Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Redesign Mesin Ampia Untuk Meningkatkan Efektifitas Dan Efisiensi Kerja Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (Vdi) 2222 (Studi Kasus : Ikm Nafeesa Snack)

2020

IKM Nafeesa Snack adalah salah satu unit usaha Industri Kecil Menengah (IKM). Dalam pelaksanaan bisnis, sistem yang dijalankan IKM Nafeesa Snack adalah make to stock, dimana IKM Nafeesa Snack selalu menyediakan produk dan melakukan produksi melalui pemasaran penitipan pada gerai oleh – oleh yang ada di Pekanbaru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh M. Erwin Setia Putra dan Melfa Yola, tahun 2019 yaitu Perancangan Ampia Multifungsi namun masih terdapat kendala seperti, Kecepatan putaran roll pemipih masih terlalu lambat, Roll pemipih adonan tidak ada penyangga pada bagian bawah yang menyebabkan adonan lengket dan ikut berputar pada roll, landasan tempat jatuh adonan terlalu sempit, sehingga menyulitkan pekerja mengambil adonan, alat pemotong yang ada pada mesin tidak berfungsi dengan baik dan pada alat pemotong adonan manual mata pisau yang sering tumpul dan gagang pemotong yang mudah patah dikarenakan terbuat dari bahan plastik. Berdasarkan permasalahan diatas perlu dil...

REDESIGN MESIN AMPIA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE VEREIN DEUTSCHER INGENIEURE (VDI) 2222 (STUDI KASUS : IKM NAFEESA SNACK) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Industri Oleh: MUHAMMAD HASBI MEIDI 11652103511 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2020 ii iii LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL Tugas Akhir yang tidak diterbitkan ini terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau adalah terbuka untuk umum, dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada penulis. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi pengutipan atau ringkasan hanya dapat dilakukan atas izin penulis dan harus dilakukan mengikut kaedah dan kebiasaan ilmiah serta menyebutkan sumbernya. Penggandaan atau penerbitan sebagian atau seluruh Tugas Akhir ini harus memperoleh izin tertulis dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Perpustakaan dapat meminkamkan Tugas Akhir ini untuk anggotanya dengan mengisi nama, tanda peminjaman dan tanggal pinjam pada form peminjaman. iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan didalam daftar pustaka. Pekanbaru, 22 Juli 2020 Yang membuat pernyataan, MUHAMMAD HASBI MEIDI NIM. 11652103511 v LEMBAR PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahim, Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Atas takdirmu saya bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa depanku, dalam meraih cita-cita yang diinginkan. “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantarau dan orangorang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS: Al-Mujadilah 11)”. “Barang siapa bertakwa kepada Allah maka Dia akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka, dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak Nya, Dia telah menjadikan untuk setiap sesuatu kadarnya”. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)” Samudra yang luas berawal dari sungai-sungai kecil Seorang. ahli butuh ribuan asumsi hanya untuk melahirkan satu teori. Hal yang besar pun lahir dari sesuatu yang kecil. Awali tujuan hidup dengan mimpi, Karena mimpi yang akan melahirkan impian. Sebab Impian adalah jembatan menuju kesuksesan Dan keyakinan merupakan kunci dari kesuksesan Saya tidak pernah memikirkan kegagalan. Karena memikirkan kegagalan sama dengan merencanakannya. kegagalanku adalah batu loncatan menuju sukses, Ku indahkan kegagalan itu menjadi madu kesuksesan, Karena aku yakin bahwa keindahan sedang menanti sebuah perjuangan Janganlah pernah menyerah ketika Anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba Ku persembahkan............. Ayahanda (Alm, Edi Yusmel) Tercinta dan Ibunda (Mesrawati) tersayang Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku persembahkan karya kecil ini. Apa yang saya dapatkan hari ini, belum mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata bagi saya. Sebagai tanda bukti saya ucapkan Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat dan limpahan doa yang tak berkesudahan. Semoga Kelak saya bisa membahagiakan ayahanda dan ibunda. Aamiin ya rabbal alamiin Pekanbaru, 22 Juni 2020 Muhammad Hasbi Meidi vi REDESIGN MESIN AMPIA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE VEREIN DEUTSCHER INGENIEURE (VDI) 2222 (STUDI KASUS : IKM NAFEESA SNACK) Melfa Yola, ST., M.Eng1), Misra Hartati, ST.MT2), Muhammad Hasbi Meidi3) 1,2,3 Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau *Email: melfa.yola@uin-suska.ac.id *Email: misrahartati@gmail.com *Email: brotherhoodelian99@yahoo.co.id ABSTRAK IKM Nafeesa Snack adalah salah satu unit usaha Industri Kecil Menengah (IKM). Dalam pelaksanaan bisnis, sistem yang dijalankan IKM Nafeesa Snack adalah make to stock, dimana IKM Nafeesa Snack selalu menyediakan produk dan melakukan produksi melalui pemasaran penitipan pada gerai oleh – oleh yang ada di Pekanbaru. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh M. Erwin Setia Putra dan Melfa Yola, tahun 2019 yaitu Perancangan Ampia Multifungsi namun masih terdapat kendala seperti, Kecepatan putaran roll pemipih masih terlalu lambat, Roll pemipih adonan tidak ada penyangga pada bagian bawah yang menyebabkan adonan lengket dan ikut berputar pada roll, landasan tempat jatuh adonan terlalu sempit, sehingga menyulitkan pekerja mengambil adonan, alat pemotong yang ada pada mesin tidak berfungsi dengan baik dan pada alat pemotong adonan manual mata pisau yang sering tumpul dan gagang pemotong yang mudah patah dikarenakan terbuat dari bahan plastik. Berdasarkan permasalahan diatas perlu dilakukan redesign mesin ampia dan penyempurnaan alat pemotong adonan manual dengan menggunakan metode Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222 untuk meningkatkan efektif dan efisien kerja. Metode ini merupakan metode perancangan sistematik terhadap design untuk merumuskan dan mengarahkan penjabaran sebuah ide yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hasil dari penelitian ini berupa mesin ampia yang telah dirancang ulang dan penyempurnaan alat pemotong adonan manual Kata Kunci : Ampia, Alat Pemotong Adonan Manual, Efektif , Efisien, VDI 2222, Redesign vii THE REDESIGN OF AMPIA MACHINE TO IMPROVE WORKING EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY BY USING THE VEREIN DEUTSCHER INGENIEURE (VDI) METHOD 2222 (CASE STUDY: NAFEESA SNACK) Melfa Yola, ST., M.Eng1), Misra Hartati, ST.MT2), Muhammad Hasbi Meidi3) 1,2,3 Industrial Engineering Department, Faculty Of Science And Technology, State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau *Email: melfa.yola@uin-suska.ac.id *Email: misrahartati@gmail.com *Email: brotherhoodelian99@yahoo.co.id ABSTRACK Nafeesa Snack is one of the Micro, Small and Medium Enterprise. In conducting business, the system run by Nafeesa Snack is "make to stock", where Nafeesa Snack always provides products and conducts production through marketing of day care at souvenir shops in Pekanbaru. Based on research conducted by M. Erwin Setia Putra and Melfa Yola, in 2019 namely Design of Multifunctional Ampia but there are still constraints such as, the spinning roll rotational speed is still too slow, the batter roll roller has no buffer at the bottom which causes the dough to stick and participate rotating on a roll, the base where the dough falls is too narrow, so it is difficult for workers to take the dough, the cutting tools on the machine don't have function properly and on manual blades that are often blunt and the handle of the cutter is easily broken because it is made of plastic material. Based on the problems, it is necessary to redesign the ampia machine and complete the manual dough cutting tool using the Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222 method to improve the effective and efficient work. This method is a systematic design method for design to formulate and direct the explanation of an idea that is owned to solve a problem. The results of this research are redesigned ampia machines and completion of manual dough cutting tools. Kata Kunci : Ampia, Manual Dough Cutting Tools, Effective , Efficient, VDI 2222, Redesign viii KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr.wb Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat, karunia serta hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “REDESIGN MESIN AMPIA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE VEREIN DEUTSCHER INGENIEURE (VDI) 2222 (STUDI KASUS : IKM NAFESSA SNACK)“ sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad S.A.W. Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir di Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, S.Ag., M.Ag, selaku rektor dari UIN SUSKA RIAU. 2. Bapak Dr. Akhmad Darmawi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan tugas akhir. 3. Bapak Dr. Fitra Lestari Norhiza ST., M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan tugas akhir. 4. Ibu Zarnelly., S.kom,. M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 5. Ibu Silvia, S.Si, M.Si., selaku Koordinator Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. ix 6. Ibu Melfa Yola, ST., M.Eng., selaku dosen Penasehat Akademik dan pembimbing I Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta berkonsultasi dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini 7. Ibu Misra Hartati, ST, MT., selaku dosen pembimbing II Tugas Akhir yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing serta berkonsultasi dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 8. Ibu Nofirza, ST., M.Sc., Selaku dosen penguji I Tugas Akhir yang telah memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 9. Bapak Anwardi, ST., MT. Selaku dosen penguji II Tugas Akhir yang telah memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU, yang telah banyak memberikan masukan dan mendukung guna menyelesaikan laporan tugas akhirini. 11. IKM Nafessa Snack yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan tugas akhir pada IKM ini dan meluangkan waktu untuk berkonsultasi selama penulis melaksanakan tugas akhir 12. Karyawan IKM Nafessa Snack yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukkan guna mendapatkan informasi dan dapat menambah ilmu pengetahuan terkhususnya pada dunia kerja. 13. Teristimewa Kedua Orang tua penulis, yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan, serta motivasi agar penulis dapat sukses dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar. 14. Teristimewa Adik-adik penulis yang telah mendo’akan dan memberikan dukungan agar penulis dapat sukses dalam menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar. 15. Teristimewa Delfi Mairoza yang telah memberikan dukungan, motivasi dan saling berdiskusi sejak awal perkulihan sampai hari ini penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik dan benar. x 16. Teristimewa sahabat kontrakan budi lestari 2B, Abangda Arif Rahman, SE., Abangda Beni Belia Putra, Abangda Hibatul Whafi, S.kom., Abangda Aan Novianda, Abangda Riski Rahmad Halfadri, ST., Abangda Tomi Zepisa Ritonga, Adinda Dio Andika dan Adinda Nofriadi yang telah memberikan dukungan baik secara moril ataupun materil serta semangat dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar. 17. Rekan – rekan Taewkondo Bengkalis yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 18. Rekan – rekan asisten Praktikum Gambar Teknik, Praktikum Proses Manufaktur dan Praktikum Perancangan Tata Letak Fasilitas Pabrik yang telah memberikan dukungan semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan lapaoran tugas akhir ini. 19. Rekan – rekan Project DISPERINDAG Provinsi Riau yang telah meluangkan waktu, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 20. Rekan – rekan “KRR” yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 21. Teristimewa teman-teman kelas D “Incluside” yang telah memberikan tumpangan, dukungan, dan semangat dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan laporan ini dengan baik dan benar. 22. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2016 Jurusan Teknik Industri UIN SUSKA RIAU yang juga telah memberikan dorongan, masukan dan saling berdiskusi bersama penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 23. Serta Keluarga Besar Teknik Industri UIN SUSKA RIAU atas segala bantuan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas akhirdengan baik. Penulis menyadari laporan Tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan serta kesalahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menerima segala saran serta kritik yang bersifat membangun, agar lebih baik dimasa yang akan datang. xi Harapan penulis, semoga laporan tugas akhirini dapat berguna bagi penulis sendiri khususnya dan dapat menjadikan acuan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca serta dapat memberikan hikmah dan ide bagi pembaca pada umumnya. Aamiin. Wassalamu’alaikum wr.wb Pekanbaru, Juli 2020 Penulis MUHAMMAD HASBI MEIDI NIM. 11652103511 xii DAFTAR ISI COVER LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAAN .................................................................... iii LEMBAR HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL ........................... iv LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................... vii ABSTRACT ............................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvii DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 1.4 Batasan Masalah ............................................................................. 5 1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5 1.6 Posisi Penelitian ............................................................................. 6 1.7 Sistematika Penulisan........................................................................ 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan ....................................................... 9 2.2 Fase-fase Perancangan dan Pengembangan Produk ............................ 12 2.3 Metode Verein Deutsche Inginieuer 2222 (VDI 2222) ....................... 14 2.4 Identifikasi Masalah ........................................................................... 15 xiii 2.5 Spesifikasi Design Produk ................................................................. 16 2.6 Perancangan Design Konseptual ........................................................ 16 2.7 Identifikasi Masalah penting dari Daftar Persyaratan.......................... 18 2.8 Membangun Fungsi Struktur.............................................................. 19 2.9 Menentukan Prinsip Solusi ................................................................ 21 2.10 Penggabungan Prinsip Solusi ............................................................. 23 2.11 Evaluasi Kelayakan Teknis dan Ekonomis ......................................... 24 2.12 Perwujudan Design ............................................................................ 25 2.13 Detail Design ..................................................................................... 26 2.14 Pembuatan Rancangan ....................................................................... 26 2.15 Biaya Manufaktur .............................................................................. 26 2.16 Tahap Penyelesaian............................................................................ 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Survei Pendahuluan ........................................................................... 30 3.2 Studi Literatur.................................................................................... 30 3.3 Identifikasi Masalah ........................................................................... 30 3.4 Perumusan Masalah ........................................................................... 31 3.5 Tujuan Penelitian ............................................................................... 32 3.6 Pengumpulan Data ............................................................................. 32 3.7 Pengolahan Data ................................................................................ 32 3.7.1 Klarifikasi Tugas ............................................................................... 33 3.7.2 Konsep Design................................................................................... 34 3.7.3 Draft Redesign ................................................................................... 35 3.7.4 Gambar Detail .................................................................................. 36 3.7.5 Pembuatan Alat ................................................................................. 37 3.8 Pengujian Alat ................................................................................... 37 3.9 Penentuan Biaya Produksi.................................................................. 38 3.10 Analisa .............................................................................................. 38 3.11 Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 38 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data .......................................................................... 39 xiv 4.1.1 Data Primer .................................................................................... 40 4.1.2 Data Sekunder ................................................................................. 42 4.2 Pengolahan Data ............................................................................. 42 4.2.1 Klarifikasi Tugas ............................................................................ 42 4.2.1.1 Mengidentifikasi Kebutuhan ........................................................... 43 4.2.1.2 Membuat Daftar Persyaratan .......................................................... 44 4.2.2 Konsep Design ............................................................................... 46 4.2.2.1 Menentukan Struktur Fungsi Keseluruhan ....................................... 46 4.2.2.2 Menentukan Prinsip Solusi ............................................................. 50 4.2.2.3 Menggabungkan Varian Konsep ..................................................... 51 4.2.3 Draft Redesign ............................................................................... 57 4.2.3.1 Pengembangan Draft Redesign ....................................................... 58 4.2.3.2 Pemilihan Tata Letak Form Design ................................................ 61 4.2.3.3 Evaluasi Kelayakan Teknis Dan Ekonomi ...................................... 63 4.2.4 Gambar Detail ................................................................................ 64 4.2.5 Pembuatan Alat .............................................................................. 70 4.2.6 Penentuan Biaya Produksi .............................................................. 74 BAB V ANALISA 5.1 Pengumpulan Data .......................................................................... 77 5.1.1 Data Primer .................................................................................... 77 5.1.2 Data Sekunder ................................................................................. 77 5.2 Pengolahan Data ............................................................................. 77 5.2.1 Klarifikasi Tugas ............................................................................ 77 5.2.1.1 Mengidentifikasi Kebutuhan ........................................................... 78 5.2.1.2 Membuat Daftar Persyaratan .......................................................... 78 5.2.2 Konsep Design ............................................................................... 79 5.2.2.1 Menentukan Struktur Fungsi Keseluruhan ....................................... 79 5.2.2.2 Menentukan Prinsip Solusi ............................................................. 82 5.2.2.3 Menggabungkan Varian Konsep ..................................................... 80 5.2.3 Draft Redesign ............................................................................... 81 5.2.3.1 Pengembangan Draft Redesign ....................................................... 81 xv 5.2.3.2 Pemilihan Tata Letak Form Design ................................................ 81 5.2.3.3 Evaluasi Kelayakan Teknis Dan Ekonomis ..................................... 82 5.2.4 Gambar Detail ................................................................................ 82 5.2.5 Pembuatan Alat .............................................................................. 82 5.2.6 Penentuan Biaya Produksi .............................................................. 83 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 84 6.2 Saran .............................................................................................. 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1.1 Design Mesin Ampia awal .................................................................. 2 1.2 (a) Adonan Lengket (b) Landasan Sempit............................................. 3 1.3 Pemotong Adonan Manual (b) Pemotong Adonan Mesin ..................... 4 2.1 Tahapan Perancangan Metode Verein Deutsche Inginieuer 2222 (VDI 2222) .......................................................................................... 15 2.2 Hubungan Penyusunan Konsep ............................................................ 17 2.3 Balck Box ............................................................................................. 20 2.4 Perbaikan Memperlihatkan Subfungsi-Subfungsi ................................. 21 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian ......................................................... 29 4.1 Sketsa Black Box ................................................................................. 47 4.2 Dekomposisi Fungsional Sub Fungsi Pemipihan ....................................... 47 4.3 Dekomposisi Fungsional Sub Fungsi Pemotongan .................................... 47 4.4 Sketsa Black Box Pemipih ................................................................... 48 4.5 Fungsional Sub Fungsi Pemipihan ........................................................... 49 4.6 Sketsa Black Box Alat Pemotong Adonan Manual ................................... 49 4.7 Fungsional Sub Fungsi Alat Pemotong Adonan Manual ............................. 50 4.8 Alternatif Fungsi Keseluruhan Pada Konsep Awal ..................................... 52 4.9 Alternatif Fungsi Keseluruhan I ............................................................... 53 4.10 Alternatif Fungsi Keseluruhan II ............................................................ 54 4.11 Alternatif Fungsi Keseluruhan Pada Konsep Awal .................................... 56 4.12 Alternatif Fungsi Keseluruhan I .............................................................. 56 4.13 Desain Konsep Terpilih Mesin Ampia ..................................................... 57 4.14 Desain Konsep Terpilih Alat Pemotong Adonan Manual ............................ 58 4.15 Spesifikasi Mesin Ampia ....................................................................... 61 4.16 Spesifikasi Alat Pemotong Adonan Manual ............................................. 62 4.17 Detail Dimensi Mesin Ampia ................................................................. 71 4.18 Detail Dimensi Alat Pemotong Adonan Manual ....................................... 73 xvii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Posisi Penelitian ................................................................................... 6 2.1 Tabel Alternatif Konsep ....................................................................... 22 2.2 Pemilihan Seleksi Variasi Konsep ........................................................ 24 2.3 Kriteria Penilaian Evaluasi Varian Konsep ........................................... 25 4.1 Daftar pertanyaan aktivitas dan prosedur penggunaan ampia dan roll cutting .................................................................................... 40 4.2 Rekapitulasi hasil wawancara ............................................................... 41 4.3 Data waktu pemipihan dan pemotongan adonan ................................... 42 4.4 Identifikasi Kebutuhan ......................................................................... 43 4.5 Daftar Persyaratan ................................................................................ 44 4.6 Daftar Persyaratan Mesin Ampia .......................................................... 45 4.7 Daftar Persyaratan Alat Pemotong Adonan........................................... 45 4.8 Tabel Morfologi Alternatif Mesin Ampia ............................................. 50 4.9 Tabel Morfologi Alternatif Alat Pemotong Adonan Manual ................. 51 4.10 Alternatif Fungsi Keseluruhan Mesin Ampia ....................................... 51 4.11 Alternatif Fungsi Keseluruhan Alat Pemotong Adonan Manual .......... 55 4.12 Tabel Draft Redesign Mesin Ampia ................................................... 58 4.13 Tabel Draft Design Alat Pemotong Adonan Manual ............................ 60 4.14 Kelayakan Teknis ............................................................................... 63 4.15 Kelayakan Ekonomis .......................................................................... 63 4.16 Gambar Detail Part Mesin Ampia ..................................................... 64 4.17 Gambar Detail Part Alat Pemotong Adonan Manual .......................... 69 4.18 Data Rekapitulasi Estimasi Biaya Material ......................................... 74 4.19 Data Rekapitulasi Estimasi Keseluruhan............................................. 76 xviii DAFTAR SINGKATAN Halaman QCD : Quality, Cost and Delivery ....................................................... 1 IKM : Industri Kecil Menengah .......................................................... 1 VDI : Verein Deutscher Ingenieure .................................................... 2 AFB : Alternatif Fumhsi Bagian ......................................................... 22 AFK : Alternatif Fungsi Keseluruhan .................................................. 25 D : Demand ................................................................................... 44 W : Wishes ..................................................................................... 44 ALT : Alternatif ................................................................................. 51 xix LAMPIRAN Lampiran Halaman A. Dokumentasi ................................................................................... A-I B. Daftar Riwayat Hidup .................................................................... B-I xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini cara berfikir manusia berubah seiiring dengan pekembangan dunia teknologi, gaya hidup, dan kebutuhan terhadap produk yang berkualitas semakin menuntut untuk berkembangnya fungsi-fungsi produk yang lebih simple dan komplek. Hal ini ditunjang pula dengan pentingnya kebutuhan masyarakat akan sebuah kemudahan. Sehingga dalam menggunakan suatu produk, pengguna akan selalu mencari faktor kepraktisan tanpa menghilangkan faktor kenyamanan dalam penggunaannya. Kepraktisan dan kenyamanan tersebut dapat diperoleh melalui peralatan dan mesin. Peralatan dan mesin adalah salah satu media yang digunakan untuk mencapai kebutuhan dengan kemudahan dan bagian terpenting dalam segala kebutuhan masyarakat. Proses penciptaan alat atau mesin yang sesuai dengan kebutuhan tidak lepas dari proses merancang dan pengembangan. Perancangan dan pengembangan pada produk sangat berkaitan dengan prodes Manufaktur, yaitu merupakan proses menciptakan atau menghasilkan produk yang siap digunakan sesuai dengan kebutuhan. Quality, Cost and Delivery (QCD) adalah istilah yang sering dikenal pada industri manufaktur yang erat kaitannya pada aktivitas produksi. Kualitas (quality) produk yang dihasilkan dituntut untuk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan atau kegunaan sehingga harga dasar (cost) yang ditawarkan ke pasar sesuai dengan kualitas karena berkaitan dengan waktu dan proses pengerjaannya (delivery). Oleh karena itu, seringkali industri melibatkan institusi pendidikan dalam membantu memenuhi kebutuhan pasar salah satunya dengan cara optimalisasi produk atau proses (Adhiharto, dkk., 2018). IKM Nafeesa Snack adalah salah satu unit usaha Industri Kecil Menengah (IKM) yang berada di perumahan persada cendrawasih 2 blok C nomer 10 kota Pekanbaru. Dalam pelaksanaan bisnis, sistem yang dijalankan IKM Nafeesa Snack adalah make to stock, dimana IKM Nafeesa Snack selalu menyediakan produk dan melakukan produksi melalui pemasaran penitipan pada gerai oleh – oleh yang ada di Pekanbaru. Kapasitas produksi dalam satu hari adalah 100 bungkus atau 20 Kg bahan adonan dengan proses produksi dilakukan dengan durasi maksimal 4 jam per hari berdasarkan kebutuhan tercapainya target produksi kerupuk bawang. IKM Nafeesa Snack menggunakan alat-alat pendukung untuk mencapai produksi dan produktivitas kerja. Alat-alat tersebut diantaranya adalah penggorengan, alat bantu tambahan berupa roll kayu pemipih, ember, sendok, serta menggunakan alat bantu berupa ampia. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh M. Erwin Setia Putra dan Melfa Yola, tahun 2019 yaitu “Perancangan Ampia Multifungsi Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222. Mesin ampia multifungsi dirancang untuk meningkatkan produktivitas pengolahan kerupuk bawang. Berikut adalah Design dari mesin ampia multifungsi: Gambar 1.1 Design Mesin Ampia awal (Sumber : AutoCAD, 2019) Setiap alat atau produk yang dirancang harus melalui tahapan uji coba. Pada mesin ampia masih terdapat beberapa kendala. Pada gambar 1.2(a) Kecepatan putaran roll pemipih masih terlalu lambat, putaran mesin dikonversikan melalui gearbox dengan ratio 1:10, dikarenakan hasil dari putaran 2 gearbox dikonversikan ke roll pemipih adonan dengan menggunakan pulley berdiameter 320 mm sehingga putaran roll pemipih adonan menjadi sangat lambat. Roll pemipih adonan tidak ada penyangga pada bagian bawah yang menyebabkan adonan lengket dan ikut berputar pada roll. Gambar 1.2 (a) Adonan Lengket (b) Landasan Sempit (Sumber : IKM Nafeesa Snack, 2019) Pada gambar 1.2(b) terlihat landasan tempat jatuh adonan terlalu sempit, sehingga menyulitkan tangan pekerja untuk mengambil adonan. Jarak antara roll dan landasan yang sempit juga bisa menimbulkan kecelakaan kerja, seperti tangan pekerja terjepit roll pemipih adonan. Mesin ampia yang dirancang sebelumnya terdapat alat pemotong adonan yang terletak pada bagian depan roll pemipih adonan. Gambar 1.2(a) menunjukkan alat pemotong adonan yang ada pada mesin. Kendala pada alat pemotong yaitu saat adonan dimasukkan ke pemotong, adonan harus didorong supaya terpotong dan bisa menimbulkan tangan terkena mata potong dikarenakan pemotong digerakkan oleh mesin. Gambar 1.2(b) menunjukkan alat pemotong adonan yang digunakan secara manual, Permasalahan yang ada pada mata pisau pemotong cepat tumpul dikarenakan terbuat dari bahan plastik dan pada gagang pemotong terbuat plastik yang sering patah. 3 Gambar 1.3 Pemotong Adonan Manual (b) Pemotong Adonan Mesin (Sumber : IKM Nafeesa Snack, 2019) Dalam penyelesaian penelitian ini menggunakan metode Verein Deutsche Ingenieuer 2222 (VDI 2222). Metode Verein Deutsche Ingenieure 2222 (VDI 2222) merupakan metode perancangan sistematik terhadap design untuk merumuskan dan mengarahkan penjabaran sebuah ide yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu permasalahan (Media dan Ibrahim, 2018). Pada penyelesaian penjabaran metode VDI 2222 terdapat 4 tahapan perancangan sebagai alur penyempurnaan alat pemipihan dan pemotongan adonan kerupuk bawang yaitu menganalisa, membuat konsep, merancang, dan penyelesaian. Metode VDI 2222 dapat melakukan analisis yang rasional dan megidentifikasikan kendala-kendala yang dihadapi untuk mencapai solusi optimal yang kemudian kemudian melakukan pencarian prinsip pemecahan masalah yang sesuai dan kombinasi dari prinsip pemecahan masalah tersebut. Hasil dari tahapan akan menjadi pengambilan keputusan dalam redesign mesin ampia dan penyempurnaan alat pemotongan adonan kerupuk bawang dengan syarat-syarat teknis yang disusun dari daftar keinginan penggunan yang dapat diukur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah yang dihadapi yaitu “Bagaimana merancang ulang mesin ampia dan alat bantu pemotongan adonan kerupuk bawang yang efektif dan efisien dengan menggunakan metode Verein Deutsche Ingenieure 2222 (VDI 2222)?’’. 4 1.3 Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah Redesign Mesin Ampia dan penyempurnaan alat bantu pemotongan adonan kerupuk bawang di IKM Nafeesa Snack untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja. 1.4 Batasan Masalah Pada penelitian ini, diberikan batasan masalah dengan tujuan untuk memfokuskan masalah yang akan dikaji serta agar masalah tidak terlalu kompleks. Sehingga dapat dikemukakan beberapa batasan masalah, yaitu pada penelitian ini hanya terfokus pada Redesign Mesin ampia dan penyempurnaan alat bantu pemotong adonan manual. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dan berkaitan dengan beberapa pihak diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Sebagai masukan penulis bagi penelitian dalam pengembangan cara berfikir dan kreativitas untuk menambah wawasan diberbagai bidang keilmuan. b. Menambah pengetahuan kreasi, inovasi, informasi, dan aplikasi keilmuan terutama design dan perancangan dan pengembangan produk. 2. Bagi Pembaca Dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan dalam memecahkan masalah sejenis dengan penulisan ini, khususnya tentang faktor-faktor yang dominan terhadap perancangan dan pengembangan produk sehingga masih dapat dikembangkan dalam penelitian-penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pengguna (alat pemipih dan pemotong adonan kerupuk bawang) Memberikan kemudahan dan kenyamanan serta mengurangi beban kerja pengguna di IKM Nafeesa Snack untuk pelaksanaan pengerjaan memipihkan 5 adonan dengan menggunakan mesin ampia dan dapat memotong adonan dengan alat bantu yang telah dibuat. 1.6 Posisi Penelitian Adapun posisi penelitian pada penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 : Posisi Penelitian No 1 2 Judul dan Penulis Perancangan Ampia Multifungsi Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222 (Studi Kasus: IKM Nafessa Snack) (M. Erwin Setia Putra dan Melfa Yola, ST., M.Eng, 2019) Studi Perancangan Mesin Press Hidrolik 50 ton dengan Metode VDI 2222 (Riky Adhiharto, Endjang Patriatna, M Irfan Fauzan, 2018) Studi Perancangan Mesin Pencacah Cokelat Kapasitas Produksi 600Kg/Jam dengan 3 Metode VDI 2222 (Riona Ihsan Media, Bustami Ibrahim, 2019) Evaluasi Ergonomi dan Perancangan Fasilitas pada Institut Teknologi Bandung (Herman R. 4 Soetisna , Wida Rahmasari , Putra A.R. Yamin, 2018) Redisign Mesin Ampia Untuk Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi Kerja Menggunakan Metode VDI 2222 (Studi 5 Kasus : IKM Nafessa Snack) (Muhammad Hasbi Meidi, 2020) Sumber: Pengumpulan Data (2020) Permasalahan Metode Hasil Proses pemipihan adonan kerupuk bawang masih menggunakan alat manual VDI 2222 Menghasilkan mesin ampia multifungsi untuk meningkatkan proses produksi VDI 2222 Menghasilkan konsep rancangan berupa gambar kerja mesin press dengan dimensi 1120 x 1710 x 3728.5 untuk tonase 50 ton. VDI 2222 Menghasilkan rancangan mesin pencacah sebagai pendukung mesin winower pada sistem pengolahan cokelat dengan kapasitas produksi 600 kg/jam Permasalahan terkait dengan gedung dan fasilitas pada ITB Ergonomi Menghasilkan perbaikan Fasilitas dengan dilengkapi dengan estimasi biaya menggunakan analisis SNI Kecepatan mesin yang masih terlalu lambat, adonan yang lengket dan berputar pada roll pemipih serta alat pemotong adonan manual yang sering patah VDI 2222 Meningkatkan produktivitas IKM dengan hasil yang memuaskan Proses pembuatan produk Alumunium cup yang menggunakan mesin press yang belum sesuai sehingga berpengaruh pada biaya produksi Alat winower yang berfungsi sebagai alat pengolah biji cokelat skala rumah hanya menghasilkan produksi sebesar 268 kg/jam 6 1.7 Sistematika Penuslisan Penulisan sistematika penelitian dibuat agar dapat memudahkan pembahasan dari tugas akhir ini. Penjelasan mengenai penelitian ini disusun dalam sistematika penulisan dengan urutan seperti yang ditulis berikut ini : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, posisi penelitian serta sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelasan yang memuat deskripsi, eksplantasi, sintesis, dan analisis (pembahasan) mengenai data-data yang berhubungan dengan perancangan produk mengenai alat pemipih dan pemotong adonan kerupuk bawang, yang kemudian dituangkan dalam beberapa sub bab, sesuai dengan keperluan. Adapun teori yang didapatkan bersumber dari jurnal, prosiding, buku dan media lainnya yang dapat membantu teoritis dari penenelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian,terdiri dari lokasi penelitian, metode pengumpulan data, langkah pemecahan masalah dan metode analisa data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data yang telah dikumpulkan serta menjelaskan langkah-langkah yang digunakan dan teknis pengolahan data untuk menyelesaikan permasalahan perancangan ulang alat pemipih dan pemotong adonan kerupuk bawang pada IKM Nafeesa Snack. BAB V ANALISA Bab ini berisikan tentang analisis dan interpretasi hasil rancangan pembahasan mengenai pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab sebelumnya. 7 BAB VI PENUTUP Bab ini berisi tentang -mengemukakan kesimpulan yang diperoleh dari seluruh proses pembahasan penelitian yang telah dilakukan dan saran yang bermanfaat agar hasil perancangan sesuai dengan yang diharapkan. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Definisi perancangan (design) merupakan suatu kegiatan atau rekayasa rancang bangun yang dimulai dari ide-ide inovasi desain, atau kemampuan untuk menghasilkan karya dan cipta yang benar-benar dapat menjabarkan permintaan pasar karena adanya penelitian dan pengembangan teknologi (Wiraghani dkk, 2017). Definisi Design menurut kamus umumnya adalah membuat suatu rencana (to fashion after plan). Selanjutnya adalah kombinasi definisi baik untuk proses maupun praktisnya yang diambil dari institusi Inggris Institution of Engineering Designers dan organisasi dosen desain teknik, SEED Ltd. Desain teknik adalah seluruh aktivitas untuk membangun dan mendefinisikan tidak dapat dipecahkan sebelumnya atau solusi baru bagi berbagai masalah yang sebelumnya telah dipecahkan tetapi dengan cara berbeda. Aktivitas desain belum bisa dikatakan selesai sebelum hasil akhir produk dapat dipergunakan dengan tingkat performa yang dapat diterima dan dengan metode kerja yang terdefinisi dengan jelas (Wiraghani dkk, 2017). Peranan design menjadi perbincangan yang menarik oleh para peneliti, dikarenakan bahwa mengingat kebutuhan design merupakan metode yang tepat dan alat untuk memfasilitasi kerberhasilan dalam perancangan. Pendapat mengenai design menjadi sangat penting dalam proses pengembangan produk baru, akan tetapi masih banyak kesempatan yang hilang untuk dimasukkan dalam konsep design dalam pengembangan produk baru yang lebih strategis (Bryant dkk, 2019). Para peneliti menjelaskan bahwa peranan design merupakan salah satu kekuatan pada tahapan melakukan inovasi pengembangan produk, proses ini memberikan kontribusi selama proses keseluruhan dan memberikan perspektif baru pada para perancang. Pendekatan yang diterapkan para pengembang konsep produk juga menyoroti peran kunci prototype yang akan menambah nilai jual produk. Inovasi design juga mendorong bisnis untuk terlibat dan beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. pergeseran dari perspektif pengembangan produk tradisional telah menyebabkan aplikasi terbaru dari desain pendekatan untuk model bisnis melalui eksperimen dan prototype model berdasarkan perubahan fokus dari produk atau jasa yang mendasari (Bryant dkk, 2019). Proses pengembangan produk merupakan urutan langkah – langkah atau kegiatan suatu perusahaan atau suatu instansi pembuat produk untuk menyusun, merancang, dan mengkomersialkan produk yang diciptakan. Kebanyakan langkah atau kegiatan bersifat intelektual dan organisasional bersifat fisik. Beberapa organisasi menjelaskan dan mengikuti proses pengembangan produk dengan cepat, tepat dan rinci. Serta setiap organisasi menggunakan cara yang berbeda dengan yang lain. Proses pengembangan yang terdefinisi dengan tepat berguna karena alasan sebagai berikut (Ulrich dkk, 2001) : 1. Jaminan Kualitas (quality assurance) Proses pengembangan menggolongkan tahap-tahap proyek pengembangan yang dilalui serta melalui butir-butir pemeriksaan. Bila fase-fase dan titik pemeriksaan ini dipilih secara bijaksana, mengikuti proses pengembangan merupakan sebuah cara untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan. 2. Koordinasi Proses pengembangan yang diterjemahkan secara berlaku sebagai rencana utama yang mendefinisikan aturan untuk tiap pemain pada tim pengembangan. Rencana ini menginformasikan kepada anggota tim kapan kontribusi mereka dibutuhkan dan dengan siapa mereka harus bertukar informasi dan bahan. 3. Perencanaan Suatu proses pengembangan terdiri dari tolak ukur yang sesuai dengan penyelesaian tiap fase. Penentuan waktu dari tolak ukur mengikuti jadwal keseluruhan proyek pengembangan. 4. Manajemen Suatu proses pengembangan merupakan alat ukur untuk memperkirakan kinerja dari usaha pengembangan yang berlangsung. Dengan membandingkan 10 peristiwa aktual dengan proses yang dilakukan, seorang manajer dapat mengidentifikasi kemungkinan lingkup permasalahan. 5. Perbaikan Pencatat yang cermat terhadap proses pengembangan suatu organisasi sering membantu untuk mengidentifikasi peluang perbaikan. Dalam sektor manufaktur, merancang dan produksi sebuah produk ditemukan menjadi strategi penting dalam mencapai sebuah keberlanjutan dan tujuan produksi, dengan demikian design produk dapat menjadi definisi sebagai kemampuan untuk pengembangan dan perancangan sebuah produk. Konsep design produk yang berkelanjutan dapat dengan mudah dipahami dengan mempertimbangkan istilah rancangan yang merupakan bagian dari kegiatan kreatif. Namun design diasumsikan hanya untuk menyalurkan ide baru (Ahmad dkk, 2018). Tahapan dari proses design dimulai dari perencanaan dan analisa masalah yang menjadi definisi yang diiringi oleh design konseptual. Tahap design konseptual mengidentifikasi produk yang menghasilkan spesifikasi. tahap design awal yang mencakup konsep alternatif dan pemilihan konsep. Tahapan pemilihan konsep dilakukan untuk perincian produk secara terurai. Evaluasi dan optimasi merupakan persyaratan untuk pembuatan dan pemeliharaan produk (Ahmad dkk, 2018). Hubungan antara design dan industri sangat erat dalam pembuatan produk. Design merupakan proses kreatif yang berhubungan dengan inovasi. Keraguan yang muncul pada inovasi design produk meliputi biaya investasi yang tinggi dan investasi elit menghambat pengembangan sebuahy produk. Pembesaran target pasar semakin menuntut karena lebih kompetitif untuk memuaskan konsumen, menentukan popularitas perusahaan dan menjadi lebih modern. Perlu adanya peran untuk teru berinovasi menjadi permanen. Inovasi design harus dilihat sebagai aspek utama dalam pengembangan dan perancangan produk (Felix dkk, 2020). Efisensi adalah pencapaian output yang maximum dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu . Efisiensi 11 merupakan perbandingan output atau input. Yang di kaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan. Sedangkan efektivitas merupakan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang di tetapkan. Pengertian efektivitas pada umumnya berkaitan dengan suatu ukuran kemampuan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Ukuran kempuan yang di maksud dapat bermacammacam,tergantung daripada sasaran atau tujuan yang ingin di capai atau yang telah di tetapkan. Adapun pengertian efektivitas yang lain yaitu produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai tujuannya baik di tinjau dari segi kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja maupun batas waktu yang di targetkan. Sedangkan untuk Efisiensi di definisikan sebagai bertindak dengan cara yang dapat meminimalisir kerugian atau pemborosan sumberdaya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu. Jadi sesuatuyang dianggap efektif, apabila bisa mencapai tujuan dengan efisien, hemat dan mentaati peraturan yang berlaku. Pengukuran Efisiensi di ukur dengan ratio antara output dengan input. Semakin besar output di banding input,maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi (Sari dkk, 2018). Produktivitas merupakan jumlah produk atau output yang dihasilkan atau jumlah layanan yang diberikan per unit masukan. Tetapi, ada kalanya produktivitas dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang diharapkan. Sebagai contoh, tujuan ditetapkan untuk mengurangi jumlah produk rusak, untuk mengurangi jumlah keluhan konsumen, atau untuk menekan jam lembur (Sulisworo, 2009) 2.2 Fase-fase Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk sebagai kreasi pendahuluan sebagai sekumpulan alternative konsep produk hingga produk dapat diandalkan dan dapat diproduksi ulang dalam system produksi. Fase pada perancangan dan pengembangan produk disesuaikan dengan kondisi keadaan produk. Cara lain untuk berfikir tentang proses dari perancangan dan pengembangan produk dimulai dengan input seperti sasaran perusahaan dan kemampuan teknologi yang 12 tersedia. Ada enam fase dalam proses perancangan dan pengembangan produk secara umum adalah (Ulrich dkk, 2001): 1. Perencanaan atau pencarian gagasan Fase perencanaan atau perencanaan gagasan merupakan kegiatan yang dirujuk sebagai ‘zerofase’ karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. 2. Pengembangan Konsep Fase pengembangan konsep bertujuan untuk kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Konsep adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan tampilan suatu produk dan biasanya dibarengi dengan sekumpulan spesifikasi, analisis produk pesaing serta pertimbangan ekomonis proyek. 3. Perancangan Tingkatan Sistem Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem serta komponen-komponen yang ada pada produk. Output dari fase perancangan tingkat sistem berupa tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari setiap subsistem produk, serta diagram aliran proses pendahuluan untuk proses rakitan akhir. 4. Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup dari spesifikasi lengkap bentuk, material, dan toleransi dari seluruh komponen pada produk dan identifikasi komponen yang dibeli dari pemasok. Output yang dihasilkan adalah pencatatan pengendalian untuk produk, gambar file tentang bentuk tiap komponen dan peralatan produksinya, spesifikasi komponen yang dibeli, serta rencana proses pabrikasi dan perakitan. 5. Pengujian dan perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototype awal dibuat menggunakan komponen – komponen dengan bentuk dan proses produksi 13 sesungguhnya, tetapi tidak memerlukan proses fabrikasi dengan proses yang yang sama pada produksi sesungguhnya. 6. Produksi Awal Fase produksi awal adalah produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi sesungguhnya. Produk yang dihasilkan selama produksi awal kadang-kadang disesuaikan dengan keinginan pelanggan dan secara hati-hati dievaluasi untuk mengidentifikasi kekurangan yang timbul. 2.3 Metode Verein Deutsche Inginieuer (VDI) 2222 Metode Verein Deutsche Inginieuer (VDI) 2222 menghasilkan luaran berupa detail gambar kerja yang merupakan hasil dari akhir penyelesaian masalah. Dengan menggunakan metode perancangan diharapkan dapat melakukan analisis yang rasional dan penentuan syarat yang lebih realistis. Ada 4 tahapan yang dilakukan pada metode VDI 2222 yaitu (Media dkk, 2018) : 1. Analisis yang digunakan untuk mengetahui permasalahan serta mengumpukan data. 2. Pembuatan konsep untuk memperjelas pekerjaan yang dilakukan, membuat daftar tuntutan, pengajuan alternatif fungsi dan pengajuan konsep. 3. Tahap proses perancangan yang menghasilkan draft rancangan dari penilaian variasi konsep dan membuat optimasi sesuai dengan proses pembuatan, perakitan serta perawatan produk. 4. Tahap akhir merupakan tahap penyelesaian yang meliputi gambar kerja detail komponen maupun susunan produk secara keseluruhan. 14 Adapun gambar susunan alur tahapan pada metode VDI 2222 yaitu: ANALISA PRODUK ANALISIS PENGUMPULAN DATA MEMPERJELAS PEKERJAAN DAFTAR TUNTUTAN PEMBAGIAN FUNSI PEMBUATAN KONSEP ALTERNATIF FUNSI VARIASI KONSEP PENILAIAN VARIASI KONSEP KONSEP PEMECAHAN DAFTAR RANCANGAN PERANCANGAN OPTIMASI RANCANGAN GAMBAR DETAIL GAMBAR SUSUNAN PENYELESAIAN PETUNJUK PERAKITAN DAFTAR BAGIAN Gambar 2.1 Tahapan Perancangan Metode Verein Deutsche Inginieuer (VDI) 2222 (Sumber : Media dkk, 2019) 2.4 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan bagian yang integral dari proses pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan proses penurunan konsep, selekesi konsep, benchmark dengan pesaing (competitive benchmarking), dan menetapkan spesifik produk. Tahapan ini sebagai bahan untuk mengumpulkan data mentah dari pelanggan, sebagai basis untuk menentukan spesifikasi produk serta hasil akhir menganalisa hasil dan proses (Ulrich dkk, 2001). 15 2.5 Spesifikasi Design Produk Spesifikasi produk menjelaskan tentang berbagai aspek yang harus dilakukan untuk sebuah produk tentang variabel desain utama dari produk. Spesifikasi produk tidak tidak hanya mempertimbangkan dari segi memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan pernyataan mengenai apa yang harus diusahakan oleh tim dalam upaya memenuhi kebutuhan (Ulrich dkk, 2001). 2.6 Perancangan Design Konseptual Design konseptual adalah bagian dari proses desain dimana mengidentifikasi masalah penting melalui abstraksi, membangun struktur fungsi, mencari prinsip-prinsip kerja yang tepat dan menggabungkan ini ke dalam kerja sebuah-struktur jalan solusi dasar yang ditetapkan melalui penjabaran prinsip solusi dan menentukan solusi prinsip. Fase design konseptual didahului oleh keputusan. Tujuan dari keputusan ini adalah untuk menjawab pertanyaanpertanyaan berdasarkan daftar persyaratan yang telah disepakati selama tugas klarifikasi (Pahl dkk, 2007) : 1. Tugas telah diklarifikasi untuk memungkinkan pengembangan solusi dalam bentuk desain? 2. Design konseptual benar-benar dibutuhkan, atau solusi yang dikenal mengizinkan kemajuan langsung ke perwujudan dan rinci fase desain? 3. Jika tahap konseptual sangat diperlukan, bagaimana dan sejauh mana seharusnya itu dikembangkan secara sistematis? Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan terciptanya beberapa konsep produk sebagai pilihan akhir. Hubungan penyusunan konsep dengan kegiatan pengembangan konsep yang lainnya ditunjukan pada Gambar 2.2 (Ulrich dkk, 2001). 16 Pernyataan Identifikasi misi kebutuhan pelanggan Rencana Menetapkan Menetapkan Mendesain Memilih Menguji Rencana alur pengembangan spesifikasi & spesifikasi konsep produk konsep produk konsep produk pengembangan targetnya akhir Gambar 2.2 Hubungan Penyusunan Konsep (Sumber : Ulrich dkk, 2001) Berikut merupakan penjelasan dari setiap tahap proses perancangan yang telah digambarkan diatas (Ulrich dkk, 2001). 1. Identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan proses yang dibagi menjadi lima tahapan. Lima tahapan tersebut adalah : a. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan b. Menginterprestaikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan c. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan (jika diperlukan) terier d. Menetapkan derajad kepentingan relatif setiap kebutuhan e. Menganalisa hasil dan proses 2. Tahapan spesifikasi merupakan tujuan pengembangan, yang berperan dalam penjelasan produk agar sesuai dengan target kebutuhan pengguna. Kemudian target spesifikasi ini akan diperbaiki tergantung pada batasan konsep produk yang nantinya terpilih. 3. Mendesain konsep-konsep produk merupakan cara pendekatan terstruktur untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam perencanaan penggambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan. 4. Memilih konsep produk adalah proses penyempitan serangkaian alternatif konsep yang sedang dipertimbangkan melalui desain perancangan gambar kerja. 5. Menguji konsep produk adalah cara menemukan kriteria kebutuhan melalui desain rancangan pengembangan melalui wawancara kepada pengguna 17 karena pengguna dapat secara langsung mengamati rancangan produk secara detail. 6. Menetapkan spesifikasi akhir merupakan penetapan konsep rancangan terpilih memlalui diskusi dengan pengguna. Aspek yang dipertimbangkan dalamaktivitas ini yaitu melalui aspek ekonomis atau biaya produk, selain itu perancang juga menjelaskan mengenai ketahanan produk dalam beroperasi. Hal imi dimkaudkan sebagai bahan alternatif pilihan dari spesifikasi untuk menentukan konsep terpilih. 7. Rencana alur pengembangan merupakan draft rancangan awal yang berguna sebagai bahan perancangan serta dapat dikatakan sebagai layout rancangan teknis dan eknomis. Draft rancangan awal dapat saja berubah berdasarkan penyelsaian perancangan detail. 2.7 Identifikasi Masalah penting dari Daftar Persyaratan Klarifikasi tugas dengan bantuan daftar persyaratan akan membantu untuk memusatkan perhatian pada masalah yang terlibat dan akan sangat meningkatkan tingkat informasi tertentu. Berikut tugas ini adalah untuk menganalisis daftar persyaratan sehubungan dengan fungsi yang dibutuhkan dan kendala penting untuk mengkonfirmasi dan menyempurnakan inti dari masalah (Pahl dkk, 2007). Hubungan fungsional yang terdapat dalam daftar persyaratan harus dirumuskan secara eksplisit dan diatur dalam urutan kepentingan. Analisis tersebut ditambah dengan abstraksi langkah-demi-langkah. Berikut akan menjelaskan aspek-aspek umum dan masalah penting dari tugas (Pahl dkk, 2007). Langkah 1. Menghilangkan preferensi pribadi. Langkah 2. Menghilangkan persyaratan yang tidak memiliki kaitan langsung pada fungsi dan kendala penting. Langkah 3. Transform kuantitatif menjadi data kualitatif dan mengurangi mereka untuk pernyataan penting. Langkah 4. Sejauh itu tujuan, menggeneralisasi hasil dari langkah sebelumnya. Langkah 5. Merumuskan masalah dalam hal solusi-netral. 18 Hal yang harus diperhatikan adalah membedakan sebuah persyaratan apakah sebagai tuntutan utama keharusan (demand) atau tuntutan sekunder yang dapat disesuaikan keinginan (wishes). Untuk itu, berikut ini adalah contoh daftar tuntutan dari produk (Ulrich dkk, 2001). 2.8 Membangun Fungsi Struktur Pendekatan terstruktur penyusunan konsep akan mengurangi kesalahan pada perancangan dan pengembangan konsep dengan cara mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, memberikan pengarahan kepada tim untuk penentuan alternative dan menyediakan prosedur mekanisme untuk menetukan solusi parsial yang terintegrasi (Ulrich dkk, 2001). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam membangun fungsi struktur perancangan dan pengembangan yaitu: 1. Secara Keseluruhan Fungsi Persyaratan menentukan fungsi yang mewakili hubungan secara keseluruhan dimaksudkan antara input dan output dari pabrik, mesin atau assembly. Perumusan masalah diperoleh melalui abstraksi tidak banyak yang sama. Oleh karena itu, setelah inti dari masalah secara keseluruhan telah dirumuskan, selanjutnya adalah untuk menunjukkan fungsi keseluruhan berdasarkan aliran energi, material dan sinyal dapat, dengan penggunaan diagram blok, mengungkapkan hubungan solusi-netral antara masukan dan keluaran (Pahl dkk, 2007). 2. Fungsi A Menjadi Turunan Fungsi Sub Fungsi Sub fungsi secara sistem teknis dapat dibagi menjadi subsistem dan elemen, sehingga fungsi yang kompleks atau secara keseluruhan dapat dipecahenjadi sub fungsi kompleksitas yang lebih rendah. Kombinasi sub fungsi individu menghasilkan struktur fungsi yang mewakili fungsi secara keseluruhan (Pahl dkk, 2007). Tujuan sub fungsi adalah sebagai berikut (Pahl dkk, 2007) : a. Menentukan subfunctions yang memfasilitasi dalam pencarian berikutnya untuk solusi 19 b. Menggabungkan subfunctions ini ke dalam struktur fungsi sederhana dan tidak ambigu. c. Dalam menyelesaikan tahapan sub fungsi maka menggunakan metode yaitu dengan metode analisis fungsional dengan prinsip black box yang menggambarkan tentang hubungan antara bahan, energi, dan aliran sinyal. Berikut penjabaran mengenai dekomposisi fungsional, terdapat dua langkah dalam penyelesaiannya yaitu (Ulrich dkk, 2001) : 1. Langkah Pertama Dekomposisi Fungsional Menjelaskan produk kedalam black box bagaimana material, energy, aliran dan lainnya bekerja yang ditunjukan pada Gambar 2.3. Garis menyambung yang tipis menunjukan perpindahan dan konversi dari energi, garis menyambung tebal menandakan pergerakan bahan dalam sistem, dan garis yang putus-putus menunjukan aliran dari kendali dan umpan balik sinyal dalam sistem. Kotak hitam menggambarkan keseluruhan fungsi produk. Gambar 2.3 Black Box (Sumber : Ulrich dkk, 2001) 2. Langkah Kedua Subfungsi Langkah kedua ini memperlihatkan lebih spesifik elemen-elemen yang bekerja dalam produk. Tahapan ini membagi kotak hitam tunggal menjadi subfungsi untuk membuat sebuah gambaran yang lebih spesifik dari apa yang dikerjakan oleh elemen produk untuk menerapkan keseluruhan fungsi produk. Setiap sub fungsi dapat dibagi lebih jauh menjadi subfungsi yang lebih sederhana. Hasil akhir ditunjukan pada Gambar 2.4, merupakan sebuah diagram fungsi yang berisi subfungsi yang terhubung oleh energi, bahan, dan aliran sinyal. 20 energi Menyimpan atau menerima energi luar Merubah energi menjadi energi translasi paku Menyimpan paku Memisahkan paku Sensor trip Alat pelatuk “trip” of tool Menggunakan energi translasi pada paku Penggerak paku Gambar 2.4 Perbaikan Memperlihatkan Subfungsi-Subfungsi (Sumber : Ulrich dkk, 2001) 2.9 Menentukan Prinsip Solusi Prinsip solusi harus diawali dengan prinsip kerja. Prinsip kerja perlu ditemukan untuk berbagai sub fungsi, dan prinsip-prinsip ini akhirnya harus digabungkan menjadi struktur kerja. Konkretisasi struktur kerja akan mengarah pada solusi prinsip. Sebuah prinsip kerja harus mencerminkan efek fisik yang dibutuhkan untuk pemenuhan fungsi yang diberikan dan juga yang geometris dan material karakteristik. Dalam banyak kasus, bagaimanapun, tidak perlu mencari efek baru fisik, desain bentuk (geometri dan bahan) menjadi satu-satunya masalah. Selain itu, dalam mencari solusi seringkali sulit untuk membuat perbedaan mental yang jelas antara efek fisik dan fitur bentuk desain. Oleh karena itu desainer biasanya mencari prinsip-prinsip yang mencakup proses fisik bersama dengan yang diperlukan geometris dan material karakteristik kerja, dan menggabungkan ini menjadi struktur kerja. ide teoritis tentang sifat dan bentuk operator fungsi biasanya disajikan dengan cara diagram atau sketsa freehand (Pahl dkk, 2007). Perlu ditekankan bahwa langkah kita sekarang membahas dimaksudkan untuk menyebabkan beberapa varian solusi, yaitu, bidang solusi. Bidang solusi dapat dibangun dengan memvariasikan efek fisik dan fitur bentuk desain. Selain 21 itu, dalam rangka untuk memenuhi sub fungsi tertentu, beberapa efek fisik mungkin terlibat dalam satu atau beberapa operator fungsi (Pahl dkk, 2007). Alat penting lainnya adalah katalog desain, khususnya untuk efek fisik dan prinsip kerja]. Ketika solusi perlu ditemukan untuk beberapa sub fungsi, adalah untuk memilih fungsi sebagai mengklasifikasikan kriteria; yaitu, sub fungsi menjadi judul baris dan prinsip-prinsip bekerja dapat dimasukkan dalam kolom (Pahl dkk, 2007). Tahap menentukan prinsip solusi merupakan alternatif konsep yang menjelaskan uraian dari setiap fungsi komponen diberikan alternatif konsep dengan tujuan mencari solusi paling optimal berdasarkan penilaian secara teknis maupun penilaian ekonomis Tabel 2.1 : Tabel Alternatif Konsep Alternatif Fungsi Bagian Keuntungan Kerugian Layout Penggerak AFB 1 AFB 2 AFB 3 AFB 1 1. Mudah pada output 1. Sulit dalam pembuatan dudukan 2. Mudah untuk setting sistem transmisi 2. Diperlukan usaha lebih dalam perakitan dan pengikatan pada dudukan penggerak 1. Mudah dipasang sistem 1. Diperlukan usaha lebih transmisi dalam perakitan dan 2. Mudah untuk penyesuaian pengikatan pada dudukan pada sistem transmisi penggerak 3. Mudah dalam pembuatan dudukan penggerak 1. Pemasangan mudah pada 1. Sulit dalam pembuatan dudukan penggerak dudukan 2. Mudah untuk dilakukan 2. Ruang gerak terbatas hanya penyesuaian pada sistem untuk sistem transmisi roda transmisi gigi. 1. Pengaturan layout blade 1. Gaya yang diterima dari mudah dibuat. pelontar tidak merata pada 2. Dapat menghancurkan biji masing-masing blade . cokelat dengan berbagai 2. Kemungkinan cokelat variasi tersangkut pada bagian sisi blade Sumber : Media dkk, (2019) 22 Tabel 2.1 Tabel Alternatif Konsep (Lanjutan) Alternatif Fungsi Bagian Keuntungan Kerugian Layout Pencacah AFB 2 AFB 1 AFB 2 1. Dapat menghancurkan biji cokelat dengan dimensi yang relatif sama. 2. Gaya yang diterima dari pelontar relatif merata pada masing-masing blade 1. Melontarkan biji cokelat dengan 2 arah keluaran. 2. Mudah dilakukan perawatan 3. Laju biji langsung terlontar secara linear 1. Melontarkan biji cokelat dengan 2 arah keluaran. 2. Laju biji terlontar berputar seperti alurnya ( S - flow ) 1. Pengaturan layout blade sulit dibuat untuk memastikan kesejajarannya. 1. Adanya gesekan antara biji cokelat terhadap bagian sisi bilah 1. Sulit dilakukan perawatan karena alur S-nya. 2. Sulit dalam pembuatan dan perakitan alur S. Sumber : Media dkk, (2019) 2.10 Penggabungan Prinsip Solusi Untuk memenuhi fungsi keseluruhan, maka perlu untuk menghasilkan keseluruhan solusi dengan menggabungkan prinsip kerja menjadi struktur kerja, yaitu, sintesis sistem. Dasar dari kombinasi tersebut adalah struktur fungsi didirikan, yang mencerminkan secara logis dan fisik asosiasi mungkin atau berguna dari sub fungsi (Pahl dkk, 2007). .Dalam skema klasifikasi ini, sub fungsi dan solusi yang tepat (prinsip kerja) dimasukkan ke dalam deretan skema. Dengan sistematis menggabungkan prinsip kerja memenuhi sub fungsi tertentu dengan prinsip kerja untuk sub fungsi lainnya, sehingga diperoleh solusi secara keseluruhan dalam bentuk struktur kerja. Dalam proses ini hanya prinsip kerja yang kompatibel harus dikombinasikan (Pahl dkk, 2007). Masalah utama dengan teknik kombinasi adalah memastikan kompatibilitas fisik dan geometrik prinsip-prinsip kerja yang akan digabungkan, yang selanjutnya memastikan kelancaran arus energi, material dan sinyal. Masalah selanjutnya adalah pemilihan secara teknis dan ekonomis kombinasi yang 23 menguntungkan dari bidang besar secara teoritis kemungkinan kombinasi (Pahl dkk, 2007). Seleksi konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain baik berupa teknis maupun biaya serta membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari konsep, dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian, dan pengembangan selanjutnya (Media dkk, 2019). Tabel 2.2 : Pemilihan Seleksi Variasi Konsep Alternatif Fungsi Bagian No Fungsi bagian ALT 1 ALT 2 ALT 3 1 Layout Penggerak A1 A2 A3 2 Sistem Transmisi B1 B2 B3 3 Pelontar Biji Cokelat C1 C2 C3 4 Blade D1 D2 D3 AVK 1 AVK 2 AVK 3 Alternatif Variasi Konsep Sumber : Media dkk, (2019) 2.11 Evaluasi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Selama fase konseptual mungkin sulit untuk menempatkan angka yang sebenarnya untuk biaya. Hal ini karena umumnya untuk membangun rating Re ekonomi sehubungan dengan biaya produksi. Namun demikian, aspek teknis dan ekonomi dapat diidentifikasi dan dipisahkan secara kualitatif, untuk tingkat yang lebih besar atau lebih kecil. Dalam cara yang sama, klasifikasi berdasarkan kriteria konsumen dan produsen sering terbukti berguna. Karena kriteria konsumen biasanya melibatkan penilaian teknis dan kriteria produsen melibatkan peringkat ekonomi (Pahl dkk, 2007). Penentuan berdasarkan evaluasi varian konsep yang sekitar 60% di bawah target artinya tidak layak pengembangan lebih lanjut. Varian dengan penilaian di atas 80% dan profil orang nilai seimbang tanpa individu yang sangat buruk 24 karakteristik umumnya dapat ke tahap desain perwujudan tanpa perbaikan lebih lanjut (Pahl dkk, 2007). Tabel 2.3 Kriteria Penilaian Evaluasi Varian Konsep Sangat Baik Baik Cukup Kurang buruk 5 4 3 2 1 Alternatif Fungsi Keseluruhan Bobot No Krteria Penilaian Nilai (%) AFK 1 AFK 2 AFK 3 Ideal 1. Fungsi 50 4 5 5 5 2. Manufaktur 10 3 3 5 5 3. Penanganan 10 5 5 5 5 4. Perakitan 10 3 4 5 5 5. Perawatan 5 4 4 4 5 6. Biaya 10 3 3 5 5 7. Berat 5 4 3 5 5 Nilai Total: 3.8 4.95 5 4.35 Nilai AFK x (Bobot / 100) Presentasi (Nilai total AFK x 100%) / Nilai Total 76% 87% 99% 100% Ideal Sumber : Adhiharto (2018) 2.12 Perwujudan Design Perwujudan adalah bagian dari proses desain di mana, mulai dari solusi prinsip atau konsep produk teknis, desain yang dikembangkan sesuai dengan kriteria teknis dan ekonomi dan dalam terang informasi lebih lanjut, ke titik di mana desain rinci selanjutnya dapat mengarah langsung ke produksi (Pahl dkk, 2007). Selama fase ini, desainer akan merancang mulai dari konsep (bekerja struktur, solusi prinsip), menentukan struktur konstruksi (keseluruhan tata letak) dari sistem teknis sesuai dengan kriteria teknis dan ekonomi. Hasil desain perwujudan dalam spesifikasi bentuk layout. Dalam perencanaan hal ini sangat diperlukan untuk menghasilkan beberapa layout awal guna mendapatkan informasi lebih lanjut tentang keuntungan dan kerugian dari berbagai varian (Pahl dkk, 2007). 25 Penyelesaian tahapan perwujudan design dilakukan pada fase Tata letak definitive. Tata letak definitif ini menyediakan sarana untuk memeriksa fungsi, kekuatan, kompatibilitas spasial. Dan juga pada tahap ini (di bagian paling terbaru) bahwa kelayakan finansial proyek harus dinilai. Hanya kemudian harus bekerja mulai pada tahap desain rinci (Pahl dkk, 2007). 2.13 Detail Design Fase ini adalah proses desain di mana susunan, bentuk, dimensi dan sifat semua bagian akhirnya ditetapkan, bahan yang ditentukan, kemungkinan produksi dinilai, biaya diperkirakan, dan semua gambar dan dokumen produksi lainnya yang dihasilkan. Detail hasil fase desain dalam spesifikasi informasi dalam bentuk dokumentasi produksi. Hal yang harus diperhatikan yaitu koreksi, koreksi harus dilakukan selama fase ini dari langkah-langkah sebelumnya secara berulangulang, ini merupakan sasaran untuk mengurangi solusi pilihan secara keseluruhan dari konsep-konsep, sehingga akan meningkatkan rakitan dan komponen serta mengurangi biaya (Pahl dkk, 2007). 2.14 Pembuatan Rancangan Tahapan pembuatan rancangan dilakukan sebagai hasil dari pertimbangan variasi konsep rancangan dan penilaian dari variasi konsep rancangan. Draft rancangan dijadikan sebagai bahan panduan awal dalam memenuhi kebutuhan serta pendefinisian spesifikasi beberapa komponen sehingga dapat dilakukan pemesanan dahulu untuk komponen standar ataupun dimensi material yang diinginkan. Draft rancangan terdiri dari, nomor urut komponen, nama komponen, banyak komponen, dimensi, dan material yang diperlukan (Media dkk, 2019). 2.15 Biaya Manufaktur Biaya merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan. Kebanyakan kriteria seleksi merupakan adaptasi dari kebutuhan pelanggan. Namun kemudahan pembuatan dan biaya pembuatan bukanlah keputusan pelanggan. Satu-satunya alasan pelanggan peduli dengan biaya pembuatan adalah penentuan batas bawah dari harga jual. Namun demikian, untuk alasan ini 26 pencantuman biaya beberapa ukuran harga atau kemudahan pembuatan saat menilai konsep (Ulrich dkk, 2001). Biaya manufaktur merupakan jumlah seluruh biaya untuk input dari sistem dan untuk dari proses pembuangan output yang dihasilkan oleh sistem. Biaya manufaktur terdiri dari beberapa biaya diantaranya adalah sebagai berikut (Ulrich dkk, 2001) : 1. Biaya-biaya Komponen Komponen dari suatu produk mencakup komponen standart yang dibeli dari pemasok. Sebagai contoh adalah motor, chip elektronik, dan sekrup. Beberapa komponen lainnya adalah komponen berdasarkan pesanan (custom part) yang dibuat berdasarkan rancangan dari pembuat material mentah, seperti lembaran baja, biji plastik, atau batangan alumunium. 2. Biaya-biaya Perakitan Barang diskrit biasanya dirakit dari komponen-komponen. Proses perakitan hampir selalu mencakup biaya upah tenaga kerja dan juga mencakup biaya peralatan dan perlengkapan. 3. Biaya Overhade Kategori biaya yang digunakan untuk mencakup seluruh biaya-biaya lainnya. Biaya overhade dibedakan menjadi dua yaitu biaya pendukung dan biaya alokasi tidak langsung. Biaya pendukung adalah biaya yang berhubungan dengan penanganan material, jaminan kualitas, pembelian, dan pengiriman. Biaya alokasi tidak langsung adalah biaya manufaktur yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan suatu produk namun dibayarkan oleh suatu usaha, seperti gaji penjaga keamanan dan biaya perawatan bangunan. 2.16 Tahap Penyelesaian Tahapan Penyelesaian merupakan aktifitas terakhir yang dilaksanakan pada perancanga menggunakan metode VDI 2222. Tahapan penyelesaian bertujuan untuk melakukan penggambaran detail sehingga menghasilkan gambar kerja komponen produk dan gambar susuran produk. Gambar kerja disesuaikan secara terperinci sesuai dengan proses manufaktur untuk mempermudah proses 27 pembuatan. Proses tambahan yang dilakukan dengan menambahkan gambar kerja untuk penunjukan perakitan atau assembly dari sebuah produk. Namun apabila ada perbaikan pada gambar kerja komponen serta gambar susunan dan gambar perkakitan akan dicantumkan informasi yang dibutuhkan, sehingga gambar kerja revisi dapat diganti dengan gambar sebelumnya ((Media dkk, 2019). 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan seluruh kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap selama kegiatan penelitian berlangsung. Dengan penyajian diagram alur atau Flow Chart pelaksanaan penelitian untuk memahami tahapan. Mulai Survey Pendahuluan Studi Literatur Identifikasi Masalah Perumusuan Masalah Tujuan Penelitian Pengumpulan Data 1. Data primer - Observasi - Data waktu proses Pemipihan adonan dan Pemotongan adonan 2. Data Sekunder - Data dimensi Mesin Ampia dan Alat pemotong adonan manual Pengolahan Data Klarifikasi Tugas 1. Mengidentifikasi Kebutuhan 2. Membuat Daftar Persyaratan Konsep Design 1. Menentukan Struktur Fungsi Keseluruhan 2. Menentukan Prinsip Solusi 3. Menggabungkan Varian Konsep Draft Redesign 1. Pengembangan Draft Redesign 2. Pemilihan Tata Letak Form Design 3. Evaluasi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Gambar Detail Pembuatan Alat Pengujian Alat Penentuan Biaya Produksi Analisa Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian 3.1 Survei Pendahuluan Survei pendahuluan merupakan langkah awal dalam penelitian, survei pendahuluan adalah mencari dan menemukan topik permasalahan yang akan diteliti sesuai dengan kondisi real di lapangan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap : 1. Proses pemipihan adonan Kerupuk bawang yang sedang berlangsung, dimulai dari pengamatan proses memasukan adonan, penyetelan ketebalan bahan pada alat bantu ampia, hingga peletakan bahan baku pada meja dan melihat waktu yang dibutuhkan dalam pemipihan adonan. 2. Mengetahui cara pemotongan adonan dengan roll cutting bergerigi yang dilakukan secara manual, tahapan proses dan waktu yang dibutuhkan dalam pemotongan yang berdasarkan hasil survei dan wawancara kepada pengguna di IKM Nafeesa Snack. 3. Memperoleh berbagai data sekunder dari IKM Nafeesa Snack seperti jumlah petugas, jam kerja, dan sketsa alur kerja pemipihan dan tahap pemotongan adonan Kerupuk bawang. 3.2 Studi Literatur Studi literatur yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan mempelajari berbagai teori atau konsep yang mendukung pokok penelitian yang dilakukan, meliputi tentang merencanakan konsep, desain dan perancangan wujud yang di susun dalam tahapan metode pada Verein Deutsche Ingenieuer (VDI) 2222. Studi literatur tersebut diperoleh dari sumber jurnal, buku dan karya ilmiah. Sehingga mempermudah dalam pemahaman dan pengembangan teori dari penelitian yang dilakukan. 3.3 Identifikasi Masalah Pada penelitian yang telah dilakukan oleh M. Erwin Setia Putra dan Melfa Yola, tahun 2019 yaitu “Perancangan Ampia Multifungsi Menggunakan Metode Verein Deutscher Ingenieure (VDI) 2222. Mesin ampia multifungsi dirancang untuk meningkatkan produktivitas pengolahan kerupuk bawang. Pada penelitian Sebelumnya dilakukan survei pendahuluan serta dari hasil wawancara yang 30 dilakukan, permasalahan yang terjadi pada penelitian ini yaitu proses pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang yang belum effisien, karena masih sering terjadi waktu yang berlebih saat melakukan aktivitas. Hal ini terjadi karena pemipihan dilakukan dengan menggunakan alat bantu ampia manual yang hanya berfungsi sebagai pemipihan yang dilakukan dengan sistem operasi manual digerakan oleh tangan dan memiiki kapasitas pengolahan adonan yang kecil. Selain itu pemotongan dilakukan dengan menggunakan roll cutting yang dioperasikan dengan mengandalkan tenaga dari tangan, dimana pada saat melakukan operasi bahan adonan diletakan di atas meja yang tentunya membutuhkan area meja yang luas sementara luas area pengolahan Kerupuk bawang pada IKM Nafeesa Snack sangat kecil. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dalam upaya meningkatkan optimalisasi waktu proses sertapeningkatan kapasitas produksi pemipihan dan pemotongan secara tepat. Namun setelah mesin selesai atau terbentuk masih terdapat kendala pada Kecepatan mesin yang masih terlalu lambat, landasan tempat jatuh adonan terlalu sempit sehingga menyulitkan tangan pekerja untuk mengambil adonan, Mesin ampia yang dirancang sebelumnya terdapat alat pemotong adonan yang terletak pada bagian depan roll pemipih adonan, Kendala pada alat pemotong yaitu saat adonan dimasukkan ke pemotong, adonan harus didorong supaya terpotong dan bisa menimbulkan tangan terkena mata potong dikarenakan pemotong digerakkan oleh mesin. 3.4 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka pokok permasalahan yang akan dibahas yaitu identifikasi terhadap faktor yang menyebabkan proses pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang mengalami proses yang tidak effisien dan optimal sehingga menghasilkan banyak waktu dan tenaga pengguna yang menyebabkan tidak tercapainya hasil kerja yang maksimal. Oleh karena itu digunakan metode untuk merancang alat pemipih dan pemotong adonan Kerupuk bawang dengan kapasitas dan dimensi yang memudahkan pekerjaan dan mengeffisienkan waktu melalui metode Verein 31 Deutsche Ingenieuer 2222 (VDI 2222) untuk meningkatkan efektifitas dan effisiensi pengguna. 3.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu merancang mesin ampia atau alat pemipih adonan dan alat bantu pemotong adonan Kerupuk bawang dalam upaya meminimalkan waktu proses dan area pengolahan adonan kerupuk bawang. 3.6 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah sesuatu cara untuk pengadaan data yang diperlukan untuk penelitian, data yang dikumpulkan beberapa data primer dan data sekunder. Secara umum pengumpulan data primer dan data sekunder dilakukan sebagai berikut: 1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara langsung dilapangan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan melakukan observasi langsung dengan mengamati secara langsung proses pengolahan adonan Kerupuk bawang pemipihan hingga pemotongan serta melakukan wawancara langsung kepada pengguna yang terlibat langsung dalam operasional alat ampia dan pemongan kerupuk bawang. Data waktu proses adalah data yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian secara langsung dilapangan. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengamati secara langsung waktu proses pemipihan pada alat ampia dan pemotongan adonan kerupuk bawang. 2. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung. Data ini merupakan data rekapitulasi dan dokumentasi IKM Nafeesa Snack. 3.7 Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini dengan metode Verein Deutsche Ingenieuer (VDI) 2222 yang digunakan dalam pengolahan yaitu : 32 3.7.1 Klarifikasi Tugas Klarifikasi tugas merupakan proses menganalisa dilakukan untuk penyajian desain dalam pengembangan bentuk produk sebagai urutan yang pasti dan sebagai permintaan berdasarkan pengguna. Adapun tahapan dalam klarifikasi tugas adalah 1. Mengidentifikasin Kebutuhan Berdasarkan proses yang ada saat ini terbilang merupakan cara melakukan aktivitas yang tidak effisien dan produktif dalam pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang, karena proses dilakukan dengan menggunakan alat manual dan memiliki spesifikasi terbatas serta membutuhkan area pekerjaan. Aktivitas untuk melakukan pemipihan juga masih memerlukan perbaikan karena petugas mengeluhkan tidak nyamannya dalam melakukan pekerjaan, seperti petugas harus mengejar waktu proses pemipihan dengan jumlah kapasitas harian 20 kg adonan Kerupuk bawang yang harus segera diselesaikan karena jika terlambat menimbulkan masalah terhadap hasil penggorengan, dimana pemipihan dilakukan dengan memutar ampia melalui tangan yang terkadang menimbulkan sakit pada tangan pengguna serta dalam proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan alat bantu manual roll cutting dengan melakukan cara kerja pada area tempat kerja berupa meja. Pada penelitian ini masalah yang dihadapi oleh aktivitas tersebut akan diselesaikan dalam usulan rancang alat pemipihan adonan dilakukan pada alat yang digerakan melalui motor listrik dan memiliki kapasitas pengolahan adonan yang maksimal serta merancang alat pemotong yang sesuai dengan kubutuhan IKM. 2. Membuat Daftar Persyaratan Klarifikasi tugas dengan bantuan daftar persyaratan akan membantu untuk memusatkan perhatian pada masalah yang terlibat dan sangat meningkatkan tingkat informasi tertentu. Daftar persyaratan berhubungan dengan fungsi yang dibutuhkan dan kendala penting untuk mengkonfirmasi dan menyempurnakan inti dari masalah serta menyarankan mengenai hubungan fungsional yang terdapat dalam daftar persyaratan harus dirumuskan secara 33 eksplisit dan diatur dalam urutan kepentingan. analisis itu, ditambah dengan abstraksi langkah-demi-langkah melalui mengungkapkan dari aspek-aspek umum dan masalah penting dari menghilangkan preferensi pribadi, menghilangkan persyaratan yang tidak memiliki kaitan langsung pada fungsi dan kendala penting, transform kuantitatif menjadi data kualitatif dan mengurangi mereka untuk pernyataan penting, menggeneralisasi hasil dari langkah sebelumnya, dan merumuskan masalah dalam hal solusi-netral. Pembuatan persyaratan berdasarkan tujuan dari perancangan alat pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang sesuai dengan kebutuhan tuntutan berdasarkan persyaratan metode VDI 2222 yaitu melalui aspek keinginan (wishes) yang bersumber dari penyesuaian pengguna ataupun keharusan (demand) yang harus dipenuhi dalam membuat alat. 3.7.2 Konsep Design Adapun tahapan dalam pelaksanaan pembuatan konsep design Alat ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Struktur Fungsi Keseluruhan Menentukan fungsi keseluruhan yang mewakili hubungan secara keseluruhan dimaksudkan antara input dan output dari alat atau assembly. Berdasarkan ketentuan daftar persyaratan menjelaskan bahwa perumusan masalah diperoleh abstraksi tidak banyak yang sama. Oleh karena itu, penentuan fungsi pada alat pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang setelah inti dari masalah secara keseluruhan telah dirumuskan, selanjutnya adalah menunjukkan fungsi keseluruhan yang, berdasarkan aliran energi, material dan sinyal dapat dengan penggunaan black box, mengungkapkan hubungan solusi-netral antara masukan dan keluaran. 2. Menentukan Prinsip Solusi Prinsip kerja perlu dilakukan untuk berbagai sub fungsi, dan prinsip-prinsip ini harus digabungkan menjadi struktur kerja. Konkretisasi struktur kerja akan mengarah pada solusi prinsip. Sebuah prinsip kerja harus mencerminkan efek fisik yang dibutuhkan untuk pemenuhan fungsi yang diberikan dan juga yang 34 geometris dan material karakteristik Oleh karena itu desainer biasanya mencari prinsip-prinsip yang mencakup proses fisik bersama dengan yang diperlukan geometris dan material karakteristik kerja, dan menggabungkan ini menjadi struktur kerja. Menentukan prinsip solusi menkankan untuk menyebabkan beberapa varian solusi, yaitu, bidang solusi. Bidang solusi dapat dibangun dengan memvariasikan efek fisik dan fitur bentuk desain. Selain itu, dalam rangka untuk memenuhi sub fungsi tertentu, beberapa efek fisik mungkin terlibat dalam satu atau beberapa operator fungsi. 3. Menggabungkan Variasi Konsep Untuk memenuhi fungsi keseluruhan, maka perlu untuk menghasilkan keseluruhan solusi dengan menggabungkan prinsip kerja menjadi struktur kerja, yaitu, sintesis sistem. Dasar dari kombinasi tersebut adalah struktur fungsi didirikan, yang mencerminkan secara logis dan fisik asosiasi mungkin atau berguna dari sub fungsi. Tahapan ini digunakan untuk menjelaskan rangkaian susunan variasi konsep melalui alternatif fungsi bagian yang dikombinasikan menjadi variasi konsep keseluruhan berdasarkan spesifikasi elemen part serta keunggulan variasi konsep alternatif yang sudah di visualisasikan melalui rancangan design variasi konsep keseluruhan. 3.7.3 Draft Redesign Tahapan dalam penyelesaian ini di susun berdasarkan tahapan umum dalam merancang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan Draft Redesign Tahapan fase pengembangan draft rancangan Redesign Mesin Ampia mencakup gambaran design rakitan tata letak bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari setiap subsistem produk. Fase perwujudan pengembangan draft rancangan awal menentukan keseluruhan desain tata letak (pengaturan umum dan kompatibilitas spasial), desain bentuk awal (komponen bentuk dan bahan) dan proses produksi, dan memberikan solusi untuk setiap fungsi tambahan. Desain pengembangan melibatkan sejumlah besar langkah-langkah korektif di mana analisis dan sintesis terus-menerus 35 menentukan alternatif saling yang saling melengkapi. Tahapan ini dapat dilakukan melalui pengumpulan informasi pada bahan, proses produksi, bagian yang berulang dan standar melibatkan banyak upaya. Pendekatan ini harus direncanakan untuk mencocokkan masalah di tangan, menyadari bahwa modifikasi lebih lanjut akan harus dibuat. 2. Pemilihan Tata Letak Form Design Pemilihan tahapan ini difungsikan untuk menentukan perwujudan yang harus dikembangkan. Yaitu dengan cara menentukan secara umum bentuk komponen dan bahan. Hasil harus memenuhi kendala spasial secara keseluruhan dan kemudian akan selesai sehingga semua fungsi utama yang relevan terpenuhi 3. Evaluasi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Pemilihan variasi konsep berdasarkan penilaian aspek teknik dan ekonomis dalam pengambilan keputusan alternatif terpilih yang akan dikembangkan lebih lanjut dalam fase perancangan produk. alasan pemilihan suatu konsep rancangan optimal yang didasarkan pada aspek – aspek yang menentukan layak atau tidak layaknya suatu konsep rancangan untuk direalisasikan. Pengambilan keputusan menilai dan membandingkan kekuatan dan kelemeahan relatif dari konsep-konsep yang ada melalui aspek teknik yang terdiri dari fungsi utama, pengoperasian, kehandalan, konstruksi, kemudahan dalam perawatan dan aspek ekonomis. 3.7.4 Gambar Detail Tahapan penyelesaian berupa gambar detail mesin ampia untuk menyelesaikan desain bentuk dan proses produksi yang mencakup tata letak yang dipilih dari varian konsep terpilih dengan menghilangkan titik-titik lemah yang telah diidentifikasi selama evaluasi. Pada tahapan ini menyiapkan daftar bagian gambar kerja daftar serta dokumen produksi dan perakitan. Tahap fase penyelesaian design menggunakan aplikasi software autoCAD 2016 untuk perancangan berdasarkan gambar kerja 3D yang mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, dimensi ukuran, dan seluruh komponen pada produk. Tahapan ini 36 mempermudah pengendalian proses produksi dalam rencana proses pabrikasi dan perakitan. 3.7.5 Pembuatan Alat Tahapan perancangan ini berdasarkan gambar kerja detail yang digunakan sebagai bahan informasi dan proses perancangan ata upun perakitan alat serta dalam menentukan jenis material dan part yang digunakan. Spesifikasi material yang digunakan perancangan alat pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang meliputi material, dimensi, dan fungsi kegunaan sistem. Alur dalam penyelesaian rancangan pengerjaan dilakukan dengan beberapa tahapan umum yaitu : 1. Pengukuran besi padu, plat, siku, besi as, dan pipa 2. Pemotongan material yang telah diukur 3. Perakitan pada rangka utama dan perakitan landasan plat bahan adonan 4. Perakitan dudukan motor listrik, besi roll pemipih dan dudukan setelan poros pemipih 5. Pembuatan dudukan transmisi atau penggerak melalui gigi tarik 6. Pemasangan rantai pada gigi tarik yang terhubung pada poros pemipih 7. Perakitan pada poros pemipih 8. Pemasangan motor listrik 9. Perakitan pulley pada motor listrik dan poros pemipih 10. Penggabungan komponen part tambahan dan rancangan yang telah dibuat 3.8 Pengujian Alat Tahapan pengujian alat dilakukan pada saat aktivitas pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang. Pada tahap uji alat ini dilakukan pengamatan dalam aktivitas pemipihan dan pemotongan adonan Kerupuk bawang serta mengamati kembali jumlah waktu yang tercapai dari pada waktu proses tahapan alat sebelumnya. 37 3.9 Penentuan Biaya Produksi Estimasi penentuan biaya produksi dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya material dan non material yang dikeluarkan untuk perancangan yang berupa perancangan alat pemipih dan alat bantu pemotong adonan Kerupuk bawang untuk mengurangi area kerja serta meningkatkan produksi. 3.10 Analisa Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka selanjutnya dapat menganalisa lebih mendalam hasil pengolahan data tersebut. Analisa yang dilakukan berdasarkan hasil pengolahan yang telah dilakukan. Analisa data dilakukan pada hasil perhitungan metode Verein Deutsche Ingenieuer (VDI) 2222 pada perancangan alat pemipih dan pemotong adonan Kerupuk bawang. 3.11 Kesimpulan dan Saran Bagian akhir dari penelitian yaitu penarikan kesimpulan dari hasil pengolahan data yaitu dengan menyimpulkan hasil perancangan dan pengolahan metode Verein Deutsche Ingenieuer (VDI) 2222, serta memberikan saran yang berguna kepada IKM Nafeesa Snack sebagai upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja dan produksi dengan mengurangi waktu kerja melalui sistem kerja alat sehingga dapat mengoptimalkan jumlah operator dan jumlah alat bantu yang digunakan. 38 BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisa yang dilakukan, terdapat beberapa poin penting yang dapat ditarik sebagai kesimpulan dari penelitian ini. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Melfa Yola, ST., M.eng dan M. Erwin Setia Putra telah dirancang mesin ampia multi fungsi, tetapi masih memiliki kendala pada bagian tertentu. Sesuai dengan hasil observasi langsung ke IKM mesin ampia perlu dilakukan perancangan ulang mesin ampia dan penyempurnaan alat potong adonan manual. Proses perancangan ulang dilakukan dalam beberapa tahap untuk mendapatkan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna IKM. Mesin ampia dan alat potong adonan manual dapat mengurangi keluhan beban kerja dan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan produktifitas Keuntungan rancang ulang mesin ampia yaitu proses pemipihan dapat diatur secara fleksibel sesuai kebutuhan pengguna. Kecepatan putaran roll pemipih yang telah ditingkatkan, tidak terjadi adonan yang lengket pada roll pemipih, dan landasan keluar adonan yang luas. Pada alat pemotong adonan manual juga telah dilakukan penyempurnaan seperti merubah kontruksi yang semulanya terbuat dari bahan plastik menjadi bahan besi stainless steel agar lebih kokoh dan tahan lama. 6.2 Saran Dalam penulisan penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan. Pada perancangan ulang mesin ampia dan alat pemotong adonan manual kerupuk bawang ini masih memerlukan banyak modifikasi alat yang harus dilakukan, mengingat tugas akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, data-data dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat memerlukan masukan serta kritikan yang membangun sehubungan dengan penerapan ilmu perancangan dan pengembangan produk dalam bidang disiplin ilmu Teknik Industri saat ini. Penulis memberikan saran yang jika ditindak lanjuti dapat menjadi lebih baik hasil yang telah di dapat sekarang ini. 1. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan metode pendukung guna kesempurnaan alat. 2. Disarankan penelitian selanjutnya menambahkan jumah alternatif design konsep agar mendapatkan pilihan yang beragam untuk mendapatkan data kebutuhan alat. 3. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat lebih memahami konsep transmisi pada roll pemipih adonan untuk menghasilkan potaran yang lebih halus. 85 DAFTAR PUSTAKA Adhiharto, R., Fauzan, M. I., & Patriatna, E. (2019, January). Studi Perancangan Mesin Press Hidrolik 50 ton dengan Metode VDI 2222. In Prosiding SENTRA (Seminar Teknologi dan Rekayasa) (No. 4, pp. 193-203). Ahmad, S., Wong, K, Y., Tseng, M, L., & Wong, W, P., (2018). Sustainable product design and development: A review of tools, applications and research prospects. Resources, Consevation & Recyling. Volume 132, 49-61. Bryant, S, T., Straker, K., & Weigley, C., (2019). The rapid product design and development of a viable nanotechnology energy storage product. Cleaner Production, Volume 244, 118725. Felix, M, J., Goncalves, S., Jimenez, G., & Santos, G., (2019). The Contribution of Design to the Development of Products and Manufacturing Processes in the Portuguese Industry. Procedia Manufacturing, Volume 41, 10551062. Media, I, M., dan Ibrahim, B. (2019). Studi Perancangan Mesin Pencacah Cokelat Kapasitas Produksi 600Kg/Jam dengan Metode VDI 2222. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Manufaktur, 1(2), 41-54. Pahl, G., W. Beitz., et al. Engineering Design A Systematic Approach Third Edition. ISBN-10: 1846283183.British Library Cataloguing in Publication Data. 2007. Sari, D. N., Mintarti, S., & Pattisahusiwa, S. (2018). Analisis efektivitas dan efisiensi pelaksanaan anggaran belanja. KINERJA, 15(1), 38-43. Soetisna, H. R., Rahmasari, W., & Yamin, P. A. (2019). Evaluasi Ergonomi dan Perancangan Fasilitas pada Institut Teknologi Bandung. Jurnal Ergonomi dan K3, 3(1), 26-33. Sulisworo, D. Pengukuran Kinerja. Teknik Industri. Universitas Ahmad Dahlan. 2009. Ulrich, Karl.T., Steven, D.E. Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Salemba Teknik. 2001. Wiraghani, S.R., dan Prasnowo, M.A. Perancangan dan Pengembangan Produk Alat Potong Sol Sandal. Engineering and Sains JournalVol. 1, No. 1, 2017. LAMPIRAN A A. Dokumentasi 2 LAMPIRAN B DAFTAR RIWAYAT HIDUP Muhammad Hasbi Meidi Penulis dilahirkan di Duri pada tanggal 23 Februari 1998 sebagai anak pertama dari ayahanda bernama Alm. Edi Yusmel dan Ibunda bernama Mesrawati yang beralamat di Jl. Mulia, Kel. Gajah Sakti, Kec. Mandau, Kab. Bengkalis, Riau. Email : brotherhoodelian99@yahoo.co.id HP : 082387235xxx Pengalaman pendidikan yang dilalui dimulai pada SD Negeri 53 Gajah Sakti tahun 2004 – 2010. Dilanjutkan di SMP Negeri 3 Mandau Tahun 2010 – 2013. Setamat SMP pendidikan dilanjutkan Di SMK Negeri 1 Mandau dengan Jurusan Teknik Pengelasan tahun 2013- 2016. Kemudian kuliah di Jurusan Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU dan lulus pada tahun 2020. Penelitian tugas akhir berjudul “REDESIGN MESIN AMPIA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE VEREIN DEUTSCHER INGENIEURE (VDI) 2222 (STUDI KASUS : IKM NAFESSA SNACK) “