Syntax Idea: p–ISSN: 2684-6853 e-ISSN: 2684-883X
Vol. 4, No. 9, September 2022
PENGARUH EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 KABUPATEN MANDAILING NATAL
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga
Universitas Negeri Medan, Indonesia
Email: sulhanhamid@gmail.com, sautpurbapurba@gmail.com,
siburianpaningkat@gmail.com, osbertsinaga@unimed.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) pengaruh efikasi diri terhadap kinerja
guru penggerak, 2) pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru penggerak dan, 3)
pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kinerja guru penggerak. Rancangan
penelitian ini berbentuk eksplanasi. Subjek penelitian ini seluruh guru penggerak di
Kabupaten Mandailing Natal dengan berjumlah 60 orang. Instrumen pengumpulan data
melalui kuesioner. Analisis data menggunakan analisis statistik inferensial dengan
analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil analisis data koefisien Freg = 0,809 ;
sig. 0,450. semakin tinggi efikasi diri dan semakin tinggi motivasi kerja maka semakin
tinggi kinerja. Sebaliknya semakin rendah efikasi diri dan semakin rendah motivasi
kerja maka semakin rendah kinerja guru penggerak. Berdasarkan hasil penelitian ini,
maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
diterima. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa efikasi diri dan motivasi kerja
memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap kinerja. Artinya kedua variabel
(efikasi diri dan motivasi kerja) memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap
tinggi rendahnya kinerja.
Kata Kunci: Efikasi Diri; Motivasi kerja; Kinerja Guru Penggerak
Abstract
The purpose of this study is to describe: 1) the effect of self-efficacy on the performance
of the driving teacher, 2) the effect of work motivation on the performance of the driving
teacher, and 3) the effect of self-efficacy and work motivation on the performance of the
driving teacher. This research design is in the form of an explanation. The subjects of
this study were all teachers in Mandailing Natal Regency, totaling 60 people. The
instrument of data collection was through a questionnaire. Data analysis used
inferential statistical analysis with multiple linear regression analysis. Based on the
results of data analysis, the coefficient of Freg = 0.809; sig. 0.450. the higher the selfefficacy and the higher the work motivation, the higher the performance. On the other
hand, the lower the self-efficacy and the lower the work motivation, the lower the
performance of the driving teacher. Based on the results of this study, it can be stated
that the hypothesis proposed in this study is accepted. The results of this study also
prove that self-efficacy and work motivation contribute 36.186% to performance. This
means that the two variables (self-efficacy and work motivation) contribute 36.186% to
the high and low performance.
How to cite:
E-ISSN:
Published by:
Hamid, S. (2022) Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Penggerak
Angkatan 4 Kabupaten Mandailing Natal. Jurnal sSyntax Idea 4 (9)
https://doi.org/10.36418/syntax-idea.v4i9.1957
2684-883X
Ridwan Institute
Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Penggerak Angkatan
4 Kabupaten Mandailing Natal
Keywords: Self-Efficacy; Work Motivation; Motivating Teacher Performance
Pendahuluan
Efikasi diri merupakan keyakinan bahwa seseorang memiliki kapabilitas yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik (Coolquit, 2017). Efikasi
diri adalah kepercayaan diri seseorang dalam melakukan tugas. Ciri utama dari orang
yang memiliki efikasi diri yaitu memiliki kompetensi dan kepercayaan diri dalam
menyelesaikan pekerjaan sebagai pencapaian sebuah prestasi. Efikasi diri adalah
keyakinan seseorang terkait keberhasilan dirinya mengatasi situasi yang sulit
(Ivancevich Jr, n.d. 2012 ). Definisi efikasi diri menurut Wagner dan Hollenback
(Gibson, James L., John M. Ivancevich, n.d. 2012 ): penilaian seseorang tentang tentang
kemampuan dirinya melaksanakan rangkaian tindakan terkait situasi khusus yang
dihadapinya. Efikasi diri mencerminkan usaha seseorang dan ketahanan diri dalam
menghadapi rintangan ataupun tekanan. Seseorang yang memiliki efikasi diri memiliki
cara dalam bersikap dan bertindak menghadapi situasi, mampu menghadapi situasi
apapun dan menghasilkan sesuatu yang bernilai positif.
Pendapat (Manurung, Hidayat, Patras, & Fatmasari, 2018) mengatakan bahwa
efikasi diri merupakan sikap dan keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya
dalam melaksanakan tugas mencapai keberhasilan. Efikasi diri tercermin dari 3
indikator; 1) keyakinan dapat mengatasi kesulitan atau rintangan, 2) keyakinan dengan
kemampuan dan, 3) keyakinan untuk membangkitkan semangat dan menciptakan
peluang keberhasilan. Dari kajian teori para ahli efikasi diri itu dapat diartikan sebagai
keyakinan seseorang dengan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab secara baik. (Ismail et al., 2022). Dengan melakukan sintesis terhadap
pendapat para ahli, indikator seseorang yang memiliki efikasi diri antara lain: 1) percaya
dengan potensi diri, 2) motivasi menyelesaikan tugas, 3) memiliki ketekunan, 4)
memberikan usaha yang lebih dan, 5) ketahanan dalam menghadapi masalah.(abdulla,
2022)
Motivasi merupakan suatu dorongan bagi individu baik dalam diri maupun dari
luar yang dapat mempengaruhi etos kerja atau kualitas kerja individu motivasi kerja
adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Kuat dan lemahnya
motivasi kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi menurut Indah dalam (Lian,
n.d.2021) motivasi adalah motivasi untuk keinginan memperoleh suatu dari dalam hati
untuk membuktikan dalam bentuk prestasi.
Dalam melaksanakan tugas, motivasi kerja bagi guru sangatlah penting untuk
kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan tercapai
sesuai Undang Undang Sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 3. Motivasi mendorong
seseorang (guru) untuk berbuat dan menggerakkan kegiatan yang akan dilakukan.
Motivasi juga menentukan dan menyeleksi arah pekerjaan. Motivasi kerja guru
dipengaruhi berbagai faktor. Secara garis besar motivasi kerja guru dipengaruhi faktor
intrinsik dan ekstrinsik. (Simarmata, 2020). Faktor intrinsik yaitu faktor yang muncul
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
1323
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga
dari dalam diri yang didorong oleh keinginan seperti harapan dan cita-cta. Sedangkan
faktor ekstrinsik adalah faktor yang mempengaruhi dari luar diri seperti lingkungan,
penghargaan dan kegiatan yang dilaksanakan.
Indikator motivasi kerja guru (Hamzah & Winardi, 2017) terlihat dalam 4 hal
yaitu: 1) tanggung jawab melakukan kerja, 2) prestasi yang dicapai, 3) pengembangan
diri dan, 4) kemandirian dalam bertindak. Dalam dimensi internal Hamzah (2017)
mencirikan dengan: 1) tanggung jawab guru melaksanakan tugas, 2) pelaksanaan tugas
dengan target yang jelas, 3) mempunyai kejelasan tujuan dan menantang, 4) ada umpan
balik atas hasil pekerjaanya, 5) memiliki perasaan senang dalam bekerja, 6) selalu
berusaha untuk mengungguli orang lain dan, 7) mengutamakan prestasi dari yang
dikerjakan. Sementara itu dalam dimensi ekternal, (Hamzah B. Uno, n.d.2017) membuat
indikator antara lain: 1) Berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja, 2)
senang memperoleh pujian dari yang dikerjakan, 3) bekerja dengan harapan
memperoleh insentif dan, 4) bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian teman
dan atasan.
Kinerja seseorang sangat dipengaruhi oleh faktor kemampuan, motivasi dan
kesempatan (Robbins, Stephen P., n.d. 2016 ). Kinerja bila dikaitkan dengan guru
merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam melaksanakan tugas maupun
pekerjaannya dalam bidang pendidikan. Kinerja guru dinyatakan baik apabila tujuan
tercapai sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kinerja guru dapat ditunjukkan dari
kemampuan guru dalam menguasai kompetensi yang dipersyaratkan yakni kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
(RI, 2019)
Berdasarkan penelitian terdahulu banyak penelitian yang menyelidiki Efikasi diri
guru dalam konteks yang berbeda. Menurut Chis 2018 dalam (Syafrani, 2021) meneliti
peran efikasi diri dan dukungan sosial guru dalam mengurangi stres dan tekanan
psikologis mereka. Dia menemukan bukti tipis yang mendukung efek positif efikasi diri
pada stress. Penelitian lainnya terhadap rendahnya kinerja guru di sekolah dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor diantaranya kompetensi, motivasi kerja, disiplin kerja,
kepuasan kerja, organisasi tempat guru mengajar, kepemimpinan kepala sekolah
maupun adanya kebijakan pemerintah tentang pendidikan (abdulla, 2022). Kinerja guru
dengan orientasi penguasaan teori dan hafalan, menyebabkan kemampuan siswa tidak
dapat berkembang secara optimal dan utuh seperti apa yang diinginkan (Hartiwi,
Kozlova, & Masitoh, 2020). Senada dengan itu, (Hamzah & Winardi, 2017)
mengemukakan kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan
kerja, budaya organisasi, kepemimpinan motivasi kerja, disiplin kerja, gaji, kepuasan
kerja dan faktor lainnya. Kinerja guru menjadi optimal bila diintegrasikan dengan
komponen persekolahan lainnya seperti kepada sekolah dan peserta didik.
Fenomena yang terjadi di lapangan ditemukan masih ada Guru Penggerak
angkatan 4 di kabupaten Mandailing Natal yang belum memiliki efikasi diri yang baik,
seperti belum semua Guru Penggerak angkatan 4 di kabupaten Mandailing Natal
percaya dengan potensi dirinya, masih terlambat menyelesaikan tugas di LMS dari
1324
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Penggerak Angkatan
4 Kabupaten Mandailing Natal
waktu yang ditetapkan, masih menunda-nunda pekerjaan. Sampai ada Guru Penggerak
guru penggerak angkatan 4 di kabupaten Mandailing Natal yang hampir mengundurkan
diri dari Program Guru Penggerak yang dilaksanakan selama 9 bulan. Selain itu kinerja
Guru Penggerak juga dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja. Temuan di lapangan Guru
Penggerak angkatan 4 kabupaten Mandailing belum sepenuhnya memiliki
tanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Belum adanya penelitian yang
membahas tentang efikasi diri dan motivasi kerja khususnya Guru Penggerak terlebih
lagi lokasi di Kabupaten Mandailing Natal membuat hal yang menarik bagi peneliti
untuk membahas hal ini. Ini tidak terlepas dari Program Guru Penggerak ini dilakukan
selama 9 bulan dengan mengikuti 10 modul baik secara sinkronus maupun asinkronus.
Guru Penggerakyang mengikuti program ini atas keinginan sendiri dan tidak
mendapatkan insentif kecuali uang pulsa Rp 150.000 per bulan.
Penelitian ini bertuuan untuk mendeskripsikan pengaruh efikasi diri terhadap
kinerja guru penggerak, pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru penggerak dan,
pengaruh efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kinerja guru penggerak angkatan 4
Kabupaten Mandailing Natal.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi (explanatory research) yang
bertujuan menjelaskan hubungan sebab akibat (klausal) antar variabel melalui pengujian
hipotesis. Ditinjau dari tingkat eksplanasi asosiatif, penelitian ini menemukan ada
tidaknya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat dan berapa besar
pengaruhnya.
X1
X3
X2
Gambar 1
Hubungan Antar Variabel Penelitian
Keterangan:
X1
= Efikasi diri
X2
= Motivasi Kerja
Y
= Kinerja Guru
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
Dalam hal ini efikasi diri (X1) dan motivasi kerja (X2) merupakan variabel bebas
dan kinerja guru penggerak (Y) merupakan variabel terikat. Populasi penelitian ini
seluruh Calon Guru Penggerak angkatan 4 Kabupaten Mandailing Natal berjumlah 60
orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling karena jumlah populasi
kurang dari 100 orang. Dalam penelitian ini menggunakan instrumen angket
(kuisinoner) online dengan cara menyebar link google form kepada responden. Skala
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
1325
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Instrument yang
telah disusun kemudian dilakukan uji coba kepada 28 orang responden.
Data yang diperoleh dari subjek melalui skala ukur ditransformasikan ke dalam
angka-angka menjadi data kuantitatif, sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan
pendekatan statistik. Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dan uji hipotesis
penelitian dengan menggunakan Analisis Regresi Dua Prediktor, dimana yang menjadi
prediktor pertama (variabel bebas 1 = X1) adalah efikasi diri dan prediktor kedua
(variabel bebas 2 = X2) adalah motivasi kerja, sedangkan yang menjadi kriterium
(variabel terikat) adalah kinerja. Kedua variabel bebas ini akan diuji secara bersamaan,
sehingga dapat dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan
analisis data dengan teknik analisis Regresi 2 Prediktor, maka terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi yang meliputi : Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Uji linieritas, yaitu
untuk mengetahui apakah data dari masing-masing variabel bebas memiliki hubungan
yang linier dengan variabel terikat.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang sangat signifikan
antara efikasi diri dan motivasi kerja terhadap kinerja guru penggerak. Hasil ini
ditunjukkan dengan koefisien Freg = 0,809 ; sig. 0,450. Ini menandakan bahwa semakin
tinggi efikasi diri dan semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi kinerja.
Sebaliknya semakin rendah efikasi diri dan semakin rendah motivasi kerja maka
semakin rendah kinerja guru penggerak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa efikasi diri dan motivasi kerja
memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap kinerja. Artinya kedua variabel
(efikasi diri dan motivasi kerja) memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap
tinggi rendahnya kinerja. Sisanya sebesar 64,814% pengaruh dari variabel lain terhadap
kinerja, dimana faktor-faktor lain tersebut dalam penelitian ini tidak dilihat dalam
penelitian ini, diantaranya adalah faktor individu dan situasi kerja atau situasional yang
semua itu terdapat dalam kemampuan (kemampuan komunikasi interpersonal),
motivasi, pengetahuan pekerjaan, tingkat pendidikan, persepsi, tujuan, nilai-nilai,
keahlian, kompetisi, lingkungan sosial atau tekanan situasi, umur, jenis kelamin, masa,
dan jabatan atau keterlibatan kerja. Secara terpisah, efikasi diri memberikan kontribusi
sebesar 11,2% terhadap tinggi rendahnya kinerja, sementara motivasi kerja memberikan
kontribusi sebesar 9,2% terhadap tinggi rendahnya kinerja.
Hasil penelitian ini mendukung pernyataan yang disampaikan (Miner, Bassof, &
Moorman, 2001) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang
antara lain sikap (meliputi keyakinan, perasaan, dan perilaku yang cenderung kepada
orang lain atau sesuatu), keterlibatan kerja (tingkat seseorang memilih berpartisipasi
secara aktif dalam kerja, menjadikan kerja sebagai pusat perhatian hidup dan
memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang penting kepada penghargaan diri), perilaku
1326
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Penggerak Angkatan
4 Kabupaten Mandailing Natal
(tindakan seseorang dalam keadaan umum dan khusus), partisipasi (tingkat seseorang
secara nyata ikut serta dalam kegiatan-kegiatan organisasi) dan penampilan (tindakan
individu yang membantu mencapai tujuan organisasi termasuk kuantitas dan kualitas).
Keseluruhan faktor-faktor ini mencakup efikasi diri dan motivasi kerja. Efikasi diri yang
mempengaruhi proses berpikir, motivasi dan kondisi perasaan yang semuanya berperan
terhadap apa yang dilakukan. Individu dengan efikasi diri yang rendah dalam
mengerjakan tugas tertentu akan cenderung menghindari tugas itu. Kondisi ini akan
membuat individu sulit untuk meraih kinerja yang optimal. Individu yang merasa sulit
untuk memotivasi diri akan mengurangi usahanya atau menyerah dalam berbagai
macam rintangan yang dihadapinya. Efikasi diri juga mempengaruhi besar usaha dan
ketahanan individu dalam menghadapi kesulitan. Individu dengan efikasi diri yang
tinggi memandang tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dihadapi daripada
sebagai ancaman untuk dihindari. Jadi faktor yang dapat mempengaruhi efikasi diri
yaitu suatu tugas yang dirasakan sulit harus di hadapinya dengan berbagai situasi
tertentu melalui keyakinan akan kemampuannya sendiri.
Guru penggerak memiliki ciri yang profesional ditandai dengan adanya
penguasaan kemampuan/ kompetensi yang dimiliki guru yang meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Seorang guru penggerak dapat menguasai materi serta konsep-konsep mata pelajaran
yang diampunya, akan dapat melakukan proses pembelajaran yang berpihak pada siswa.
Menurut Effendi (1997) faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja guru
dalam proses belajar mengajar di sekolah adalah pengetahuan guru itu sendiri. Oleh
karena itu, guru harus senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuannya agar
mempunyai wawasan yang luas demi peningkatan kinerjanya.
Motivasi kerja yang dimiliki guru akan mendorong guru untuk bekerja atau
mengarahkan aktivitas selama bekerja serta menyebabkan guru mengetahui adanya
tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadinya. Jika seorang
guru mempunyai motivasi kerja yang tinggi, maka guru tersebut akan melakukan
pekerjaannya dengan keras, tekun, dan dengan dedikasi tinggi sehingga akan tercapai
hasil yang maksimal. Hal ini selaras dengan pendapat (Uno, 2008) yang menyatakan
bahwa motivasi erat hubungannya dengan perilaku dan kinerja atau prestasi kerja.
Dengan demikian semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula
kinerjanya begitu pula sebaliknya.
Castetter (dalam sagala 2007) menegaskan bahwa kualitas proses belajar mengajar
sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru-gurunya. Seorang guru akan
dapat melaksanakan tugasnya dengan apabila memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta wawasan yang luas dalam bidangnya. Hal ini didasarkan dengan pemikiran bahwa
seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila memiliki
pengetahuan dan keterampilan serta wawasan yang luas dalam bidangnya. Untuk
meningkatkan kinerjanya, guru harus selalu berusaha tepat waktu, menggunakan
metode dan strategi pembelajaran dengan tepat, serta mengikuti seminar atau pelatihan
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
1327
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga
Apabila guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka guru akan memberikan
yang terbaik demi kemajuan organisasinya. Motivasi dalam hal ini berfungsi sebagai
pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Motivasi kerja guru dapat berasal dari
dalam diri guru (motivasi intrinsik) maupun dari luar diri guru (motivasi ekstrinsik).
Motivasi yang berasal dari dalam diri guru akan menimbulkan kesadaran akan tanggung
jawab terhadap pekerjaannya yang lebih baik dibandingkan dengan dorongan yang
berasal luar diri guru. Guru yang merasa mampu menerapkan pembelajaran yang
disenangi siswa serta memiliki hubungan yang harmonis baik dengan siswa maupun
orang tua siswa, akan berdampak pada kinerja guru yang optimal. Seorang guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila memiliki tingkat motivasi dan kemampuan
yang mendukung penyelesaian tugasnya tersebut. Motivasi yang dimiliki seseorang
untuk melakukan sesuatu tidak akan efektif tanpa didukung oleh pemahaman yang jelas
tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Dengan
demikian, aspek kemampuan dan motivasi seseorang secara bersama-sama akan
berpengaruh terhadap kinerjanya
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dikemukakan,
maka kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, koefisien Freg = 0,809 ; sig. 0,450.
semakin tinggi efikasi diri dan semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi
kinerja. Sebaliknya semakin rendah efikasi diri dan semakin rendah motivasi kerja maka
semakin rendah kinerja guru penggerak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat
dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.
Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa efikasi diri dan motivasi kerja
memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap kinerja. Artinya kedua variabel
(efikasi diri dan motivasi kerja) memberikan kontribusi sebesar 36,186% terhadap
tinggi rendahnya kinerja.
Keterbatasan penelitian ini antara lain: a) Penelitian ini mengungkap kinerja guru
yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor efikasi diri dan faktor motivasi kerja,
sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi guru sangat kompleks dan tidak diungkap
dalam penelitian ini.
Saran bagi guru penggerak yaitu gambaran profesionalisme dan motivasi guru
yang berkategori tinggi perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Guru penggerak
diharapkan menjadi contoh dan motor penggerak bagi lingkungan belajar dan
sekolahnya. Guru penggerak diharapkan mampu menjadi model dan panutan bagi
lingkungan dan guru lain dalam hal perencanaan, pengelolaan pembelajaran serta
evaluasi hasil belajar siswa sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan koreksi atau penilaian diri dalam
rangka peningkatan kinerja mengajar guru secara berkelanjutan. (Ivanova, Gubanova,
Shakirova, & Masitoh, 2020)
Bagi sekolah, Koordinasi antara kepala sekolah, para guru dan karyawan perlu
ditingkatkan agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Pihak sekolah
1328
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Penggerak Angkatan
4 Kabupaten Mandailing Natal
diharapkan dapat mendukung program-program pemerintah dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru demi tercapainya pembelajaran yang berkualitas. Bagi Dinas
Pendidikan, Dalam upaya mempertahankan serta meningkatkan kinerja guru, Dinas
Pendidikan hendaknya senantiasa
melakukan perencanaan strategik dalam
pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru secara berkesinambungan
dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi guru ekonomi.
Sedangkan bagi peneliti selanjutnya, Dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi
dalam memecahkan permasalahan yang terkait dengan kinerja guru.
BIBLIOGRAFI
Abdulla. (2022). Peningkatan Produktivitas Kerja Guru Melalui Pengembangan Efikasi
Diri dan Kepemimpinan Visioner. Jurnal Manajemen Pendidikan, 10(1), 37–
42.Google Scholar
Coolquit. (2017). Organization Behavior, New York, Mcgraw-Hill. Google Scholar
Gibson, James L., John M. Ivancevich, James H. Donnelly. (N.D.). Robert
Konopaske.(2012). Organizations Behavior, Structure, Processes, Fourtteenth
Edition. Singapore: The Mcgraw-Hill Companies. Google Scholar
Hamzah B. Uno. (N.D.). Teori Motivasi Dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang
Pendidikan). Jakarta, Bumi Aksara. Google Scholar
Hamzah, Hamzah, & Winardi, Sugeng. (2017). Sistem Informasi Layanan Sms
Gateway Bagi Bidan dalam Program Pws-Kia. Respati, 9(26). Google Scholar
Hartiwi, Heriana, Kozlova, Anna Yu, & Masitoh, Fitri. (2020). The Effect Of Certified
Teachers And Principal Leadership Toward Teachers’ Performance. International
Journal Of Educational Review, 2(1), 70–88. Google Scholar
Ismail, Jeffrit Kalprianus, Hari Nugroho, S. E., MM, M. S. E., Intan Hesti Indriana, M.
M., Hendrayady, Agus, Sos, S., Sarjana, Sri, Melan Susanty Purnamasari, S. E.,
MM, C. M. A., & Nur Syamsiyah, S. T. (2022). Pengantar Manajemen. Media
Sains Indonesia. Google Scholar
Ivanova, Tatyana, Gubanova, Natalia, Shakirova, Indira, & Masitoh, Fitri. (2020).
Educational Technology As One Of The Terms For Enhancing Public Speaking
Skills. Universidad Y Sociedad, 12(2), 154–159. Google Scholar
Kasmir. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia, Depok, Rajawali Pers. Google
Scholar
Kompri. (N.D.). Motivasi Pembelajaran Perspektif Gurkompri. (N.D.). Motivasi
Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.U
Dan Siswa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Lian, B. (N.D.). Pengaruh Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Disiplin
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022
1329
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga
Kerja, Jurnal Manajemen Kepemimpinan Dan Supervisi Pendidikan, Volume 46
Nomor 1 Januari Juni 2021. Google Scholar
Manurung, Santa, Hidayat, Rais, Patras, Yuyun Elizabeth, & Fatmasari, Rhini. (2018).
Peningkatan Efektivitas Kerja Melalui Perbaikan Pelatihan, Penjaminan Mutu,
Kompetensi Akademik Dan Efikasi Diri Dalam Organisasi Pendidikan. Manageria:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 69–85. Google Scholar
Miner, Anne S., Bassof, Paula, & Moorman, Christine. (2001). Organizational
Improvisation And Learning: A Field Study. Administrative Science Quarterly,
46(2), 304–337. Google Scholar
RI, Kementerian Pendidikan Nasional. (2019). Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen. Google Scholar
Robbins, Stephen P., And Timothy A. Judge. (N.D.). Organizational Behavior, 16th
Edition, New Jersey, Pearson Prentice Hall. Google Scholar
Sa, Dalam, & Gala. (2007). kualitas proses belajar mengajar. jurnal.fkip.uns.ac.id.
Google Scholar
Simarmata, Risda Herawati. (2020). Upaya Peningkatan Motivasi Kerja Guru Sekolah
Dasar. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 654–660. Google Scholar
Soleh, Asep Muhamad, & Tobari, N. Kesumawati. (2019). Development Of Practical
Manual As A Learning Media For Simulator Aircraft Rescue And Fire Fighting.
International Journal Of Scientific & Technology Research, 8(10), 523–526.
Google Scholar
Syafrani, Lini. (2021). Iklim Sekolah, Efikasi Diri Dimoderisasi Oleh Emosi Terhadap
Kelelahan Guru. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 1683–1689. Google
Scholar
Uno, Yoshiharu. (2008). The Nonlifting Sign And Forceps Biopsy. Gastrointestinal
Endoscopy, 68(5), 1026–1027. Google Scholar
Copyright holder:
Sulhan Hamid H Lubis, Saut Purba, Paningkat Siburian, Osberth Sinaga (2022)
First publication right:
Syntax Idea
This article is licensed under:
1330
Syntax Idea, Vol. 4, No. 9, September 2022