Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inklusivitas pertumbuhan ekonomi pada 34 prov... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inklusivitas pertumbuhan ekonomi pada 34 provinsi di Indonesia selama 2017-2019yang diukur melalui indeks pertumbuhan inklusif serta membandingkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI)dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari BPS, OJK, dan Dirjen Perimbangan Keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks komposit denganmodel pendekatan ADB, sedangkan untuk membandingkan keadaan inklusivitas pertumbuhan ekonomi di Kawasan Barat Indonesia denganKawasan Timur Indonesia menggunakan Uji One Way ANOVA.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum indeks pertumbuhan inklusif telah mencapai status yang memuaskan, hanya ada 1 provinsi yang konsisten berada pada status tidak memuaskan yaitu Papua. Inklusivitas pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia memiliki keadaan yang tidak sama di mana se...
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah, penyaji... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah, penyajian laporan keuangan daerah, aksesibilitas laporan keuangan daerah, dan desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dengan sistem pengendalian internal pemerintah sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai OPD Kabupaten Kudus. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 126 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sistem akuntansi keuangan daerah dan penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, variabel aksesibilitas laporan keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, dan variabel desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, s...
The objectives of this research were to: (1) identify the potentials of fish resources in Klaten... more The objectives of this research were to: (1) identify the potentials of fish resources in Klaten regency which can be developed as the economic generator of the community; (2) analyze the provision of fish products to support food security and safety for the surroundng region; (3) analyze the process of managing fish to perform food safety and security; 4) analyze the supporting factors of fish resources management in Klaten to develop the community economy; 5) analyze the constraints of managing fish resources in Klaten to develop the community economy; 6) analyze the policy and programs of the local Government of Klaten in developing the potenstials of fish resources; particularly fish cultivation; and (7) formulize an appropriate method to manage fish resources to improve the community economy and support food security and safety. This research applied descriptive approach and was qualitative in nature. Data were collected using several methods including site observation, in-de...
This study was attempted to develop the model for measuring human development progress at village... more This study was attempted to develop the model for measuring human development progress at village level by using an index system, namely Index of Human Resources Development for Villages (IHRDV). For this study four Regencies in Central Java Province were chosen as a pilot project, i.e. Wonogiri, Klaten, Sragen and Sukoharjo. IHRDV is composed over health, education and economic indicators. Each indicator consists of some variables derived from secondary data, where simple average method is applied to construct the model. Meanwhile, correlation of product moment and analyses of variance were used to analyze the differences of IHRDV. As results education indicator gives biggest contribution, while economic indicator provides smallest contribution to the IHRDV, while in Suhoharjo, health indicator gives smallest contribution to the IHRDV. There are some differences result if the IHRDV is correlated. The economic indicator has biggest correlation with the IHRDV in Klaten and Sragen, where education indicator has biggest correlation with the IHRDV in Wonogiri, and health indicator in Sukoharjo. With the 10 percent level of significance, only Klaten found having no significance while testing one-way analysis of variance in related with the differences of villages typologies. It implies that there are not differences among the IHRDV viewed by the differences of villages typologies. Through this study we would like to provide the value of IHRDV in average for the villages with rice cultivated area have the highest score compared with the others in Wonogiri, while villages with crops planted area have the highest score compared with the others in Klaten. While, the villages with manufacturing industry have highest score in Sukoharjo. Thus it is concluded that the effort to constructing the model for measuring progress of human development in the villages context has a big role in Indonesia for achieving a good condition in the future time. It is important to understand because in the villages, the public services are begun and never ending up to now.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk d... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk dari seperangkat indikator pembangunan Desa. Di samping itu juga untuk meneliti kinerja IPDesa jika dilihat dari beberapa variabel pembedanya. Sistem indeks yang dilengkapi alat uji korelasi dan analisis varian satu jalur, digunakan untuk menganalisis IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian dan variabel migrasi bersih (net migrations).
The purpose of this study is to develop the Development Index of Villages (VDI) that it is formed from a set of development indicators for villages. In addition it is also to examine the performance of VDI when viewed from several differences of control variables. The index system that complemented with test of correlation and analysis of variance were used to analyze differences of VDI based on secondary data in 2011. The document of Sub District in the Figures published by BPS in Klaten district in Central Java Province is used to support this study. From the results of the study, it was found that of 9 VDI determinants, the only indicator that in absolute terms and the degree of correlation almost similar was Indicators of Public Welfare (IJAHMAS). This indicates that IJAHMAS have an important role in the formation of VDI. Of 5 (five) differentiating factors, there were only 2 variables significant different, i.e the ratio of agricultural land and variable of net migration
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk d... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk dari seperangkat indikator pembangunan Desa. Di samping itu juga untuk meneliti kinerja IPDesa jika dilihat dari beberapa variabel pembedanya. Sistem indeks yang dilengkapi alat uji korelasi dan analisis varian satu jalur, digunakan untuk menganalisis IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian dan variabel migrasi bersih (net migrations).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inklusivitas pertumbuhan ekonomi pada 34 prov... more Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana inklusivitas pertumbuhan ekonomi pada 34 provinsi di Indonesia selama 2017-2019yang diukur melalui indeks pertumbuhan inklusif serta membandingkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi antara Kawasan Barat Indonesia (KBI)dengan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari BPS, OJK, dan Dirjen Perimbangan Keuangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks komposit denganmodel pendekatan ADB, sedangkan untuk membandingkan keadaan inklusivitas pertumbuhan ekonomi di Kawasan Barat Indonesia denganKawasan Timur Indonesia menggunakan Uji One Way ANOVA.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum indeks pertumbuhan inklusif telah mencapai status yang memuaskan, hanya ada 1 provinsi yang konsisten berada pada status tidak memuaskan yaitu Papua. Inklusivitas pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia memiliki keadaan yang tidak sama di mana se...
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah, penyaji... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah, penyajian laporan keuangan daerah, aksesibilitas laporan keuangan daerah, dan desentralisasi fiskal terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dengan sistem pengendalian internal pemerintah sebagai variabel moderating. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai OPD Kabupaten Kudus. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 126 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sistem akuntansi keuangan daerah dan penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh negatif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, variabel aksesibilitas laporan keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, dan variabel desentralisasi fiskal berpengaruh positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, s...
The objectives of this research were to: (1) identify the potentials of fish resources in Klaten... more The objectives of this research were to: (1) identify the potentials of fish resources in Klaten regency which can be developed as the economic generator of the community; (2) analyze the provision of fish products to support food security and safety for the surroundng region; (3) analyze the process of managing fish to perform food safety and security; 4) analyze the supporting factors of fish resources management in Klaten to develop the community economy; 5) analyze the constraints of managing fish resources in Klaten to develop the community economy; 6) analyze the policy and programs of the local Government of Klaten in developing the potenstials of fish resources; particularly fish cultivation; and (7) formulize an appropriate method to manage fish resources to improve the community economy and support food security and safety. This research applied descriptive approach and was qualitative in nature. Data were collected using several methods including site observation, in-de...
This study was attempted to develop the model for measuring human development progress at village... more This study was attempted to develop the model for measuring human development progress at village level by using an index system, namely Index of Human Resources Development for Villages (IHRDV). For this study four Regencies in Central Java Province were chosen as a pilot project, i.e. Wonogiri, Klaten, Sragen and Sukoharjo. IHRDV is composed over health, education and economic indicators. Each indicator consists of some variables derived from secondary data, where simple average method is applied to construct the model. Meanwhile, correlation of product moment and analyses of variance were used to analyze the differences of IHRDV. As results education indicator gives biggest contribution, while economic indicator provides smallest contribution to the IHRDV, while in Suhoharjo, health indicator gives smallest contribution to the IHRDV. There are some differences result if the IHRDV is correlated. The economic indicator has biggest correlation with the IHRDV in Klaten and Sragen, where education indicator has biggest correlation with the IHRDV in Wonogiri, and health indicator in Sukoharjo. With the 10 percent level of significance, only Klaten found having no significance while testing one-way analysis of variance in related with the differences of villages typologies. It implies that there are not differences among the IHRDV viewed by the differences of villages typologies. Through this study we would like to provide the value of IHRDV in average for the villages with rice cultivated area have the highest score compared with the others in Wonogiri, while villages with crops planted area have the highest score compared with the others in Klaten. While, the villages with manufacturing industry have highest score in Sukoharjo. Thus it is concluded that the effort to constructing the model for measuring progress of human development in the villages context has a big role in Indonesia for achieving a good condition in the future time. It is important to understand because in the villages, the public services are begun and never ending up to now.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk d... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk dari seperangkat indikator pembangunan Desa. Di samping itu juga untuk meneliti kinerja IPDesa jika dilihat dari beberapa variabel pembedanya. Sistem indeks yang dilengkapi alat uji korelasi dan analisis varian satu jalur, digunakan untuk menganalisis IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian dan variabel migrasi bersih (net migrations).
The purpose of this study is to develop the Development Index of Villages (VDI) that it is formed from a set of development indicators for villages. In addition it is also to examine the performance of VDI when viewed from several differences of control variables. The index system that complemented with test of correlation and analysis of variance were used to analyze differences of VDI based on secondary data in 2011. The document of Sub District in the Figures published by BPS in Klaten district in Central Java Province is used to support this study. From the results of the study, it was found that of 9 VDI determinants, the only indicator that in absolute terms and the degree of correlation almost similar was Indicators of Public Welfare (IJAHMAS). This indicates that IJAHMAS have an important role in the formation of VDI. Of 5 (five) differentiating factors, there were only 2 variables significant different, i.e the ratio of agricultural land and variable of net migration
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk d... more Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyusun Indeks Pembangunan Desa (IPDesa) yang dibentuk dari seperangkat indikator pembangunan Desa. Di samping itu juga untuk meneliti kinerja IPDesa jika dilihat dari beberapa variabel pembedanya. Sistem indeks yang dilengkapi alat uji korelasi dan analisis varian satu jalur, digunakan untuk menganalisis IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian dan variabel migrasi bersih (net migrations).
Uploads
Papers by Mulyanto Mulyanto
The purpose of this study is to develop the Development Index of Villages (VDI) that it is formed from a set of development indicators for villages. In addition it is also to examine the performance of VDI when viewed from several differences of control variables. The index system that complemented with test of correlation and analysis of variance were used to analyze differences of VDI based on secondary data in 2011. The document of Sub District in the Figures published by BPS in Klaten district in Central Java Province is used to support this study. From the results of the study, it was found that of 9 VDI determinants, the only indicator that in absolute terms and the degree of correlation almost similar was Indicators of Public Welfare (IJAHMAS). This indicates that IJAHMAS have an important role in the formation of VDI. Of 5 (five) differentiating factors, there were only 2 variables significant different, i.e the ratio of agricultural land and variable of net migration
IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir
sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian
dan variabel migrasi bersih (net migrations).
The purpose of this study is to develop the Development Index of Villages (VDI) that it is formed from a set of development indicators for villages. In addition it is also to examine the performance of VDI when viewed from several differences of control variables. The index system that complemented with test of correlation and analysis of variance were used to analyze differences of VDI based on secondary data in 2011. The document of Sub District in the Figures published by BPS in Klaten district in Central Java Province is used to support this study. From the results of the study, it was found that of 9 VDI determinants, the only indicator that in absolute terms and the degree of correlation almost similar was Indicators of Public Welfare (IJAHMAS). This indicates that IJAHMAS have an important role in the formation of VDI. Of 5 (five) differentiating factors, there were only 2 variables significant different, i.e the ratio of agricultural land and variable of net migration
IPDesa yang berbasis pada data sekunder tahun 2011 di 391 desa di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil studi ditemukan bahwa dari 9 indikator penentu IPDesa, satu-satunya indikator yang secara absolut maupun dari besaran derajad korelasi yang hampir
sama adalah Indikator Kesejahteraan Masyarakat (IJAHMAS). Hal ini mengindikasikan bahwa IJAHMAS mempunyai peran penting dalam pembentukan IPDesa. Dari 5 (lima) faktor pembeda, hanya ada 2 variabel pembeda yang signifikan, yaitu variabel rasio lahan pertanian
dan variabel migrasi bersih (net migrations).