Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi (2019), 3 (1), 37-42 37 PROFIL GAYA BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ILMU LINGKUNGAN BERBASIS BLENDED LEARNING PROFILE OF STUDENT LEARNING STYLES IN ENVIRONMENTAL SCIENCE SUBJECT BASED ON BLENDED LEARNING Destri Ratna Ma’rifah *), Yahya Hanafi, Galuh Alif Fahmi Rizki Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Kampus 4, Jl. Ringroad Selatan, Bantul, D.I.Yogyakarta, Indonesia *)destrirm@pbio.uad.ac.id (penulis korespondensi) Diterima: November 2018; Disetujui: September 2019; Diterbitkan: November 2019 Abstrak Mahasiswa memiliki gaya belajar yang berbeda antara satu dengan yang lain meskipun kemungkinan ada yang memiliki gaya belajar sama. Mahasiswa termasuk sebagai peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. Mata kuliah Ilmu Lingkungan membutuhkan banyak pembelajaran secara kontekstual, pengayaan, diskusi dan studi kasus di lingkungan sehingga diselenggarakan secara blended learning. Blended learning akan efektif jika pengajar mengetahui gaya belajar mahasiswa. Oleh karena itu, perlu diketahui gaya belajar mahasiswa untuk keefektifan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Responden adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah Ilmu Lingkungan. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup. Data dianalisis menggunakan persentase. Hasil studi menunjukkan mahasiswa peserta mata kuliah Ilmu Lingkungan memiliki gaya belajar auditif-visual sebanyak 61,1%, kemudian diikuti oleh gaya belajar visual, visual-kinestetik, auditif-kinestetik, auditif, dan kinestetik. Pembelajaran secara blended (blended learning) dapat menjadi salah satu alternatif guna memfasilitasi gaya belajar mahasiswa yang beragam. Sebanyak 71,1% dari mahasiswa menggunakan internet sebagai sumber belajarnya dan sebanyak 91,2% mahasiswa mengakses internet melalui smartphone. Kebiasaan mahasiswa menggunakan internet melalui smartphone mendukung dalam kegiatan pembelajaran secara blended yang dilakukan. Kata kunci: gaya belajar mahasiswa, mata kuliah ilmu lingkungan, blended learning Abstract Students have different learning styles from one another even though there may be those who have the same learning style. Environmental Science Subject require a lot of contextual learning, enrichment, discussion and case studies in the environment so that blended learning is held. Blended learning will be effective if the teacher knows the students learning style. Therefore, it is necessary to know the learning styles of students for the effectiveness of learning activities undertaken. The study method was a survey. Respondents were students who take Environmental Science Subject. The data obtained was quantitative data. The instrument used was a closed questionnaire. Data were analyzed using percentages. The study results showed that students participating in the Environmental Sciences Subject had the auditive-visual learning style with a percentage of 61.1%, then followed by the visual, visual-kinesthetic, auditivekinesthetic, auditive, and kinesthetic learning styles. Blended learning can be one alternative to facilitate the diverse student learning styles. As many as 71.1% of students used the internet as a source of learning and as many as 91.2% of students accessed the internet through smartphones. The students' habit of using the internet through smartphones supported the blended learning activities. Keywords: student learnung style, environmental science subject, blended learning ©Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi p-ISSN 2549-5267 e-ISSN 2579-7352 Pendahuluan Pembelajaran merupakan aktivitas bermakna untuk mengaktualisasikan seluruh potensi yang ada (Suprijono, 2016). Menurut Sukarsih (2016) diperlukan inovasi dalam pembelajaran sains sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik agar pembelajaran terjadi secara optimal. Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio Destri Ratna Ma’rifah, dkk/Profil Gaya Belajar..... 38 Aktualisasi potensi perlu dilaksanakan secara optimal bagi kepentingan peserta didik. Aktualisasi potensi secara optimal memerlukan inovasi dalam pembelajaran apalagi di era teknologi masa kini. Proses pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan potensi kecerdasan dan bakat dari peserta didik (Kusumawati, 2015). Potensi kecerdasan peserta didik terkait dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya. Potensi berupa bakat dapat diperoleh melalui bawaan dan usaha peserta didik. Potensi merupakan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan membutuhkan berbagai komponen. Kegiatan pembelajaran membutuhkan sumber belajar, bahan ajar, maupun media belajar yang disisipkan dalam suatu model pembelajaran. Model dapat didefinisikan sebagai gambaran menyeluruh dari berbagai macam teknik dan prosedur dalam pembelajaran (Huda, 2013). Rusman (2014) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara dosen dan mahasiswa (peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi), baik secara langsung melalui kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Penggunaan media perlu disesuaikan dengan gaya belajar di era teknologi masa kini. Kegiatan pembelajaran sekarang sudah lebih berkembang dengan adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang semakin mudah diakses, seperti elearning. Keterbatasan waktu dapat menyebabkan dosen tidak leluasa menyampaikan contoh dalam materi pembelajaran (Murni, Romlah, & Hodijah, 2016). Peserta didik diminta aktif dalam memahami materi yang diajarkan sehingga waktu pembelajaran di kelas lebih efisien dan hasilnya lebih efektif. Gaya belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa (Rijal & Bachtiar, 2015). Joyce, Weil & Calhoun (2015) menyampaikan bahwa model pembelajaran merupakan langkah untuk menciptakan dan menstimulasi lingkungan belajar peserta didik untuk berinteraksi dengan komponenkomponen pembelajaran. Menurut Rusman (2014), model pembelajaran merupakan suatu pola umum pembelajaran yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Model pembelajaran blended learning dapat menjadi salah satu solusi dalam pengembangan potensi mahasiswa sembari berinteraksi dengan berbagai komponen dalam pembelajaran sekaligus mengakomodir gaya belajar mahasiswa. Blended learning mampu mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran menggunakan e-learning. Mata kuliah Ilmu Lingkungan merupakan salah satu mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa di program studi Pendidikan Biologi. Mata kuliah ini juga telah memiliki kelas e-learning sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu media dalam blended learning yang diselenggarakan. Mata kuliah ini memiliki karakteristik yaitu membutuhkan banyak pembelajaran secara kontekstual, pengayaan, diskusi dan studi kasus di lingkungan sehingga penggunaan blended learning akan membantu keefektifan pembelajaran. Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih suatu model pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sifat materi yang akan diajarkan, kondisi peserta didik, dan ketersediaan sarana prasarana belajar (Sugiyanto, 2010). Kondisi peserta didik ini salah satunya adalah gaya belajar yang dimilikinya. Dengan demikian, pengetahuan terkait gaya belajar mahasiswa perlu untuk diketahui demi keefektifan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah survei. Instrumen yang digunakan berupa angket tertutup. Angket ini dibuat dengan memberdayakan google form. Alamat angket diberikan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa mampu mengisi angket meskipun sedang tidak berada di kampus. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Biologi yang menempuh mata kuliah Ilmu Lingkungan di tahun akademik 2017/2018. Angket yang berhasil diisi sebanyak 113 angket. Angket berisi pernyataan terkait dengan gaya belajar dan kebiasaan belajar Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi (2019), 3 (1), 37-42 mahasiswa. Gaya belajar menjadi pilihan jawaban antara lain auditif, visual, kinestetik, auditif-visual, auditif-kinestetik, dan visual-kinestetik. Aspek kebiasaan belajar mahasiswa meliputi kecenderungan mahasiswa belajar melalui referensi (internet atau buku) dan alat yang digunakan mahasiswa ketika belajar melalui internet. Data berupa pernyataan mahasiswa dalam pilihan jawaban. Pada setiap aspek mahasiswa dapat memilih lebih dari satu jawaban. Setiap pilihan jawaban pada tiap aspek dihitung persentasenya. Data berupa pernyataan dianalisis secara deskriptif setelah diketahui proporsinya. Penelitian dilakukan pada awal semester genap tahun akademik 2017/2018 sekitar bulan Maret-April 2018. Tempat pelaksanaannya adalah di dalam kelas elearning mata kuliah Ilmu Lingkungan. Tahapan yang dilakukan adalah menyiapkan pernyataan dalam angket. Penyataan ini telah didiskusikan bersama dengan tim. Tahapan selanjutnya adalah menjadikan angket tersebut dapat diakses oleh mahasiswa dengan menggunakan pengkaya google form. Setelah itu, mahasiswa diminta mengisi angket sebelum kegiatan perkuliahan dimulai. Hasil dan Pembahasan Gaya Belajar Mahasiswa Setiap mahasiswa memiliki keunikan dalam belajar. Ada mahasiswa yang lebih mampu memahami pembelajaran apabila dibantu dengan media auditif tetapi ada pula yang lebih merasa terbantu dengan media berbasis visual. Memahami gaya belajar mahasiswa dapat membantu dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan angket yang diisi oleh mahasiswa, berikut persentase gaya belajar mahasiswa digambarkan pada Gambar 1. Gambar 1. Gaya belajar mahasiswa 39 Sebagaimana nampak pada Gambar 1, persentase terbesar dari gaya belajar mahasiswa adalah pada kelompok auditifvisual. Pada kelompok ini menunjukkan persentase sebesar 61,1%. Kemudian diikuti oleh gaya belajar visual, visual-kinestetik, auditif-kinestetik, auditif, dan kinestetik. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran pada mata kuliah Ilmu Lingkungan dapat berjalan efektif jika dibantu oleh sarana berbasis audio-visual. Salah satu media audio-visual adalah video. Menurut Suprijono (2016), model pembelajaran harus memperhatikan prinsipprinsip agar menghasilkan rencana yang efektif dan efisien. Salah satu prinsip tersebut bahwa model haruslah memperhatikan sumber daya dan dana yang tersedia. Sumber daya yang dimaksudkan salah satunya adalah karakteristik mahasiswa. Mahasiswa memiliki gaya belajar masing-masing yang menjadi salah satu modalitas dalam belajar. Pada dasarnya setiap individu memiliki berbagai macam gaya belajar, namun ada salah satu yang dominan dan memiliki kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu (Ismantohadi, Nugroho, & Kusumawardani, 2015). Setiap mahasiswa memiliki gaya belajar masing-masing. Gaya belajar yang dimiliki mahasiswa perlu diupayakan untuk dapat difasilitasi sehingga hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Peran dari pengajar adalah membantu mengembangkan potensi melalui gaya belajar mahasiswa. Pembelajaran secara blended memungkinkan mahasiswa mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui sarana yang digunakan. Oleh karena itu, pembelajaran secara blended dapat menjadi salah satu alternatif guna memfasilitasi gaya belajar mahasiswa yang beragam. Pembelajaran secara blended cenderung fleksibel dan dapat berlangsung di luar ruangan (Murni, Romlah, & Hodijah, 2016). Menurut Darmawan (2012), blended learning dapat berfungsi sebagai komplemen. Dengan kata lain, pembelajaran secara blended dapat digunakan sebagai pelengkap kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang pelaksanaannya dapat dilakukan di luar kelas. Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio Destri Ratna Ma’rifah, dkk/Profil Gaya Belajar..... 40 Pembelajaran secara blended menjadikan ruang kelas semakin luas. Tidak hanya di dalam ruangan yang dibatasi tembok tetapi juga di luar kelas atau lingkungan peserta didik. Kegiatan blended learning pun sesuai dengan karakter materi dalam mata kuliah Ilmu Lingkungan. Karakteristik materi yang dibelajarkan adalah penggunaan lingkungan sekitar mahasiswa. Penggunaan lingkungan sekitar membuat mahasiswa lebih aktif berkegiatan. Mahasiswa dapat lebih mendayagunakan modalitas belajar guna mengamati lingkungan di sekitarnya, baik melalui pengamatan visual maupun wawancara secara langsung kepada narasumber. Gaya belajar auditif-visual mampu terfasilitasi di sini. Kegiatan pengamatan di lapangan juga menjadikan mahasiswa dapat melatih daya kinestetiknya. Kebiasaan Belajar Mahasiswa Pemanfaatan teknologi berbasis web sebagai salah satu sumber pembelajaran dan media pembelajaran merupakan salah satu dari blended learning. Blended learning provides more effective learning outcome gains through enriching todays’ developing Web Technologies with learning environments (Ceylan & Kesici, 2017). Hal ini mendukung penggunaan internet dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Penggunaan internet dalam kegiatan pembelajaran sejalan dengan kebiasaan belajar mahasiswa ketika mencari referensi. Referensi yang digunakan mahasiswa kebanyakan bersumber dari internet. Mahasiswa terbiasa mencari referensi langsung dari internet, bahkan terkadang ketika diskusi kelompok di kelas tengah berlangsung. Kebiasaan ini didukung oleh fakta hasil penelitian bahwa sebagian mahasiswa mengambil referensi dari internet. Persentase mahasiswa yang mengambil referensi dari internet sebanyak 71,1%. Kebiasaan mahasiswa ketika mengambil sumber referensi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Sumber referensi mahasiswa Kemudahan dalam mengakses internet didukung oleh fasilitas kampus yang telah menyediakan e-learning melalui alamat web www.elearning.uad.ac.id. Kapasitas bandwidth yang disediakan kampus diketahui mencukupi bagi seluruh civitas akademik. Oleh karena itu, mahasiswa dapat belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Pengembangan e-learning merupakan salah satu media dan metode pembelajaran yang efektif dalam membantu proses interaksi kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dan perguruan tinggi (Ismantohadi, Nugroho, & Kusumawardani, 2015). Semakin mudahnya akses internet menjadikan mahasiswa dapat memperoleh berbagai referensi secara daring. Gaya belajar mahasiswa pun menjadi semakin terfasilitasi sesuai dengan karakteristik tiap mahasiswa. Kebiasaan mahasiswa dalam mengakses informasi yang ada di internet didukung oleh berbagai alat. Berdasarkan hasil penelitian, hampir seluruh mahasiswa menggunakan alat akses berupa smartphone untuk informasi edukatif. Penggunaan notebook dan tablet PC jauh di bawah persentase mahasiswa yang menggunakan smartphone. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alat akses yang digunakan mahasiswa Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio Didaktika Biologi: Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi (2019), 3 (1), 37-42 Kemudahan dalam mengakses informasi dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Kemudahan ini didukung dengan tersedianya berbagai alat hasil dari teknologi. Alat-alat ini perlu dimanfaatkan oleh pengajar dalam pembelajaran yang diselenggarakan sehingga dapat menyesuaikan dengan kebiasaan dan kegemaran mahasiswa. Juraman (2014) menyimpulkan dari hasil penelitiannya bahwa pemanfaatan dalam mengakses informasi edukasi bisa mempermudah mahasiswa untuk menunjang studi di bangku kuliah dan smartphone android kini tidak hanya menjadi alat komunikasi semata, namun sudah menjadi sarana pembelajaran yang kini hadir pada kehidupan mahasiswa. Hasil penelitian tersebut mendukung pengertian bahwa smartphone memang dapat digunakan sebagai media dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran secara blended dirasa tepat bagi mahasiswa zaman sekarang. Mahasiswa seringkali mempergunakan smartphone untuk mengakses informasi sehingga tepat bila materi disampaikan kepada mahasiswa melalui link yang dapat diakses mahasiswa. Dengan demikian diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat lebih efektif. Simpulan Mahasiswa peserta mata kuliah Ilmu Lingkungan memiliki gaya belajar auditifvisual sebanyak 61,1%, kemudian diikuti gaya belajar visual, visual-kinestetik, auditifkinestetik, auditif, dan kinestetik. Pembelajaran secara blended (blended learning) dapat menjadi salah satu alternatif guna memfasilitasi gaya belajar mahasiswa yang beragam. Sebanyak 71,1% dari mahasiswa menggunakan internet sebagai sumber belajarnya dan sebanyak 91,2% mahasiswa mengakses internet melalui smartphone. Kebiasaan mahasiswa menggunakan internet melalui smartphone mendukung dalam kegiatan pembelajaran secara blended yang dilakukan. Daftar Pustaka Ceylan, V.K., & Kesici, A.E. (2017). Effect of Blended Learning to Academic Achievement. Journal of Human 41 Sciences, 14 (1), 308-320. https://doi.org/10.14687/jhs.v14i1.414 1 Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ismantohadi, E., Nugroho, L.E., & Kusumawardani, S.S. (2015). Prototipe Sistem E-Learning dengan Pendekatan Gaya Belajar VARK (Kasus: Politeknik Indramayu). JNTETI, 4 (3), 147-156. http://dx.doi.org/10.22146/jnteti.v4i3. 156 Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2015). Model of Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Juraman, S.R.. (2014). Pemanfaatan Smartphone Android oleh Mahasiswa Ilmu Komunikasi dalam Mengakses Informasi Edukatif. Acta Diurna Komunikasi, 3 (1). Diakses dari https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ actadiurnakomunikasi/article/view/44 93 Kusumawati., N. (2015). Labirin: Model Pembelajaran Labeli, Bicarakan, dan Ringkas. Cendekia: Journal of Education and Teaching, 9 (1), 103112. https://doi.org/10.30957/cendekia.v9i 1.56 Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Murni, D., Romlah, S., & Hodijah, N. (2016). Penerapan Blended Learning Berbasis Scaffolfing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Biologi Umum. Biodidaktika,11 (1). Diakses dari http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.p hp/biodidaktika/article/view/1578 Rijal, S., & Bachtiar, S. (2015). Hubungan antara Sikap, Kemandirian Belajar, dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Bioedukatika, 3 (2), 15-20. http://dx.doi.org/10.26555/bioedukati ka.v3i2.4149 Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio Destri Ratna Ma’rifah, dkk/Profil Gaya Belajar..... 42 Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sukarsih. (2016). Pengembangan Materi Ajar Ekosistem untuk SMP Menggunakan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dan Tim Hijau Sekolah. Cendekia: Journal of Education and Teaching, 10 (1), 6778. https://doi.org/10.30957/cendekia.v10 i1.83 Suprijono, A. (2016). Model-model Pembelajaran Emansipatori. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Tersedia online di http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/dikbio