ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengenal lalat buah (Drosophila melanogaster), membedakan s... more ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengenal lalat buah (Drosophila melanogaster), membedakan seks lalat buah dewasa secara morfologi, mempelajari pertumbuhan populasi lalat buah. Praktikum dilakukan pada hari Selasa, 11 April 2017 di Laboratorium Mikrobiologi FKIP Biologi UNS. Prinsip kerja praktikum yaitu pembuatan medium makanan sebagai medium kultur lalat buah (campuran dari buah pisang, tape ketela, benzoat), eterisasi dan pengamatan, pengamatan pertumbuhan populasi lalat buah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah lalat yang hidup dan mati, rasio jenis kelamin lalat. Pengamatan dilakukan setiap hari, selama 14 hari (12-23 April 2017). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai laju pertumbuhan instrinsik lalat buah pada botol kultur I adalah rN=18, sedangkan pada botol kultur II adalah rN=0. Pertumbuhan populasi lalat buah memiliki model pertumbuhan eksponensial berupa kurva J, dipengaruhi faktor lingkungan seperti ketersediaan makanan, suhu dan cahaya. Kata Kunci: populasi, pertumbuhan populasi, lalat buah (Drosophila melanogaster). PENDAHULUAN Populasi merupakan sekelompok organisme yang memiliki spesies sama (takson tertentu) atau kelompok lain dapat terjadi interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, serta terdapat pada waktu tertentu dan pada suatu wilayah atau kawasan tertentu (Imran, 2008). Populasi memiliki karakterisitik kelompok yang tidak dapat diterapkan pada lingkup individu. Karakteristik dasar populasi adalah mengenai kepadatan (densitas). Parameter populasi yang dapat mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (laju tingkat kelahiran), mortalitas (laju tingkat kematian), serta imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994 dalam Imran, 2008). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga dipengaruhi oleh struktur umur dan sex ratio pada populasi tersebut (Hadisubroto, 1989 dalam Lamatoa, 2013). Ukuran populasi dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Beberapa populasi bersifat konstan (stabil) dan beberapa populasi berfluktuatif dengan skala besar. Dalam perubahan populasi, faktor lingkungan menjadi faktor penentu utamanya. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya adalah dengan mengukur keseimbangan antara kelahiran dan kematian pada populasi tersebut dalam upaya untuk memahami pola dinamika populasi tersebut di alam (Naughton, 1973). Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu. Populasi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila laju natalitas lebih besar daripada laju mortalitas. Kajian mengenai pertumbuhan populasi ini penting agar dapat menganalisis laju pertumbuhan populasi, menentukan model pertumbuhan populasi, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi tersebut. Menurut Basukriadi (2011), grafik yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN, dikenal sebagai kurva bentuk J atau kurva laju pertumbuhan eksponensial. Sedangkan menurut Chusnia (2009), kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S (sigmoid). Kurva
Laporan Praktikum Embriologi Hewan
Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si
Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., ... more Laporan Praktikum Embriologi Hewan Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Si FKIP BIOLOGI UNS Angkatan 2014
ABSTRAK Abstrak : Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode CMRR (Capture, Mark, Release, a... more ABSTRAK Abstrak : Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode CMRR (Capture, Mark, Release, and Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi serta membandingkan hasil estimasi dari rumus Peterson dan rumus Schnabel. Prinsip kerjanya yaitu mengambil segenggam kancing baju hijau yang ada di dalam saku jas praktikum, menghitung jumlahnya, kemudian menggantikan jumlah kancing baju warna hijau dengan kancing warna merah dan memasukkannya ke dalam saku berisi kancing baju warna hijau tadi. Kemudian mengambil cuplikan kedua dengan cara yang sama, dan dilakukan pengulangan hingga sepuluh kali. Hasil analisis rumus Peterson menunjukkan ukuran populasi sebesar 164.73, standar error sebesar 149.5849061904 dan N relatif sebesar 164.73 ± 3.3681514877. Hasil analisis rumus Schnabel menunjukkan ukuran populasi sebesar 19.8055555556, standar error sebesar 3.8638896359 dan N relatif sebesar 19.8055555556 ± 3.3681514877. Perbandingan keduanya menunjukkan bahwa rumus Schnabel lebih akurat dalam estimasi jumlah populasi dibandingkan dengan rumus Peterson. PENDAHULUAN Populasi merupakan sekelompok individu dalam satu spesies atau kelompok lain dapat terjadi interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, serta terdapat pada waktu tertentu dan pada suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki karakterisitik kelompok yang tidak dapat diterapkan pada lingkup individu. Karakteristik dasar populasi adalah mengenai kepadatan (density). parameter populasi yang dapat mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), serta imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir
Percobaan dilakukan untuk mengetahui tipe life form Phanerophyte plot 3 wilayah Plesungan, Gondan... more Percobaan dilakukan untuk mengetahui tipe life form Phanerophyte plot 3 wilayah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar. Sampling dilakukan dengan cara random sampling ukuran plot 10x10m. Parameter yang diamati adalah luas penutupan cover setiap tegakan pohon tumbuhan Phanerophyte. Berdasarkan percobaan tingkat luas penutupan cover tegakan pohon tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus 16,909 m 2 dan terendah adalah Psidium guajava 0,018 m 2. Tipe life form Phanerophyte adalah 37,45 m 2 memiliki skala Braun-Blanquet 37,5 lebih kecil dari skala Raunkiaer 46 sehingga menunjukkan kondisi daya dukung lingkungan untuk hidup yang rendah di wilayah Plesungan.
Percobaan bertujuan untuk mengetahui densitas vegetasi tumbuhan LCC poligon A dan Q di wilayah Pl... more Percobaan bertujuan untuk mengetahui densitas vegetasi tumbuhan LCC poligon A dan Q di wilayah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Parameter yang diukur adalah jenis dan jumlah individu LCC (Lower Corp Community). Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas tumbuhan LCC pada poligon A dan poligon Q bersifat heterogen atau persebaran spesies didalamnya merata, ditunjukkan dengan nilai t hitung (1,044347081) < t tabel (1,8595).
ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengenal lalat buah (Drosophila melanogaster), membedakan s... more ABSTRAK Praktikum ini bertujuan untuk mengenal lalat buah (Drosophila melanogaster), membedakan seks lalat buah dewasa secara morfologi, mempelajari pertumbuhan populasi lalat buah. Praktikum dilakukan pada hari Selasa, 11 April 2017 di Laboratorium Mikrobiologi FKIP Biologi UNS. Prinsip kerja praktikum yaitu pembuatan medium makanan sebagai medium kultur lalat buah (campuran dari buah pisang, tape ketela, benzoat), eterisasi dan pengamatan, pengamatan pertumbuhan populasi lalat buah. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah lalat yang hidup dan mati, rasio jenis kelamin lalat. Pengamatan dilakukan setiap hari, selama 14 hari (12-23 April 2017). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai laju pertumbuhan instrinsik lalat buah pada botol kultur I adalah rN=18, sedangkan pada botol kultur II adalah rN=0. Pertumbuhan populasi lalat buah memiliki model pertumbuhan eksponensial berupa kurva J, dipengaruhi faktor lingkungan seperti ketersediaan makanan, suhu dan cahaya. Kata Kunci: populasi, pertumbuhan populasi, lalat buah (Drosophila melanogaster). PENDAHULUAN Populasi merupakan sekelompok organisme yang memiliki spesies sama (takson tertentu) atau kelompok lain dapat terjadi interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, serta terdapat pada waktu tertentu dan pada suatu wilayah atau kawasan tertentu (Imran, 2008). Populasi memiliki karakterisitik kelompok yang tidak dapat diterapkan pada lingkup individu. Karakteristik dasar populasi adalah mengenai kepadatan (densitas). Parameter populasi yang dapat mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (laju tingkat kelahiran), mortalitas (laju tingkat kematian), serta imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994 dalam Imran, 2008). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga dipengaruhi oleh struktur umur dan sex ratio pada populasi tersebut (Hadisubroto, 1989 dalam Lamatoa, 2013). Ukuran populasi dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Beberapa populasi bersifat konstan (stabil) dan beberapa populasi berfluktuatif dengan skala besar. Dalam perubahan populasi, faktor lingkungan menjadi faktor penentu utamanya. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya adalah dengan mengukur keseimbangan antara kelahiran dan kematian pada populasi tersebut dalam upaya untuk memahami pola dinamika populasi tersebut di alam (Naughton, 1973). Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran populasi pada periode waktu tertentu. Populasi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila laju natalitas lebih besar daripada laju mortalitas. Kajian mengenai pertumbuhan populasi ini penting agar dapat menganalisis laju pertumbuhan populasi, menentukan model pertumbuhan populasi, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi tersebut. Menurut Basukriadi (2011), grafik yang menggambarkan secara aritmatik laju pertumbuhan populasi dN/dt = rN, dikenal sebagai kurva bentuk J atau kurva laju pertumbuhan eksponensial. Sedangkan menurut Chusnia (2009), kurva pertumbuhan populasi pada lingkungan yang terbatas disebut kurva bentuk S (sigmoid). Kurva
Laporan Praktikum Embriologi Hewan
Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si
Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., ... more Laporan Praktikum Embriologi Hewan Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Si FKIP BIOLOGI UNS Angkatan 2014
ABSTRAK Abstrak : Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode CMRR (Capture, Mark, Release, a... more ABSTRAK Abstrak : Praktikum ini bertujuan untuk menerapkan metode CMRR (Capture, Mark, Release, and Recapture) untuk memperkirakan besarnya populasi simulasi serta membandingkan hasil estimasi dari rumus Peterson dan rumus Schnabel. Prinsip kerjanya yaitu mengambil segenggam kancing baju hijau yang ada di dalam saku jas praktikum, menghitung jumlahnya, kemudian menggantikan jumlah kancing baju warna hijau dengan kancing warna merah dan memasukkannya ke dalam saku berisi kancing baju warna hijau tadi. Kemudian mengambil cuplikan kedua dengan cara yang sama, dan dilakukan pengulangan hingga sepuluh kali. Hasil analisis rumus Peterson menunjukkan ukuran populasi sebesar 164.73, standar error sebesar 149.5849061904 dan N relatif sebesar 164.73 ± 3.3681514877. Hasil analisis rumus Schnabel menunjukkan ukuran populasi sebesar 19.8055555556, standar error sebesar 3.8638896359 dan N relatif sebesar 19.8055555556 ± 3.3681514877. Perbandingan keduanya menunjukkan bahwa rumus Schnabel lebih akurat dalam estimasi jumlah populasi dibandingkan dengan rumus Peterson. PENDAHULUAN Populasi merupakan sekelompok individu dalam satu spesies atau kelompok lain dapat terjadi interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, serta terdapat pada waktu tertentu dan pada suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki karakterisitik kelompok yang tidak dapat diterapkan pada lingkup individu. Karakteristik dasar populasi adalah mengenai kepadatan (density). parameter populasi yang dapat mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), serta imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994). Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir
Percobaan dilakukan untuk mengetahui tipe life form Phanerophyte plot 3 wilayah Plesungan, Gondan... more Percobaan dilakukan untuk mengetahui tipe life form Phanerophyte plot 3 wilayah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar. Sampling dilakukan dengan cara random sampling ukuran plot 10x10m. Parameter yang diamati adalah luas penutupan cover setiap tegakan pohon tumbuhan Phanerophyte. Berdasarkan percobaan tingkat luas penutupan cover tegakan pohon tertinggi adalah Hibiscus tiliaceus 16,909 m 2 dan terendah adalah Psidium guajava 0,018 m 2. Tipe life form Phanerophyte adalah 37,45 m 2 memiliki skala Braun-Blanquet 37,5 lebih kecil dari skala Raunkiaer 46 sehingga menunjukkan kondisi daya dukung lingkungan untuk hidup yang rendah di wilayah Plesungan.
Percobaan bertujuan untuk mengetahui densitas vegetasi tumbuhan LCC poligon A dan Q di wilayah Pl... more Percobaan bertujuan untuk mengetahui densitas vegetasi tumbuhan LCC poligon A dan Q di wilayah Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, Jawa Tengah. Teknik sampling yang digunakan adalah random sampling. Parameter yang diukur adalah jenis dan jumlah individu LCC (Lower Corp Community). Hasil penelitian menunjukkan bahwa densitas tumbuhan LCC pada poligon A dan poligon Q bersifat heterogen atau persebaran spesies didalamnya merata, ditunjukkan dengan nilai t hitung (1,044347081) < t tabel (1,8595).
Uploads
Papers by Azhari Fatikhasuri
Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si
Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Si
FKIP BIOLOGI UNS
Angkatan 2014
Dosen : Ibu Harlita, S.Si, M.Si
Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Si
FKIP BIOLOGI UNS
Angkatan 2014