Abstrak: Teknologi informasi dan komunikasi berpotensi meningkatkan efektifitas pembelajaran sain... more Abstrak: Teknologi informasi dan komunikasi berpotensi meningkatkan efektifitas pembelajaran sains melalui perannya dalam tiga aktivitas pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, yakni aktivitas presentasi, aktivitas interaksi, dan aktivitas evaluasi. Kemampuannya mengantarkan dan menayangkan berbagai file multimedia menjadikannya sesuai untuk memfasilitas pembelajaran sains, baik sebagai sarana pengelola pembelajaran tatap muka, blended/hybrid, maupun pembelajaran jarak jauh. Pemanfaatannya sebagai sarana interaksi dan kolaborasi memungkinkan tercapainya pembelajaran bermakna melalui interaksi dan kolaborasi antar siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Sarana evaluasi/asesmen berbasis TIK mutakhir memungkinkan dilakukannya pengukuran konstruksi pengetahuan secara lebih baik. Kata kunci: pembelajaran sains, pembelajaran bermakna, teknologi informasi dan komunikasi Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran sains (dan pembelajaran berbagai bidang ilmu pada umumnya) memiliki potensi menjanjikan bagi percepatan literasi sains. Bagi banyak negara dengan keterbatasan anggaran belanja untuk pendidikan, keberadaan teknologi informasi dan komunikasi seringkali menjadi satu-satunya pilihan. Disebut " potensi " , untuk mengingatkan pemahaman kita bahwa teknologi adalah perangkat, yang keefektifannya sepenuhnya bergantung bagaimana cara kita memanfaatkan. TIK memungkinkan bahan ajar disajikan dalam berbagai tayangan media, diantarkan dalam berbagai moda pembelajaran, melalui animasi dan simulasi dapat menjadi sarana untuk memicu berfikir kritis dan HOTS (higher order thinking skill), serta memungkinkan akses sumber informasi secara global. Ada dua permasalahan utama yang dihadapi sehubungan dengan pemanfaatan TIK, yakni masalah klasik berkenaan dengan kesiapan guru dan lingkungan TIK yang menghasilkan media sosial yang secara masif membombardir anak-anak kita dengan banyak informasi yang menyesatkan. Literasi sains (dan teknolologi) masyarakat tempat siswa kita berada juga tidak cukup tinggi untuk ikut terlibat dalam pembelajaran sains dan menjadi ekosistem bagi pembelajaran sains. Belum berapa lama kita disuguhi dengan berita mengenai " penemuan listrik dari pohon kedondong ". Secara subtantif, tidak ada yang salah dengan penemuan itu. Pujian perlu kita berikan pada siswa yang mengembangkan kemampuan eksplorasinya, dipicu oleh eksperimen kecil dalam pembelajaran sains yang pernah dialaminya. Yang justru konyol adalah lingkungan yang tidak kondusif dan tidak literate, yang membesar-besarkan seolah-olah itu adalah hal spektakuler, lengkap dengan puja-puji sebelum akhirnya media yang punya kredibilitas tinggi menjelaskan duduk permasalahannya.
Seminar Nasional Pendidikan IPA 2017 Pascasarjana Universitas Negeri Malang: Pendidikan dan Pembelajaran IPA berbasis Riset dan Teknologi Informasi, 2017
Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi untuk dimanfaatkan seb... more Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang bersifat terpadu (blended), menggantikan
fungsi perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management system, Facebook memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa menyewa atau mengelola serverdan lebih akrab digunakan oleh mahasiswa.
Integrasi berbagai bentuk informasi dalam bahan ajar multimedia berpotensi menimbulkan kejenuhan ... more Integrasi berbagai bentuk informasi dalam bahan ajar multimedia berpotensi menimbulkan kejenuhan kognitif bagi penggunanya apabila tidak dilakukan dengan hati-hati dan
berpegang pada teori belajar yang sesuai. Pada penayangan informasi melalui slide presentasi (misalnya PowerPoint, Macromedia Flash, Corel Presentation), sering terjadi
perancang mengintegrasikan begitu saja tayangan slide lengkap dengan latar belakang musik atau efek suara yang tidak sesuai dengan konteks tayangan. Maksud perancang
mungkin ingin menjadikan tayangan informasinya lebih ‘menarik’. Masalahnya, di balik tayangan yang ‘menarik’ tersembunyi potensi munculnya kejenuhan kognitif akibat
sibuknya saluran informasi pada penikmat tayangan dalam menyalurkan dan mengolah informasi. Artikel ini membahas potensi timbulnya kejenuhan kognitif pada pengguna bahan ajar multimedia dan upaya untuk mengatasinya melalui perancangan yang memperhatikan aspek beban kognitif.
Research has been conducted to identify cystic mass and non-cystic mass in ultrasound images. A t... more Research has been conducted to identify cystic mass and non-cystic mass in ultrasound images. A total of 127 (onehundred and twenty-seven) images measuring 21x21 pixels consist of 38 (thirty eight) cystic masses and 89 (eighty-nine) non-cystic masses, 82 (eighty two) images measuring 35x35 pixels consist of 30 ( thirty) cystic mass and 52 (fifty two) non-cystic masses, and 78 (seventy eight) images measuring 50x50 pixels consist of 23 (twenty three) cystic masses and 55 (fifty five) non cystic masses, taken as samples. Each image was transformed into a grey-level run-length matrix and a greylevel co-occurrence matrix. There were 11 (eleven) features extracted from grey-level run-length matrix and 8 (eight) features extracted from grey-level co-occurrence matrix, so that totally we have 19 (nineteen) features. The ability of features in distinguishingcystic mass and non-cystic mass images was determined by discriminant analysis, using statistical software package SPSS version 11.5. As a result, the 19 (nineteen) features extracted from greylevel run-length matrix and grey-level co-occurrence matrix could distinguishing cystic masses from non-cystic mass with an accuracy of 87.3% (for image size 21x21 pixels), 91.5 % (for image size 35x35 pixels), and 94.9% (for image size 50x50 pixels). Further analysis carried out by involving only 12 of the 19 features extracted, which consists of 5 features extracted from GLCM matrix and 7 features extracted from GLRL matrix. The 12 selected features are: Energy, Inertia, Entropy, Maxprob, Inverse, SRE, LRE, GLN, RLN, LGRE, HGRE, and SRLGE. Discriminant analysis with the 12 features as predictors can distinguish cystic mass image and non cystic mass with a level of accuracy of 85.3% (for image size 21x21 pixels), 91.5% (for image size 35x35 pixels), and 92.3% (for image size 50x50 pixels). Further analysis showing that Area Under the Receiver Operating Curve was 0.863 (for image size 21x21 pixels), 0.971 (for image size 35x35 pixels), and 0.995 (for image size 50x50 pixels), which means that the accuracy level of discrimination is good or very good. Based on that data, it concluded that texture analysis based on GLCM and GLRLM could distinguish cystic mass image and non-cystic mass image with considerably good result.
Abstrak: Teknologi informasi dan komunikasi berpotensi meningkatkan efektifitas pembelajaran sain... more Abstrak: Teknologi informasi dan komunikasi berpotensi meningkatkan efektifitas pembelajaran sains melalui perannya dalam tiga aktivitas pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, yakni aktivitas presentasi, aktivitas interaksi, dan aktivitas evaluasi. Kemampuannya mengantarkan dan menayangkan berbagai file multimedia menjadikannya sesuai untuk memfasilitas pembelajaran sains, baik sebagai sarana pengelola pembelajaran tatap muka, blended/hybrid, maupun pembelajaran jarak jauh. Pemanfaatannya sebagai sarana interaksi dan kolaborasi memungkinkan tercapainya pembelajaran bermakna melalui interaksi dan kolaborasi antar siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan. Sarana evaluasi/asesmen berbasis TIK mutakhir memungkinkan dilakukannya pengukuran konstruksi pengetahuan secara lebih baik. Kata kunci: pembelajaran sains, pembelajaran bermakna, teknologi informasi dan komunikasi Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran sains (dan pembelajaran berbagai bidang ilmu pada umumnya) memiliki potensi menjanjikan bagi percepatan literasi sains. Bagi banyak negara dengan keterbatasan anggaran belanja untuk pendidikan, keberadaan teknologi informasi dan komunikasi seringkali menjadi satu-satunya pilihan. Disebut " potensi " , untuk mengingatkan pemahaman kita bahwa teknologi adalah perangkat, yang keefektifannya sepenuhnya bergantung bagaimana cara kita memanfaatkan. TIK memungkinkan bahan ajar disajikan dalam berbagai tayangan media, diantarkan dalam berbagai moda pembelajaran, melalui animasi dan simulasi dapat menjadi sarana untuk memicu berfikir kritis dan HOTS (higher order thinking skill), serta memungkinkan akses sumber informasi secara global. Ada dua permasalahan utama yang dihadapi sehubungan dengan pemanfaatan TIK, yakni masalah klasik berkenaan dengan kesiapan guru dan lingkungan TIK yang menghasilkan media sosial yang secara masif membombardir anak-anak kita dengan banyak informasi yang menyesatkan. Literasi sains (dan teknolologi) masyarakat tempat siswa kita berada juga tidak cukup tinggi untuk ikut terlibat dalam pembelajaran sains dan menjadi ekosistem bagi pembelajaran sains. Belum berapa lama kita disuguhi dengan berita mengenai " penemuan listrik dari pohon kedondong ". Secara subtantif, tidak ada yang salah dengan penemuan itu. Pujian perlu kita berikan pada siswa yang mengembangkan kemampuan eksplorasinya, dipicu oleh eksperimen kecil dalam pembelajaran sains yang pernah dialaminya. Yang justru konyol adalah lingkungan yang tidak kondusif dan tidak literate, yang membesar-besarkan seolah-olah itu adalah hal spektakuler, lengkap dengan puja-puji sebelum akhirnya media yang punya kredibilitas tinggi menjelaskan duduk permasalahannya.
Seminar Nasional Pendidikan IPA 2017 Pascasarjana Universitas Negeri Malang: Pendidikan dan Pembelajaran IPA berbasis Riset dan Teknologi Informasi, 2017
Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi untuk dimanfaatkan seb... more Situs jejaring sosial Facebook yang akrab di kalangan mahasiswa berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran yang bersifat terpadu (blended), menggantikan
fungsi perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management system, Facebook memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa menyewa atau mengelola serverdan lebih akrab digunakan oleh mahasiswa.
Integrasi berbagai bentuk informasi dalam bahan ajar multimedia berpotensi menimbulkan kejenuhan ... more Integrasi berbagai bentuk informasi dalam bahan ajar multimedia berpotensi menimbulkan kejenuhan kognitif bagi penggunanya apabila tidak dilakukan dengan hati-hati dan
berpegang pada teori belajar yang sesuai. Pada penayangan informasi melalui slide presentasi (misalnya PowerPoint, Macromedia Flash, Corel Presentation), sering terjadi
perancang mengintegrasikan begitu saja tayangan slide lengkap dengan latar belakang musik atau efek suara yang tidak sesuai dengan konteks tayangan. Maksud perancang
mungkin ingin menjadikan tayangan informasinya lebih ‘menarik’. Masalahnya, di balik tayangan yang ‘menarik’ tersembunyi potensi munculnya kejenuhan kognitif akibat
sibuknya saluran informasi pada penikmat tayangan dalam menyalurkan dan mengolah informasi. Artikel ini membahas potensi timbulnya kejenuhan kognitif pada pengguna bahan ajar multimedia dan upaya untuk mengatasinya melalui perancangan yang memperhatikan aspek beban kognitif.
Research has been conducted to identify cystic mass and non-cystic mass in ultrasound images. A t... more Research has been conducted to identify cystic mass and non-cystic mass in ultrasound images. A total of 127 (onehundred and twenty-seven) images measuring 21x21 pixels consist of 38 (thirty eight) cystic masses and 89 (eighty-nine) non-cystic masses, 82 (eighty two) images measuring 35x35 pixels consist of 30 ( thirty) cystic mass and 52 (fifty two) non-cystic masses, and 78 (seventy eight) images measuring 50x50 pixels consist of 23 (twenty three) cystic masses and 55 (fifty five) non cystic masses, taken as samples. Each image was transformed into a grey-level run-length matrix and a greylevel co-occurrence matrix. There were 11 (eleven) features extracted from grey-level run-length matrix and 8 (eight) features extracted from grey-level co-occurrence matrix, so that totally we have 19 (nineteen) features. The ability of features in distinguishingcystic mass and non-cystic mass images was determined by discriminant analysis, using statistical software package SPSS version 11.5. As a result, the 19 (nineteen) features extracted from greylevel run-length matrix and grey-level co-occurrence matrix could distinguishing cystic masses from non-cystic mass with an accuracy of 87.3% (for image size 21x21 pixels), 91.5 % (for image size 35x35 pixels), and 94.9% (for image size 50x50 pixels). Further analysis carried out by involving only 12 of the 19 features extracted, which consists of 5 features extracted from GLCM matrix and 7 features extracted from GLRL matrix. The 12 selected features are: Energy, Inertia, Entropy, Maxprob, Inverse, SRE, LRE, GLN, RLN, LGRE, HGRE, and SRLGE. Discriminant analysis with the 12 features as predictors can distinguish cystic mass image and non cystic mass with a level of accuracy of 85.3% (for image size 21x21 pixels), 91.5% (for image size 35x35 pixels), and 92.3% (for image size 50x50 pixels). Further analysis showing that Area Under the Receiver Operating Curve was 0.863 (for image size 21x21 pixels), 0.971 (for image size 35x35 pixels), and 0.995 (for image size 50x50 pixels), which means that the accuracy level of discrimination is good or very good. Based on that data, it concluded that texture analysis based on GLCM and GLRLM could distinguish cystic mass image and non-cystic mass image with considerably good result.
Uploads
fungsi perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management system, Facebook memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa menyewa atau mengelola serverdan lebih akrab digunakan oleh mahasiswa.
berpegang pada teori belajar yang sesuai. Pada penayangan informasi melalui slide presentasi (misalnya PowerPoint, Macromedia Flash, Corel Presentation), sering terjadi
perancang mengintegrasikan begitu saja tayangan slide lengkap dengan latar belakang musik atau efek suara yang tidak sesuai dengan konteks tayangan. Maksud perancang
mungkin ingin menjadikan tayangan informasinya lebih ‘menarik’. Masalahnya, di balik tayangan yang ‘menarik’ tersembunyi potensi munculnya kejenuhan kognitif akibat
sibuknya saluran informasi pada penikmat tayangan dalam menyalurkan dan mengolah informasi. Artikel ini membahas potensi timbulnya kejenuhan kognitif pada pengguna bahan ajar multimedia dan upaya untuk mengatasinya melalui perancangan yang memperhatikan aspek beban kognitif.
fungsi perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak learning management system, Facebook memiliki keunggulan karena bisa digunakan tanpa menyewa atau mengelola serverdan lebih akrab digunakan oleh mahasiswa.
berpegang pada teori belajar yang sesuai. Pada penayangan informasi melalui slide presentasi (misalnya PowerPoint, Macromedia Flash, Corel Presentation), sering terjadi
perancang mengintegrasikan begitu saja tayangan slide lengkap dengan latar belakang musik atau efek suara yang tidak sesuai dengan konteks tayangan. Maksud perancang
mungkin ingin menjadikan tayangan informasinya lebih ‘menarik’. Masalahnya, di balik tayangan yang ‘menarik’ tersembunyi potensi munculnya kejenuhan kognitif akibat
sibuknya saluran informasi pada penikmat tayangan dalam menyalurkan dan mengolah informasi. Artikel ini membahas potensi timbulnya kejenuhan kognitif pada pengguna bahan ajar multimedia dan upaya untuk mengatasinya melalui perancangan yang memperhatikan aspek beban kognitif.