Orangtua Jawa akan dihargai oleh anak keturunannya dengan pituturnya (petuah yang baik). Gugon tu... more Orangtua Jawa akan dihargai oleh anak keturunannya dengan pituturnya (petuah yang baik). Gugon tuhon adalah salah satu bentuk pitutur menurut orangtua Jawa. Penelitian ini adalah penelitian tentang gugoh tuhon dalam bahasa Jawa ditinjau dari sudut pandang Etnolinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan nilai gugoh tuhon dalam bahasa Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian gugoh tuhon dalam bahasa Jawa, ditemukan bahwa gugon tuhon dalam bahasa jawa menggunakan beberapa bentuk pewatas diantaranya adalah pewatas aja-yang digunakan dalam gugon tuhon memiliki fungsi antara lain sebagai larangan, sebab-akibat, dan pengandaian. Nilai yang terkandung dan dapat ditemukan dari gugon tuhon bahasa Jawa antara lain adalah nilai kasih sayang, sopan santun, kesehatan, keteraturan dan nilai kesempurnaan.
"Bahasa itu dinamis", demikian Abdul Chaer menyebut hakikat bahasa di dalam bukunya (Chaer 2007:5... more "Bahasa itu dinamis", demikian Abdul Chaer menyebut hakikat bahasa di dalam bukunya (Chaer 2007:53). Pernyataan ini tentu sejalan dengan kondisi bahasa Indonesia belakangan ini yang ditampilkan pada ruang-ruang publik. Hal ini tentu dapat kita fahami karena bahasa memang mengambil peran dalam seluruh aktifitas dan gerak manusia. Tidak ada satu pun aktifitas manusia yang tidak melibatkan peran bahasa di dalamnya. Perkembangan teknologi khususnya media sosial juga mengambil peran dalam menfasilitasi bagaimana penggunaan bahasa pada era modern ini diekspresikan yang menurut generasi milenial dikenal dengan zaman now. Belakangan ini sering sekali kita jumpai fenomena yang menyita perhatian masyarakat. Mulai dari fenomena lucu, menghibur, dan memilukan hingga fenomena yang memanas di masyarakat. Dari semua fenomena ini, bahasa sedikit banyak mengambil peranan penting sebagai wadah dalam menfasilitasi dan mengekpresikan bahasa kekinian ini. Berikut adalah penelusuran singkat penulis dalam mengamati bagaimana bahasa mengambil peran dalam fenomena kekinian di masyarakat. Tentu paparan yang disajikan pada tulisan ini masih perlu pengamatan dan penggalian data lebih mendalam untuk menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh. Secara singkat dapat dipaparkan sebagai berikut: Bahasa dan Tagar Tagar atau istilah lainnya dikenal dengan hastag sering kita jumpai di media sosial. Keberadaannya menjadi penanda baru pada pengunaan bahasa di media sosial seperti twitter, facebook, instagram, dan lain-lain. Tagar ini difungsikan sebagai pengelompok pesan dari si pembuat tagar. Lazimnya tagar diposisikan sebelum kata atau frasa yang digunakan pada media sosial. Perang tagar belakangan menjadi menarik untuk diperbincangkan bukan hanya karena menjadi booming dan dibahas dimana-mana namun juga karena pergeserannya.
Orangtua Jawa akan dihargai oleh anak keturunannya dengan pituturnya (petuah yang baik). Gugon tu... more Orangtua Jawa akan dihargai oleh anak keturunannya dengan pituturnya (petuah yang baik). Gugon tuhon adalah salah satu bentuk pitutur menurut orangtua Jawa. Penelitian ini adalah penelitian tentang gugoh tuhon dalam bahasa Jawa ditinjau dari sudut pandang Etnolinguistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan nilai gugoh tuhon dalam bahasa Jawa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian gugoh tuhon dalam bahasa Jawa, ditemukan bahwa gugon tuhon dalam bahasa jawa menggunakan beberapa bentuk pewatas diantaranya adalah pewatas aja-yang digunakan dalam gugon tuhon memiliki fungsi antara lain sebagai larangan, sebab-akibat, dan pengandaian. Nilai yang terkandung dan dapat ditemukan dari gugon tuhon bahasa Jawa antara lain adalah nilai kasih sayang, sopan santun, kesehatan, keteraturan dan nilai kesempurnaan.
"Bahasa itu dinamis", demikian Abdul Chaer menyebut hakikat bahasa di dalam bukunya (Chaer 2007:5... more "Bahasa itu dinamis", demikian Abdul Chaer menyebut hakikat bahasa di dalam bukunya (Chaer 2007:53). Pernyataan ini tentu sejalan dengan kondisi bahasa Indonesia belakangan ini yang ditampilkan pada ruang-ruang publik. Hal ini tentu dapat kita fahami karena bahasa memang mengambil peran dalam seluruh aktifitas dan gerak manusia. Tidak ada satu pun aktifitas manusia yang tidak melibatkan peran bahasa di dalamnya. Perkembangan teknologi khususnya media sosial juga mengambil peran dalam menfasilitasi bagaimana penggunaan bahasa pada era modern ini diekspresikan yang menurut generasi milenial dikenal dengan zaman now. Belakangan ini sering sekali kita jumpai fenomena yang menyita perhatian masyarakat. Mulai dari fenomena lucu, menghibur, dan memilukan hingga fenomena yang memanas di masyarakat. Dari semua fenomena ini, bahasa sedikit banyak mengambil peranan penting sebagai wadah dalam menfasilitasi dan mengekpresikan bahasa kekinian ini. Berikut adalah penelusuran singkat penulis dalam mengamati bagaimana bahasa mengambil peran dalam fenomena kekinian di masyarakat. Tentu paparan yang disajikan pada tulisan ini masih perlu pengamatan dan penggalian data lebih mendalam untuk menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh. Secara singkat dapat dipaparkan sebagai berikut: Bahasa dan Tagar Tagar atau istilah lainnya dikenal dengan hastag sering kita jumpai di media sosial. Keberadaannya menjadi penanda baru pada pengunaan bahasa di media sosial seperti twitter, facebook, instagram, dan lain-lain. Tagar ini difungsikan sebagai pengelompok pesan dari si pembuat tagar. Lazimnya tagar diposisikan sebelum kata atau frasa yang digunakan pada media sosial. Perang tagar belakangan menjadi menarik untuk diperbincangkan bukan hanya karena menjadi booming dan dibahas dimana-mana namun juga karena pergeserannya.
Uploads
Papers by Taat Budiono
Teaching Documents by Taat Budiono