Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Hasriani Umar, 2019
Perkembangan bahasa secara struktural merupakan proses terjadinya kemampuan mempergunakan bahasa, mulai ucapan-ucapan yang sederhana sampai dengan kemampuan mempergunakan kata, kalimat dan bahasa. Perkembangan kemampuan mempergunakan bahasa merupakan objek lapangan psikologi perkembangan. Hal ini disebabkan bahwa secara sistematis dapat dilakukan pengamatan adanya perubahan pada setiap tahap perkembangan secara bertingkat dan struktural. Timbulnya masalah-masalah bahasa yang dalam kenyataannya sering ditemukan pada anak-anak, terutama di dunia Barat. Hal ini lebih merangsang para ahli psikologi perkembangan untuk mengetahui proses-proses secara bertahap dan bertingkat pada faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa ini.
Belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung kemajuan peradaban manusia. Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan bagian yang penting pula bagi para pendidik maupun calon pendidik. Hampir daam setiap aktivitas manusia membutuhkan proses yang disebut dengan belajar. Belajar juga merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mencapai tujuan hidupnya dengan baik. Ketika memasuki dunia pendidikan, maka belajar adalah suatu kewajiban dan tugas bagi para peserta didik. Akan tetapi setiap individu memiliki ciri khas tersendiri dalam belajar dan dalam usaha memahami apa yang dipelajarinya. Setiap individu memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan individu lain. Menjadi hal yang sangat penting bagi para pendidik maupun calon pendidik memahami bagaimana peserta didiknya menjalani proses belajar. Karena hal tersebut dapat memengaruhi tersampaikan atau tidaknya suatu pengetahuan pada peserta didik serta tercapai atau tidakanya tujuan pembelajaran dengan baik. Akan tetapi apabila mengingat banyaknya individu yang terlibat dengan karakter belajar tersendiri dalam satu proses pembelajaran seringkali menjadi kendala bagi pendidik untuk menyampaikan materi dengan baik. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik, pemahaman tentang tentang konsep dasar belajar sangat diperlukan demi mendukung tercapainya tujuan pembelajaran serta tersampaikannya pengetahuan pada peserta didik dengan baik. Konsep dasar dalam belajar yang dimaksud meliputi, pengertan belajar itu sendiri, ciri-ciri belajar setiap individu, teori-teori belajar yang mendukung, jenis-jenis belajar, serta aktivitas-aktivitas dalam belajar. Apabila konsep dasar belajar telah dikuasai dengan baik oleh para calon pendidik maka diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik serta pengetahuan dapa tersampaikan dengan baik pula pada peserta didik. Sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik serta mempermudah para pendidik dalam mengajar.
PENDAHULUAN Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku. Penekanan kognitif menjadi basis bagi pendekatan untuk pembelajaran. Walaupun teori belajar tigkah laku mulai ditinggalkan diabad ini, namun mengkolaborasikan teori ini dengan teori belajar kognitif dan teori belajar lainnya sangat penting untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang cocok dan efektif, karena pada dasarnya tidak ada satu pun teori belajar yang betul-betul cocok untuk menciptakan sebuah pendekatan pembelajaran yang pas dan efektif. Dalam makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme yaitu teori belajar kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari beberapa hal yaitu:
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
State and Society in the Balkans before and after Establishment of Ottoman Rule, (eds. Srđan Rudić – Selim Aslantaş), Yunus Emre Enstitüsü, Turkish Cultural Centre Belgrade – Institute of History Belgrade, Belgrade, 2017, 79-101.
RussianStudiesHu, 2019
Pesquisas sobre religión. Pesamientos, reflexiones y conceptos, 2023
Nursing Education Perspectives, 2013
Aspects of the Bronze Age in the Atlantic Archipelago and Beyond, 2019
International Journal of Systems Biology and Biomedical Technologies, 2012
IRCOBI Conference, Madrid, Spain, 2006
American Journal of Case Reports, 2015
Journal of Materials Research, 2004
Journal of Pharmaceutical Sciences, 2006
Biomath Communications Supplement, 2018