Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

New laporan pt ba

LAPORAN KULIAH KERJA PENJUALAN BATUBARA di PT BUKIT ASAM KELOMPOK 4 Adeguna Sarjono Puiputra – 073.12.004 Akbar Rafenska W. Uloli – 073.12.017 Angga Prasetya Hutama – 073.12. Dani Mauluddin – 073.12.045 Dionisia Dwi Swari Prima Pranatasari– 073.12.055 Dwi Hadi Wibowo – 073.12.057 Freddy Herdyman – 073.12.074 Ikbar Fikri – 073.12. M. Dimas Pratama – 073.12 Tengku Desliyani Aljuffri – 073.12.175 Kata Pengantar Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya, kami dapat melaksanakan kegiatan kuliah kerja dengan lancer di PT Bukit Asam dan menyelesaikan laporan kuliah kerja dengan baik dan lancar. Laporan yang berjudul “Penjualan Batubara di PT Bukit Asam” ditulis untuk memenuhi salah satu matakuliah yaitu kuliah kerja. Laporan ini belumlah sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih. Jakarta, September 2014 Penulis Daftar Isi Kata Pengantar ........................................................................................... ii Daftar Isi .................................................................................................... . iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 Latar Belakang .............................................................................. 2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2 Tujuan Penulisan ........................................................................ 3 Manfaat Penulisan ...................................................................... 3 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4 BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………..…. 6 BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 9 BAB V PENUTUP ...................................................... 12 Daftar Pustaka ............................................................................................ 15 Lampiran……………………………………………………………………... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Batubara adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Batubara diklasifikasikan menjadi empat jenis utama, atau peringkat (lignit, subbitumen, bitumen, dan antrasit), tergantung pada jumlah dan jenis karbon yang dikandung dan pada jumlah energi panas yang dihasilkan. Batubara memiliki kegunaan yang penting di seluruh dunia yaitu: sebagai bahan bakar pembangkit listrik, produksi besi dan baja, bahan bakar pembuatan smen dan bahan bakar cair. Kondisi perekonomian dunia pada tahun 2013 masih belum sesuai dengan harapan. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi global berkisar 2,4%, krisis ekonomi global yang terjadi sejak tahun 2008 belum sepenuhnya pulih. Perlambatan ekonomi dunia telah menekan pertumbuhan beberapa negara yang selama ini dikenal sebagai motor penggerak Industri terbesar dunia seperti China dan India. Padahal, China dan India merupakan salah satu negara tujuan ekspor batubara Perseroan, selain Taiwan, Malaysia, Korea, Jepang, Philipina, HongKong dan Vietnam. Di sisi lain, selama tahun 2013, harga batu bara di pasar internasional masih mengalami penurunan. Rata-rata harga jual batubara sepanjang tahun 2013 berdasarkan New Castle Export Index (NEX) Australia berada di level USD79,70 per ton. Sementara rata-rata harga jual pada tahun 2012 masih lebih tinggi dilevel USD97 per ton. Dengan biaya produksi yang terus meningkat dan harga batubara yang rendah, banyak perusahaan batubara dunia harus menurunkan produksinya bahkan ada yang menghentikan operasinya. PT Bukit Asam merupakan salah satu perusahaan batubara yang mengoperasikan tiga unit penyimpanan batubara di pertambangan Tanjung Enim dengan cadangan sumberdaya sebesar 7,2 milyar ton dan memiliki cadangan tertambang1,9 milyar ton . Dengan begitu besarnya cadangan sumberdaya yang dimiliki oleh PT. Bukit Asam, membuat PT.Bukit Asam tergerak untuk memasarkan batubara yang dimilikinya, hal ini turut pula memberikan kontribusi dalam meningkatkan pendapatan ekonomi bangsa Indonesia. Maka dari itu Pembahasan paper ini dikhususkan pada penjualan batubara di PT Bukit Asam. 1.2. Tujuan Tujuan yang ingin penulis sampaikan didalam paper ini : Sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah kulker. Untuk mengetahui tentang penjualan batubara di PT Bukit Asam. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Bukit Asam merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pertambangan khususnya batubara yang sudah berdiri sejak tahun 1981 dengan cadangan sumberdaya batubara sekitar 7,2 milyar ton dan memiliki cadangan tertambang 1,9 milyar ton. Perusahaan ini memiliki memiliki 2 (dua) unit utama produksi penambangan, yaitu Unit Penambangan Batubara Tanjung Enim yang berada di Sumatera Selatan dan Unit Penambangan Batubara Ombilin di Sumatera Barat. Hasil pertambangannya PT. Bukit Asam menyalurkannya ke Pelabuhan Tarahan serta Dermaga Kertapati. Batubara hasil penambangan Tanjung Enim diangkut menggunakan Kereta Api ke Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati untuk selanjutnya dikirim ke costumer. 2.2. Sejarah PT Bukit Asam Sejarah pertambangan batubara di Tanjung Enim dimulai sejak zaman kolonial belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di tambang Airlaya. Selanjutnya mulai 1923 beroperasi dengan metode penambangan bawah tanah (underground mining) hingga 1940, sedangkan produksi untuk kepentingan komersial dimulai pada 1938. Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan. Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha briket batubara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode “PT BA”. BAB III TINJAUAN TEORI 3.1. Definisi Batubara Beberapa ahli telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu: Menurut Spackman (1958) Batubara adalah suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral tertentu. Menurut Thiessen (1974) Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan   benda padat organik yang sangat rumit. Menurut Achmad Prijono, dkk. (1992)  Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam   lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung sangat lama. Definisi Penjualan Penjualan adalah jumlah seluruh barang-barang yang merupakan usaha pokok dari perusahan jika perusahaan itu merupakan perusahaan dagang, maka penjualan itu adalah hasil penjualan barang-barang dagang yang dijual oleh perusahaan tersebut. Penjualan sangat penting dan menentukan karena suatu perusahaan untuk dapat memasarkan produksinya yaitu dengan cara menjual hasil produksinya tersebut dan apabila tidak dapat dilaksanakan maka fungsi-fungsi lain dari pemasaran tidak akan berjalan. Disisi lain, penjualan yaitu proses dimana pihak penjual memastikan, mengaktivasi dan memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli agar dicapai manfaat, baik bagi pihak penjual maupun bagi pihak pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak. Menjual itu sendiri adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan. Penjualan menciptakan suatu proses pertukaran barang dan atau jasa antara penjual dan pembeli, dan penjual barang atau jasa harus mempunyai seni tersendiri agar dapat menarik pihak pembeli. 3.2.1. Syarat penjualan dan pembelian Ada berbagai macam syarat pada sistem penjualan dan pembelian (transaksi) yaitu: 1. Free on Board, adalah syarat jual beli yang membebankan biaya pengiriman barang kepada pembeli. Biaya pengiriman barangnya meliputi biaya dari pelabuhan muat penjual sampai ke pelabuhan penerima yang digunakan oleh pembeli. Penjual di dalam negeri, dalam hal ini Indonesia, hanya menanggung biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan muatnya saja. artinya pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal (vessel). 2. Cost, Freight, and Insurance, adalah syarat jual beli dimana penjual harus menanggung biaya pengiriman barang dan asuransi kerugian atas barang yang dikirim. 3. CNF (Cost and Freight) biasa disebut juga CFR, artinya pihak eksportir bertanggungjawab terhadap biaya pengiriman sampai pelabuhan negara tujuan. 3.2.2. Harga Jual batubara Harga yang berlaku untuk batubara sesuai dengan harga yang terjadi di pasar internasional. Pemerintah sendiri pernah menetapkan harga energi batubara konsumsi domestik tidak melebihi harga batubara impor Asia Pasifik dan 65 persen harga minyak bakar domestik. Kebijakan penetapan harga batubara itu berkaitan dengan fungsinya dalam industri teknik pembangkit tenaga listrik. Serta pemakaian energi alternatif pengganti minyak bumi. harga batubara harus mengacu kepada Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral dan Batubara. Harga batubara akan ditentukan oleh ESDM yang berlaku untuk jangka waktu tertentu dan ditetapkan berdasarkan peraturan direktorat jenderal. Penentuan harga patokan batubara ini dimaksudkan sebagai patokan dalam menentukan besarnya jumlah royalti yang harus dibayarkan oleh para pihak dalam perjanjian tersebut. BAB IV STUDI LAPANGAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam Kuliah Kerja ini adalah penelitian dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian dimana peneliti datang langsung ke perusahaan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung penjualan batubara di PT. Bukit Asam. 4.2. Hasil dari studi lapangan Hasil yang kami peroleh dari lapangan dapat diketahui bahwa sistem penjualan batubara yang dilakukan oleh PT. Bukit Asam divisi marketing yaitu Kertapati dan Tarahan ada 2 sistem penjualan batubara yaitu: sistem CIF dan sistem FOB. Pada sistem CIF (Cost, Freight, and Insurance) dimana syarat jual beli dimana penjual harus menanggung biaya pengiriman barang dan asuransi kerugian atas barang yang dikirim. Sistem ini dilakukan oleh PT. Bukit Asam pada periode terdahulu. Sedangkan pada periode sekarang PT. Bukit Asam menggunakan sistem FOB (Free on Board) dimana syarat jual beli yang membebankan biaya pengiriman barang kepada pembeli. Biaya pengiriman barangnya meliputi biaya dari pelabuhan muat penjual sampai ke pelabuhan penerima yang digunakan oleh pembeli. Penjualan batubara PT. Bukit Asam meliputi dalam dan luar negeri, untuk dalam negeri penjualan batubara difokuskan hanya untuk PLTU yang berada di suralaya dengan kontrak berdurasi 20 tahun dengan breakdown 5 tahun. Untuk penjualan luar negeri PT. Bukit Asam melakukan kontrak dengan beberapa negera terutama di asia seperti Cina, Jepang, India, Malaysia. Selain dengan kontrak PT. Bukit Asam juga melakukan penjualan spot yaitu ketika harga batubara bagus konsumen membeli batubara ke PT. Bukit Asam dengan harga yang bagus. Konsumen melihat bahwa PT. Bukit Asam sudah punya sertifikat jaminan kualitas, jaminan pasokan, jaminan mutu dan kontinue sehingga konsumen memberikan harga premium untuk batubara. Tentunya sistem ini dilakukan atas persetujuan antara kedua belah pihak yang sudah tertera pada kontrak. BAB V PEMBAHASAN Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil yang terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. PT BA termasuk dalam daftar lima besar produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PT BA di dalam negeri termasuk terbesar kedua. Penjualan dilakukan berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang dan melalui pasar spot, sedangkan harga jual selalu berdasarkan pada harga batubara termal internasional. Sesuai dengan visi dari perusahaan ini yaitu menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Produksi batubara PT BA diekspor ke pasar internasional termasuk China, Jepang, Taiwan, Malaysia, Vietnam, India. Untuk pasar domestik kebanyakan dipasok ke PLTU atau PLN. PTBA mempunyai 6 (enam) merek batubara yang berbeda yaitu: IPC 53, BA 55, BA 59, BA 63, BA 67, BA 70 dan mengoperasikan tiga unit penyimpanan batubara di pertambangan Tanjung Enim. Penyimpanan pertama dan kedua berisi batubara dari Tambang Air Laya dan Muara Tiga Besar. Sementara itu, penyimpanan lainnya berisi batubara dari unit Banko Barat. Batubara dari tempat penyimpanan diangkut dengan kereta api ke pelabuhan atau dermaga. PTBA memiliki kontrak jangka panjang dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melakukan penjualan batubara tersebut dengan mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan di Lampung atau Dermaga Kertapati di Palembang. Pelabuhan Tarahan berjarak 410 km dari Tanjung Enim dan Dermaga Kertapati berjarak 190 km dari Tanjung Enim. Rangkaian kereta api yang mengangkut batubara ke Pelabuhan Tarahan terdiri dari 46 gerbong yang masing-masing berkapasitas 50 ton, sementara rangkaian kereta ke Dermaga Kertapati terdiri dari 35 gerbong dengan kapasitas 30 ton. Di Pelabuhan Tarahan dan Dermaga Kertapati, PTBA memiliki penyimpanan batubara yang dilengkapi dengan alat pemuat ke kapal. Pada divisi markering di Kertapati dan Tarahan awalnya menggunakan sistem penjualan CIF ( cost, insurance, freight ) dimana eksportir bertanggung jawab terhadap biaya pengiriman sampai pelabuhan negara tujuan. Namun seiring berjalannya waktu, sekarang sistem penjualan batubara di PT Bukit Asam menggunakan sistem FOB ( Free On Board ) dimana eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang barada di kapal (vessel). Sistem penjualan ini dilakukan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang terdapat didalam kontrak dan dengan harga yang bervariasi berdasarkan peringkat batubara, metode penambangan, wilayah geografis, dan kualitas batubara. Beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan batubara yaitu: 1. Harga batubara yang diperoleh dari pertambangan permukaan umumnya lebih rendah dibandingkan harga batubara yang diperoleh dari tambang bawah tanah. Karena lapisan batubara yang tebal dan dekat permukaan biaya produksinya lebih murah, dan karena itu harga batubara ini cenderung lebih rendah dibandingkan lapisan yang lebih tipis dan lebih dalam. Biaya yang lebih tinggi dari tambang batubara bawah tanah mencerminkan kondisi pertambangan yang lebih sulit dan memerlukan ongkos lebih bagi penambang. Bila batubara dibakar, ia melepaskan kotoran termasuk belerang yang dapat bergabung dengan oksigen membentuk sulfur dioksida (SO2), zat kimia yang dapat membahayakan hutan dan danau jika bereaksi dengan kelembaban di atmosfer untuk menghasilkan hujan asam. Karena peraturan lingkungan membatasi emisi sulfur, maka batubara rendah belerang dapat memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan batubara tinggi belerang. 2. Biaya transportasi . Biaya transportasi merupakan faktor signifikan terhadap harga batubara. Dalam beberapa kasus, seperti dalam pengiriman batubara jarak jauh, biaya transportasi bisa lebih tinggi dari harga batubara di tambang. Sebagian besar batubara diangkut dengan kereta api, truk, tongkang, atau kombinasi dari metode ini. Semua metode transportasi menggunakan bahan bakar diesel dan kenaikan harga minyak secara signifikan dapat mempengaruhi biaya transportasi dan, pada akhirnya meningkatkan harga batubara. 3. Kualitas batubara Kualitas batubara sangat mempengaruhi harga jual batubara, seperti yang diketahui jika batubara memiliki kualitas yang baik dengan kadar air, abu dan volatile matternya sedikit maka harga batubara tersebut jauh lebih mahal. BAB VI PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penjualan batubara di PT Bukit Asam dilakukan berdasarkan kontrak penjualan jangka panjang dan melalui pasar spot dimana Para konsumen telah memandang bahwa PT BA sudah punya sertifikat jaminan kualitas, jaminan pasokan, jaminan mutu dan kontinue sehingga konsumen memberikan harga premium untuk batubara PT BA, sedangkan harga jual selalu berdasarkan pada harga batubara termal internasional dimana penjualan domestic PT Bukit Asam kebanyakan dipasok ke PLTU atau PLN dan telah mengadakan kontrak jangka panjang dengan PLTU suralaya selama 20 tahun dengan breakdown 5 tahun. kemudian batubara diekspor ke pasar internasional dengan kontrak tahunan seperti China, Jepang, Taiwan, Malaysia, Vietnam, India. PT Bukit Asam pada divisi markering di kertapati dan tarahan sudah tidak menggunakan sistem penjualan CIF ( cost, insurance, freight ) dimana insurance ditanggung oleh eksportir dimana eksportir bertanggung jawab terhadap biaya pengiriman sampai pelabuhan negara tujuan. PT Bukit Asam sekarang menggunakan sistem FOB ( Free On Board ) dimana eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang barada di kapal (vessel). Sistem penjualan ini dilakukan dengan kesepakatan antara kedua belah pihak yang terdapat didalam kontrak. 4.2 Saran Hormati kontrak karena ada denda untuk yang melanggar dan untuk menjaga kepercayaan pelanggan. Atur jadwal pemuatan batubara sedemikian rupa agar tidak terjadi penumpukan kapal ataupun kekosongan pada dermaga atau pelabuhan, sehingga penjualan batubara terus berlangsung. Maksimalkan efisiensi kerja untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA PT.BA.co.id. 2012. Penjualan Batubara. Diakses pada 5 september 2014. Renata. 2013. Ekspor Impor. Google.com. diakses pada 6 september 2014. Tarmizi, Ahmad. 2013. Seluk Beluk Pembayaran cnf dan cif. Google.com. diakses pada 6 september 2014. Tampubolon, Antoni. 2013. Efektivitas penerapan Sistem cif dalam kegiatan ekspor. Google.com. doakses pada 6 september 2014. LAMPIRAN Gambar Grafik Penerimaan dan Pengeluaran batubara PT Bukit Asam Unit Dermaga Tarahan BWE yang dimiliki PT Bukit Asam Unit Dermaga Tarahan 16