Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PENGUKURAN KREATIVITAS PADA ANAK USIA DINI ELVA REZA (21022016) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang elvareza27@gmail.com Pendekatan Dalam Pengukuran Bakat Kreatif Pengukuran bakat kreatif dapat dibedakan berdasarkan pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya. Ada lima pendekatan yang lazim digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu : Analisis Obyektif Pendekatan obyektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk berupa benda atau karya-karya kreatif lain yang dapat diobservasi wujud fisiknya. Metode ini tidak cukup memadai untuk digunakan sebagai metode yang obyektif untuk mengukur kreativitas (Amabile dalam Dedi Supriadi, 1994:24), karena sangat sulit mendeskripsikan kualitas produk-produk yang beragam secara matematis, untuk menilai kualitas instrinsiknya. Kelebihan metode ini adalah secara langsung menilai kreativitas yang melekat pada obyeknya, yaitu karya kreatif. Kelemahan metode ini yaitu hanya dapat digunakan terbatas pada produk-produk yang dapat diukur kualitas instrinsiknya secara statistik, dan tidak mudah melukiskan kriteria suatu produk berdasarkan rincian yang benar-benar bebas dari subyektivitas. Pertimbangan Subyektif Pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada orang atau produk kreatif. Cara pengukurannya menggunakan pertimbangan pertimbangan peneliti, seperti yang dikemukakan Francis Galton, Castle, Cox, MacKinnon (Dedi Supriadi, 1994: 25). Prosedur pengukurannya ada yang menggunakan catatan sejarah, biografi, antologi atau cara meminta pertimbangan sekelompok pakar. Dasar epistemologis dari pendekatan ini, yaitu bahwa obyektivitas sesungguhnya adalah intersubyektivitas; artinya meskipun prosedurnya subyektif hasilnya menggambarkan obyektivitas, karena sesungguhnya subyektivitas adalah dasar dari obyektivitas. Prosedur lain yang digunakan dalam pendekatan pertimbangan subyektif yaitu dengan menggunakan kesepakatan umum, hal tersebut apabila jumlah subyeknya terbatas. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang praktis penggunaannya, dan dapat diterapkan pada berbagai bidang kegiatan kreatif, juga dapat menjaring orang-orang, produk-produk yang sesuai dengan kriteria kreativitas yang ditentukan oleh pengukur, dan sesuai dengan prinsip-prinsip pada akhirnya kreativitas sesuatu atau seseorang ditentukan oleh apresiasi pengamat yang ahli. Adapun kelemahannya yaitu setiap penimbang mempunyai persepsi yang berbedabeda terhadap yang disebut kreatif, dan dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Inventori Kepribadian Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan kecenderungan kepribadian kreatif seseorang atau korelatkorelat kepribadian yang berhubungan dengan kreativitas. Kepribadian kreatif meliputi sikap, motivasi, minat, gaya berpikir, dan kebiasaankebiasaan dalam berperilaku. Alat ukurnya: Skala sikap kreatif Skala kepribadian kreatif How do you thing? Group inventory for finding creative talent Kathena-Torrance creative perception inventory creative personality scale creative assessment packet Scales for rating the behavioral characteristics of superior students creative motivation inventory Imagination inventory, Creative Attitude survey. Alat-alat ukur ini dapat mengidentifikasi perbedaan karakteristik orang yang kreativitasnya tinggi dan orang yang kreativitasnya rendah. Item-itemnya biasanya menggunakan forced choice (ya, tidak) atau skala likert (Sangat setuju, Setuju, ragu-ragu, dan Tidak setuju). Inventori Biografis Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalaman-pengalaman kehidupannya. Tes Kreativitas Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ (intellegence quotient) untuk inteligensi. Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu: alternate uses, test of divergent thinking, creativity test for children, Torrance test of creative thinking, creativity assessment packet, tes kreativitas verbal. Bentuk soal tes ini umumnya berupa gambar dan verbal. Perbedaan tes inteligensi dengan tes kreativitas, yaitu pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes creativitas menguji berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah. Manfaat Pengukuran Bakat Kreatif Berbagai manfaat dan kegunaan dikemukakan untuk mengukur bakat kreatif, namun setidaknya ada lima kegunaan penting yaitu : Pengayaan Tujuan utama tes kreativitas adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif anak. Karena kreativitas sangat bermakna dalam hidup, masyarakat terutama orangtua dan guru ingin memberikan pengalaman pengayaan kepada mereka yang berbakat kreatif. Secara historis, keterbakatan diartikan sebagai mempunyai inteligensi (IQ) yang tinggi, dan tes inteligensi tradisional merupakan ciri utama untuk mengidentifikasikan anak berbakat intelektual Remediasi Alasan untuk melakukan pengukuran (assessment) adalah untuk menemukenali mereka yang kemampuan kreatifnya sangat rendah. Yang tidak menguntungkan adalah bahwa program remedial dalam kreativitas masih sangat langka, karena kita kurang mengetahui bagaimana melakukan hal ini, banyak orang melihat kreativitas sebagai bakat pembawaan dan tidak sebagai suatu kapasitas yang dapat dipelajari dan dilatih. Bimbingan Kejuruan Untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan karier masih trahap awal. Informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam menyarankan siswa mengikuti pendidikan dan kejuruan yang menuntut kemampuan kreatif. Evaluasi Pendidikan Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan menggunakan program pengembangan kreativitas. Dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Sesungguhnya faktor-faktor lainlah bertanggung jawab untuk menurunnya rata-rata prestasi siswa, yaitu terlalu banyak menonton televisi, kurangnya pengawasan atas pekerjaan rumah, dan peningkatan jumlah siswa yang kemampuannya rendah. Kurangnya evaluasi hasil pendidikan menyulitkan untuk menentukan apakah programnya efektif. Diperlukan evaluasi pendidikan secara menyeluruh dan berkelanjutan. Pola Perkembangan Kreativitas Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola perkembangan kreativitas karena dua alasan: pertama, mereka ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang; dan kedua, mereka ingin mengetahui apakah ada masa puncak kala mana kreativitas sebaiknya dilatih. Penelitian seperti ini menghadapi masalah khusus; untuk membandingkan kelompok usia usia (atau kelompok suku, jenis kelamin dll) perlu menggunakan tes yang sama atau sebanding. Tujuan Pengkuran Bakat Kreatif Pengukuran bakat kreatif pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan penting yang dapat mendukung perkembangan mereka secara optimal. Berikut adalah beberapa tujuan utama pengukuran bakat kreatif pada anak usia dini: Identifikasi potensi awal, mengukur bakat kreatif pada anak usia dini membantu dalam mengidentifikasi potensi kreatif sejak awal. Dengan mengetahui bakat ini lebih dini, orang tua dan pendidik dapat memberikan dukungan dan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan potensi tersebut. Pengembangan kurikulum yang tepat, hasil dari pengukuran bakat kreatif dapat digunakan oleh pendidik untuk merancang kurikulum dan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Ini dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan mendukung perkembangan kreativitas. Peningkatan kepercayaan diri dan motivasi, ketika bakat kreatif anak dikenali dan dihargai, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka. Anak-anak yang merasa diapresiasi cenderung lebih termotivasi untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan keterampilan kreatif mereka. Intervensi dini, jika pengukuran menunjukkan adanya keterlambatan atau kesulitan dalam aspek kreativitas, intervensi dini dapat dilakukan untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Ini penting untuk memastikan bahwa semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang secara optimal. Penyesuaian pendekatan pembelajaran, setiap anak memiliki gaya belajar yang unik. Dengan memahami bakat kreatif mereka, pendidik dapat menyesuaikan metode pengajaran agar lebih efektif dan sesuai dengan cara belajar masing-masing anak. Pengembangan keterampilan sosial dan emosional, aktivitas kreatif sering kali melibatkan kerjasama dan komunikasi dengan orang lain. Mengembangkan bakat kreatif anak dapat membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting, seperti empati, kerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah. Persiapan untuk masa depan, mengidentifikasi dan mengembangkan bakat kreatif sejak dini dapat membantu anak dalam persiapan untuk masa depan mereka. Anak-anak yang memiliki keterampilan kreatif yang baik cenderung lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan, serta memiliki kemampuan berpikir kritis yang kuat. Pengurangan stres dan peningkatan kesejahteraan, kegiatan kreatif dapat menjadi sarana bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri dan mengatasi stres. Dengan mengenali dan mendukung bakat kreatif mereka, kita dapat membantu anak-anak mencapai kesejahteraan emosional yang lebih baik. Mendukung pembelajaran holistik, mengukur bakat kreatif anak membantu dalam pendekatan pembelajaran yang lebih holistik, yang tidak hanya fokus pada aspek akademis tetapi juga pada perkembangan emosional, sosial, dan kreatif. Jenis Pengukuran Bakat Kreatif Pengukuran bakat kreatif pada anak usia dini penting untuk memahami potensi dan mengembangkan kemampuan mereka sejak dini. Berikut adalah beberapa jenis pengukuran bakat kreatif yang bisa digunakan, yaitu : Observasi Pengamatan Langsung: Guru atau orang tua mengamati perilaku anak dalam berbagai situasi, seperti saat bermain, berinteraksi dengan teman, atau menyelesaikan tugas. Observasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana anak menunjukkan kreativitas dalam aktivitas sehari-hari. Anecdotal Records: Catatan anekdotal yang dibuat oleh guru atau pengasuh tentang kejadian-kejadian spesifik yang menunjukkan kreativitas anak. Penilaian Berbasis Aktivitas Proyek Kreatif: Anak-anak diberikan proyek yang memerlukan pemikiran kreatif, seperti menggambar, membuat cerita, atau merancang sesuatu. Hasil proyek ini kemudian dinilai berdasarkan kriteria kreativitas seperti orisinalitas, fleksibilitas, dan elaborasi. Permainan Peran (Role-Playing): Anak-anak diminta untuk berpartisipasi dalam permainan peran yang memerlukan imajinasi dan kreativitas, seperti bermain dokter-dokteran atau pasar-pasaran. Tes Kreativitas Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT): Tes ini mengukur aspek fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan), originality (orisinalitas), dan elaboration (elaborasi) dalam berpikir kreatif. Terdapat dua bentuk utama: tes verbal dan tes figural. Drawing Tests: Tes menggambar di mana anak diminta untuk melengkapi gambar atau membuat gambar dari bentuk dasar tertentu. Tes ini menilai kreativitas berdasarkan orisinalitas dan elaborasi dalam gambar yang dibuat. Portofolio: Kumpulan Karya Anak: Menyimpan dan menilai kumpulan karya anak-anak seperti gambar, cerita, atau proyek kreatif lainnya. Portofolio ini memberikan gambaran komprehensif tentang perkembangan kreativitas anak dari waktu ke waktu. Wawancara dan Kuesioner Wawancara dengan Anak: Mengajukan pertanyaan terbuka kepada anak tentang minat dan kegiatan kreatif mereka. Wawancara ini membantu untuk memahami cara berpikir anak dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah. Kuesioner untuk Orang Tua dan Guru: Orang tua dan guru mengisi kuesioner yang menilai perilaku kreatif anak berdasarkan pengalaman sehari-hari mereka dengan anak tersebut. Penilaian Diri (Self-Assessment) Refleksi Diri Anak: Anak-anak diajak untuk merefleksikan dan menilai karya mereka sendiri, serta proses kreatif yang mereka lalui. Ini membantu anak memahami dan menghargai kreativitas mereka sendiri. Identifikasi Berdasarkan Bidang Bakat Bakat kreatif merupakan salah satu dari enam bidang keberbakatan, yaitu : Identifikasi Kemampuan Intelektual Umum. Identifikasi kemampuan intelektual umum ditentukan melalui taraf inteligensi atau IQ (Intelligence Quotient). Ada dua macam tes inteligensi, yaitu : Tes inteligensi individual merupakan cara yang lebih cermat untuk menemukenali kemampuan intelektual umum anak, karena diberikan secara perorangan sehingga memungkinkan mengobservasi anak ketika dites. Tes inteligensi individual membutuhkan banyak waktu untuk pengetesannya, dan biaya pengetesan termasuk cukup mahal. Tes inteligensi kelompok lebih efisien, baik dalam ukuran waktu dan biaya. Keterbatasannya adalah bahwa tes inteligensi kelompok tidak memungkinkan kontak dan pengamatan anak selama diuji, sehingga sulit diketahui apakah hasil tes inteligensi kelompok sudah optimal. Tes inteligensi kelompok yang banyak digunakan di Indonesia adalah tes Progressive Matrices dari Raven, Culture-Fair Intelligence Test (CFIT), dan Tes Inteligensi Kolektif Indonesia (TIKI). Identifikasi Bakat Akademik Khusus Cara lain untuk mengidentifikasi anak berbakat intelektual adalah dengan melihat prestasi akademis, bersama-sama dengan pengukuran IQ. Jika tes inteligensi bertujuan mengukur kapasitas untuk berprestasi baik di sekolah, tes prestasi akademis bertujuan mengukur pembelajaran dalam arti pengetahuan tentang fakta dan prinsip, dan dapat ditambahkan kemampuan untuk menerapkannya dalam situasi kompleks dan yang menyerupai hidup. Prestasi belajar dapat diukur sehubungan dengan kinerja pada mata pelajaran di sekolah dalam kelas tertentu, dalam hal ini tes dapat dibuat oleh guru sendiri, atau dapat diukur sehubungan dengan apa yang diharapkan dipelajari oleh siswa dari tingkat kelas tertentu di seluruh negeri (secara nasional); dalam hal ini diberi tes prestasi belajar baku. Tes ini terdiri dari berbagai subtes, dan memberikan petunjuk sejauh mana peserta tes memenuhi syarat untuk mengikuti pendidikan tersier. Identifikasi Bakat Kepimpinan Kemampuan untuk memimpin tidak hanya mencakup kemampuan intelektual, tetapi juga peubah kepribadian lainnya. Berdasarkan tinjauan teori dan hasil riset, pada umumnya ditemukan faktor berikut yang paling erat kaitannya dengan kepemimpinan: Kapasitas Prestasi Tanggung jawab Peran serta Status Situasi Identifikasi Bakat Seni Visual dan Pertunjukan Identifikasi bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukkan tidak mudah. Masalahnya adalah bahwa beragamnya kategori talenta dan belum adanya alat yang canggih untuk mengukur bermacam-macam bidang talenta tersebut. Baik teori maupun hasil penelitian menekankan bahwa pada umumnya orang yang bertalenta dalam seni visual dan pertunjukkan pada umumnya juga memiliki tingkat inteligensi dan kreativitas yang cukup tinggi, di samping kemampuan dan keterampilan khusus dalam bidang seni. Oleh karena itu setiap pendekatan untuk menemukenali talenta dalam bidang seni visual dan pertunjukkan harus mengikutsertakan perubahan tersebut. Tes inteligensi dan tes kreativitas dapat secara umum digunakan untuk semua bidang talenta. Jika alat psikometris yang sesuai belum ada, identifikasi bakat dalam bidang seni visual dan pertunjukkan bergantung pada metode observasi, yang dinilai oleh ahli-ahli dalam bidang seni tersebut. Diharapkan ahli tersebut tidak hanya menilai kemampuan reproduktif, tetapi juga kemampuan inovatif, dengan kecenderungan untuk dapat melepaskan diri dari bentuk seni yang konvensional tradisional semata-mata. Identifikasi Bakat Psikomotor Kemampuan psikomotor diperlukan dalam kegiatan manusia dan dapat diamati jika seseorang belajar melakukan kegiatan olahraga dan atletik, menangani macam-macam peralatan mesin, atau jika ia memainkan alat musik atau main drama. Derajat diperlukannya keterampilan psikomotor dalam berbagai kegiatan tersebut berbeda. Untuk mengidentifikasikan tingkat kemampuan psikomotor, sebaiknya dilakukan penjaringan terlebih dahulu untuk menentukan tingkat kemampuan intelektual, kemampuan yang khusus berkaitan dengan bidang talenta, kemampuan berpikir kreatif jika kemampuan psikomotor tersebut memerlukan inovasi (misalnya untuk dapat merancang perabot baru, atau bagi musikus untuk dapat melakukan improvisasi), dan tingkat perkembangan keseluruhan badan atau bagian badan yang berhubungan dengan kemampuan yang dicari, misalnya, kekuatan, kecepatan, koordinasi, 13 kelenturan, dll. Tes inteligensi WISC disamping bagian verbal (yang menghasilkan IQ Performance dengan subtes yang dapat memberikan informasi bermanfaat mengenai koordinasi visual motoris, organisasi visual, dan organisasi persepsi. Alat Pengukur Bakat Kreatif Mengukur bakat kreatif pada anak usia dini melibatkan berbagai alat dan metode yang dirancang untuk mengidentifikasi dan menilai kemampuan kreatif mereka. Berikut adalah beberapa alat pengukur bakat kreatif yang umum digunakan: Torrance Tests of Creative Thinking (TTCT) TTCT adalah salah satu alat yang paling terkenal untuk mengukur kreativitas. Tes ini dirancang oleh Ellis Paul Torrance dan memiliki dua bentuk utama: verbal dan figural. Aspek yang Diukur: Fluency (kelancaran), flexibility (kelenturan), originality (orisinalitas), dan elaboration (elaborasi). Komponen daru tes ini yaitu : Tes Verbal: Melibatkan tugas seperti membuat pertanyaan, memperbaiki masalah, atau membuat cerita dari petunjuk yang diberikan. Tes Figural: Melibatkan tugas seperti melengkapi gambar, membuat gambar dari bentuk dasar, atau menggabungkan elemen-elemen untuk membuat sesuatu yang baru. Wallach-Kogan Creativity Tests Tes ini berfokus pada aspek kreativitas melalui aktivitas verbal dan figural. Aspek yang Diukur: Originalitas dan kelancaran dalam menghasilkan ide. Komponen-komponen dari tes ini, adalah : Aktivitas Verbal: Anak-anak diminta untuk memikirkan sebanyak mungkin kegunaan untuk benda tertentu atau membuat analogi. Aktivitas Figural: Melibatkan tugas seperti menggambar dan melengkapi gambar yang tidak lengkap. Divergent Thinking Tasks Tugas ini menilai kemampuan berpikir divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide dari satu stimulus. Aspek yang Diukur: Fluency, flexibility, originality. Contoh Tugas: Uses Task: Meminta anak untuk menyebutkan sebanyak mungkin kegunaan dari suatu objek biasa (misalnya, bata). Picture Completion Task: Anak-anak diminta melengkapi gambar yang tidak lengkap. DAFTAR PUSTAKA Akbar, Reeni. (2001). Kreativitas, Panduan bagi Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar. Grasindo, Jakarta Munandar, Utami. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Depdiknas dan Rineka Cipta, Jakarta Semiawan, Conny. (1984). Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Gramedia, Jakarta. Sit, Masganti. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Teori dan Praktik. Perdana Mulya Sarana Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta. 24-25 Suryana, D. (2013). Pengetahuan tentang strategi pembelajaran, sikap, dan motivasi guru. Jurnal ilmu pendidikan, 19(2). Suryana, D. (2014). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak. Jurnal Pesona: Jurnal Pendidikan Dasar dan Humaniora, 2(1), 65-72. Suryana, D. (2016). Pendidikan Anak Usia Dini: Stimulasi & Aspek Perkembangan Anak. Prenada Media. Suryana, D. (2017). Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 11(1), 67-82. Suryana, D. (2021). Pendidikan anak usia dini teori dan praktik pembelajaran. Prenada Media. Suryana, Dadan and Elina, Elina and Nurevi, Nurevi and Ratnawilis, Ratnawilis (2015) Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik pada Taman Kanak-kanak di Kota Padang. Technical Report. PG-PAUD FIP UNP, Padang. Suryana, Dadan and Hijriani, Aini (2022) Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Torrance, E.P., (1976). Future Careers for Gifted and Talented Students Gifted Child. Merril-Palmer Quarterly. U Uzlah, D Suryana. ( 2022). Kompetensi guru PAUD mengimplementasikan kurikulum 2013. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini