Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PENGARUH KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) PADA IBU HAMIL YANG BERISIKO DI UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019 Oleh : Merlly Amalia, Mela Nurhayati (STIKes YPIB Majalengka) ABSTRAK Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibuSalah satu program yang bertujuan untuk mencegah komplikasi pada kehamilan dan menurunkan kematian ibu adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling terhadap pengetahuan P4K pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Jenis penelitiannya adalah quasy eksperimen dengan pendekatanone group pretest-posttest design.Sampel dalam penelitian sebanyak 15 ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka.Penelitiannya dilakukan pada tanggal 22-27 Mei 2019.Analisis datanya menggunakan analisis univariat dengan distribusi tendensi sentral dan analisis bivariat dengan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang P4K sebelum konseling sebesar 64,3 dan sesudah konseling sebesar 78,6 atau terjadi peningkatan pengetahuan setelah konseling sebesar 14,3. Ada pengaruh pengaruh konseling terhadap pengetahuan P4K pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (ρvalue = 0,000). Petugas kesehatan agar meningkatkan kegiatan konseling dengan menggunakan leaflet tentang P4K secara berkesinambungan terutama untuk kelompok ibu hamil berisiko, memotivasi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal dan melakukan kunjungan ke rumah terhadap ibu hamil berisiko. Bagi ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan teratur atau jika mengalami keluhan serta aktif berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan informasi tentang P4K yang lebih luas lagi. Kata Kunci : Konseling, P4K, Ibu Hamil Berisiko JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 104 PENDAHULUAN mencapai 20 kasus. Penyebabnya yaitu karena hipertensi dalam kehamilan (45%), perdarahan (30%), jantung (10%), dan komplikasi kehamilan lainnya (15%) (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2018). Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health Organisation (WHO) karena ibu merupakan komponen penting dalam pembangunan setiap bangsa untuk mempersiapkan generasi yang berkualitas di masa yang akan datang. Perhatian dunia pada kesehatan ibu dan anak karena di beberapa negara terutama negara berkembang angka kematian pada kelompok ini masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Komplikasi kehamilan merupakan salah satu penyebab kematian ibu. Komplikasi kehamilan merupakan kondisi kegawatdaruratan obstetri pada masa kehamilan yang apabila tidak mendapatkan penanganan akan berakibat pada kematian (Manuaba, 2015). Komplikasi kehamilan merupakan semua penyulit yang terjadi selama kehamilan yang dapat mengganggu dan mengancam kesehatan janin atau ibunya dan akan berdampak pada terjadinya abortus, kelahiran prematur dan kematian pada janin (Saleha, 2015). Menurut laporan WHO tahun 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Untuk mencegah komplikasi pada kehamilan maka perlu suatu program pencegahan yang melibatkan peran petugas kesehatan, ibu hamil dan juga masyarakat.Salah satu program yang bertujuan untuk mencegah komplikasi pada kehamilan dan menurunkan AKI adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program ini merupakan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2007 dan diperkuat dengan surat edaran menteri kesehatan No. 295 tahun 2008 yang menegaskan tentang upaya percepatan pelaksanaan P4K dengan stiker diharapkan cakupan mencapai 90% (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) mulai dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun 2008 (Hasnawati, 2016). Sedangkan di UPTD Puskesmas Cikijing mulai disosialisasikan pada tahun 2010 dan mulai dilaksanakan pada tahun 2012. AKI di Indonesia masih jauh lebih tinggi daripada negara Asia lainnya.Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, AKI tahun 2018 mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup.Penyebab langsung kematian ibu yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), dan komplikasi kehamilan (15%).Kasus komplikasi pada ibu hamil yang ditangani petugas kesehatan masih rendah yaitu sebesar 30%.AKI di Indoensia ini menempati posisi ke-12 di negara Asia (Kementerian Kesehatan RI, 2018). AKI di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 sebesar 128 per 100.000 kelahiran hidup.Penyebab kematian ibu di Provinsi Jawa Barat karena komplikasi kehamilan sebesar 21% (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2018).Sedangkan di Kabupaten Majalengka pada tahun 2017, jumlah kematian ibu dengan komplikasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi atau P4K adalah kegiatan yang di fasilitasi oleh JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 105 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 98,68% dari target 90% dan jumlah ibu hamil di Kabupaten Majalengka pada tahun 2017 tercatat sebanyak 22.147 orang. Adapun puskesmas yang belum mencapai target dan pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan paling rendah pada tahun 2017 terdapat di UPTD Puskesmas Cikijing yaitu sebanyak 839 orang (82,17%) dari 1.021 orang dan angka ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90%. Adapun puskesmas lain seperti UPTD Puskesmas Talaga jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 1.209 (92,2%) ibu dari jumlah 1.310 ibu bersalin (Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2018). bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Melalui penerapan P4K maka pemantauan terhadap kesehatan ibu tidak hanya menjadi tugas ibu hamil, namun juga melibatkan peran suami, keluarga dan masyarakat yaitu dengan caram memberikan bantuan, dorongan atau motivasi serta mengingatkan kepada ibu mengenai kunjungan pemeriksaan dan persiapan persalinan. Pencegahan yang dilakukan oleh ibu hamil dengan adanya stiker P4K ini yaitu meningkatkan pelaksanaan antenatal care oleh ibu hamil sesuai standar yaitu minimal 4 kali selama kehamilan (Manuaba, 2015). Berdasarkan data dari UPTD Puskesmas Cikijing tahun 2018, diketahui jumlah ibu hamil sebanyak 1.120 orang dan yang mengalami komplikasi sebanyak 243 orang. Jumlah terkecil di Desa Sindang sebanyak 12 dari 115 ibu hamil (10%) dan paling tinggi di Desa Sukamukti sebanyak 17 dari 24 ibu hamil (70%). Untuk mencegah komplikasi pada kehamilan maka perlu pencegahan salah satunya dengan pemberian konseling tentang perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.Dalam praktik kebidanan, peran konseling begitu banyak ditawarkan dalam konteks hubungan dan fokus utamanya untuk pemecahan masalah.Dalam konseling klien dapat mengemukakan pikirannya, perasaan, sikap, harapan dan keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada seorang bidan, maka klien akan membicarakan segala masalahnya, baik yang disadari maupun yang tidak disadarinya (Pieter, 2015). Pentingnya penerapan P4K ini disamping untuk mengurangi komplikasi kehamilan juga untuk meningkatkan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Pemilihan penolong persalinan yang tepat merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin agar proses pada saat persalinan dan pasca persalinan berlangsung dengan aman dan lancar. Dengan penerapan P4K ini maka pemilihan penolong persalinan di tenaga kesehatan dapat ditingkatkan (Hani, 2016). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka pada tahun 2016 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai 95,00% atau ada kenaikan sebesar 3,68% dan tercatat jumlah ibu hamil di Kabupaten Majalengka pada tahun 2016 sebanyak 23.454 orang. Sementara tahun 2017 Hasil studi pendahulan di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka pada tanggal 5-7 Januari 2019 terhadap 10 orang ibu hamil, diketahui sebanyak 3 orang (30%) ibu hamil mengatakan jika mengalami komplikasi JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 106 segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan dan dapat menyebutkan beberapa tanda-tanda komplikasi pada masa kehamilan, sedangkan 7 orang (70%) belum mengerti bagaimana cara mencegah komplikasi. Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara penyuluhan dengan pengetahuan ibu tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Melihat pentingnya pencegahan komplikasi kehamilan dan pemilihan penolong persalinan untuk mengurangi resiko pada ibu hamil, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Pada Ibu Hamil yang Berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019.” Hasil penelitian Putri (2015)di Puskesmas Pundong Bantul menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi mengalami peningkatan seteleh diberi konseling dan terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan sebelum dan sesudah diberi konseling ( = 0,001). Hasil penelitian Ulfah (2015) di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian quasy eksperimen (eksperimen semu) dengan pendekatanone group pretest-posttest design. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah adalah 15 ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka selama penelitian berlangsung.Penelitian ini telah dilaksanakan di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka pada tanggal 22-27 Mei 2019. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada Ibu Hamil yang Berisiko Sebelum dan Sesudah Konseling di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)pada Ibu Hamil yang Berisiko Sebelum dan Sesudah Konseling di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Pengetahuan Mean Median Standar Dev MinMax 95% CI Sebelum Konseling 64,3 65,0 11,474 45-80 57,970,6 Sesudah Konseling 78,6 80,0 9,347 65-95 73,483,8 Ibu Hamil Berisiko Berdasarkan tabel 4.1, menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 64,3 dengan nilai median 65.0 dan standar deviasinya sebesar 11,474. Pengetahun paling rendah adalah 45 dan paling tinggi JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 107 2019 berada di antara 65,0 sampai dengan 95,0. adalah 80. Menurut hasil 95% CI, diyakini bahwa rata-rata pengetahuan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada ibu hamil yang berisiko sebelum konseling di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 berada di antara 57,9 sampai dengan 70,6. Adapun ratarata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) sebesar 78,6 dengan nilai median 80,0 dan standar deviasinya sebesar 9,347. Pengetahun paling rendah adalah 65 dan paling tinggi adalah 95. Menurut hasil 95% CI, diyakini bahwa rata-rata pengetahuan tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada ibu hamil yang berisiko sesudah konseling di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2. Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)pada Ibu Hamil yang Berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Sebelum dilakukan uji hipotesisdengan uji t berpasangan, sebagai salah satu prasyarat data yang dianalisis diuji normalitas terlebih dahulu.Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Shapiro Wilk karena memiliki kurang dari 50 responden. Kriteria ujinya, data berdistribusi normal jika value> 0,05 dan data berdistribusi tidak normal jika value< 0,05. Adapun hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilksebagaimana terlihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Uji Normalitas Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)pada Ibu Hamil yang Berisiko Sebelum dan Sesudah Konseling di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Saphiro Wilk Pengetahuan Ibu Hamil Berisiko Mean Median SD df ρvalue Sebelum Konseling 64,3 65,0 11,474 15 0.228 Sesudah Konseling 78,6 80,0 9,347 15 0.287 uji statistik diperoleh ρvalue = 0,287, hal ini berarti bahwa ρvalue > 0,05. Dari data tersebut diketahui bahwa nilai signifikan lebih dari 0,05 (ρvalue > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa populasi data pengetahuan ibu hamil berisiko sebelum dan sesudah konselingberdistribusi normal. Berdasarkan data hasil penelitian karena berasal dari distribusi normal maka analisisnya menggunakan uji t berpasangan, hasilnya terlihat pada tabel 4.3 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa didapatkan hasil uji normalitas data pengetahuan ibu hamil berisiko sebelum konselingdengan uji Shapiro Wilkdiperoleh mean sebesar 64,3, median 65,0 dengan standar deviasi 11,474. Sesuai hasil uji statistik diperoleh ρvalue = 0,228, hal ini berarti bahwa ρvalue > 0,05. Demikian juga hasil uji normalitas data pengetahuan ibu hamil berisiko sesudah konselingdengan uji Shapiro Wilkdiperoleh mean 78,6, median 80,0 dengan standar deviasi 9.347. Sesuai hasil JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 108 Tabel 4.3 Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)pada Ibu Hamil yang Berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Uji t Berpasangan Pengetahuan Ibu Hamil Berisiko Mean N SD Sebelum Konseling 64,3 15 11,474 Sesudah Konseling 78,6 15 9,347 t ρ value 5.124 0,000 menghasilkan nilai t = 5,124 dan ρvalue = 0,000 yang berarti ρvalue < α (0,05) sehingga hipotesis non ditolak. Dengan demikian maka ada pengaruh konseling terhadap pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)sebelum konselingsebesar 64,3 dan sesudah konseling sebesar 78,6. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan setelah konseling sebesar 14,3, hasil ini didukung oleh uji statistik dengan uji t berpasangan yang PEMBAHASAN ibu tentang P4K sangat penting bagi ibu hamil yang berisiko karena dengan mengetahui dan memahami secara baik tentang P4K maka dapat dilakukan pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin muncul.Pengetahuan ibu yang rendah dari rata-rata atau kurang baik dapat berakibat pada risiko ibu mengalami komplikasi karena pengetahuan yang rendah menyebabkan tindakan pencegahannya pun kurang. 1. Gambaran Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)pada Ibu Hamil yang Berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 sebelum konseling sebesar 64,3% dan sesudah konseling sebesar 78,6% atau terjadi peningkatan pengetahuan setelah konseling sebesar 14,3%. Masih banyak ibu hamil yang belum tahu tentang P4K hal ini dikarenakan ibu belum terpapar informasi tentang P4K atau juga ibu belum mendapatkan konseling tentang P4K.Pengetahuan Hasil penelitian ini sedikit lebih rendah dengan Werdiyanthi (2017) di Puskesmas Doloduo Kabupaten Bolaang Mongondow bahwa pengetahuan ibu sebelum dan sesudah konseling mengalami peningkatan sebesar 15% dari 56% menjadi 71% dan lebih rendah dibanding hasil penelitian Ulfah (2015) di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 109 pelayanan kesehatan terdekat. Bagi ibu hamil baik yang berisiko maupun tidak agar melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai dengan jadwal serta aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan mengenai program P4K. Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum konseling sebesar 54% dan sesudah konseling sebesar 81% atau peningkatan sebesar 27%. Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 2014). Komplikasi kehamilan adalah semua penyulit yang terjadi selama kehamilan yang dapat mengganggu dan mengancam kesehatan janin atau ibunya dan akan berdampak pada terjadinya abortus, kelahiran prematur dan kematian pada janin (Saleha, 2015). 2. Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada Ibu Hamil yang Berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling terhadap pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (ρvalue = 0,000). Adanya pengaruh hal ini dikarenakan konseling merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan ibu hamil yang tidak tahu menjadi tahu, sehinga dengan konseling ini akan terjadi perubahan baik pada pengetahuan, sikap bahkan tindakan ibu. Pentingnya penerapan P4K ini disamping untuk mengurangi komplikasi kehamilan juga untuk meningkatkan pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Pemilihan penolong persalinan yang tepat merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin agar proses pada saat persalinan dan pasca persalinan berlangsung dengan aman dan lancar. Dengan penerapan P4K ini maka pemilihan penolong persalinan di tenaga kesehatan dapat ditingkatkan (Hani, 2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Werdiyanthi (2017) di Puskesmas Doloduo Kabupaten Bolaang Mongondow menunjukkan bahwa terdapat hubungan penyuluhan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang P4K.Juga sejalan dengan hasil penelitian Ulfah (2015) di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa ada hubungan antara penyuluhan dengan pengetahuan ibu tentang program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, terajdi peningkatan pengetahuan ibu hamildi UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka tentang P4K setelah dilakukan konseling. Upaya yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan perlu melanjutkan konseling secara kontinyu tentang P4K dengan menggunakan leaflet pada ibu hamil juga meningkatkan kegiatan pemantauan melalui pemasangan stiker atau melakukan pemantauan terhadap stiker P4K, disamping itu juga memberikan konseling pada keluarga ibu untuk tanggap darurat ketika ibu mengalami komplikasi dengan membawa ibu segera ke JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 110 Untuk mencegah komplikasi pada kehamilan maka perlu pencegahan salah satunya dengan pemberian konseling tentang perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi. Dalam praktik kebidanan, peran konseling begitu banyak ditawarkan dalam konteks hubungan dan fokus utamanya untuk pemecahan masalah.Dalam konseling klien dapat mengemukakan pikirannya, perasaan, sikap, harapan dan keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada seorang bidan, maka klien akan membicarakan segala masalahnya, baik yang disadari maupun yang tidak disadarinya (Pieter, 2015). individu, untuk membantu individu mengenali dan mengatasi masalah yang dihadapi individu tersebut. Konseling sasaran ibu merupakan objek yang tepat, karena ibu pendidik pertama keluarga, yang memegang peranan dalam kesejahtera keluarga.Ibu sangat berperan dalam terbentuknya perubahan perilaku, sehingga diharapkan dengan pengetahuan ibu yang baik melalui konseling ini terjadi perubahan perilaku terkait kesehatan lingkungan (Trismiati, 2013). Program P4K sangat penting dilaksanakan sehingga pengetahuan ibu hamil tentang P4K juga harus baik, maka konseling sangat diprioritaskan karena terbukti berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang P4K. Maka petugas kesehatan agar meningkatkan kegiatan konseling dengan menggunakan leaflet tentang P4K pada ibu hamil terutama pada saat ibu hamil melaksanakan pemeriksaan kehamilan, membuat program kunjungan ke rumah ibu hamil untuk memberikan motivasi pada ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur atau ketika ada keluhan. Bagi ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur serta aktif mencari informasi kepada petugas kesehatan mengenai program P4K. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa konseling pada ibu hamil bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan juga memberikan solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh ibu hamil. Dengan konseling, ibu hamil yang belum tahu menjadi tahun karena adanya transfer informasi dari konselor atau pemberi materi tentang masalah kesehatan yang ibu hadapi (Hani, 2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa salah satu metode pendidikan kesehatan berupa konseling kesehatan merupakan suatu proses 2 arah antara konselor dengan KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh konseling terhadap pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka dapat disimpulkan sebagai berikut: Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 sebelum konseling sebesar 64,3 dan sesudah konseling sebesar 78,6 atau terjadi peningkatan pengetahuan setelah konseling sebesar 14,3. 2. Ada pengaruh konseling terhadap pengetahuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi 1. Rata-rata pengetahuan ibu hamil berisiko tentang Program Perencanaan JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 111 (P4K)pada ibu hamil yang berisiko di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten SARAN Majalengka Tahun 2019 (ρvalue = 0,000). 1. Bagi UPTD Puskesmas Cikijing Petugas kesehatan agar meningkatkan kegiatan konseling dengan menggunakan leaflet tentang P4K secara berkesinambungan terutama untuk kelompok ibu hamil berisiko, memotivasi ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal dan melakukan kunjungan ke rumah terhadap ibu hamil berisiko. 2. Bagi STIKes YPIB Majalengka Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu dan pengetahuan sebagai hasil penelitian ilmiah tentang Penerapan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan menjadi referensi bagi mahasiswa kebidanan. 3. Bagi Ibu Hamil, Keluarga dan Kader Bagi ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur karena dengan pemeriksaan kehamilan ibu manfaat yang akan ibu dapatkan adalah salah satunya mendapatkan informasi atau pengetahuan dari bidan atau petugas kesehatan tentang P4K, dan mau aktif mencari informasi tentang P4K. 4. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dikembangkan dengan mengkaji faktor lainnya dan juga dapat dilakukan dengan metode penelitian yang berbeda dan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2017. Majalengka: Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka. Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Bambang. 2016. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Cunningham, F. G. 2014. Williams. Jakarta: Kedokteran EGC. Dalami. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2018. Derajat Kesehatan Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Bandung: Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Obstetri Buku 2014. Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Erawati. 2014. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi. Dewi, K. (2017). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terhadap Pemilihan Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.Skripsi. STIKes Karsa Husada Garut. Fadlun, A. F. 2014. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta : Salemba Medika. Hani. 2016.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 112 Hasnawati. 2016. Implementasi Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Bidan pada Puskesmas di Kota Ambon (Studi pada Puskesmas Binaan). Jurnal Manajeman Kesehatan Indonesia.Volume 02, Agustus 2016. Notoatmodjo, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Pieter, S. 2015. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Panji Pustaka. Poehjati, I. 2016. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium Development Goals (MDGs).Yogyakarta : Nuha Medika. Hidayati, R. 2015. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohadjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Kementerian Kesehatan RI, 2014. Menuju Indonesia Sehat. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Putri, H. 2015. Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan, Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Ibu Hamil Berisiko di Puskesmas Pundong Bantul Tahun 2015.Jurnal Program Studi Bidan Pendidik Jenjang D IV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2015. Kementerian Kesehatan RI, 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan RI, 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Kurnia. Saifuddin, AB. 2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2015. Asuhan Kehamilan. https://gianimeilan.wordpress.com , diakses tanggal 10 Januari 2019. Saleha.2015. Seri Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.Jakarta: EGC. Manuaba, IBG. 2015. Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Sarwono. 2015.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. Mitayani. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta. Mubarok. 2016. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sulistyawati.205. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Notoadmodjo, S. 2014. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Trismiati. 2013. Konseling Bimbingan dan dalam Berbagai JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 113 LatarBelakang. Bandung: Refisika Aditama. PT. Penerapan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Kehamilan Oleh Ibu Hamil dengan Komplikasi Kehamilan di Puskesmas Doloduo Kabupaten Bolaang Mongondow.E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 5 Nomor 1 February 2017. Ulfah. 2015. Faktor yang Berhubungan dengan Penerapan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi Kehamilan di Desa Karangsari Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. https://media.neliti.com, diakses tanggal 12 Januari 2019. Wulandari.2014. Materi Inti Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. Werdiyanthi.2017. Hubungan Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 114 JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 15 Februari 2019 115