Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TINGGI SERTA BERAT BADAN DALAM GERAK Makalah Perkembangan Dan Belajar Gerak OLEH RAZIKIN MASRURI NIM 150614806176 UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAH RAGA 2015 PERTUMBUHAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN DALAM GERAK Razikin Masruri NIM 150614806176 Off A E_mail : razikin.masruri@yahoo.com Abstrak Pertumbuhan tinggi dan berat badan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor keturunan atau gen, faktor lingkungan, faktor asupan makanan, faktor ekonomi sosial, dan banyak faktor lainnya. Pertumbuhan yang optimal bisa didapat melalui olahraga yang teratur dan makanan yang bergizi. Disamping itu banyak kendala dalam mendapat pertumbuhan yang optimal. Gen adalah faktor yang bisa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan berat badan pada seseorang. Kata Kunci : Pertumbuhan, Tinggi Badan, Berat Badan PENDAHULUAN Menurut ahli kesehatan, konstruksi tulang pada tubuh manusia terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Salah satunya adalah bagian lempeng epifisis atau lempeng epiphyseal plate. Epifisis merupakan pusat pertumbuhan tinggi badan manusia. Bagian ini terletak disetiap ujung tulang dan sudah ada sejak manusia lahir. Pada saat bayi, jumlah tulang anda ada sedikitnya sekitar 300 buah yang lebih banyak terdiri dari tulang rawan. Ketika anda beranjak dewasa, maka tulang rawan ini akan menjadi tulang-tulang anda miliki sekarang. Proses ini disebut dengan osifikasi dan untuk masing-masing tulang memiliki proses berbeda-beda dalam mencapai pertumbuhannya. Sebenarnya selain faktor genetik, nutrisi dan aktivitas gerak menjadi faktor penentu peninggi badan anda. Meskipun keluarga  anda tidak memiliki keturunan yang berbadan tinggi, namun anda malah menjadi satu-satunya yang berpostur tinggi. Ini dipengaruhi nutrisi dan aktivitas yang anda lakukan. Masa pertumbuhan manusia itu selama dia mempunyai umur. Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika lempeng pertumbuhan (lempeng epifisis) di ujung tulang menutup. Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun pada wanita atau 18 tahun pada pria. Tetapi, kadang-kadang pada sebagian orang, baru menutup pada usia sekitar 20-21 tahun. Secara alami memang ada perbedaan mendasar batas usia maksimal penutupan tulang lempeng epifisis antara pria dan wanita. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan jumlah hormon yang dimiliki tubuh. Dimana pada dasarnya, perkembangan tulang manusia diatur oleh hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan hormon seks. Nah untuk anda yang menginginkan diri anda, anak, atau keluarga anda tumbuh tinggi, usahakan pada usia dibawah 14 tahun melakukan hal-hal yang dapat merangsang pertumbuhan tinggi badan. Pasalnya pada usia ini, masa pertumbuhan tulang memasuki masa emas. Sangat penting bagi seseorang agar memperhatikan asupan dan pola makan pada usia emas ini. Bila asupan makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka akan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tulang. Dengan begitu, harapan untuk memiliki tubuh yang tinggi bukan merupakan suatu hal yang mustahil. Jika sudah memasuki masa pertumbuhan maksimal, yaitu antara 17 – 20 tahun, maka lempeng epifisis akan menutup, dan tulang sudah tidak dapat tumbuh kembang lagi. Dengan demikian, upaya-upaya untuk menambah tinggi badan melalui kegiatan olahraga, terapi maupun meminum suplemen tidak akan banyak membantu. Persiapkan tinggi badan ideal sedini mungkin. Mengenai masalah stretching yang bisa menyebabkan pertumbuhan tulang punggung dan menambah tinggi badan, belum pernah menemukan teori atau jurnal ilmiah yang mengonfirmasikan hal tersebut. Tetapi memang beberapa kali diulas mengenai densitas atau kepadatan tulang yang berkurang bila melakukan stretching. Untuk hal tersebut, yang masih saya ragukan apakah benar atau tidak tubuh bertambah tinggi bila hanya dengan stretching.Persoalan pemakaian kalsium sebagai salah satu suplemen, memang sering disarankan. Akan tetapi, bukan berarti bahwa adanya asupan kalsium akan menyebabkan tulang bertumbuh secara cepat. Kembali lagi, faktor gentika juga sangat berperan di dalamnya. Selain itu, beberapa hal akan berpengaruh dalam pertumbuhan tulang seperti peranan hormon endokrin, mineral lainnya, vitamin D, nutrisi yang cukup. Hal ini penting untuk anda ketahui mengingat apapun yang anda lakukan untuk mempertinggi tubuh akan sia-sia jika anda melampaui batas masa pertumbuhan. Jadi lakukanlah hal-hal yang dapat mempertinggi badan anda jika anda dalam masa pertumbuhan, atau jika tidak setidaknya anda bisa memberikan informasi kepada keluarga anda yang masih dalam masa pertumbuhan agar bisa lebih tinggi. PEMBAHASAN TINGGI BADAN Pada umumnya usia 8 – 10 minggu pertama kehamilan terjadi pembentukan organ dan bagian-bagian tubuh pada janin sampai dengan minggu ke 37 – 40 saat dimana sang bayi sudah lahir. Daniel S. Wibowo mengungkapkan bahwa pertumbuhan seseorang bersifat individual atau perseorangan sehingga dikenal adanya umur menurut umur (bone age). Selama 5 tahun pertama, pertumbuhan paling cepat terjadi pada otak sehingga pada usia 5 tahun menurut statistik otak sudah mencapai 95% ukuran dewasa. Oleh karena itu, pendidikan keterampilan anak sudah harus dimulai pada usia sedini mungkin yang disesuaikan dengan perkembangan otaknya. Bagian tubuh lain yang juga tumbuh relative cepat adalah lengan dan tungkai. Ketika sekitar umur 5 tahun sampai 10-13 tahun, pertumbuhan anak berlangsung lebih lambat di sebut fase kanak-kanak. Pada usia 11-12 tahun banyak anak perempuan memasuki masa pubertas. Pada anak laki-laki masa pubertaas biasanya dimulai pada usia yang sedikit lebih lambat dari pada wanita. Sehubungan dengan itu, pada usia 11-13 tahun sering didapatkan anak perempuan tampak lebih tinggi dari anak laki-laki. Tapi pada usia sekitar 13 tahun , anka laki-laki mulai mengejar ketertingglan itu karena pada usia itu kebanyakan sudah mencapai usia pubertas. Sejak awal usia pebertas sampai denagn usia 18 tahun terjadi pertumbuhan tinggi badan yang cepat pada pria dan wanita. Sesudah itu, pertumbuhan mulai melambat justru ketika mereka mulai memasuki usia dewasa muda (adolescent). Biasanya pertumbuhan tinggi wanita selesai pada usia sekitar 18 tahun dan pada pria sekitar 24 tahun. Walaupun demikian, angka-angka itu tidak menjadi patokan dan tidak berlaku pada semua orang. Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor penentu utama adalah sifat bawaan atau genetik yang berasal dari orang tua atau leluhurnya. Anak dari pasangan orang tua yang pendek biasnya pendek juga, tetapi mungkin saja mencapai tinggi di atas rata-rata jika salah satu leluhurnya mempunyai badan yang tinggi. Dengan kata lain, sifat genetik itu bisa berasal dari salah satu leluhur dan tidak selalu hanya dari ayah dan ibu saja. Faktor lain termasuk kemampuan soasial ekonomi, jumlah anak dalam keluarga, faktor nutrisi, faktor geografi tempat tinggal, dan faktor penyakit. Memang faktor-faktor itu tampak saling berhubungan, tetapi faktor nutrisi misalnya tidak selalu berkaitan dengan faktor social ekonomi. Orang tua yang terpelajar akan mampu memberikan makanan bergizi walaupun pendapatan mereka dikatagorikan menjadi kategori keluarga social ekonomi lemah. Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang diwarnai kasih sayang akan tumbuh labih baik dibandingkan anak yang tumbuh di lingkungan yang keras yang menekan perasaannya. Kegiatan sehari-hari-juga berperan dalam urusan tinggi badan. Aktivitas yang dapat merangsang kerja lempeng epiphyseal, misalnya atletik, basket, berenang, dan lompat tali. Olahraga ini mesti dilakukan pada masa pertumbuhan. BERAT BADAN Terdapat 5-6 persen penurunan berat badan akibat kehilangan cairan selama beberapa hari pertama kehidupan. Berat badan harus kembali dalam 10 hari. Bayi memiliki berat badan dua kali berat lahir dalam enam bulan. Saat lahir, berat badan biasanya 3-4 kg. Faktor-faktor yang menyebabkan berat lahir rendah : Gen Maternal (wanita kecil cenderung memiliki bayi kecil) Kelahiran Prematur Kelahiran Multiple (kembar, dll) Infeksi selama kehidupan Prental Inteligensi Maternal rendah Ibu Perokok Keseimbangan antara energi (kalori) asupan dan energi (kalori) pengeluaran, biasanya disebut sebagai keseimbangan energi, merupakan pusat regulasi berat badan untuk orang dewasa. Mengingat bahwa partisipasi aktivitas fisik di Amerika Serikat dan banyak bagian lain dunia rendah, 3 kejadian kelebihan berat badan dan obesitas selama beberapa dekade terakhir telah meningkat. Dengan demikian, aktivitas fisik telah direkomendasikan sebagai perilaku gaya hidup kunci untuk kedua mencegah dan mengobati overweight dan obesitas di adults.2 Dalam komponen pengeluaran energi total, komponen lebih variabel aktivitas fisik, termasuk kedua gaya hidup (berjalan menaiki tangga, membawa bahan makanan, dll) dan periode terstruktur aktivitas (basket, berenang, yoga, dll. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan Ada beberapa faktor yang memepengaruhi berat badan, diantaranya adalah : 1.      Kelebihan makanan Kegemukan hanya mungkin terjadi jika terdaapat kelebihan makanan dalam tubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dengan kata lain, jumlah makanan yang dimakan melebihi kebutuhan tubuh. 2.      Kekurangan aktifitas dan kemudahan hidup Kegemukan dapat terjadi bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi. Berbagai kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya aktifitas fisik, serta kemajuan tekhnologi diberbagai bidang kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. 3.      Faktor psikologis Faktor psikologis sering juga disebut sebagai faktor yang mendorong terjadinya obesitas. Gangguan emosional akibat adanya tekanan psikologis atau lingkungan kehidupan masyarakat yang dirasakan tidak menguntungkan. Saat seseorang merasa cemas, sedih, kecewa, atau tertekan, biasanya cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak untuk mengatasi perasaan-perasaan tidak menyenangkan tersebut. 4.      Faktor genetik Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebelumnya pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga. Itulah sebabnya kita sering menjumpai orangtua gemuk cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada bayi yang serlam ini di dalam kandungan. Maka tidak heran bila bayi yang lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar. 5.      Pola konsumsi makanan Pola makanan masyarakat perkotaan yang tinggi kalori dan lemakserta rendah serat memicu peningkatan jumlah  penderita obesitas. Masyarakat diperkotaan cenderung sibuk, biasanya lebih menyukai mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih praktis. Meskipun  mereka mengetahui bahwa nilai kalori yang terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi, dan didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan disimpan menjadi lemak tubuh.(Soeharto,2001) 6.      Kebudayaan Bayi-bayi yang gemuk biasanya dianggap bayi yang sehat. Banyak orang tua yang berusaha membuat bayinya sehat dengan cara memberikan terlalu banyak susu, yang biasa diberikan adalah susu botol atau formula. Bayi yang terlalu gemuk dalam usia enam minggu pertama akan cenderung tumbuh menjadi remaja yang gemuk. Beberapa studi menunjukkan bahwa 80 % dari anak-anak yang kegemukan akan tumbuh menjadi anak-anak dewasa yang kegemukan juga (Hutapea, 1994). 7.      Faktor hormonal Menurut hipotesa para ahli, Depo Medroxy Progetseron Acetat (DMPA)  merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya (Hartanto, 2004). Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makanan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi darah. Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makanan yaitu Hipotalamus Lateral (HL) yang menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan), Hipotalamus Ventromedial (HVM) yang bertuigas menggerakkan nafsu makan (pemberian pusat kenyang). Dari hasil suatu penelitian didapat bahwa jika HL rusak atau hancur makan individu menolak untuk makan atau minum (diberi infus). Sedangkan kerusakan pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan (Mu’tadin, 2002). Pada penggunaan progesteron yang lama (jangka panjang) menyebabkan pertambahan berat badan akibat terjadinya perubahan anabolik dan stimulasi nafsu makan. 8.      Faktor lingkungan Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut cenderung untuk menjadi gemuk. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari. Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya: Hipotiroidisme Sindroma Cushing Sindroma Prader-Willi Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan. Obat-obatan. Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan. Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas Hasil penelitian Jean Philippe, at.al, membuktikan bahwa berolahraga mampu membuat tubuh tumbuh dengan ideal : Berikut perhitungan untuk mengetahui berat ideal dengan cara konvensional 1. Berat Badan Ideal (BBI) bayi (anak 0-12 bulan) BBI = (umur (bln) / 2 ) + 4 2. BBI untuk anak (1-10 tahun) BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8 3. Remaja dan dewasa BBI = (TB - 100) - (TB - 100) x 10% atau BBI = (TB - 100) x 90% [Ket:] TB = Tinggi badan (cm) Struktur Tulang Panjang Sebuah tulang panjang terdiri dari tiga bagian: epifisis, diafisis dan metafisis. Sebuah tulang panjang adalah tulang silinder yang memanjang seperti terlihat pada femur, atau tulang paha; dan humerus, atau tulang lengan atas. Sebuah epifisis adalah salah satu ujung bulat tulang panjang tubuh yang membuat sendi. Diafisis adalah bagian tengah tulang panjang. Di sinilah metafisis berada. Metafisis adalah daerah melebar tepat di bawah epifisis di mana lempeng pertumbuhan ditemukan. Sebuah lempeng pertumbuhan, juga disebut fisis, adalah daerah yang memungkinkan untuk pertumbuhan tulang selama masa kanak-kanak. Lempeng pertumbuhan menguat, atau mengeras menjadi tulang setelah pembangunan selesai, di suatu tempat antara masa remaja akhir dan awal dua puluhan. Epifisis ditutupi dengan tulang rawan artikular dan penuh dengan sumsum tulang merah. Tulang rawan artikular adalah bentuk kokoh tapi fleksibel jaringan ikat yang membantu dalam mendukung dan gerakan sendi. Sumsum tulang merah adalah jaringan yang terletak di dalam tulang yang menghasilkan sel-sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen. Sel darah putih, juga disebut leukosit, melindungi tubuh terhadap zat-zat asing seperti infeksi. Trombosit, atau trombosit, adalah bagian penting dari darah yang diatur hemostasis, atau menghentikan aliran darah dari pembuluh darah yang rusak. Nyeri Pinggang dapat terjadi ketika kerusakan yang telah dilakukan untuk epifisis. Epifisis, karena dengan bagian lain dari tulang panjang, dapat mengalami kerusakan. Sebuah epifisis kaput femoralis, misalnya, adalah fraktur yang mengakibatkan pecah di perstuan lempeng pertumbuhan tulang. Pecah dalam tulang ini dapat menyebabkan ujung bulat untuk menyelinap ke metafisis. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pinggul dan disfungsi. Nyeri juga bisa dialami pada pinggul atau pangkal paha, paha atau lutut. Pengobatan untuk kondisi ini adalah pencegahan perpindahan lebih lanjut dari ujung tulang panjang ke poros atau Diafisis dan stabilisasi tulang untuk mencapai penyembuhan yang tepat dan kemungkinan penutupan lempeng pertumbuhan. Hal ini dicapai melalui bantalan non-berat, imobilisasi melalui casting, dan fiksasi internal kemungkinan tulang. Fiksasi internal adalah prosedur di mana epifisis tulang diikat bersama-sama melalui serangkaian pin atau sekrup. Tulang panjang melebar di lempeng epifisis dengan penambahan jaringan tulang dan peningkatan lebar dengan proses yang disebut pertumbuhan appositional. Pertumbuhan tulang Longitudinal pada gambar di bawah : pertumbuhan tulang longitudinal Pelat epifisis bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang longitudinal. Gambar ini menunjukkan zona yang berbatasan dengan lempeng epifisis dari epifisis. Lapisan paling atas dari epifisis adalah kawasan cadangan. Zona kedua, zona proliferasi, di mana kondrosit terus mengalami mitosis. Zona berikutnya adalah zona pematangan dan hipertrofi dimana lipid, glikogen, dan alkali fosfatase menumpuk, menyebabkan matriks tulang rawan untuk mengeras karena kapur. Zona berikut adalah matriks kalsifikasi mana kondrosit telah mengeras dan mati sebagai matrik di sekitar mereka telah kalsifikasi. Ini paling bawah baris adalah zona osifikasi yang merupakan bagian dari metafisis. Jaringan tulang baru disimpan di bagian atas zona osifikasi disebut spongiosa primer, sedangkan tulang yang lebih tua diberi label dengan spongiosa sekunder. Tulang panjang terus memperpanjang (berpotensi sepanjang masa remaja) melalui penambahan jaringan tulang pada pelat epifisis. Mereka juga meningkatkan lebar melalui pertumbuhan appositional. Perpanjangan Tulang Panjang Pelat epifisis adalah area pertumbuhan tulang panjang. Ini adalah lapisan tulang rawan hialin dimana pengerasan terjadi pada tulang dewasa. Di sisi lempeng epifisis epifisis, tulang rawan terbentuk. Di sisi diaphyseal, tulang rawan mengeras, memungkinkan diafisis untuk tumbuh panjang. Metafisis adalah bagian macam tulang panjang antara epifisis dan diafisis sempit. Hal ini dianggap sebagai bagian dari lempeng pertumbuhan: bagian dari tulang yang tumbuh selama masa kanak-kanak, yang, seperti tumbuh, mengeras di dekat diafisis dan epifisis. Pelat epifisis terdiri dari empat zona sel dan aktivitas. Zona cadangan, daerah yang paling dekat ke ujung pelat epifisis, berisi kondrosit kecil dalam matriks (Gambar 1). Kondrosit ini tidak berpartisipasi dalam pertumbuhan tulang, melainkan, mereka mengamankan pelat epifisis pada jaringan tulang dari epifisis. Zona proliferatif, lapisan selanjutnya menuju diafisis, berisi tumpukan kondrosit sedikit-lebih besar (Gambar 1). Hal ini terus membuat kondrosit baru melalui mitosis. Zona pematangan dan hipertrofi berisi kondrosit yang lebih tua dan lebih besar daripada yang di zona proliferasi (Gambar 1). Sel-sel yang lebih matang yang terletak lebih dekat ke akhir pelat diaphyseal. Di zona ini, lipid, glikogen, dan alkali fosfatase menumpuk, menyebabkan matriks tulang rawan untuk mengeras karena kapur. Pertumbuhan memanjang tulang adalah hasil dari divisi seluler di zona proliferasi bersama dengan pematangan sel-sel di zona pematangan dan hipertrofi. Zona matriks kalsifikasi, zona yang paling dekat dengan diafisis, berisi kondrosit yang mati karena matriks di sekitar mereka telah kalsifikasi (Gambar 1). Kapiler dan osteoblas dari diafisis menembus zona ini. Osteoblas mensekresi jaringan tulang pada tulang rawan kalsifikasi tersisa. Dengan demikian, zona matriks kalsifikasi menghubungkan lempeng epifisis ke diafisis tersebut. Sebuah tulang tumbuh panjang ketika jaringan tulang ditambahkan ke diafisis tersebut. Setelah zona matriks kalsifikasi, ada zona osifikasi, yang sebenarnya adalah bagian dari metafisis (Gambar 1). Arteri dari cabang metafisis melalui trabekula baru terbentuk di zona ini. Jaringan tulang baru disimpan di bagian atas zona osifikasi disebut spongiosa primer. Semakin tua tulang di bagian bawah zona osifikasi disebut spongiosa sekunder. Tulang terus tumbuh panjang sampai awal masa dewasa dengan tingkat pertumbuhan yang dikendalikan oleh hormon. Ketika kondrosit pada lempeng epifisis berhenti proliferasi dan tulang menggantikan tulang rawan, pertumbuhan memanjang berhenti. Semua yang tersisa dari pelat epifisis adalah garis epifisis (Gambar 2). Penebalan Panjang Tulang Sementara tulang meningkat panjang, mereka juga meningkat diameter, pertumbuhan diameter dapat terus bahkan setelah pertumbuhan memanjang berhenti. Ini disebut pertumbuhan appositional. Osteoklas, sel-sel yang bekerja untuk memecah tulang, menyerap tulang tua yang melapisi rongga meduler. Pada saat yang sama, osteoblas melalui osifikasi intramembran, menghasilkan jaringan tulang baru di bawah periosteum. Erosi tulang yang sudah tua di sepanjang rongga meduler dan deposisi tulang baru di bawah periosteum tidak hanya meningkatkan diameter diafisis, tetapi juga meningkatkan diameter rongga meduler. Proses ini disebut modeling. Ringkasan Pertumbuhan Tulang Pelat epifisis, area pertumbuhan yang terdiri dari empat zona, di mana tulang rawan terbentuk di sisi epifisis sementara tulang rawan yang mengeras di sisi diaphyseal, sehingga memperpanjang tulang. Masing-masing dari empat zona memiliki peran dalam proliferasi, maturasi, dan kalsifikasi dari sel-sel tulang yang ditambahkan ke diafisis tersebut. Pertumbuhan memanjang tulang panjang berlanjut sampai awal masa dewasa pada waktu mana kondrosit pada lempeng epifisis berhenti berkembang biak dan lempeng epifisis berubah menjadi garis epifisis bersama tulang menggantikan tulang rawan. Tulang dapat meningkatkan diameter bahkan setelah pertumbuhan memanjang telah berhenti. Pertumbuhan Appositional adalah proses dimana tulang tua yang melapisi rongga meduler diserap dan jaringan tulang baru tumbuh di bawah periosteum, meningkatkan diameter tulang. Muncul literatur menyoroti kebutuhan untuk menggabungkan aktivitas fisik dalam setiap strategi dimaksudkan untuk mencegah kenaikan berat badan serta menjaga berat badan dari waktu ke waktu. Selanjutnya, aktivitas fisik harus menjadi bagian dari rencana untuk menurunkan berat badan. Stimulus latihan memberikan adaptasi metabolik berharga yang meningkatkan energi dan makronutrien regulasi keseimbangan. Sebuah kopling ketat antara asupan energi dan pengeluaran energi telah didokumentasikan pada tingkat tinggi dari latihan fisik, menunjukkan bahwa olahraga dapat meningkatkan kontrol nafsu makan. Latihan teratur aktivitas fisik juga telah dilaporkan untuk mengurangi risiko kenaikan berat badan yang disebabkan oleh stres. Pendekatan yang lebih personal dianjurkan ketika merencanakan program latihan dalam pengaturan berat badan klinis untuk membatasi perubahan kompensasi terkait untuk berolahraga yang disebabkan penurunan berat badan. Dengan lingkungan modern mempromosikan makan berlebihan dan perilaku menetap, ada kebutuhan mendesak untuk tindakan bersama termasuk langkah-langkah legislatif untuk mempromosikan hidup sehat dan aktif untuk mengekang epidemi saat penyakit kronis. DAFTAR RUJUKAN Burnside, John W., Thomas J. McGlynn. (1995). Physical Diagnosis. Jakarta : Buku Kedokteran Wibowo, Daniel S. (____). Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta : Grasindo Gibson, John. (1981). Modern Phisiology and Anatomy For Nurses, 2/E. Oxford Malina, Robert M., Claude Bouchard. (2004). Growth, Maturation, and Physical Activity, 2nd Edition. www.HumenKinetics.com Jean-Philippe Chaput,1 Lars Klingenberg,1 Mads Rosenkilde,2 Jo-Anne Gilbert,3 Angelo Tremblay,3 and Anders Sjödin. Physical Activity Plays an Important Role in Body Weight Regulation. Journal of Obesity. http://dx.doi.org/10.1155/2011/360257 http://jumranadilla.blogspot.co.id/2012/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-berat.html http://www.sridianti.com/proses-pertumbuhan-tulang-osifikasi.html http://www.sridianti.com/pengertian-epifisis.html http://klikdokter.com/tanyadokter/gizi/faktor-yang-mempengaruhi-tinggi-badan http://terbarux.blogspot.co.id/2014/09/rumus-cara-menghitung-berat-badan-ideal.html http://www.envykorsetpelangsingku.com/news/7/Cara-Menghitung-Berat-Badan-Ideal-dan-Rumus-BMI-Body-Mass-Index erkembangan dan Belajar Gerak | Razikin Masruri Page 13 of 13