Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
2024, Haikal Al Fiqri
Salah satu tema pokok yang diungkapkan dalam Al-Qur'an adalah menyangkut Ahlul Kitab. Al-Qur'an mengandung beberapa petunjuk tentang adanya para penganut kitab, juga mengenai agama lain selain agama Islam. Dalam Al-Qur'an, pemeluk agama Yahudi dan Nasrani diakui sebagai komunitas Ahlul Kitab. Hal ini diakui oleh sebagian besar umat Islam pada umumnya. Namun, di luar kedua agama tersebut menurut sebagian penafsir, Al-Qur'an tidak menyebut mereka sebagai komunitas Ahlul Kitab. Dikalangan penafsir Islam tradisional, para penafsir umumnya memahami Ahlul Kitab dalam Al-Qur'an secara harfiah atau literal, yang tak jarang memberikan kesan sempit terhadap makna dan cakupan mengenai Ahlul Kitab di dalam Al-Qur'an. Sementara, penafsir kontemporer merentangkan makna dan cakupannya ke arah yang semakin plural dan seringkali kontroversal, lantas bagaimana kita mengetahui siapa Ahlul Kitab sebenarnya?. Apakah seluruh Ahlul Kitab beriman kepada Allah?, dan apakah mereka seluruhnya sama?.
JIQTA: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Term Ahli Kitab di dalam Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat, di antara ayat-ayat tersebut terdapat beberapa pemahaman yang berbeda mengenai eksistensi mereka. Sementara wacana ke arah dialog antara agama mengarah kepada bentuk pluralisme yang menyejajarkan seluruh agama samawi yang ada, dalam hal ini Islam, Yahudi dan Nasrani. Tujuan dari riset ini adalah untuk mendeskripsikan Ahlul Kitab Dalam Perspektif Islam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Library Reseach. Adapun hasil dari riset ini adalah Term Ahli Kitab di dalam Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat. Dalam persfektif al-Quraan ahlul Bait salah satunya adalah meliputi Kekafiran Ahli Kitab; Yahudi dan Nasrani, Dakwah Islam kepada Ahli Kitab dan Toleransi Islam kepada Ahli Kitab.
Wiwik Indah Handayani, 2021
ABSTRAKSI Wahyu pertama (surah al-'Alaq ayat 1-5) yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. mengandung prinsip-prinsip ilmu dan teknologi. Kata Iqra' berarti bacalah, telitilah, damailah, ketahuilah ciri-ciri sesuatu; bacalah alam, tandatanda zaman, sejarah maupun diri sendiri, yang kesemua makna dapat dikembalikan kepada hakikat "menghimpun". Al-Qur'an adalah kitab suci yang berdimensi banyak yang kandungan isinya tidak saja berbicara tentang masalah-masalah keagamaan, tetapi lebih luas lagi meliputi berbagai aspek kehidupan manusia yang demikian kompleks, meskipun isinya tidak selalu tersusun secara sistematis sebagaimana layaknya buku-buku ilmiyah. Penafsiran Al-Qur'an telah berlangsung sejak masa Nabi saw., yang pada saat itu beliau sendiri bertindak sebagai mufassir, menjelaskan kepada sahabat tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya yang menyangkut ayat-ayat yang sulit dipahami atau samara-samar artinya. Sepeninggal Nabi saw., maka para sahabatlah yang tampil sebagai mufassir dan sekaligus mubayyin khususnya bagi sahabat yang mempunyai kemampuan. Begitulah seterusnya usaha pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an terus berlangsung dari masa ke masa, sesuai dengan perkembangan hidup masyarakat.
Rayah Al-Islam, 2020
The word t̲âghût has become a key word in the discourse of terrorism. This keeps the word t̲âghût from its position as one of the key words of the Qur'an. This study conducts a semantic analysis of all verses containing the word t̲âghût to get one general concept that can abstract various forms of t̲âghût in the Qur'an. Based on the theory which states that language is formed by a particular worldview so that the key words in that language can reflect the worldview that shapes it, this study analyzes the al-Qur'an's worldview which is reflected by the concept of t̲âghût. This study concludes that the t̲âghût in the Qur'an is a creature who goes beyond his boundary as a servant of Allah by establishing his own authority to regulate humans without relying on God's guidance. Al-Qur'an's worldview is an integral view that places God in a central position. In this theocentric structure, humans are seen as creatures who must submit to God in car...
The Quran is not a book that goes down in a vacuum culture. The Qur'an always comes down to answer all the problems. So every verse that descends, must be understood as the context or challenges it faces. In 'ulûm Al-Qurân this problem is called asbâb al-nuzûl. This paper attempts to explain various scholars' views on the science of asbâb al-nuzûl and some information about the technical application of ayat. This paper provides enough evidence that the 'ilm of asbâb al-nuzûl that has been compiled by the scholars from generation to generation can be called established and comprehensive. Keyword: Al-Quran, 'ulûm Al-Qurân, asbâb al-nuzûl. ABSTRAK Al-Qur"an bukanlah kitab yang turun dalam keadaan vakum budaya. Al-Qur"an selalu turun untuk menjawab semua problem yang ada. Maka setiap ayat yang turun, harus difahami sebagaimana konteks atau tantangan yang sedang dihadapinya. Dalam 'ulûm Al-Qurân permasalahan ini disebut dengan asbâb al-nuzûl. Tulisan ini mencoba menerangkan berbagai pandangan ulama mengenai ilmu asbâb al-nuzûl serta beberapa keterangan mengenai teknis penerapannya terhadap ayat. Tulisan ini cukup memberikan bukti bahwa ilmu asbâb al-nuzûl yang telah disusun oleh para ulama dari generasi ke generasi sudah bisa disebut mapan dan komprehensif. A. PENDAHULUAN Ayat-ayat Al-Qur"an turun dengan membawa hujjah yang jelas untuk kemaslahatan kehidupan manusia dan mengantarkan mereka ke jalan yang lurus. Namun ketika masa-masa turunnya itu, para sahabat radhiallahu an'hum telah menyaksikan bersama Rasul S.A.W. beberapa kejadian khusus yang harus diatasi dengan penjelasan syari"at secara langsung. Terkadang pula mereka merasa ragu dan bimbang dalam sebuah permasalahan yang mendorong mereka untuk bertanya secara langsung kepada Raulullah S.A.W. dan Allah-pun langsung menurunkan ayat Al-Qur"an sebagai jawabannya. Dari paparan tersebut, bisa
Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 2018
This article tries to enlighten and analyze the concept of ta'wil of Ibn 'Arabi on the verses of the Holy Qur-an. In order to understand the Holy Qur-an, Sufis used a method the-so-called Ta'wil.Ta'wil Sufis for in the name of the Holy Qur-ann is based on the belief that the Qur-an contains two sides, zahir (is the world of bodies whereas batin is the world of souls) and inner/inward/hidden. This dichotomy also becomes the basis for ta'wil of Ibn "Arabi on the verses of the Holy Qur-an. He called it the term Al-"Ibarah and Al-Isharah, essentially this term has similarities with zahir and batin. The semantic domain of the Qur-an iszahir Al-Ibarahkalam Allah (S.W.T.). In Ibn "Arabi's perspective there are two kinds of kalam, first when which does not need the medium used to express the language either in the form of pronunciation or numbers. Secondly, kalam are bond by substance or medium to express language, whether it is in the form of pronunciation or numbers. From the two types of Kalam, according to Ibn "Arabi only essential messages can produce knowledge, while kalam which is bond by substance only produce understandings.Al-Fahm is just an illustration of many images of knowledge, it is not knowledge. Keywords: ta"wil, al-"ibārah, al-ishārah. Artikel ini mencoba untuk mencerahkan dan menganalisis konsep ta'wil dari Ibn 'Arabi pada ayat-ayat Alquran. Untuk memahami Al-Qur'an Suci, para Sufi menggunakan metode yang-disebut Ta'wil. Untuk para sufi atas nama Al-Qur'an Suci didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Qur'an berisi dua sisi. , zahir (adalah dunia tubuh sedangkan batin adalah dunia jiwa) dan batin / dalam / tersembunyi. Dikotomi ini juga menjadi dasar ta'wil Ibn "Arabi pada ayat-ayat Al-Qur'an Suci. Dia menyebutnya istilah Al-bIbarah dan Al-Isharah, pada dasarnya istilah ini memiliki kemiripan dengan zahir dan batin. Domain semantik dari Qur-an iszahir Al-Ibarahkalam Allah (S.W.T.). Dalam perspektif Ibn "Arabi ada dua jenis kalam, pertama ketika yang tidak membutuhkan media yang digunakan untuk mengekspresikan bahasa baik dalam bentuk pengucapan atau angka. Kedua, kalam adalah ikatan dengan substansi atau medium untuk mengekspresikan bahasa, apakah itu dalam bentuk pengucapan atau angka. Dari dua jenis Kalam, menurut Ibn "Arabi hanya pesan esensial yang dapat menghasilkan pengetahuan, sedangkan kalam yang terikat oleh substansi hanya menghasilkan pemahaman. Fahm hanyalah ilustrasi dari banyak gambar pengetahuan, itu bukan pengetahuan. Kata Kunci: ta"wil, al-"ibārah, al-ishārah. Pendahuluan Al-Qur"an adalah kitab suci yang multiperspektif, ia dapat didekati dengan berbagai macam pendekatan. Pendekatan ini akhirnya memunculkan ragam corak tafsir al-Qur"an, salah satunya adalah corak tafsir sufi. Sebagai hasil penafsiran al-Qur"an, tafsir sufi menjadi corak yang kontroversial dikalangan para ahli. Bahkan beberapa ulama sepertial-Zarkashi tidak mengakuinya sebagai hasil penafsiran al-Qur"an. 1 Agaknya kontroversial corak tafsir sufi berimplikasi terhadap minimnya studi tentang tafsir sufi. Minat yang rendah (little-studied genre) dibuktikan dengan lebih banyak muncul kitab-kitab yang membahas al-Qur"an dalam perspektif tafsir eksoterik dibanding dengan tafsir al-Qur"an yang bersifat esoterik. Selain jumlah tafsir eksoterik yang lebih banyak dibanding karya tafsir esoterik, keberhasilan ulama dalam merumuskan metodologi tafsir eksoterik juga menjadi barometer dominasi eksoterik sebagai pendekatan tafsir. Al-Suyuti misalnya dalam al-Itqan fi "Ulum al-Qur"an menyusun aturan-aturan yang jelas tentang tafsir eksoterik. 2 1 Wahyudi, "Interpretasi Komparatif; Ta"wil Sufi Abu Hamid al-Ghazali dan Ibn "Arabi Terhadap Ayat-Ayat al-Qur"an," Islamika Inside 4, No. 2 (Desember 2018): 117. 2 Dalam salah satu bab, al-Suyuti menjelaskan tentang kaidah-kaidah yang dibutuhkan oleh mufassir, lihat : al-Suyuti, al-Itqan fiĩ "Ulum al-Qur"an, vol. II (t.tp: al-Hay"ah al-Misriyah al-"Ammah li al-Kitab, 1974), 334.
Abstract The substance of education is knowledge transformation process. Therefore, it needs appropriate methods and media to transfer it. In Islamic education context, these methods and media seem to be education curriculum. Moreover, the objective is moral establishment. Once the education curriculum is satisfactory, it could establish ethical person. One of the important curriculum aspects is right understanding of thinking concept according to Al-Qur’an. Conceptually, thinking has a very deep meaning. It was stated in some ayahs in Al-Qur’an. Some of them stated in the terms of: tafakkur, tadzakkur, tadabbur, and ta’aqqul. Specially, those terms have their special meanings. Those meanings lead up to one concept as heart concept (Qalb). Simply, thinking concept in Al-Qur’an a thinking process that involve heart and mind in understanding knowledge. Additionally, if this concept is implemented in education, it could create good characteristic human being because heart (Islamic perspective) is the place of iman, ihsan, taqwa, ikhlas, ridha, and so on. Keywords: thinking concept, tafakkur, ta’aqqul, moral education
Al-I’jaz : Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman, 2020
Al-Qur’an memiliki fungsi sebagai petunjuk bagi ummat manusia, maka setiap maknanya harus dipahami dengan sebaik-baik pemahaman. Kata hikmah merupakan salah satu kata yang memiliki makna berbeda-beda dan ditafsirkan dengan penafsiran yang berbeda-beda, sehingga pemaknaan kata tersebut perlu kita kaji lebih dalam agar penggunaannya bisa lebih jelas dan tepat. Pemahaman tersebut kita kaji dari baik dari al-Qur’an maupaun berbagai sumber serta kita pahami juga maknanya berdasarkan penjelasan beberapa ahli tafsir.
From Words to Space: Textual Sources for Reconstructing and Understanding Medieval Sacred Spaces, edited by Elisabetta Scirocco and Sible de Blaauw (Quaderni della Bibliotheca Hertziana) (Rome: Campisano Editore Srl, 2023), pp. 97–129., 2023
Interdisciplinary Studies in Musicology 22 , 2024
The Sixties, 2019
İSLARA ULUSLARARASI İSLAM ARAŞTIRMALARI KONGRESİ BİLDİRİLER KİTABI, 2022
In Liv Ingeborg Lied and Marilena Maniaci, eds.Bible as Notepad: Tracing Annotations and Annotation Practices in Late Antique and Medieval Biblical Manuscripts. Manuscripta Biblica 3. Berlin/Boston: De Gruyter, 2018. Pp 111-124, 2018
Postscripts, 2022
Ciência Animal Brasileira
Journal of Public Policy and Management Review, 2018
Budapest International Research in Exact Sciences (BirEx) Journal, 2021
Scientific Reports, 2023
Artificial intelligence in medicine, 2018