Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah PDF

PERAN MANAJEMEN PENGELOLAAN MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM SUKOSARI GONDANGLEGI MALANG SKRIPSI Oleh: Ni’matul Isnaini Nim: 04110033 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG Maret, 2008 PERAN MANAJEMEN PENGELOLAAN MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MADRASAH TSANAWIYAH DARUL ULUM SUKOSARI GONDANGLEGI MALANG Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar S.Pd.I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Malang Oleh: Ni’matul Isnaini Nim: 04110033 Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri Malang Untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i) Tanggal, Dewan Penguji : Tanda Tangan 1. Penguji I : (………………….) 2. Penguji II : (………………….) 3. Penguji III: (………………….) 4. Penguji IV : (………………….) Mengesahkan Dekan Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony Nip. 150 042 031 “HALAMAN PERSEMBAHAN” Karya sederhana ini saya persembahkan kepada : MOTTO “He whose present day is better than yesterday is successful, he whose present day like yesterday is loast, he whose present day is worse than yesterday is cursed………” Tidak akan pernah berhasil, orang yang tidak pernah gagal. Orang yang kehilangan keberanian, maka dia akan kehilangan segalagalanya DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG FAKULTAS TARBIYAH Jl. Gajayana 50 Telp. (0341) 551354 Fksimile (0341) 572533 Malang 61544 BUKTI KONSULTASI Dosen Pembimbing NIP Nama Mahasiswa NIM Fakultas Jurusan Judul Skripsi No 01 02 03 04 05 06 07 08 Tanggal : Drs. H. Abd. Ghofir : : Ni’matul Isnaini : 04110033 : Tarbiyah. : Pendidikan Agama Islam. : Peran Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum sukosari Gondanglegi Malang Hal Yang Dikonsultasikan Tanda Tangan Malang,.............................. Mengetahui Dekan Fakultas Tarbiyah Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony NIP. 150042031 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin…., kami haturkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, memberi bimbingan dan memenuhi hati yang lapang dan hati yang jernih kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah ini (Skripsi) dengan judul “Peran Manajemen Pengelolaan Madrasah dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang” Karya ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana, kami berharap tulusan ini nantinya bermanfaat bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian sampai penyusunan skripsi tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bpk. Prof.Dr.H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang beserta seluruh pembantu Rektor, yang telah menyiapkan sarana dan prasarana maupun faktor lainnya yang mendukung selama penulis masih aktif menjadi mahasiswa. 2. Bpk. Drs. H. Subakri, M.Ag selaku dekan Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Kepanjen Malang, beserta seluruh kaeyawan yang tulus dan ikhlas mengamalkan ilmunya selama penilis kuliah, ssemoga amal ibadahnya tercatat sebagai amalan yang mulia. 3. Bpk. DR. Nurul Murtadho, M.Pd selaku pembimbing I, dan Bpk. Joko Sumasono, SE, S.Pd selaku pembimbing II, yang selalu memberi arahan dan bimbingan dengan kesabaran serta dorongan semangat kepada penulis, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan 4. Seluruh teman-teman guru sewaktu menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Ibnu Sina Kepanjen Malang, yang dengan ikhlas membantu terlaksananya skripsi ini. Semoga dengan segala budi baik yang telah mereka semua berikan kepada penulis, penulis panjatkan do’a semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada mereka. Akhirnya penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis harapkan adanya saran dan kritikan sebagai masukan untuk kesempurnaan karya ini. Semoga karya ini mempunyai arti dan memberi nilai tambah bagi peneliti selanjutnya. Malang, 24 Februari 2008 Penulis (Ni’matul Isnaini) DAFTAR ISI Halaman Judul ……………………………………………………………..Hal Halaman Pengajuan …………………………………………………………..i Halaman Persetujuan………………………………………………………....ii Halaman Pengesahan.……………………………………………………......iii Halaman Persembahan..……………………………………………………...iv Halaman Motto.………………………………………………………………v Kata Pengantar………………………………………………………………vi Daftar Isi……………………………………………………………………vii Daftar Tabel ……………………………………………………………….viii Abstrak……………………………………………………………………...ix BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………………… A. Latar Belakang………………………………………………………. B. Rumusan Masalah …………………………………………………... C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………………… D. Batasan Pengertian Istilah…………………………………………… E. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………... F. Pentingnya Masalah………………………………………………... G. Sistematika Pembahasan……………………………………………. BAB II : KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………... A. Konsep Manajemen Pengelolaan Dalam Madrasah………….. …. 1. Pengertian Manajemen………………………………..…………….... 2. Batasan Pengelolaan Madrasasah…………………………………… 3. Fungsi Manajemen Pengelolaan Madrasah……………………… 4. Tujuan Manajemen Pengelolaan Madrasah………………………. B. Konsep Mutu Pendidikan…………………………………………… 1. Pengertian Mutu Pendidikan……………………………………….. 2. Indikator Mutu Pendidikan ……………………………………….. 3. Karakteristik Mutu Pendidikan…………………………………… 4. Prinsip Mutu Pendidikan………………………………………… C. Peran Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan…………………………………………………… BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian………………………………… B. Kehadiran Peneliti……………………………………………….. C. Lokasi Penelitian… ……………………………………………... D. Sumber Data……………………………………………………... E. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………….. F. Pengecekan Keabsahan Data………………………………… G. Tahap-Tahap Penelitian………………………………………. H. Analisis Data……………………………………………………. BAB IV : HASIL PENELITIAN ……………………………………………… A. Deskripsi Latar Belakang Obyek……………………………………. 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darul Ulum ………………………. 2. Profil MTs Darul Ulum Sukosari……………………………………. B. BAB Penyajian dan Analisis Data………………………………………. V: PEMBAHASAN PENELITIAN…………………… VI: KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. A. Kesimpulan ……………………………………………………….. B. Saran………………………………………………………………. …. BAB DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN ABSTRAK Isnaini,Ni’matul. 2008. Peran Manajemen Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Drs. Abd.Ghofir. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah pendidikan yang komplek. Kompleksitas permasalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel yang saling mempengaruhi, salah satunya adalah manajemen atau pengelolaan yang ada pada lembaga tersebut. Dalam rangka meningkatkan kualitas lembaga pendidikan Islam agar dapat menarik minat masyarakat untuk memasukkan putraputri mereka kelembaga pendidikan Islam maka sistem lama harus secepatnya diubah dan melakukan inovasi-inovasi baru kearah itu.Untuk keberlangsungan kegiatan madrasah. MTs. Darul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang berada dalam naungan Departemen Agama RI. Lembaga pendidikan swasta, pada, umumnya dikelola dengan manajemen ala kadarnya sehingga tidak sedikit stagnisasi perkembangan lembaga tersebut sering berjalan lambat. Dengan itu, guna untuk mengetahui asumsi miring tentang lembaga swasta tersebut, MTs. Darul Ulum hanya untuk dijadikan smple sehingga generalisasi asumsi dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui tentang bagaimana Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum dan Peran Manajemen Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah TsanawiyahDarul ulum Sukosari Gondanglegi malang Sedangkan untuk mengumpulkan data penulis menggunakan beberapa metode yaitu: Wawancara Mendalam (Depth Interview), Metode Dokomentasi, Metode Observasi, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data. Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan disini bahwasanya Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum baik ini ditandai dengan tercapainya program-program peningkatan Mutu dan Manajemen Madrasah sangat berperan dalam peningkatan mutu di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum tersebut. Kata Kunci : Manajemen Pendidikan, Mutu Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat secara cepat atau lambat pasti mengalami perubahan baik masyarakat kota maupun desa. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Muhammad Tolhah Hasan: Ibnu Khaldun mengemukakan bahwa tiada masyarakat yang tidak berubah. Perubahan itu ada yang membawa dampak dan pengaruh yang positif, yang berarti membawa kemajuan perkembangan. Tetapi ada juga yang berdampak negatif yang berarti membawa kemunduran. Adapun faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat disebabkan terjadi perubahanperubahan kondisi sosial primer seperti perubahan geografis tempat tinggal masyarakat, perubahan teknologi dan system komunikasi, perubahan ilmu pengetahuan Karena kemajuan ekonomi dan sebagainya. Perubahan sosial berkaitan erat dengan pendidikan karena masyarakat modern akan bersikap kritis dan selektif serta mempunyai orientasi ke masa depan. Perkembangan madrasah dapat ditelusuri mulai dari awal sejarah pada masa permulaan masuk dan perkembangan Islam di Indonesia, dari catatan sejarah dapat diketahui lembaga pendidikan islam bermula dari keinginan orang yang baru masuk islam untuk mengetahui lebih lanjut tentang agama Islam, mereka belajar di rumah-rumah, langgar, masjid, dan kemudian berkembang menjadi pondok pesantren. Dari sekian puluh ribu madrasah yang ada di seluruh plosok tanah air masih menampakkan berbagai permasalahan yang berat dan serius antara lain meliputi: lemahnya bidang managemen, kurangnya kualitas guru, kurangnya dana, sarana dan prasarana serta persoalan keberadaan siswanya sudah memadai mengemban amanat dan memenuhi kebutuhan masyarakat atau belum. Menyadari kompleksitas masalah yang dihadapi mengharuskan madrasah untuk berbenah diri, mencari pemecahannya, mengadakan pembaharuan serta pengembangan dalam semua aspek pendidikan, sebab kalau tidak demikian eksistensinya akan terisolasi dari dunia pendidikan. Hal tersebut di atas memerlukan usaha pimpinan, para guru penyelenggara madrasah untuk mengkomunikasikan komponen-komponen pendidikan, agar secara dinamis dapat di gunakan untuk mengembangkan madrasah dalam mecapai tujuan yang telah di tetapkan. Namun demikian, perfoman madrasah sampai saat ini masih sangat rendah. Beberapa permasalahan telah berhasil diidentifikasi menjadi penyebabnya, baik pada tingkat pengelolaan maupun kebijakan. Pengelolaan madrasah yang kurang bisa bertahan diantara perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat pada tiap waktunya. Setiap lembaga pendidikan akan berlomba-lomba untuk menigkatkan mutu lembaganya. Usaha untuk mewujudkan lembaga pendidikan islam yang konsisten dengan kualitas yang unggul memerlukan langkah-langkah yang praktis. Lembaga pendidikan islam seperti madrasah pertama-pertama di tuntut untuk melakukan ;perubahan setrategi untuk menigkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah pendidikan yang komplek. Kompleksitas permasalahan ini disebabkan oleh banyaknya variabel yang saling mempengaruhi, salah satunya adalah managemen atau penglolaan yang ada pada lembaga tersebut. Dalam rangka meningkatkan kualitas lembaga pendidikan islam agar dapat menarik minat masyarakat untuk memasukkan putraputri mereka kelembaga pendidikan islam maka sistem lama harus secepatnya diubah dan melakukan inovasi-inovasi baru kearah itu. Lembaga pendidikan islam seperti madrasah pertama-pertama dituntut untuk melakukan perubahan perubahan setrategi dalam bidang managemen. Dalam hal ini kepala sekolah madrasah dan seluruh komponen yang ada di madrasah dituntut untuk memiliki visi, tanggung jawab, wawasan dan keterampilan mengelola dengan sebaik-baiknya. Manajemen merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa manajemen tujuan pendidikan tidak dapat diwujudkan secara optimal efektif dan efisien. Dalam manajemen kita dapat mengatur sesuatu agar lebih efektif dan efisien untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang cepat, tepat dan matang. Pengaturan tersebut harus dilakukan dengan sungguh-sungguh mulai dari perencanaan suatu proram pelaksanaannya dan evaluasi secara berkesinambungan yang kesemua proses tersebut terdapat dalam manajemen. Usaha tersebut dapat di harapkan meningkatkan kualitas madrasah sehingga mampu mensejajarkan dengan lembaga pendidikan umum atau yang lebih baik di banding dengan lembaga pendidikan umum. Jika kondisi ini terpenuhi, kehadiran madrasah sangat besar kemungkinannya dijadikan sebagai alternatif. Hanya saja persoalannya sejauh mana madrasah mampu memenuhi tuntutan masyarakat paling tidak berhasil mengurangi kekurangan yang selama ini dimiliki. Sehingga manajemen pengelolaan sangat berpengaruh dalam usaha peningkatan mutu pendidikan dimadrasah. Dari latar belakang diatas peneliti akan melakukan kegiatan penelitian yang nantinya akan disusun menjadi skripsi dengan judul Peran Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan dirahkan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan manajemen pengelolaan madrasah di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 2. Bagaimana mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 3. Bagaimana peran manajemen pengelolaan madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 4. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pengelolaan madrasah di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Dari Latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pegelolaan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 2. Mendeskripsikan mutu pendidikan di madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 3. Mendeskripsikan peran manajemen pengelolaan madrasah dalam Menigkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 4. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pengelolaan madrasah di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Dan dari hasil penelitian ini peneliti mempunyai harapan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini di harapkan sebagai bahan informasi bagi semua lembaga pendidikan islam khususnya Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum dalam menigkatkan mutu pedidikan. 2. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan 3. Hasil penelitian ini dapat di harapkan sebagai bahan pertimbangan bagi para pelaksana manajemen pengelola Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum untuk meningkatkan mutu pendidikannya D. Batasan Pengertian Istilah Judul “ PERAN MANAJEMEN PENGELOLAAN MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTs DARUL ULUM SUKOSARI GONDANGLEGI MALANG Peran Manajemen dalam Pengelolaan Madrasah : meningkatkan produktivitas dalam peningkatan mutu pendidikan. MTs. Darul Ulum : Merupakan suatu lembaga pendidikan formal setingkat SLTP yang kurikulumnya memuat pelajaran agama dan umum. Mutu Pendidikan : Kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk menigkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari semakin melebarnya pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi pembahasan pada : Peran manajemen Pengelolaan Madrasah di MTs. Darul Ulum dan upaya yang dilakukan untuk peningkatan mutu pendidikannya di MTs. Darul Ulum F. Pentingnya Masalah G. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan ini, penulis membaginya menjadi enam bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, ruanglingkup penelitian dan pentingnya masalah. Bab II berisikan tentang kajian pustaka yang membahas tentang pegertian manajemen pengelolaan madrasah, fungsi, tujuan, serta faktorfaktor pendukung dan penghambat. Dan peran manajemen pengelolaan dalam menigkatkan mutu pendidikan Bab III Berisikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi lokasi penelitian, jenis penelitian, Bab IV Merupakan pembahasan tentang deskripsi permasalahan pertama dan kedua. Bab V berisikan tentang pembahasan hasil penelitian. Bab VI Berisikan kesimpulan dan saran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Manajemen Pengelolaan Madrasah hasil penelitian 1. Pengertian Manajemen Manajemen, secara etimologi berasal dari kata manage atau manus (latin) yang berarti memimpin, menangani, mengatur dan atau membimbing. Dengan demikian berarti pengertian manajemen dapat diartikan sebagai sebuah proses khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan. Hal ini dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya Sebagai applied science (ilmu aplikatif), fugsi manajemen dapat dijabarkan menjadi sebuah proses tindakan meliputi beberapa hal, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karana itu manajemen diaratikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Mary Parker Follett mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan atau tidak melakukan tugas-tugas sendiri. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, mendefinisikan manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan menurut G.R Terry dalam bukunya “ Principel management” mendefinisikan manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan mengendalikan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaranyang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam lainnya. 2. Fungsi Manajemen Pengelolaan Madrasah Terkait dengan peran manajemen dalam pengelolaan madrasah, fungsi manajemen yang akan dibahas adalah Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading) dan Pengawasan (controlling). a) Perencanaan (Planning) Perencanan atau planning adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan terkait dengan kemana organisasi akan dibawa. Dalam setiap perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yaitu (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu (3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Beberapa model perencanaan pendidikan, antara lain: a. Model perencanaan komprehensif Model ini digunakan untuk menganalisis perubahan dalam sistem pendidikan secara komprehensif serta berfungsi sebagai suatu patokan dalam menjabarkan rencana-rencana yang lebih spesifik ke arah tujuan yang lebih luas. b. Model target setting Model ini dipergunakan untuk mengupayakan pelaksanaan proyeksi ataupun memperkirakan tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu. c. Model costing (pembiayaan) dan kefektifan biaya Model ini sering digunakan untuk menganalisis proyek dalam kriteria efisien dan efektifitas ekonomis. Selain itu juga untuk memperbandingkan proyek yang menjadi alternatif penanggulangan masalah yang dihadapi. Dalam pendidikan, model ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pendidikan tidak terlepas dari masalah pembiayaan. Dengan sejumlah biaya yang dikeluarkan selama proses pendidikan diharapkan dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan benefit (keuntungan). d. Model PPBS (Planning, Programming, Budgeting System). Model ini merupakAn sistem perencanaan, peyusunan program dan penganggaran yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya . Adapun metode yang digunakan secara umum dalam perencanaan yang dapat diterapkan di bidang pendidikan, antara lain: 1) Metode mean-ways and analysis (analisis mengenai alat-cara-tujuan) 2) Metode input-output analysis (analisis masukan dan keluaran) 3) Metode economic analysis (analisi ekonometrik) 4) Metode cause effect diagram (diagram sebab akibat) 5) Metode delphi 6) Metode heuristik 7) Metode analsiis siklus kehidupan (life-cycle analysis) 8) Metode value added analysis (analisis nilai tambah) Ada beberapa jenis perencanaan pendidikan. Jika dilihat menurut besarannya (magnitude), yaitu: 1) Perencanaan Makro 2) Perencanaan Meso 3) Perencanaan Mikro Sedangkan jika dilihat berdasar tingkatan, perencanaan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: 1) Perencanaan strategik (renstra) Perencanaan strategik sering disebut sebagai perencanaan jangka panjang. Strategi inimerupakan konfiigurasi tentang hasil yang diharapkan dapat tercapai di masa mendatang. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan runag lingkup, hasil persaingan, target dan penataan sumbersumber Perencanaan strategik merupakan proses penentuan sasaran utama, kebijaksanaan yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumbesumber serta strategi yang mengatur dan pendaya gunaan sumber untuk mencapai tujuan. Langkah penyusunan strategik ini meliputi (1) analisis keadaan sekarang dan akan datang (2) identifikasi kekuatan dan kelemahan lembaga atau organisasi (3) mempertimbangkan norma-norma (4) identifikasi kemungkinan dan resiko (5) menentukan ruang lingkup hasil dan kebutuhan masyarakat (6) menilai faktor-faktor penunjang (7) merumuskan tujuan dan kriteria keberhasilan (8) menetapkan penataan distribusi, sumber-sumber Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 1: Langkah Penyusunan Renstra menurut Nanang Fattah Analisis lingkungan Ekonomi, sosial, pasar, teknologi Identifikasi kekuatan dan kelemahan Produk, kuangan, pasar, manajemen Norma dan nilai Ekonomi Etika Politik Sosial KEUNTUNGAN SAINGAN KESEMPATAN DAN RESIKO RUANG LINGKUP PRODUKSI DAN PASARAN TUJUAN / OBJEKTIF RENSTRA DETAIL Perencanaan strategik ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan analisis SWOT (Streinghts, Weaknesses, Opportunities, Treats) yang ada atau mungkin timbul. Ada beberapa komponen rencana strategik yang saling berhubungan erat. Hubungan antar komponen ini dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2 : Hubungan Komponen Renstra menurut Husaini Usman WHAT HOW VISI MISI TUJUAN PROGRAM SASARAN KEGIATAN KEBIJAKAN Bagan diatas menunjukkan bahwa visi, merupakan cara pandang jauh kedepan kemana lembaga pendidikan harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Visi sebaiknya dibuat secara singkat dan mudah diingat, inspiratif dan menantang, merupakan sesuatu yang ideal, sesuatu yang ingin dicapai dimasa mendatang dan menarik bagi organisasi, pelanggan dan pihak-pihak lain yang terkait. Adapun misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar cita-cita organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Penetapan tujuan sebaiknya mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analsis strategi. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bahkan bulanan. Tujuan yang baik akan mencakup akseptabilitas, fkleksibilitas, dapat diukur, memotivasi, sesuai dengan visi dan misi organisasi dan mudah difahami. Sedangkan sasaran sebaiknya spesifik, terukur dan dapat dinilai, berorientasi pada hasil, dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 1 semester, 1 tahun, 2 tahun dan sebagainya. Sasaran yang baik adalah spesifik, mesurable (dapat diukur), attainable, realistik, dan time bounding. Strategi, merupakan cara untuk mencapai sasaran dan tujuan yang dijabarkan ke dalam bentuk kebijakan dan program. Selanjutnya, kebijakan ditetapkan untuk memberikan petunjuk, prinsip-prinsip dasar, rambu-rambu dan signal-signal penting dalam menyusun program dan kegiatan. Adapun program merupakan sekumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mencapai sasaran. Selanjutnya, program akan dijabarkan kedalam bentuk-bentuk kegiatan, sehingga kegiatan-kegiatan itu akan dilaksanakan sebagai wujud dari berbagai program. Sebelum pihak manajemen membuat rencana strategik, biasanya terlebih dahulu membuat analisis SWOT (streinght (kekuatan), weekness (kelemahan), opportunity (peluang), and threat (ancaman) yaitu analisis situasi dan kondisi lembaga secara menyeluruh, dengan melihat faktorfaktor kunci eksternal maupun internal. Analisis faktor kunci internal berupa kelemahan dan kekuatan, dan analisis faktor kunci eksternal berupa peluang dan ancaman. Selanjutnya, manajemen dapat melihat dan menggabungkan peluang dan kekuatan lembaga untuk terus ditumbuh kembangkan dan ancaman serta kelemahan dapat diatasi dan diminimalisir sekecil mungkin. Dari hasil analisis SWOT tersebut, pihak manajemen akan membuat kebijakan baru berupa rencana strategik. 2) Perencanaan koordinatif Perencanaan koordinatif ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan koordinatif biasanya sudah terperinci dan menggunakan pertimbangan akal sehat. Perencanaan ini mencakup semua aspek operasi suatu sistem yang meminta ditaatinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat manajemen strategik 3) Perencanaan operasional Perencanaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu sistem rencana strategi. Perencanaan ini bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkrit tentang bagaimana suatu program dilaksanakan menurut aturan, prosedur, dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya. Rencana operasional ini dijabarkan dan diterjemahkan ke dalam suatu data kuantitatif yang dapat diukur dan biasanya dipergunakan juga dimensi uang Lebih jauh, jika perencanaan dilihat berdasarkan jangka waktunya, Nanang Fattah menjelaskan sebagai berikut: 1) Perencanaan jangka pendek, merupakan perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun. Rencana ini sering disebut rencana operasional. 2) Perencanaan jangka menengah, mencakup kurun waktu pelaksanaan 5 sampai 10 tahun. Perencanaan ini merupakan penjabaran rencana jangka panjang tetapi bersifat operasional. 3) Perencanaan jangka panjang, meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini dijabarkan kedalam jangka menengah dan dirinci lagi kedalam rencana jangka pendek. Perencanaan yang baik akan dibuat seefektif dan seefisien mungkin, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan atau hambatan serta pemborosan dalam melaksanakan perencanaan. b) Pengorganisasian (Organizing) Definisi sederhana pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lebaga atau kelompok fungsional. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan itu diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Organisasi biasanya diartikan sebagai kumpulan orang dengan sistem kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik sistem kerjasama dapat dilihat dari adanya komunikasi antar orang yang bekerjasama, individu dalam organisasi tersebut mempunyai kemampuan untuk bekerjasama, kerjasama itu ditujukan untuk mencapai tujuan. Organisasi mengandung tiga elemen, yaitu kemampuan untuk bekerja sama, tujuan yang ingin dicapai dan komunikasi Dalam penyelenggaraan fungsi pengorganisasian, sebaiknya dengan mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip oganisasi sehingga hasil penyelenggaraan fungsi pengorganisasian ini adalah tercipta suatu organisasi yang bentuk, struktur dan bagian-bagiannya disesuaikan dengan kebutuhan sekelompok orang yang terikat secara fomal dan terus menerus berinteraksi satu dengan yang lain dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sarana yang digunakan utuk mencapai tujuan yang di inginkan memerlukan banyak orang dan salah satunya harus mengorganisasikannya. Manajer bertugas untuk mengorganisasikan pekerjaannya untuk mencapai suatu koordinasi yang seimbang, seperti faktor hirarkhi, departementalisasi, desentralisasi dan struktur organisasi. Fungsi pengorganisasian harus dilihat tidak hanya sebagai masalah teknis yang berkaitan dengan penentuan struktur dan penggambaran pembangian tugas yang sifatnya mekanistik, melainkan berkaitan erat dengan sikap dan perilaku para anggotanya dalam pemanfaatan organisasi tersebut. Pemahaman keperilakuan dapat terwujud dengan mendalami beberapa prinsip organisasi berikut: 1) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai 2) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi 3) Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi 4) Kesatuan arah 5) Kesatuan perintah 6) Fungsionalisasi 7) Deliniasi berbagai tugas 8) Keseimbangn antara wewenang dan tanggung jawab 9) Pembagian tugas 10) Kesederhanaan struktur 11) Pola dasar organisai yang relatif permanen 12) Adanya pola pendelegasian wewenang 13) Rentang pengawasan 14) Jaminan pekerjaan 15) Keseimbangan antara jasa dan imbalan Pengorganisasian akan lebih mudah dioperasikan jika disederhanakan kedalam suatu struktur organisasi. Struktur organisasi yang ditetapkan untuk diberlakukan oleh manajemen terwujud dalam salah satu tipe organisasi yang dikenal dewasa ini. Untuk menjatuhkan pilihan yang tepat pada satu tipe organisasi tertentu, perlu diketahui ciri dari masing-masing tipe. Setiap tipe organisasi mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu. Kecocokan antara kelebihan ciri-ciri tersebut dengan bentuk, sifat, dan jenis kegiatan organisasi mengakibatkan ketepatan suatu tipe tertentu. Sebaliknya, ketidak cocokan antara dua hal tersebut akan berakibat pada ketidak tepatan penggunaannya. Setidaknya ada lima tipe organisasi antara lain: Organisasi lini Organisasi lini dan staf Organisasi fungsional Organisasi matriks Organisasi panitia Proses pengorganisasian mempunyai beberapa tahap, yaitu: 1) Pemerincian pekerjaan, dengan menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi 2) Pembagian kerja, dengan membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatankegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau pekelompok. Orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasii, tidak dibebani terlalu berat dan tidak terlalu ringan. 3) Penyatuan pekerjaan, dengan menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara rasional dan efisien. Pengelompokan tugas yang saling berkaitan, jika organisasi sudh membesar atau kompleks. Penyatuan kerja ini biasanya disebut departementalisasi. 4) Koordinasi pekerjaan, dengan menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yangharmonis. Pada setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan atau aktivitas, kemungkinan timbul konflik diantara anggota dan mekanisme pengkoordinasian memungkinkan setip anggota organisasi untuk tetap bekeja secara efektif. Monitoring dan reorganisasi, dengan melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas. Karena pengorganisasian merupakan suatu proses berkelanjutan, maka diperlukan penilaiann ulang terhadap keempat langkah sebelunya secara terprogram atau berkala, untuk menjamin konsistensi, efektif dan efisien dalam memenui kebutuhan. Oleh karena itu, struktur organisasi sebaiknya dapat mengcover dari tujuan lembaga pendidikan tersebut, sehingga tidak akan terjadi pemborosan personel atau overjobs (kelebihan beban kerja). c) Kepemimpinan (Leading) Memimpin (leading) merupakan fungsi ketiga dari manajemen. Leading ini berupa bias berupa directing atau menunjukkan (guiding) dan memimpin orang-orang. Seorang pemimpin butuh hubungan atau komunikasi secara interpersonal dengan bawahan untuk mempengaruhi mereka. Dalam Islam, kepemimpinan meliputi banyak hal. Menurut Fakih menyatakan mengenai pemimpin Islam. Seorang pemimpin dalam perspektif Islam memiliki fungsi ganda yaitu sebagai seorang khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi yang harus merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta. Dan sekaligus sebagai Abdullah (hamba Allah) yang patuh serta senantiasa terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah. Hal ini juga menunjukkan bahwa dalam konsep teori kepemimpinan dari dunia barat hanya sekedar mencakup aspek kepemimpinan sebagai suatu konsep relasi, proses otoritas maupun kegiatan mempengaruhi secara horizontal. Untuk memahami dasar konseptual dalam perspektif Islam, berdasarkan pendekatan normative yang bersumber dari al Quran dan al Hadits, terdapat empat macam prinsip pokok kepemimpinan yaitu prinsip tanggung jawab (responsibility) dalam organisasi, prinsip etika tauhid, prinsip keadilan dan prinsip kesederhanaan. Sedangkan karakteristik yang dibutuhkan adalah memiliki aqidah Islamiyah yang mantap, tasamuh (toleran), memiliki landasan kerjasama dan solidaritas, mampu menghilangkan kultur organisasi, terbuka dan bebas dari penyakit jahid (reaksioner) serta jamid (beku berfikir) d) Pengawasan (Controlling) Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil dicapai. Pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimana rumit dan luasnya suatu organisasi. Pengawasan menurut Siagian merupakan poses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagi fungsi organik, pengawasan merupakan salah satu tugas yang mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari mnajer puncak hingga pada manajer rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselenggarakan oleh semua petugas operasional. Proses dasar pengawasan terdiri dari tahap: a) Menetapkan standar pelaksanaan pekerjaan Penentuan standar mencakup kriteria untuk semua lapisan pekerjaan (job performance) yang terdapat dalam satu organisasi. Standar ialah kriteria-kriteria untuk mengukur pelaksanaan pekerjaan. Kriteria tersebut bisa berbentuk kualitatif atau kuantitatif. Adapun standar pelaksanaan (standard performance) ialah suatu pernyataan mengenai kondisi-kondisi yang terjadi bila suatu pekerjaan dikerjakan secara memuaskan. Umumnya standar pelaksanaan pekerjaan bagi suatu aktivitas menyangkut kriteria ongkos, waktu, kuantitas dan kualitas. Ukuran kritis sebagai standar yaitu fisik, ongkos, program, pendapatan dan standar yang tidak dapat diraba (intangible). Standar intangible ini sangat sulit untuk diukur dan biasanya tidak dinyatakan dalam ukuran kuantitas. b) Pengukuran hasil atau pelaksanaan pekerjaan Tahap kedua dari proses pengawasan adalah pengukuran hasil atau pelaksanaan. Metode dan teknik koreksinya dapat dilihat secara jelas pada klasifikasi fungsi-fungsi manajemen: 1) Perencanaan, yakni garis umpan balik proses manajemen dapat berwujud meninjau kembali rencana mengubah tujuan atau mengubah standar 2) Pengorganisasian, dengan memeriksa apakah struktur organisasi yang adaitu cukup sesuai dengan standar, apakah tugasdan kewajiban telah dimengerti dengan baik, dan apakah diperlukan kembali penataan orang-orang. 3) Penataan staf, dengan memperbaiki sistem seleksi, memperbaiki sistem latihan danmenata kembali tugas-tugas 4) Pengarahan yakni mengembangkan kepemimpinan yang lebih baik, meningkatkan motivasi, menjelaskan pekerjaan yang sukses, penyadaran akan tujuan secara keseluruhan apakah kejasama antara pimpinan dan anak buah berada dalam standar Pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki ciri-ciri berikut: 1) Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. 2) Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana. 3) Pengawasan harus menunjukkan pengecualian pada titik-titik strategis tertentu. Prinsip pengecualian ini berlaku pula dalam melakukan pengawasan. Pendapat ini berimplikasi antara lain: a) Menciptakan suatu mekanisme pengawasan sedemikian rupa sehingga secara otomatis gejala timbulnya penyimpangan dapat dilihat dengan segera. b) Para bawahan menerapkan prinsip pengawasan diri (self control) sehingga pengawsan oleh pihak lain, dalam hal ini atasan, dapat dikurangi menskipun tidak mungkin dan tidak boleh dihilangkan sama sekali. c) Para manajer memeberikan petunjuk pada para bawahan bahwa ia akan menangani sendiri hl-hal yang bersifat strategis dan menjelaskan kepada para bawahan hal-hal apa saja yang dipandang startegis oleh manajer. 4) Obyektivitas dalam melakukan pengawasan. 5) Keluwesan pengawasan. 6) Pengawasan harus memperhitungkan pola dasar organisasi. 7) Efisiensi pelaksanaan pengawasan. 8) Pemahaman sistem pengawasan oleh semua pihak yang terlibat. 9) Pengawasan mencari apa yang tidak beres. 10) Pengawasan harus bersifat membimbing. Langkah-langkah dasar kepengawasan dapat digambarkan dalam bagan berikut: Gambar 3 :Langkah-langkah Dasar Kepengawasan menurut Nanang Fattah Menetapkan standar untuk mengukur prestasi Mengukur prestasi kerja Apakah prestasi memenuhi standar Ambil tindakan korektif Tidak berbuat apa-apa Tidak Ya 3. Tujuan Manajemen Pengelolaan Madrasah Menurut Shorode dan Voich (1974) tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal atau jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan atau lulusannya, keuntungan atau profil yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah atau nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. Dengan demikian, produktivitas organisasi (Total Produtivity) secara lebih luas mengidentifikasi keberhasilan dan atau kegagalan dalam menghasilkan suatu produk tertentu (barang atau jasa) secara kuantitas dan kualitas dengan pemanfaatan sumber-sumber dengan benar. Produktivitas merupakan kriteria, pencapaian kerja yang ditrapkan kepada individu, kelompok atau organisasi. Sebaliknya produktivitas tidak hanya memerlukan kreativitas. Gillomore (1974) dalam The Productive Personality mendasarkan produktivitaspada tiga aspek, yaitu prestasi akademis, kreativitas, dan pemimpin. Seorang yang intelegennya tinggi mempunyai kecendrungan kreatif, berprestasi, dan akhirnya akan produktif. Oleh karena itu, baik secara individu maupun kelompok apabila berkarya sebaikbaiknya, merupakan landasan untuk mencapai produktivitas organisasi. B. Konsep Mutu Pendidikan 1. Pengertian Mutu Pendidikan Secara etimologis, mutu pendidkan adalah kualitas, derajat, tingkat, kadar dan nilai. Sedangkan menurut kamus umum bahasa Indonesia mutu berarti kadar, baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf/derajat, kepandaian atau kecesdasan. Secar umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses dan out put pendidikan. Mutu pendidikan artinya kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimal mungkin. Dilihat dari pengertian di atas, untuk menigkatkan mutu pendidikan harus menerapkan program pendidikan yang efisien, yang ditandai dengan pola penyebaran dan pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang sudah ditata secara efisien ialah yang mampu mendistribusikan sumbersumber pendidikan secara adil dan makmuragar setiap peserta didik memperoleh kesempatan yang sama untuk mendayagunakan sumber-sumber pendidikan tersebut dan mencapai hasil yang maksimal. Maksudnya yaitu, mutu pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan konsep efektifitas, keadilan dan pemerataan. Efektifitas pendidkan dapat dilihat dari sudut prestasi, yaitu mampu menampung masukan yang banyak dan menghasillkan tamatan yang banyak, bermutu dalam arti bersaing di pasaran atau lapangan kerjayang ada dan di perlukan, relevan dalam arti adanya keterkaitan dan kesepadanan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun, baik berkenaan dengan ketenagaan maupun dengan ilmu yang dihasilkan, dan mempunyai nilai ekonomis dalam arti tamatan yang dikeluarkan mempunyai maknaekonomi paling sedikit memperoleh penghargan yang layak. Mutu pendidikan sangat ditentukan oleh tercapainya tujuan pendidikan secara integral. Tercapainya mutu pendidikan adalah satu bentuk keberhasilan yang dicapai lembaga pendidikan dengan baik, berupa nilai, kadar derajat dan juga berimplikasi dalam pembentukan siswa yang berkualitas. Jadi pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademikdan non akademik yang mampu menjadi pelopor pembaharuan dan perubahan sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, naik itu dimasa sekarangatau masa yang akan datang. Mutu pendidikanbukanlah suatu konsep yang berdiri sendiri akan tetapi terkait erat dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. 2. Indikator Mutu Pendidikan Beberapa indikator yang menunjukkan cirri-ciri pendidikan bermutu, antara lain : 1) 2) 3) 4) Lingkungan madrasah yang aman dan tertib. Madrasah memiliki misi dan target mutu yang ingin dicapai. Madrasah memiliki kepemimpinan yang kuat. Adanya harapan yang tinggi dari personil madrasah (kepala Madrasah, guru dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi. 5) Adanya pelaksanaan-pelaksanaan evaluasi yang terus menerus sesuai tuntunan IPTEK. 6) Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik dan administrative, dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan atau perbaikan mutu. 7) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid atau masyarakat. Pendidikan yang bermutu merupakan tujuan pendidikan secara integral. Tercapainya mutu pendidikan adalah satu bentuk keberhasilan yang dicapai lembaga pendidikan dengan baik, berupa nilai, kadar derajatdan juga berimplikasi dalam pembentukan siswa yang berkualitas. Pembentukan siswa yang berkualitas berdampak pada keseluruhan proses dan individu yang berada pada sekolah tersebut. Oleh karena itu pemerintah mendesentralisasikan fungsi-fungsi pendidikan kepada sekolah untuk mengelola pendidikan dengan maksimal. 3. Karakteristik Mutu Pendidikan Tilaar memberikan kriteria sekolah yang efektif di Indonesia dengan : 1) Sekolah yang memiliki kemampuan akademis yang diterapkan dalam kurikulum nasional (criteria ini disebut dengan criteria akademik). 2) Sekolah yang mampu mendidik siswanya untuk berkepribadian yang luhur, bermoral dan bertaqwakepada tuhan YME (criteria ini disebut juga dengan criteria region-moral). 3) Sekolah yang mampu menghasilkan tenaga pembangunan yang tampil dalam jumlah memadai untuk berbagai sector pembangunan (criteria ini disebut juga dengan criteria relevansi atau ketenagakerjaan). Adapun kriteria pendidikan bermutu yang sesuai dengan alam Indonesia, dengan menggunakan gabungan dari ketiga perspektif di atas adalah sebagi berikut : a. Sekolah yang mampu mendidik muridnya berkepribadian luhur, bermoral, bertaqwa, berwawasan nasional dan kebangsaan. b. Seklah yang mampu menanamkan secara komprehesif atas keterampilan dasar untuk mencapai prestasi akademik berdasarkan kurikulum nasional serta mengembangkan bakat dan munat individual melalui pencapaian prestasi non akademik. c. Sekolah yang mampu menanamkan wawasan lingkunagan dan system nilai yang merefleksi sosio-cultural religius yang khas Indonesia yang bermuatan pada pemahaman konsep diri atauu percaya diri. d. Sekolah yang mampu menjalin kelangsungan hubungan kemitraan yang harmonis dan sehat antara kepala sekolah, guru, orang tua murid sehingga timbul pengakuan dan dukungan positif dari mereka. e. Sekolah yang mampu membuktikan kepemimpinan kepala sekolah yang accountable secara administratif dan akademik. f. Sekolah yang mampu menciptakan iklim yang sehat, bersemangat dan bermotivasi tinggi pada semua komunikasi sekolah. g. Sekolah yang mampu mengembangkan kreatifitas guru dalam mengajar secara kontinu, melakukan evaluasi, perubahan dan perbaikan pengajaran. h. Sekolah yang mampu membangkitkan murid untuk berpartisipasi dan memanfaatkan kompetisi akademik dan non akademik sebagai sarana menumbuhkan motivasi belajar. Berdasarkan kedelapan criteria tersebut dapat penulis simpulkan bahwa sekolah yang efektif dapat melahirkan siswa yang berkepribadian luhur, berwawasan luas, kreatif serat mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya secara baik. Tarnsformasi menuju sekolah bermutu diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh dewan sekolah, administrator, staf, siswa, guru, dan komunitas. Proses diawali mengemban visi, misi mutu untuk wilayah dan setiap sekolah serta departemen tersebut. Visi mutu menurut Jerome S Arcaro antara lain : 1. Pemenuhan Kebutuhan Customer. Dalam sebuah sekolah yang bermutu, setiap orang menjadi customer dan sebagai pemasok sekaligus. Secara khusus ustemer adalah siswa dan keluaraganya. Merekalah yang akan mengerti manfaat dari hasil proses dari sebuah lembaga pendidikan (madrasah). Sedangkan dalam kajian umu customer madrasah ada dua yaitu customer internal, meliputi orang tua, siswa, guru, administrator dan dewan madrasah yang berada dalam system pendidikan. Customer eksternal meliputi masyarakat, perusahaan, kalangan militer dan perguruan tinggi yang berada di luar organisasi namun memanfaatkan out-put dari proses pendidikan. 2. Keterlibatan total komunikasi dalam program. Setiap ornag juga harus terlibat dan berpartisipasi dalam rangka menuju kearah transformasi mutu. Mutu bukan hanya tanggung jawab dewan sekolah atau pengawas akan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak. 3. Pengukuran nilai tambah pendidikan. Pengukuran ini juga yang sering kali gagal disekolah. secara tradisional ukuran mutu atas sikap adalah prestasi siswa. ukuran dasarnya adalah ujian, bila hasil ujian bertambah baik maka mutu pendidikan akan membaik. 4. Memandang Pendidikan Sebagai Suatu Sistem. Pendidikan mesti dipandang sebagai suatu sistem. ini merupakan suatu konsep yang sulit dipahami oleh profesional pendidikan. Umpamanya orang bekerja dalam bidang pendidikan memulai perbaikan sistem tanpa mengembangkan pemahaman yang penuh atas cara sistem tersebut bekerja. Hanya memandang pendidikan sebagai sebuah sistem maka para profesor pendidikan dapat mengeliminasi pemborosan dari pendidikan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan. 5. Perbaikan Berkelanjutan Dengan Selalu Berusaha Keras Membuat Output Pendidikan Menjadi Lebih Baik. Mutu pendidikan adalah segala sesuatu yang dapat diperbaiki, menurut filosofi manajemen lama “kalau belum rusak jangan diperbaiki” mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna. menurut filosofi manajemen yang baru “bila tidak rusak perbaikilah karena bila tidak dilakukan maka orang lain yang akan melakukannya”. inilah konsep perbaikan berkelanjutan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan bahwa manajemen peningkatan mutu pendidikan bukanlah suatu proses sekali jadi dan bagus hasilnya (one shoot and Quick fixs). Akan tetapi merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus dan melibatkan semua pihak yang bertanggung jawab dalm penyelenggaraan pendidikan. 4. Prinsip Mutu Pendidikan Prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan diantaranya adalah sebagai berikut : a. Peningkatan mutu profesionaldalam pendidikan bidang mencakup pendidikan kepemimpinan merupakan alat yang digunakan oleh para professional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh para profesional pendidikan dalam memperbaiki system pendidikan bangsa kita. b. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalh ketidak mampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan system” yang mencegah mereka dalam pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan norma kepercayaan lama harus di ubah. Sekolah harus belajar bekerjasama dengan profesional pendidikan sumber-sumber harus yang membantu terbatas. para siswa para dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global. d. Uang bukan kunci utama dalam peningkatan mutu. mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf pengawas, dan pimpinan kantor mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan team work, kerja sama, akuntabilitas, rekognisi. Uang tidak jadi penentu dalam peningkatan mutu. C. Peran Manajemen Pengelolaan Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen tidak mungkin tujuan manajemen dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku disekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan efisien. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan kerena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis akan tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangata rumit dan komplek, baik yang mencakup perencanaan, pendanaan, efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan sekolah. Penigkatan kualitas pendidikan juga menuntut manajemen yang baik. Sayangnya selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat dan satuan pendidikan belum mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen system pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efisiensi internal pendidikan yang terlihat dari jumlah peserta didik yang mengulang kelas dan putus sekolah. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk menigkatkan kualitas pendidikan. Hasil penelitian Balitbangdikbud (1991) menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Dengan demikian, upaya peningkatan kualitas pendidikan harus dimulai dengan pembenahan manajemen seekolah, disamping peningkatan kualitas guru dan pengembangan sumber belajar. Upaya perubahan ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Ar Rad ayat 11 sebagai berikut : Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Rad : 11) Perubahan merupakan hal yang sering terjadi dalam masyarakat. Begitu juga dalam dunia pendidikan perubahan kearah yang positif harus dilakukan oleh para pelaku pendidikan untuk menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Walau bagaimanapun juga out put pendidikan pad akhirnya akan dikembalikan kepada stakeholder yaitu masyarakat. Untuk mewujudkannya manusia selaku makhluk bermasyarakat harus selalu berperan akatif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan mekipun alat-alat yang dimiliki begitu canggih. Sebagaiman termaktub dalam Al-Qur’an surat AlBaqarah ayat 249 sebagai berikut: Artinya : “….Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata : “ Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Baqarah : 249) Dari ayat diatas termaktub bahwa orang-orang dalam organisasi pendidikan merupakan penentu keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Hal tersebut juga berlaku dalam dunia pendidikan sebab walaupun sumber pendidikan yang lain lengkap, misalnya dana mencukupi biaya lengkap, bahan pelajaran tersedia, sarana prasarana trlengkapi tetapi pelaksana pendidikan tidak mempunyai kompetensi yang memadai dan berderdikasi, belum tentu tujuan pendidikan akan tercapai. Keberhasilan sebuah organisasi bukan ditentukan oleh kekuatan seseorang saja akan tetapi kerjasama yang baik antara bagian-bagiannya. Pada setiap bagian akan menjalankan fungsinya dengan baik apabila dipacu oleh lingkungan yang kondusif dan menguasai apa yang diembannya. Oleh karena itu diperlukan kegiatan untuk meningkatkan kemampuan personilnya. Begitu pula pada organisasi pendidikan juga diperlukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan profesionalitasnya. E Mulyasa, dalam bukunya menjadi kepala sekolah sekolah professional, mengemukakan beberapa alternatif kegiatan yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan professional tenaga pendidikan yaiti sebagai berikut : 1) Mengikutsertakan guru-guru kedalam seminar dan pelatihan yang diadakan oleh lembaga pendidikan maupun diluar lembaga pendididkan yang materinya sesuai dengan bidang yang diemban. 2) Peningkatan professionalisme guru melalui KKG (kelompok kerja guru). Melaui wadah ini para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metode pembelajaran dan bahan ajar yang ditetapkan dikelas. 3) Menigkatkan kesejahteraan guru, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kerja, yang secara langsung berpengaruh terhaap mutu pendidikan. Peningkatan kesejahteraan guru dapat dilakukan dengan memberikan insentif diluar gaji, imbalan dan penghargan serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan berbaagai kegiatan diatas, diharapkan setiap personil sekolah dapat meningkatkan produktivitasnya, sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. Dengan meningkatkan mutu pendidikan dapat ditingkatkan . dengan meningkatnya mutu pendidikan akan menghasilkan output yang bermutu pula yang pada akhirnya tercapai tujuan pendidikan seperti yang diharapkan. Akan tetapi rendahnya produktivitas tenaga kependidikan di sekolah baik dalam mengikuti atauran dan tata tertib sekolah maupun dalam melakukan pekerjaannya sangat erat kaitannya denagn masalah disiplin. Oleh karena iti dibutuhkan peningkatan disiplin dengan menciptakan linkungan yang kondusif dan dapat memotivasi kinerja para personal sekolah dengan maksimal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN a. Pendekatan dan Jenis Penelitian Menilik rumusan masalah yang diajukan, penilitian ini dapat klasifikan pada penelitian kualitatif karena data yang diperlukan bersifat data yang langsung diambil dari fenomena yang terjadi. Dan penelitian ini juga digolongkan pada penelitian deskriptif karena fokus penelitiannya dirahkan untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pengelolaan dalam menigkatkan mutu pendidikan. b. Kehadiran Peneliti Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti berperan sebagai pengamat partisipan. Penelitian. Dan kehadiran peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subyek penelitian atau informan. c. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum sukosari Gondanglegi Malang, dengan mengadakan penelitian di lembaga tersebut, penulis berharap dapat mengetahui, memahami dan menghayati apa yang terjadi didalam lembaga tempat penelitian diadakan. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Lexy Moloeng M.A. Pengenalan dan penjajakan lapangan diteruskan sehingga peneliti menjadi anggota kelompok masyarakat yang ditelitinya, lembaga agama dan instansi. Jika peneliti sudah masuk sebagai anggota ia akan mudah untuk memahami dan menghayati apa yang terjadi dalam masyarakat atau lembaga tempat penelitian diadakan. d. Sumber Data Sumber data primer pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah.para guru yang terlibat dalam managemen pengelolaan madrasah. Sehingga peneliti mengharapkan akan dapat memperoleh banyak data yang dibutuhkan. Selebihnya adalah data sekunder atau tambahan seperti dokumen tertulis, baik itu berupa jurnal, catatan lapangan, arsip administrasi, foto kegiatan siswa data statistik, majalah, buku dan lainnya. e. Prosedur Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid pada suatu penelitian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1. Metode observasi Observasi yang dilengkapi dengan pedoman observasi digunakan untuk mengungkapkan data tentang keadaan sarana dan fasilitas penunjang program pembelajaran. Dengan menggunakan metode ini, diharapkan dapat membantu mengungkapkan data yang maksimal yang bersifat pengamatan. 2. Metode interview Wawancara secara intensif dan mendalam (in depth interviewing) kepada kepala madrasah dan para guru yang terlibat dalam managemen pengelolaan madrasah. Teknik wawancara secara umum dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, yaitu wawancara berencana (standardized interview) dan wawancara tak berencana (unstandardized interview). Pertama, wawancara berencana adalah wawancara yang dilakukan dengan didasarkan pada suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun sebelumnya, dengan cara terjun ke lapangan dengan berpedoman pada sebuah interview guide (pedoman wawancara) sebagai alat bantu. Kedua, wawancara tak berencana adalah wawancara yang dilakukan dengan tak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dengan suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata dan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh peneliti secara ketat, atau dengan kata lain, proses wawancara dibiarkan mengalir asalkan memenuhi tujuan penelitian 3. Dokumentasi Suharsimi Arikunto, menjelaskan bahwa metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan, tanskip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan lain sebagainya. Dari rujukan di atas, teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisa data tertulis seperti : arsip-arsip, catatan-catatan administrasi yang berhubungan dengan penelitian. f. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen itu sendiri, sehingga keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, yang membutuhkan waktu tidak sebentar. Perpanjangan keikutsertaan ini akan memungkinkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, dilakukan ketika memang membutuhkan data yang lebih mendalam atau waktu yang disediakan masih kurang, karena kepadatan jadwal kepala madrasah, atau keterbatasan informan. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang abasah, maka peneliti sesering mungkin melakukan tinjauan dilokasi penelitian dan mendiskusikan hal temuan dengan dosen pembimbing. g. Tahap-Tahap Penelitian Penelitian ini dimulai dari penelitian pendahuluan, artinya sebelum proposal disusun dan penelitian yang sesungguhnya dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti. Tahap kedua adalah, pengembangan desain. Dalam hal ini peneliti menyusun rencana penelitian serta menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Tahap selanjutnya merupakan penelitian yang sebenarnya, di mana dalam tahap ini peneliti melaksanakan rencana penelitian yang telah disusun dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya yang kemudian mengelola data tersebut. Tahap terakhir adalah penulisan laporan. Setelah penelitian selesai dilaksanakan, data telah terkumpul dan sudah diolah, maka selanjutnya peneliti menyusun laporan penelitian yang nantinya dapat dipertanggung jawabkan. h. Analisis Data Mengelola atau menganalisa data adalah usaha konkrit untuk membuat data berbicara, sebab besar jumlahnya data, tinggi nilai data yang terkumpul sebagai hasil pelaksanan pengumpulan data, apabila tidak disusun dalam suatu sistematikayang baik niscaya data merupakan bahan yang bisu bahasa. Karena peneliti menggunakan pendekatan kualitatif , maka analisa datanya dilakukan saat melakukan pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai. Di mana data tersebut dianalisa secara cermat dan teliti sebelum disajikan dalam bentuk laporan yang utuh dan sempurna. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Latar Belakang Obyek 1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Darul Ulum Madrasah Darul Ulum ini merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan lembaga pendidikan ma’arif yang sekarang ini berstatus diakui, hal ini dimaksudkan adalah agar mereka yang kurang mampu dapat meneruskan sekolah yang biayanya memadai. MTs Darul Ulum ini dibangun diatas tanah waqaf seluas 47x20m dan luas gedung 37x11m. lembaga ini bertempat di desa sukosari kecamatan gondanglegi kabupaten malang. Letak MTs Darul Ulum ini dipinggir jalan raya jurusan kepanjen, sehingga mudah dijangkau oleh siswa yang datang dari berbagai desa yang beerdekatan. Dilingkungan MTs Darul Ulum ini juga dilengkapi dengan pendidikan taman kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), dan Madrasah Aliyah (MA). Jadi lembaga pendidikan yang ada di yayasan Darul Ulum ini ada empat lembaga, dimana empat lembaga pendidikan tersebut sama sama dibawah naungan satu yayasan lembaga pendidikan ma’arif. Disamping itu didekat MTs ini tepatnya sebelah baratnya terdapat pondok pesantren putra An- naqsyabandiyah. Sedangkan pondok pesantren putri terdapat disebelah timur MTs Darul Ulum, sehingga siswa-siswi yang datang dari tempat yang jauh bisa tinggal dipondok pesantren tersebut. Selain itu di sebelah selatan yayasan Darul Ulum terdapat sebuah masjid. Dengan demikian keberadaan pondok pesantren dan masjid tersebut dapat menunjang kegiatan pendidikan agama di yayasan Darul Ulum tersebut. Menurut kepala sekolah MTs Darul Ulum Bapak H. Hasan Bisri BA, bahwa secara resmi MTs Darul Ulum berdiri pada tanggal 28 juni 1981 yang di prakarsai oleh : 1) KH. Lathifi 2) H. Djauhari 3) KH. Much Amien 4) Maliha A 5) H. Fauzi 6) H. Hasan Bisri BA 7) Drs. Abdul Hamid 8) H. Thoyib 9) KH. Zahid Lathifi Berdirinya MTs Darul Ulum ini disamping karena adanya tuntutan dari masyarakat dikarenakan semakin banyaknya out put dari sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah yang ada di daerah tersebut juga dikarenakan adanya beberapa ide dewan pendiri antar lain: a. Mempertahankan dan mengembangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam, supaya idak terkikis erosi missi penjajah, mengingat lembaga pendidikan umumala pemerintahan colonial bercorak sekuler dan hanya mengarahkan program-programnya kepada intelektualisasi anak didiknya guna memenuhi tuntutan hidup duniawi semata. b. Tuntutan dari masyarakat adanya kesadaran dari masyarakat (umat Islam) tentang arti pentingnya pendidikan, dan tumbuhnya asumsi bahwa pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk melestarikan, memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kulturalyang islami secara fungsional memegang peranan penting dalam integrasinya dengan dirinya sendiridengan lingkungan maupun dengan tuhanya. c. Dorongan oleh tunuttan perkembangan zaman, dalam rangka menyiapkan generasi penerus yang berkualiitas dan mampu mengikuti perkembangan zaman yang terus berubah. Pada awal mula prases kegiatan belajar mengajar dilaksanankan dimusholla, dimana letak musholla tersebut disebelah selatan gedung MTs. Yang sekarang berdiri. Pada waktu itu muridnya masih sedikit sehingga proses belajar mengajar dimusholla tersebut berjalan selama 2 tahun, setelah ,berlangsung selama 2 tahun kemudian pindah kegedung TK, karena siswanya semakin banyak dari tahun ketahun siswa MTs terus bertambah sehingga gedung TK pun tidak dapat menampung siswa MTs yang pada waktu itu semakin bertambah. Dan pada tahun 1985 siswa MTs Darul ulum menempati gedung yang sekarang ini ditempati. Pada awal mula kegiatannya pada tahun 1981 setiap siswa tidak dikenakan biaya pendidikan, sedangkan untuk guru sudah diberi honor dan juga makan setiap minggu oleh masyarakat yang ada disekitar madrasah Darul ulum tesebut. Dalam perkembangan selanjutnya Bapak KH. Much Amin(Alm) sebagai kepala MTs Darul Ulum pada waktu itu menyadari kurangnya pengelolaan dalam pengembangan MTs Darul ulum, maka pada tahun 1984 beliau mengambil mengambil keputusan yaitu bernaung dibawah lembaga pendidikan ma’arif, dengan langkah tersebut harapan untuk dapat mengembangkan MTs Darul Ulum pada waktu itu dan untuk mendapatkan bantuan baik sercara moril maupun materiil. Pada tahun 1983 sampai tahun 1988 kondisi MTs Darul Ulum masih belum baik dan muridnya masih sedikit, dengan demikian pelaksanaan EBTA harus bergabung dengan MTs NU yang lebih maju. Pada tahun 1985 MTs Darul Ulum in mempunyai status terdaftar dengan surat keputusan Departemen Agama No. LM/3/862/1985. dengan ddemikian MTs Darul Ulum ini mempunyai hak untuk melaksanakan pendidikan pengajaran memperoleh mengikuti ujian persamaan madrasah. Selanjutnya MTs Darul Ulum mulai mengadakan penataan administrasi dengan baik sehingga lembaga ini semakin lama semakin berkembang, dan jumlah muridnya pun dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk memantapkan jati dirinya pada tahun 1994 MTs Darul Ulum berstatus diakui dengan surat Keputusan Departemen Agama No. WM. 06.03/pp. 03.2//52/SKP/1994. dan pada tahun 1994 inilah MTS Darul Ulum sudah mengadakan EBTA sendiri tanpa harus bergabung dengan MTs NU, dengan pertimbangan siswanya sudah memadai dan juga memiliki status diakui. Inilah sejarah singkat MTs Darul Ulum dari keadaan yang sangat memprihatinkan sampai berkembang dengan baik. Hal ini tidak lepas dari jasa para tokoh masyarakat dan pengurus MTs Darul Ulum. Adapun Susunan Pegurus MTs Darul Ulum SukosariGondanglegi Periode: 2005-2008 sebagai berikut: 1. Pelindung : Kepala Desa Sukosari 2. Penasehat : Kiayi Ma’shum 3. Ketua : KH. Zahid Lathifi 4. Wakil Ketua : H. Fauzi 5. Bendahara : Drs. H. Zakaria 6. Sekretaris I : Drs. Amin Taufiq. S.Pd 7. Sekretaris II : Bukhori. S.Pd 2. Profil MTs Darul Ulum Sukosari a. Identitas Madrasah 1. Nama Madrasah : MTs “DARUL ULUM” 2. Nomor Statistik Madrasah : 212350714054 3. Status Madrasah : Terakriditasi B 4. tahun Berdiri : 1981 5. Alamat Madrasah : Jl. Sukosari 27 Telp. 0341 877 070 6. Desa : Sukosari 7. Kecamatan : Gondanglegi 8. Kabupaten : Malang 9. Propinsi : Jawa Timur 10. Nama Kepala Madrasah : H. Hasan Bisri, SPd.I 11. SK Kepala Madrasah : Nomor : 037l/SK-YPI-DU-MTs/VII/2006 12. Penyelenggara : Yayasan Darul Ulum 13. Status Tanah : Waqaf b. Visi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang Untuk mengembangkan pendidikan Islam diperlukan visi yang jelas. Karena visi ini akan berfungsi sebagai arah dan motivasi yang memberikan daya gerak bagi seluruh unsur, di samping itu visi sangat urgen dalam menyatukan persepsi, pandangan, cita-cita dan harapan untuk menjadi sebuah kenyataan yang dinikmati. Visi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum adalah Mencetak lulusan MTs Darul Ulum yang berakhlakul karimah, beriman, bertaqwa dan menguasai IPTEK yang berlandaskan Ahlus Sunnah Wal Jamaah. c. Misi Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondanglegi malang Secara operasional misi pendidikan Islam di Madrasah Tsanawiyah Darul ulum Sukosari Gondanglegi sebagai berikut : - Melaksanakan kegiatan Proses Belajar mengajar yang Efektif, Efisien, dan Produktif. • Melaksanakan kegiatan program ekstrakurikuler yang Berorientasi pada Pembinaan Prestasi, Keimanan, dan Ketaqwaan terhadap Alloh SWT. Berbudi pekerti luhur serta berbudaya bangsa. • Memotivasi siswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi d. Target Target penyelenggaraan pembelajaran di MTs Darul Ulum Sukosari Gondanglegi adalah : - Peningkatan kualitas siswa dan guru yang berbasis kompetensi dalam pelaksanaan KSBK dan Life Skill. • Pembinaan ekstrakurikuler yang religius dan berbudi pekerti luhur. • Mendapatkan ilmu pengetahuan yang berguna untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi . • Lulus 100% Ujian Nasional. • Meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran • Terciptanya kehidupan yang relegius di lingkungan madrasah yang diperlihatkan dengan perilaku ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah dan kebebasan berkreasi. e. Strategi Srategi yang dilakukan MTs Darul Ulum Sukosari Gondanglegi untuk tercapainya target yang dicanangkan adalah : 1. Menciptakan suasana kehidupan yang kreatif, inovatif, apresiatif, sehat,nyaman dan relegius 2. Menyiapkan tenaga pendidik yang profesional dan berdedikasi tinggi 4. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang refresentatif 5. Melakukan studi banding ke Madrasah/sekolah lain 6. Mengembangkan proses pembelajaran dalam mengantisipasi era otonomi daerah dan persaingan global 8. Mengoptimalkan potensi siswa dengan pembelajaran dan bimbingan yang intensif 9. Melengkapi dan mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana pembelajaran 10. Menyediakan perpustakaan yang memadai f. Keberadaan MTs Darul Ulum 1. Keadaan Siswa TABEL I Kondisi Siswa MTs Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar NO 1. 2. NO 1. 2. NO 1. 2. NO 1. 2. NO KEADAAN SISWA Jumlah Siswa Jumlah Rombel KEADAAN SISWA Jumlah Siswa Jumlah Rombel KEADAAN SISWA Jumlah Siswa Jumlah Rombel KEADAAN SISWA Jumlah Siswa Jumlah Rombel KEADAAN SISWA TAHUN PELAJARAN 2003/2004 Kelas VII Kelas VIII Kelas IX L P L P L P Satu Satu Satu TAHUN PELAJARAN 2004/2005 Kelas VII Kelas VIII Kelas IX L P L P L P Satu Satu Satu TAHUN PELAJARAN 2005/2006 Kelas VII Kelas VIII Kelas IX L P L P L P 42 26 40 20 31 27 68 60 68 Dua Dua Dua TAHUN PELAJARAN 2006/2007 Kelas VII Kelas VIII Kelas IX L P L P L P Dua Dua Dua TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Kelas VII Kelas VIII Kelas IX L P L Jumlah Siswa Jumlah 2. Rombel Dua Sumber Data : Dokumen MTs Darul Ulum P L P 1. Dua Dua 2. Kondisi Personal Personal disini dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Personal Edukatif (guru) Sampai saat ini MTs Darul Ulum memiliki 20 tenaga penganjar (termasuk kepala sekolah dan wakilnya juga mengajar) 2. Personal non edukatif (pegawai) Personal non edukatif ini MTs Darul Ulum ini memiliki seorang pegawai tata usaha dan dua orang tukang kebun. Adapun kondisi personal MTs Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang ini dapat di lihat dari tabel di bawah ini : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TABEL II Kondisi Personalia MI Darul Ulum Sukosari Gondanglegi Malang Periode 2007-2008 Nama Pendidikan Jabatan Status H. Hasan Bisri, S.Pd.I UNISMA Kep.Mad GTY Yul Farida, S.Pd UIN Waka.Kur G Depag Busiri SPG Waka Sis GTY Ahmad Fauzan, S.Pd.I IKIP GTY Ahmad Rasyidi PGA Bendahara GTY H.Zuhdi PGA Wali Kelas GTY Sutiah, A.Ma Guru GTY Mahmudah UNISMA Wali Kelas GTY Hj. Mas’udah MA Guru GTY Abd. Hakim, S.Pd.I STAI Wali Kelas GTY Drs. Nur Hasan IKIP Guru GTT Hj. Alfiyah MA Guru GTT Matsari MAN Wali Kelas GTY Masnunah MAN TU PTY Abd. Malik, S.Pd.I STIT Wali Kelas GTY Muhlisin STIT Wali Kelas GTY 17 18 19 20 Fathoni IKIP Karomat UNISMA Sulaimah MI Ali MTS Sumber data : MI Darul Ulum Wali Kelas Guru Tukang Kebun Tukang Kebun GTY GTY PTY PTY Dari data di atas dapat diketahui jumlah guru yang ada berjumlah 17 orang dan pegawai tata usaha 1 orang serta 2 orang tukang kebun. Pendidikan terakhir masingmasing personalia berbeda-beda, ada yang sarjana lengkap, ada yang sarjana muda, ada juga yang masih menempuh untuk mem peroleh gelar sarjana, lulusan Sekolah Menengah Atas dan lulusan Sekolah Dasar. Dengan demikian kalau dilihat dari keadaan jumlah guru sudah memadai, dan dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan MI Darul Ulum masih membutuhkan potensi guru yang lebih memadai terutama pegawai tata usaha. Dalam hal ini MI Darul Ulum juga masih membutuhkan potensi pegawai yang lebih baik 3. Sarana Dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Sukosari Gondang Legi Malang TABEL. IV KANTOR KEPALA SEKOLAH keterangan: Ruang kepala sekolah ini berukuran 3X4m yang didalamnya ada meja dan kursi, lemari, foto-foto, dan map tempat administrasi, dan kegunaan ruang tersebut adalah untuk kepala sekolah dan membicarakan hal yang penting dengan guru atau dengan kata lain empat mata. TABEL. V KANTOR TU (TATA USAHA) Keterangan: Ruang TU ini bergandengan langsung dengan kamar mandi karyawan yang mana didalamnya ada berupa perlengkapan yang mendungkung dalam penyusuna administrasi diantaranya: komputer dan printer yang semua itu digunakan untuk menyusun pembayaran SPP dan administrasi sekolah. TABEL.VI KANTIN SEKOLAH KETERANGAN: Kantin yang berukuran 3x5m digunakan sebagai fasilitas anak-anak dalam mencari makana ketika istirahat dan kadang-kadang di gunakan untuk guru membicarakan hal sekolahan dalam lingkup non-formal. TABEL.6 MASJID Keterangan: Masjid ini berada tepat didepan MTs Darul Ulum Jadi pada jam istirahat ke dua siswa MTs Darul Ulum wajib mengikuti sholat jamaah Dhuhur di masjid. TABEL. VII LAPANGAN OLAH RAGA Keterangan: Lapangan ini digunakan untuk mempermudah anak-anak dalam berolah raga diantaranya ; volly, bulu tangkis, takraw.. 4. Struktur Organisasi Dalam operasional kerja dan beberapa komponen yang dicakup dalam organisasi. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi maka dapat digambarkan struktur organisasi MTs Darul Ulum Sukosari Gondanglegi sebagai berikut: TABEL III STRUKTUR ORGANISASI MTs. DARUL ULUM Kepala sekolah Komite Majlis Madrasah W.Kurikulum KESISWAAN SARANA PRASANA W. HUMAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS GURU MATA PELAJARAN SISWA Tata Usaha B. Penyajian Dan Analisis Data A. Rencana Dan Program Peningkatan Mutu 1. Program Kerja I Nama program : Peningkatan Kualitas Kelulusan Target : Lulus 100% Ujian Nasional Penanggung Jawab : Waka Kurikulum Hasil Evaluasi Diri : Kekuatan / Pendukung Program I : a. Guru mata pelajaran UN mencukupi b. Guru – guru memiliki kualitas yang baik serta dedikasi yang tinggi c. Kualitas pembelajaran baik d. Lingkungan belajar yang nyaman e. Sarana laboratorium cukup baik f. Adanya bimbingan belajar sore hari (KBM Responsi), enam kali dalam satu minggu untuk pengayaan atau mendalami materi g. Terlaksananya ulangan blok secara terkoordinir seperti ulangan umum sehingga peserta didik terpacu belajar secara teratur dan lebih bersemangat h. Terlaksananya program perbaikan dan program pengayaan i. Terlaksananya raport sisipan berkala (setiap semester minimal 1 kali) j. Terlaksananya Program Try Out UN (minimal tiga kali) k. Terdapat alat multimedia yang dapat dimanfaatkan dalam PBM Kelemahan / Penghambat Program I : l. Motivasi belajar peserta didik tidak merata. Sebagian siswa bermotivasi belajar tinggi bahkan sangat tinggi, tetapi ada sebagian peserta didik yang motivasi belajarnya sangat rendah m. Setiap peserta didik masih bergantung motivasi eksternal dan motivasi internal masih rendah untuk menggali materi pelajaran n. Kurang buku paket maupun buku pustaka o. Kurang tersedianya sarana multimedia yang dapat dimanfaatkan sebagai alat peraga dan pembelajaran p. Guru belum dapat mengakses internet dalam proses pembelajaran / proses belajar. Strategi q. Strategi 1 : Memberikan Bimbingan Belajar Rincian Kegiatan : r. Bimbingan belajar diberikan enam kali satu minggu (khusus untuk kelas IX). Sedangkan untuk kelas VIII danVII belum. s. Menyusun modul materi bimbingan belajar t. Menginventaris kendala yang dihadapi dan memecahkan (mencari solusi pemecahannya) u. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan strategi 1 v. Memanfaatkan multi media sebagai sumber belajar dalam bimbingan w. Strategi 2: Melaksanakan Ulangan Umum Semester Secara Terprogram Rincian Kegiatan : x. Penunjukan panitia pelaksana UUS dengan surat tugas kepala madrasah dan rapat panitia y. Membuat kriteria penulisan soal sebagai acuan guru dalam membuat soal UUS z. Pengetikan dan penggandaan soal aa. Pelaksanaan UUS bb. Koreksi lembar jawaban peserta didik cc. Pengisian raport dan menyampaikan ke orang tua 2. Program Kerja II Nama Program : Gemar Membaca di Kalangan Peserta Didik, setiap, peserta didik diwajibkan membaca 1 judul buku berbahasa Indonesia dan 1 judul buku berbahasa arab, dan berbahasa inggris Target : Setiap peserta didik memiliki kebiasaan gemar membaca buku-buku berbahasa Indonesia di harapkan berbahasa Arab dan bahasa Inggris Penanggungjawab : Waka Kurikulum Hasil Evaluasi Diri Kekuatan / Pendukung Program II 1. Dukungan orang tua untuk membelikan buku yang harus dibaca oleh putra – putrinya 2. Adanya evaluasi yang baik dari madrasah untuk mengetahui apakah buku tersebut benar – benar dibaca oleh peserta didik 3. Terjadwal secara teratur pelaksanaan program membaca buku dan evaluasinya Kelemahan / Penghambat Program II 1. Kurang banyak ditemukan judul buku berbahasa Inggris yang dimiliki perpustakaan 2. Rendahnya minat peserta didik untuk membaca buku (keilmuan) 1. Strategi 1 : Menyusun Proposal Budaya Gemar Membaca Rincian kegiatan : dd. memberikan arahan kepada panitia ee. menentukan judul buku ff. inventaris judul buku yang telah dimiliki peserta didik gg. menyusun kelompok evaluasi (presentasi) hh. menyusun jadwal rentang waktu baca buku dan evaluasinya 2. Strategi 2 : Memberikan Rentang Waktu untuk Membaca Buku (Setiap Satu Buku) Rincian kegiatan : ii. membaca buku – buku dalam rentang waktu 2 bulan jj. membuat resume tentang isi buku kk. pengumpulan buku kepada guru penguji (pengevaluasi) 3. Strategi 3 : Pelaksanaan Evaluasi (Presentasi) Rincian kegiatan : ll. setiap kelompok diuji atau dievaluasi oleh seorang guru penguji mm.saat evaluasi atau presentasi, setiap peserta didik menyampaikan materi bacaan dan peserta didik lainnya dapat memberikan pertanyaan atau pendapat nn. penguji memberi hasil evaluasi 3. Program Kerja III Nama Program : Memiliki Tim Olah Raga Target : Dapat Tampil dalam Perlombaan antar Sekolah/Madrasah Penanggung Jawab : Waka Kesiswaan Hasil Evaluasi Diri Kekuatan / Pendukung Program III oo. tersedianya lapangan volly, Badminton, pp. adanya jadwal latihan secara terprogram Kelemahan / Penghambat program III qq. Jumlah peserta didik yang memiliki bakat olahraga relatif kecil rr. Hampir seluruh peserta didik berpandangan bahwa olahraga hanya sebagai sarana hiburan untuk menghilangkan kejenuhan belajar bukan untuk berprestasi 1. Strategi 1 : Mengadakan Latihan Rincian kegiatan : ss. menyusun jadwal latihan tt. berlatih sesuai jadwal uu. menyediakan alat – alat olah raga (bola, net dan lain – lain) 2. Strategi 2 : Mengadakan Pertandingan antar Kelas Rincian kegiatan : vv. menyusun kepanitian dengan surat tugas kepala madrasah ww.masing – masing kelas harus mengirim utusan dalam pertandingan xx. melaksanakan pertandingan antar kelas setiap berakhir ulangan umum semester yy. pembagian piagam dan hadiah zz. mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program 4. Program Kerja IV Nama Program : Memiliki kader-kader mubalig/mubalihoh Target : Siap tampil ceramah agama dalam acara-acara Madrasah Penanggung Jawab : Waka Kesiswaan – Staf Keagamaan Hasil Evaluasi Diri Kekuatan / Pendukung Program IV 1. Memiliki masjid yang refresentatif 2. Pemiliki program Madrasah Aliyah Keagamaan 3. Melakukan kajian keagamaan yang dikemas oleh kegiatan ekstra kurikuler FDI Kelemahan / Penghambat Program IV 1. kurangnya peserta didik yang memiliki bakat ceramah 2. Pembinaan yang kurang maksimal 3. Motivasi anak kurang 1. Strategi 1 : Mengadakan Diklat Rincian kegiatan : a. Mendata peserta didik yang berminat untuk mengikuti diklat kader dakwah b. Melaksanakan diklat yang berkaitan dengan mempersiapkan kader-kader pemceramah handal c. Membuat pelaporan kegiatan 2. Strategi 2 : Mengadakan Lomba Dakwah Rincian kegiatan : Dalam Class meeting setelah UUS, salah satu kegiatannya diadakan lomba ceramah Masing-masing kelas harus mengirim utusan untuk mewakili dalam lomba ceramah antar kelas Mengirimkan lomba-lomba dakwah atau yang sejenisnya (jika ada) Pemberiah piagam dan hadiah 5. Program Kerja V Nama Program : Terciptanya Kehidupan yang Relegius Target : Pergaulan antar guru/karyawan, guru dan siswa, antar siswa memperlihatkan perilaku ikhlas, mandiri, sederhana, ukhuwah dan kebebasan berkreasi Penanggung Jawab Hasil Evaluasi Diri : Waka Kesiswaan-Staf Keagamaan Kekuatan / Pendukung Program V a. Jumlah jam pelajaran agama lebih banyak dibandingkan SMP(5 jam) b. Lingkungan madrasah sangat mendukung c. Keberadaan asrama dan lingkungan pondok mendukung d. Program tadarus sebelum pembelajaran dimulai e. Sangsi Tatib yang tegas Kelemahan / Penghambat Program V a. Belum terpisahnya kelas putra dan putri b. Belum terpisahnya ekstra kurikuler putra dan putri c. Kantin madrasah masih jadi satu antara putra dan putri d. Rendahnya pemahaman anak didik terhadap nilai-nilai islam dalam mengaplikasikan dalam kehidupan nyata Strategi 1. Strategi 1 : Guru dan Karyawan sebagai Figur Yang diteladani Rincian kegiatan : a. Budaya mengucap salam b. Dalam proses belajar mengajar selalu dihiasi dengan nilai-nilai keislaman c. Dalam pelayanan, mengedepankan keiklasan d. Mengedepankan ukhuwah 2. Strategi 2 : Mengefektifkan Tim Tatib Rincian kegiatan : a. Mensosialisasikan tata tertib ke semua siswa dan guru b. Memberi sangsi terhadap siswa yang melanggar c. Koordinasi dengan wali kelas d. Membuat pelaporan secara periodik B. Kurikulum dan Pengajaran 1 Kurikulum Kurikulum yang digunakan di MTs Darul Ulum Sukosari Gondang Legi adalah Kurikulum KTSP (Mulai siswa kelas VII, kelas VIII dan IX). kurikulum tersebut telah dikembangkan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Dalam merealisasi kurikulum tersebut dilakukan proses belajar mengajar selama 6 hari dalam seminggu; pukul 07.00 - 13.15 WIB kegiatan intrakurikuler dan 14.30 – 16.30 kegiatan ekstrakurikuler. Untuk menambah pemahaman dan membiasakan siswa mengamalkan ajaran-ajaran islam, maka dilakukan beberapa kegiatan diantaranya: (1) baca alqur’an pada pagi hari sebelum pelajaran jam pertama dimulai; (2) shalat dhuha pada saat istirahat pertama; (3) shalat jama’ah dhuhur pada istirahat kedua; dan (4) melakukan kegiatan hari-hari besar islam, disamping beberapa kegiatan lainnya. Disamping itu untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa tampil di depan umum serta untuk belajar berdakwah didepan orang banyak, maka dilaksanakan kultum oleh siswa setiap setelah shalat dhuhur. Upaya pencapaian kurikulum tersebut didukung oleh 20 orang tenaga guru yang bergelar sarjana/S-1 (15oarang) dan begelar MA (5 orang) yang mengajar sesuai disiplin ilmunya. BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dipaparkan di bab IV dapat dipahami bahwa dalam pelaksanaannya manajemen penglolaan madrasah di madrasah tsanawiyah darul ulum setidaknya memperhatikan tahap-tahap sebelum menetapkan progam-program dan kegiatan.dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi sekolah dan tentunya didasarkan pada visi, misi sekolah, karena program yang dilaksanakan pada esensinya adalah penjabaran dari visi misi sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai perencana, pengorganisir, koordinator, dan membuat keputusan 5. Bagaimana mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 6. Bagaimana peran manajemen pengelolaan madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum 7. Apakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pengelolaan madrasah di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Dari hasil data yang diperoleh peneliti di lapangan menunjukkan bahwa peran manajemen pengelolahan madrasah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum sudah sesuai dengan Visi dan Misi Madrasah. Hal ini didasarkan pada pengamatan peneliti terhadap kondisi dan realita yang ada, begitu juga dengan hasil wawancara. Peneliti dengan kepala sekolah dan Waka kurikulum dan sebagian dari guru yang ada di MTs Darul Ulum bahwa peran manajemen pengelolaan madrasah dalam upaya meningkatkan mutu di MTs Darul Ulum sangat berperan sekali BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Peneliitan Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta; Rineka cipta Hadi Sutrisno. 1986. Metode Research II. Jogjakarta; Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Moloeng Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. 2006. Perencanaaan Pembelajaran. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Surahman, Winarno. 1975. Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung; Tarsiti Tilaar, H.A.R., 2006. Standarisasi Pendidikan Nasional – Suatu Tinjauan Kritis. Bandung; Remaja Rosdakarya. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003. 2006. Tentang Sisdiknas. Bandung; Citra Umbara Tholhah Hasan, Muhammad. 1986. Prospek Islam dalam Menghadapi tantangan zaman. Jakarta; Bandung Prakarya. Shaleh, Abd. Rachman. 1985 Penyelenggaraan Madrasah Peraturan Perundang Undangan. Jakarta; Dharma Bakti. LAMPIRAN