mengembangkan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memlikii fungsi antara lain, membantu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, menyediakan bacaan/sunber informasi, dan menyediakan tempat untuk belajar maupun kursus keterampilan. Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah kini semakin meningkat. Tidak saja dari sisi regulasinya yang mewajibkan setiap sekolah untuk mengadakan perpustakaan, namun pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendanaanya agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Namun demikian dalam realita di lapangan masih kita jumpai sekolah dengan perpustakaan yang belum terkelola dengan baik, seperti ruangan yang sempit ataupun hanya dibatasi sekat kayu dengan ruang kelas, pengolahan bahan pustaka yang tidak sesuai standar, ketiadaan tenaga khusus pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan). Kondisi ini bisa dijumpai, khususnya pada perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah
Pengantar Klasifikasi Bahan Perpustakaan mengunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Di... more Pengantar Klasifikasi Bahan Perpustakaan mengunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Disampaikan dalam Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Semarang, 22 Agustus 2015
Tatanan dunia kini berubah sejak Virus Korona (Covid19), sejenis virus SARS mematikan yang bermul... more Tatanan dunia kini berubah sejak Virus Korona (Covid19), sejenis virus SARS mematikan yang bermula dari Wuhan, sebuah provinsi China bagian Barat Daya mewabah ke seluruh dunia, termasuk ke negara Indonesia. Kehidupan keseharian manusia kini tak berjalan seperti biasanya. Sebelumnya bila kita hendak bekerja, berdagang, sekolah, ke sawah maupun ladang, bepergian ke tempat wisata, dan aktivitas lainnya tak perlu mengenakan masker, sekarang kita wajib memakainya karena peraturan pemerintah memang ditentukan demikian. Selain itu kita juga mesti menjaga jarak, tak berkerumun, rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun membersihkannya dengan hand sanitizer, tak berjabat tangan, dan prosedur-prosedur lain agar tak terserang virus mematikan tersebut. Kondisi inipun merambah dunia perpustakaan di Indonesia, termasuk Perpustakaan Universitas Negeri Semarang (Unnes), salah satu universitas negeri favorit yang ada di Jawa Tengah. Perpustakaan Unnes yang berjargon Perpustakaan “Rumah Ilmu” terus berbenah, menyesuaikan diri untuk tetap menjalankan fungsi-fungsinya selaku agen transfer Iptek. Sebagai sebuah organisme yang terus berkembang, sebagaimana hukum di dunia Kepustakawanan yang dikenalkan bapak Ilmu Perpustakaan, S.R. Ranganathan (1931), perpustakaan perlu terus beradaptasi dengan era dan situasi di sekelilingnya. Sekelindan dengan itu para pustakawan Unnes bersolek diri, memantaskan diri untuk memberikan layanan-layanan yang prima, walau ditengah situasi yang tidak normal, atau saat ini lebih dikenal dengan itilah “living in the New Normal” (hidup dimasa normal baru). Berbagai atribut layanan perpustakaan kemudian dibuat, prosedur-prosedur layanan yang terpampang dalam poster dibuat sesuai protokol kesehatan. Ruang-ruang dalam perpustakaan disetting ulang agar tercipta jarak aman antar pemustaka ataupun dengan para pustakawannya. Pengunjung perpustakaan dibatasi, dan jam layanan pun disesuaikan. Hal ini merupakan sesuatu yang sama sekali baru bagi pustakawan, bisa dikatakan baru kali ini terjadi setelah sekian lama, bahkan puluhan tahun bagi Perpustakaan Unnes. Prosedur-prosedur layanan perpustakaan itu dibuat penuh kreativitas oleh para pustakawan disesuiakan dengan kondisi Kenormalan Baru saat ini. Semua itu dilakukan dengan tujuan tetap menjaga mutu layanan perpustakaan agar tetap priman dan mampu meberikan rasa puas serta nyaman pemustakanya. Disamping itu, akses perpustakaan secara daring pun tetap dijalankan, berdampingan dengan layanan secar fisik tersebut. Tulisan ini bertujuan memaparkan geliat Pustakawan Unnes dalam menjalankan layanan perpustakaan dimasa Normal Baru (New Normal).
Sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), antara lain yakni kurikulu... more Sekolah yang bermutu harus memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP), antara lain yakni kurikulum yang dinamis, proses pembelajaran yang berorientasi dan mengembangkan kreativitas siswa, serta sarana dan prasarana yang lengkap. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana sangat penting yang bertugas menyediakan bahan pustaka untuk mendukung Proses Pembejalaran (PB) di sekolah. Namun demikian kebaradaannya selama ini belum mendapat perhatian serius dari institusi pendidikan terkait. Di beberapa sekolah, terutama tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), perpustakaan masih diposisikan sebagai pelengkap proses pembelajaran. Kenyataan tak jarang dijumpai adanya sekolah yang masih “menumpang” ruang kelas, ataupun hanya dibatasi oleh sekat kayu sehingga ruang perpustakaan sangat terbatas. Kondisi itu masih bisa dijumpai di perpustakaan sekolah SD dan SMP di Kota Semarang. Berdasarkan kunjungan Tim Pengabdi ke sejumlah sekolah dan wawancara terhadap para pengelola perpustakaan tersebut, maupun dari beberapa pelatihan pengelolaan perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pustakawan Unnes melalui Pengabdian Kepada Masyarakat, diketahui bahwa tidak sedikit sekolah yang belum memiliki perpustakaan yang terkelola dengan baik. Perpustakaan tersebut pada umumnya dalam kondisi; (1) Koleksi bahan perpustakaan belum diolah sesuai standar baku, (2) Penempatan buku di rak tidak sesuai nomor panggil (call number), (3) Inventarisasi bahan perpustakaan belum sesuai standar, (4) Layanan sirkulasi perpustakaan belum maksimal karena pustakawan terbebani dengan tugas mengolah buku, (5) Sekolah tersebut belum memiliki pustakawan/tenaga pengelola perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus tentang pengelolaan perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat maupun organisasi sangat penting dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu perpustakaan. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan perpustakaan sangatlah penting, baik bagi sekolah maupun masyarakat sebagai wujud partisipasi mereka dalam memajukan bangsa melalui penyebarluasan informasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kemampuan tenaga pengelola perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang perlu ditingkatkan, sehingga diharapkan peran perpustakaan sekolah dalam mendukung proses pembelajaran akan semakin meningkat. Sebagai wujud peran masyarakat tersebut yakni Pustakawan Unnes yang tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat akan mengadakan kegiatan pengabdian dibidang pengelolaan perpustakaan. Kegiatan ini dilaksanakan pada kurun waktu bulan Juni hingga November 2016, dengan mitra sasaran pengelola perpustakaan sekolah se Kota Semarang. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan berupa survey ke sekolah-sekolah mitra dan pelatihan manajeman/pengelolaan perpustakaan sekolah yang diikuti oleh 19 peserta, berasal dari pengelola perpustakaan sekolah dan pemerhati perpustakaan di Semarang dan sekitaranya. Sedangkan kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 28 – 30 Juli 2016 di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
Di era global saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat, sa... more Di era global saat ini dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat, sangatlah penting untuk mengembangkan kompetensi pustakawan sebagai tenaga profesional yang terlatih di bidang perpustakaan, informasi dan dokumentasi yang berwawasan kebangsaan, dan berjejaring global. Perpustakaan perguruan tinggi sering dijadikan rujukan oleh jenis perpustakaan lainnya, seperti perpustakaan sekolah dan perpustakaan khusus (instansi/lembaga pemerintah) dalam pengembangan kompetensi pustakawannya. Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah universitas konservasi dengan visi mewujudkan universitas bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera. Untuk mencapai visi tersebut maka sumber daya manusia yang dimiliki, termasuk pustakawannya sebagai tenaga profesional dibidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi perlu terus dikembangkan. Upaya pengembangan profesionalisme pustakawan dapat dilakukan dengan meningkatkan kompetensinya. Salah satu konsep pengembangan profesionalisme pustakawan sebagaimana digariskan IFLA (International Federation of Library Association) selaku federasi internasional perpustakaan, adalah melalui Continuing Professional Development (CPD). Namun demikian penerapan konsep CPD dalam pengembangan profesionalisme pustakawan di perguruan tinggi pada umumnya masih kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan mengkaji sejauh mana konsep CPD sebagaimana digariskan oleh IFLA telah diterapkan dalam pengembangan profesionalisme pustakawan Universitas Negeri Semarang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, sedangkan teknik pengambilan data diperoleh melalui kuesioner (angket) dan wawancara. Data tersebut selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui sejauh mana konsep CPD sebagaimana digariskan IFLA, telah diterapkan oleh Perpustakaan Unnes dalam mengembangkan profesionalisme pustakawannya
Dalam proses pengembangan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, keberadaan... more Dalam proses pengembangan kualitas penyelenggaraan proses belajar mengajar di sekolah, keberadaan perpustakaan sekolah menjadi kebutuhan yang sangat penting. Untuk itu berbagai macam cara dilakukan, baik oleh instansi pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya, pihak swasta dengan dukungan tanggung jawab sosialnya, maupun masyarakat umum, dalam mengembangkan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memlikii fungsi antara lain, membantu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, menyediakan bacaan/sunber informasi, dan menyediakan tempat untuk belajar maupun kursus keterampilan. Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah kini semakin meningkat. Tidak saja dari sisi regulasinya yang mewajibkan setiap sekolah untuk mengadakan perpustakaan, namun pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendanaanya agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Namun demikian dalam realita di lapangan masih kita jumpai sekolah dengan perpustakaan yang belum terkelola dengan baik, seperti ruangan yang sempit ataupun hanya dibatasi sekat kayu dengan ruang kelas, pengolahan bahan pustaka yang tidak sesuai standar, ketiadaan tenaga khusus pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan). Kondisi ini bisa dijumpai, khususnya pada perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah
Pengantar Klasifikasi Bahan Perpustakaan mengunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Di... more Pengantar Klasifikasi Bahan Perpustakaan mengunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification). Disampaikan dalam Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Semarang, 22 Agustus 2015
Tatanan dunia kini berubah sejak Virus Korona (Covid19), sejenis virus SARS mematikan yang bermul... more Tatanan dunia kini berubah sejak Virus Korona (Covid19), sejenis virus SARS mematikan yang bermula dari Wuhan, sebuah provinsi China bagian Barat Daya mewabah ke seluruh dunia, termasuk ke negara Indonesia. Kehidupan keseharian manusia kini tak berjalan seperti biasanya. Sebelumnya bila kita hendak bekerja, berdagang, sekolah, ke sawah maupun ladang, bepergian ke tempat wisata, dan aktivitas lainnya tak perlu mengenakan masker, sekarang kita wajib memakainya karena peraturan pemerintah memang ditentukan demikian. Selain itu kita juga mesti menjaga jarak, tak berkerumun, rajin mencuci tangan dengan sabun ataupun membersihkannya dengan hand sanitizer, tak berjabat tangan, dan prosedur-prosedur lain agar tak terserang virus mematikan tersebut. Kondisi inipun merambah dunia perpustakaan di Indonesia, termasuk Perpustakaan Universitas Negeri Semarang (Unnes), salah satu universitas negeri favorit yang ada di Jawa Tengah. Perpustakaan Unnes yang berjargon Perpustakaan “Rumah Ilmu” terus berbenah, menyesuaikan diri untuk tetap menjalankan fungsi-fungsinya selaku agen transfer Iptek. Sebagai sebuah organisme yang terus berkembang, sebagaimana hukum di dunia Kepustakawanan yang dikenalkan bapak Ilmu Perpustakaan, S.R. Ranganathan (1931), perpustakaan perlu terus beradaptasi dengan era dan situasi di sekelilingnya. Sekelindan dengan itu para pustakawan Unnes bersolek diri, memantaskan diri untuk memberikan layanan-layanan yang prima, walau ditengah situasi yang tidak normal, atau saat ini lebih dikenal dengan itilah “living in the New Normal” (hidup dimasa normal baru). Berbagai atribut layanan perpustakaan kemudian dibuat, prosedur-prosedur layanan yang terpampang dalam poster dibuat sesuai protokol kesehatan. Ruang-ruang dalam perpustakaan disetting ulang agar tercipta jarak aman antar pemustaka ataupun dengan para pustakawannya. Pengunjung perpustakaan dibatasi, dan jam layanan pun disesuaikan. Hal ini merupakan sesuatu yang sama sekali baru bagi pustakawan, bisa dikatakan baru kali ini terjadi setelah sekian lama, bahkan puluhan tahun bagi Perpustakaan Unnes. Prosedur-prosedur layanan perpustakaan itu dibuat penuh kreativitas oleh para pustakawan disesuiakan dengan kondisi Kenormalan Baru saat ini. Semua itu dilakukan dengan tujuan tetap menjaga mutu layanan perpustakaan agar tetap priman dan mampu meberikan rasa puas serta nyaman pemustakanya. Disamping itu, akses perpustakaan secara daring pun tetap dijalankan, berdampingan dengan layanan secar fisik tersebut. Tulisan ini bertujuan memaparkan geliat Pustakawan Unnes dalam menjalankan layanan perpustakaan dimasa Normal Baru (New Normal).
Uploads
Papers by Eko Handoyo
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memlikii fungsi antara lain, membantu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, menyediakan bacaan/sunber informasi, dan menyediakan tempat untuk belajar maupun kursus keterampilan.
Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah kini semakin meningkat. Tidak saja dari sisi regulasinya yang mewajibkan setiap sekolah untuk mengadakan perpustakaan, namun pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendanaanya agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Namun demikian dalam realita di lapangan masih kita jumpai sekolah dengan perpustakaan yang belum terkelola dengan baik, seperti ruangan yang sempit ataupun hanya dibatasi sekat kayu dengan ruang kelas, pengolahan bahan pustaka yang tidak sesuai standar, ketiadaan tenaga khusus pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan). Kondisi ini bisa dijumpai, khususnya pada perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah
Conference Presentations by Eko Handoyo
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memlikii fungsi antara lain, membantu keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah, menyediakan bacaan/sunber informasi, dan menyediakan tempat untuk belajar maupun kursus keterampilan.
Perhatian pemerintah terhadap penyelenggaraan perpustakaan sekolah kini semakin meningkat. Tidak saja dari sisi regulasinya yang mewajibkan setiap sekolah untuk mengadakan perpustakaan, namun pemerintah juga memperhatikan dari sisi pendanaanya agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Namun demikian dalam realita di lapangan masih kita jumpai sekolah dengan perpustakaan yang belum terkelola dengan baik, seperti ruangan yang sempit ataupun hanya dibatasi sekat kayu dengan ruang kelas, pengolahan bahan pustaka yang tidak sesuai standar, ketiadaan tenaga khusus pengelola perpustakaan sekolah (pustakawan). Kondisi ini bisa dijumpai, khususnya pada perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah