LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU UKUR TANAH
disusun oleh :
KELOMPOK 04
1. ARIS WIDANARKO D 100 100 005
2. WAHYUPURNOMOJATI D 100 100 006
3. RIKSA DARU W D 100 100 022
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
“Laporan Paraktikum Ilmu Ukur Tanah” ini telah diperiksa, disetujui dan disahkan oleh Asisten Dosen dan Dosensebagai tugas Mata Kuliah Ilmu Ukur TanahProgram StudiTeknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Diajukan Oleh :
KELOMPOK 04
1. Aris Widanarko D 100 100 005
2. Wahyu Purnomojati D 100 100 006
3. Riksa Daru W D 100 100 022
Surakarta, Juni 2011
Dosen Pengampu Asisten Dosen
Anto Budi L, ST, MSc BayuArif Setiyawan
Mengetahui,
Ka. Lab. Ilmu Ukur Tanah.
Fakultas TeknikJurusan Teknik Sipil
Qunik Wiqoyah,ST,MT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis mengucapkan puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis dalam pengerjaan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua penulis yang mana telah mendukung dalam pengerjaan Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini.
Dalam penyusunan Laporan Praktikum Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanahini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Anto Budi L, ST, MT sebagai dosen pembimbing Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah.
Qunik Wiqoyah,ST,MT Ilmu Ukur Tanah,Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil.
Asisten Dosen praktikum yang membantu penyusunan laporan ini.
Rekan-rekan Teknik Sipil UMS angkatan 2010 yang telah banyak memberikan saran dan bantuan yang membangun dalam pengerjaan Laporan Praktikum Bahasa Pemrograman ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam pengerjaanLaporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan praktikum ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, juli 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR ASISTENSI iii
KATA PENGANTAR xi
DAFTAR ISI xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II WATERPASS 2
BAB III POLYGON 34
PENUTUP 80
LAMPIRAN.................................................................................................81
DAFTAR GAMBAR
Gb.2.1 Bidang referensi 2
Gb.2.2 Waterpass dengan instrumen di tengah antara 2 titik 2
Gb.2.3 Waterpass dengan instrumen tidak di tengah antara 2 titik 3
Gb.2.4 Mendapatkan pengukuran tinggi titik untuk B, apabila A telahDiketahuitingginya 4
Gb.2.5 Pengukuran tgv dengan titik A diketahui tingginya 4
Gb.2.6 Waterpass memanjang 5
Gb.2.7 Pembacaan Waterpass pergi 8
Gb.2.8 Pembacaan Waterpass pulang 9
Gb.2.9 Sketsa titik cross 10
Gb.2.10 Pengukuran kipas pada jalan 12
Gb.2.11 Pesawat waterpass 12
Gb.3.1 kontur 35
Gb.3.2 Poligon 36
Gb.3.3 Pengukuran jarak miring 42
Gb.3.4 Pengukuran sudut horizontal 42
Gb. 3.5 Pengukuran kipas pada sungai 48
Gb.3.6 Pengukuran kipas pada bangunan jalan 48
Gb.3.7.Poligon primer 50
Gb.3.8.Digital Elektrik 51
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Limitasi kesalahan dalam pengukuran waterpass 6
Tabel 2.2. Perhitungan waterpass 7
Tabel 3.1 Perhitungan koordinat 38
Tabel 3.2 Contoh kesalahan penutup poligon dan imbangannya 40
Tabel3.3 Pengukuran kipas bila menjumpai bangunan 47
Tabel3.4 Contoh formulir data pengukuran kipas 49
BAB I
PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan
Maksud dari pengukuran yang akan kita lakukan adalah untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat suatu gambaran secara planimetris dan topografis.
Yang dimaksud Planimetris adalah kedudukan bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, sedangkan konigurasi dari keadaan tanah disebut sebagai topografi.
Peta yang menunjukan gambaran planimetris dan topografis disebut topografimap.Di mana dalam peta tersebut ditunjukkan sekaligus jarak-jarak horizontal dan vertikal dari suatu dataran.
Dalam mempersiapkan pembuatan peta topografi, diperlukan pengukuran di lapangan termasuk penentuan titik-titik tetap, pekerjaan hitungan dan penggambaran.
Pemetaan
Definisi : peta adalah sarana guna memperoleh informasi ilmiah mengenai keadaan permukaan bumi dengan cara menggambar berbagai tanda dan keterangan sehingga mudah di baca dan dimengerti.
Dalam ilmu ukur tanah, kita mengenal peta tranches yaitu peta yang dilengkapi dengan garis kontur (garis tinggi) yang menunjukkan ketinggian suatu tempat, situasi dan sebagainya.Peta tersebut biasanya digunakan untuk pembangunan, jadi jenis peta ada bermacam-macam tergantung dari penggunaannya.
BAB II
WATERPASS
2.1 Waterpass
Perhitungan waterpass dimaksud untuk mengetahui ketinggian suatu titik di atas permukaan tanah.Ketinggian di sini adalah perbedaan vertikal antara dua titik atau jarak dari bidang referensi yang telah ditetapkan ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal.
H H : Elevasi titik
Muka air laut
Bidang referensi
Gb.2.1 Bidang referensi
2.2 Metode dan jenis waterpass
Penentuan beda tinggi antara dua titik
Blk muka
HA
HB
H HB = HB – HA
Gb.2.2 Waterpass dengan instrumen di tengah antara 2 titik
Selisih tinggi antara titik a dan b adalah sebesar H. Arah bidikan ke titik A disebut pembacaan baak belakang dan titik B disebut baak muka dan untuk mengurangi kesalahan diusahakan letak instrumen di tengah-tengah antara titik A dan B.
Selisih tinggi besarnya adalah :
ΔH = BT blk – BT muka
Dimana :
BT blk = Pembacaan benang tengah pada baak belakang.
BT muka = Pembacaan benang tengah pada baak muka.
Jika hasil ΔH positif maka kondisi permukaan tanah dari titik A ke titik B naik, sebaliknya bila ΔH negatif maka titik A ke B turun. Pembacaan dilakukan melalui rambu-rambu ukur yang dapat dilihat dari teropong. Pembacaan mana terlihat dalam suatu bidang diafragma di mana benang atas (BA), benang tengah (BT), benang bawah (BB), di mana :
ΔH = BT blk – BT muka
Dan untuk mencari jarak :
D = 100 x (BA - BB)
Angka yang tercantum menunjukkan jarak antara angka tersebut dengan alas mistar.
HB
HA H
Gb.2.3 Waterpass dengan instrumen tidak di tengah antara 2 titik
Cara lain untuk menentukan beda tinggi, seperti terlihat pada gambar 8. Instrumen ditempatkan di sebelah kanan titik B atau di sebelah kiri titik A. Selisih tinggi (H) besarnya :
H = HA – HB
Dimana, H = selisih tinggi (m)
HB = pembacaan benang tengah di titik B
HA = pembacaan benang tengah di titik A
Pembacaan pada rambu di titik B bisa dianggap pembacaan muka, sedangkan pada rambu di titik A adalah pembacaan belakang.
Pengukuran tinggi dengan garis tinggi bidik
Apabila seliaih tinggi (H) telah di ketahui, maka suatu titik dapat dicari, bila tinggi titik lainnya diketahui.
BT
Tp TA
Gb.2.4 Mendapatkan tinggi titik pengukuran untuk B, bila titik A telah diketahui tingginya.
Tinggi garis vizir / bidik (tgv) adalah :
t.g.v = Tp + TA
Dimana :
t.g.v = garis tinggi vizir
Tp = tinggi pesawat
TA = tinggi titik A
Tinggi titik B dapat di cari yaitu :
TB = t.g.v – BT
Pengukuran cara ini dipakai untuk pengukuran titik detail/kipas, yang akan diuraikan kemudian. Cara lain untuk mencari garis vizir adalah :
t.g.v = BT + TA
BT dimana, tgv = tinggi garis
vizir BT = benang tengah
TA = tinggi titik A
Gb.2.5Pengukuran tgv dengan titik A diketahui tingginya
Waterpass memanjang
Waterpass memanjang / berantai dimaksud untuk memperoleh suatu rangkaian / jaring-jaring.
H1 H2 H3 H4 H5
b3 m3 b4 m4 b5 m5
b1 m1 b2 m2
5
4
3
A 1 2
Gb.2.6 Waterpass memanjang
Untuk menentukan h antara titik A dan B dibagi dalam jarak-jarak yang lebih kecil.Jarak-jarak tersebut 1 slag, sehingga pengukuran dapat dilakukan dengan mudah dan teliti.
h1 = b1 – m1
h2 = b2 – m2
h3 = b3 – m3
h4 = b4 – m4
1n h = (b + b + …+ b) – (m + m + …+ m)
n1 h = n1 b - n1 m
dimana, h = jumlah beda tinggi (m)
b = jumlah pembacaan benang tengah belakang
m = jumlah pembacaan benang tengah muka
Untuk memberikan hasil yang teliti maka dilakukan pengukuran pergi pulang, dimana apabila hasil antara dua pengukuran mempunyai selisih terhadap hasil rata-rata antara dua pengukuran tersebut maka harganya harus memenuhi toleransi yang disyaratkan. Toleransi tersebut dinyatakan dalam rumus :
E = k s
Dimana, E = nilai kesalahan
K = konstanta
S = jarak
Tabel berikut adalah toleransi kesalahan pada berbagai tingkat pengukuran
Tabel 2.1. Limitasi kesalahan dalam pengukuran waterpass
Tingkat pertama
Tingkat kedua
Tingkat ketiga
Catatan
Ketelitian
Perbedaan dua pembacaan (kedepan dan kebelakang) .
Kesalahan penutup.
2.5 mms
2 mms
5 mms
5 mms
10 mms
10 mms
S adalah jarak satu arah.
S dalam Km.
Dalam praktikum ini tingkat pengukuran waterpass dikategorikan pada tingkat ketiga.
Waterpass lapangan
Yang dimaksud dengan waterpass lapangan adalah untuk menentukan ketinggian dari titik-titik di lapangan sehingga mendapatkan gambaran lengkap tentang kedudukan tinggi dari lapangan tersebut.Metode ini sdisebut metode koordinat kutub.
Titik-titik di lapangan diukur sudut horizontal dan vertikalnya serta jarak optisnya dengan menggunakan theodolit. Dengan cara ini semua titik-titik dilapangan dapat ditentukan letak situasi maupun tingginya. Cara ini diuraikan lebih lanjut pada pengukuran detail pada pengukuran sub bab 251.
Tabel 2.2.Perhitungan waterpass
N
O
S
E
K
S
I
N
O
T
I
T
IK
Panjang seksi (D) meter
Perbedaan tinggi
Tinggi thd titik nol meter
N
o
T
I
T
I
K
Salah menengah tiap Km sejalan p=s2/D2n
Ket
Pergi PG meter
Pulang PL meter
Pukul rata
Koreksi
S
S2
A
1
2
3
4
76.28
84.90
92.80
72.66
2.036
-1.606
1.900
2.039
-2.034
1.605
-1.897
-2.037
2.038
-0.002
-1.606
1.902
-0.002
2.041
0.002
345.150
347.186
345.500
347.480
349.519
326.64 4.369 4.363 4.375
Selisih pengukuran 6 mm
Toleransi pengukuran untuk tingkat ketiga 10s = 10 0.326 = 5.7 mm
(6 mm diulangi) kesalahan lebih besar dari toleransi yang syaratkan.
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN WATERPASS MEMANJANG
Alat yang digunakan :
Pesawat ukur Waterpass
Bak ukur 2 buah
Statif
Pegas ukur dan perlengkapan lain (unting-unting, dll)
Langkah/tahapan praktikum
1). Pengukuran Waterpass Memanjang Pergi
Lakukanlah pengukuran sepanjang 60m.
Letakkan pesawat pada titik 30m, kemudian setimbangkan kedudukan nivo nya dengan menggunakan 3 sekrup penyetel..
Ukur tinggi pesawat.
Lakukan pengukuran memanjang pergi, baca BA, BT, BB.
muka
belakang
A
1
30
m
30
m
Gambar 2.7 Pembacaan Waterpass pergi
2). Pengukuran Waterpass Memanjang Pulang
Langkahnya sama seperti pengukuran waterpass memanjang pergi, Cuma tinggi pesawat dibedakan, bias ditinggikan atau direndahkan.
muka
belakang
A
1
30
m
30
m
Gambar 2.8 Pembacaan Waterpass pulang
Langkah diatas adalah pengukuran arah PERGI dan PULANG, cara pengukuran waterpass seperti ini biasanya disebut pengukuran waterpass pergi pulang atau lazim disebut double stand. Perlu diingat bahwa pembacaan bak muka atau belakang pada waktu pengukuran pergi pulang berlawanan tanda serta jarak pergi muka harus mendekati jarak pulang belakangdan sebaliknya jarak pergi belakang harus mendekati jarak pulang muka. Berikut ini adalah contoh pengisian data pada formulir
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN CROSS SECTION
Alat yang digunakan :
Pesawat ukur Waterpass
Bak ukur 2 buah
Statif
Pegas ukur dan perlengkapan lain (unting-unting, dll)
Langkah/tahapan praktikum
Lakukanlah pengukuran kedepan sepanjang 50 m.
Letakkan pesawat pada titik awal (A), kemudian setimbangkan kedudukan nivo nya dengan menggunakan sekrup 3 penyetel.
Ukur tinggi pesawat.
Lakukan pengukuran melintang jalan.
Buat sketsa dimana titik-titik cross dilakukan, serta beri keterangan.
Pindahkan pesawat ketitik 50m dan lakukan pengukuran cross section, begitu seterusnya.
Gambar.2.9 Sketsa titik cross
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN PENGIPASAN
Alat yang digunakan :
Pesawat ukur Waterpass
Bak ukur 2 buah
Statif
Pegas ukur dan perlengkapan lain (unting-unting, dll)
Ketentuan teknis
Jumlah titik kipas tidak terbatas, tergantung pada keadaan lapangan.
Setiap pengukuran harus disertai sketsa dimana di dalamnya ditunjukkan mengenai kedudukan titik-titik dan bangunan yang diukur serta diberi nomor urut sesuai dengan arah saat pengukuran.
Pada waktu pengukuran titik kipas dari suatu kedudukan titik harus overlap dengan pengukuran yang sama dari titik yang lain.
Titik pesawat diukur dari permukaan tanah sampai garis bidik
Langkah / tahapan praktikum
Tempatkan pesawat di atas titik tetap kemudian stel alat seperti yang dijelaskan.
Ukur tinggi pesawat, kemudian catat.
Tempatkan bak ukur pada tempat yang telah ditentukan, apabila permukan tanah naik turun, maka bak ukur ditempatkan pada tempat yang memiliki perbedaan ketinggian.
Bacalah BA, BT, BB dan sudut horizontal, sudut vertikal, kemudian catat pada formulir data.
Buat sketsa situasi dimana pengukuran kipas dilakukan,khusus untuk jalan dan sungai pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang memadai sehingga didapatkan arah jalan ataupun aliran sungai apabila digambar
Cp
Gambar.2.10 Pengukuran kipas pada jalan
PESAWAT WATERPASS
Gambar.2.11 Pesawat waterpass
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Jalan Kampus II
Tanggal
: 25 April 2011
Halaman
PERHITUNGAN WATERPASS MEMANJANG
No Titik
BT Pergi
Jarak
BT Pulang
Beda Tinggi ( m )
Rata-rata
Tinggi
Pergi
Pulang
(Mutlak Pergi)
Titik
Belakang
Muka
( m )
Belakang
Muka
T 1
T 2
(T1 + T2)/2
( m)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1,305
1,266
60,20
1,002
1,039
0,039
-0,038
0,039
0,480
1
0,519
1,211
1,241
60,30
1,211
1,183
-0,029
0,028
-0,029
2
0,490
1,252
1,220
52,30
1,310
1,342
0,031
-0,031
0,031
3
0,521
1,291
1,270
60,20
1,128
1,149
0,021
-0,021
0,021
4
0,542
1,211
1,205
60,20
1,269
1,285
0,016
-0,016
0,016
5
0,558
1,200
1,176
60,10
1,076
1,102
0,025
-0,025
0,025
6
0,583
1,636
1,686
60,30
1,549
1,543
-0,051
0,051
-0,051
7
0,532
1,515
1,527
25,30
1,379
1,367
-0,011
0,011
-0,011
B
0,521
Keterangan
:Beda tinggi pulang dan pergi pada titik A-1 dan 1-2 terdapat hasil yang berbeda dikarenakan adanya pembacaan yang keliru.
Titik
A
1
2
3
4
5
6
7
B
Jarak
60,2
60,3
52,3
60,2
60,2
60,1
60,3
25,3
Jarak dari titik A (m)
0,0
60,2
120,5
172,8
233,0
293,2
353,3
413,6
438,9
Tinggi titik (m)
0,480
0,519
0,490
0,521
0,542
0,558
0,583
0,532
0,521
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Jalan Kampus II
Tanggal
: 25 April 2011
Halaman
:
DATA WATERPASS MEMANJANG PERGI
No Titik
Tinggi
BT
BA
D = Jarak ( m )
ΔH ( m )
Tinggi
Besar
Alat (TP)
BB
D=(BA-BB)x100
BT blk - BT muka
Titik
Sudut
( m )
Belakang
Muka
Belakang
Muka
Belakang
Muka
( m )
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1,280
1,305
1,266
1,455
1,417
30,0
30,2
0,039
0,480
Blkg = 180º
1
1,155
1,115
0,519
Muka = 0º
1,250
1,211
1,241
1,362
1,391
30,2
30,1
-0,029
Blkg = 180º
2
1,060
1,090
0,490
Muka = 0º
1,268
1,252
1,220
1,403
1,330
30,3
22,0
0,031
Blkg = 180º
3
1,100
1,110
0,521
Muka = 0º
1,320
1,291
1,270
1,402
1,460
22,2
38,0
0,021
Blkg = 180º
4
1,180
1,080
0,542
Muka = 0º
1,300
1,221
1,205
1,372
1,355
30,2
30,0
0,016
Blkg = 180º
5
1,070
1,055
0,558
Muka = 0º
1,460
1,200
1,176
1,350
1,326
30,0
30,1
0,025
Blkg = 180º
6
1,050
1,025
0,583
Muka = 0º
1,525
1,636
1,686
1,786
1,837
30,1
30,2
-0,051
Blkg = 180º
7
1,485
1,535
0,532
Muka = 0º
1,532
1,515
1,527
1,580
1,588
13,0
12,3
-0,011
Blkg = 180º
B
1,450
1,465
0,521
Muka = 0º
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Jalan Kampus II
Tanggal
: 25 April 2011
Halaman
DATA WATERPASS MEMANJANG PULANG
No Titik
Tinggi
BT
BA
D = Jarak ( m )
ΔH ( m )
Tinggi
Besar
Alat (TP)
BB
D=(BA-BB)x100
BT blk - BT muka
Titik
Sudut
( m )
Belakang
Muka
Belakang
Muka
Belakang
Muka
( m )
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1,476
1,379
1,367
1,440
1,432
12,3
13,0
0,011
0,521
Blkg = 180º
7
1,317
1,302
0,533
Muka = 0º
1,480
1,594
1,543
1,745
1,693
30,3
30,0
0,051
Blkg = 180º
6
1,442
1,393
0,583
Muka = 0º
1,385
1,076
1,102
1,227
1,252
30,2
30,1
-0,025
Blkg = 180º
5
0,925
0,951
0,558
Muka = 0º
1,360
1,269
1,285
1,419
1,435
30,1
30,1
-0,016
Blkg = 180º
4
1,118
1,134
0,542
Muka = 0º
1,214
1,128
1,149
1,318
1,210
38,0
12,2
-0,021
Blkg = 180º
3
0,938
1,088
0,521
Muka = 0º
1,320
1,310
1,342
1,420
1,492
22,0
30,1
-0,031
Blkg = 180º
2
1,200
1,191
0,489
Muka = 0º
1,310
1,211
1,183
1,362
1,333
30,2
30,0
0,028
Blkg = 180º
1
1,060
1,033
0,517
Muka = 0º
1,070
1,002
1,039
1,153
1,189
30,3
30,0
-0,038
Blkg = 180º
A
0,850
0,889
0,480
Muka = 0º
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Lapangan sepak bola
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
CROSS SECTION TITIK A
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
Jarak ( m )
7,5
7,3
7,0
0,0
11,5
20,8
21,0
21,5
Jarak dari titik 1 ( m )
0,0
0,2
0,5
7,5
19,0
28,3
28,5
29,0
Tinggi titik ( m )
0,417
0,785
0,414
0,480
0,444
0,404
0,746
0,445
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Danau
Tanggal
: 26 Apeil 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION 1
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
1,300
1
1,390
1,370
1,350
4,00
-0,070
0,449
tepi trotoar
1,300
2
1,080
1,062
1,043
3,70
0,239
0,758
atas trotoar
1,300
3
1,355
1,338
1,320
3,50
-0,037
0,482
tepi jalan
4
1,300
0,00
0,000
0,519
tempat pesawat
1,300
5
1,290
1,268
1,245
4,50
0,033
0,552
tepi jalan
1,300
6
1,100
1,073
1,045
5,50
0,228
0,747
atas trotoar
1,300
7
1,275
1,250
1,225
5,00
0,050
0,569
tepi jalan
1,300
8
1,250
1,213
1,175
7,50
0,088
0,607
tengah jalan
1,300
9
1,390
1,330
1,270
12,00
-0,030
0,489
tepi jalan
1,300
10
1,097
1,036
0,975
12,20
0,264
0,783
atas trotoar
1,300
11
1,275
1,213
1,150
12,50
0,088
0,607
tepi trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Danau
Tanggal
: 26 Apeil 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION 1
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jarak ( m )
6,0
5,8
5,5
0,0
1,5
2,5
3,5
7,0
10,0
10,2
10,3
Jarak dari titik 1 (m)
0,0
0,2
0,5
6,0
7,5
8,5
9,5
13,0
16,0
16,2
16,3
Tinggi titik ( m )
0,449
0,758
0,482
0,519
0,552
0,747
0,569
0,607
0,489
0,783
0,607
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Selatan Timur Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION 2
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2
1,510
1
1,495
1,468
1,440
5,50
0,043
0,533
tepi trotoar
1,510
2
1,242
1,216
1,190
5,20
0,294
0,784
atas trotoar
1,510
3
1,600
1,575
1,550
5,00
-0,065
0,425
tepi jalan
4
1,510
0,00
0,000
0,490
tempat pesawat
1,510
5
1,535
1,528
1,520
1,50
-0,017
0,473
tepi jalan
1,510
6
1,215
1,203
1,190
2,50
0,308
0,798
atas trotoar
1,510
7
1,510
1,491
1,471
3,90
0,020
0,510
tepi jalan
1,510
8
1,497
1,464
1,430
6,70
0,047
0,537
tengah jalan
1,510
9
1,580
1,525
1,470
11,00
-0,015
0,475
tepi jalan
1,510
10
1,262
1,206
1,150
11,20
0,304
0,794
atas trotoar
1,510
11
1,483
1,427
1,370
11,30
0,083
0,574
tepi trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Selatan Timur Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION 2
Titik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Jarak ( m )
5,5
5,2
5,0
0,0
1,5
2,5
3,5
8,0
11,0
11,2
11,3
Jarak dari titik1(m)
0,0
0,3
0,5
5,5
7,0
8,0
9,0
13,5
16,5
16,7
16,8
Tinggi titik ( m )
0,533
0,784
0,425
0,490
0,473
0,798
0,510
0,537
0,475
0,794
0,574
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION 5
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1,520
1
1,645
1,625
1,605
4,00
-0,105
0,453
tepi trotoar
5
1,520
2
1,445
1,427
1,408
3,70
0,094
0,652
atas trotoar
1,520
3
1,770
1,753
1,735
3,50
-0,233
0,326
tepi jalan
4
1,520
0,00
0,000
0,558
tempat pesawat
1,520
5
1,642
1,621
1,600
4,20
-0,101
0,457
tepi jalan
1,520
6
1,360
1,338
1,315
4,50
0,183
0,741
atas trotoar
1,520
7
1,688
1,663
1,638
5,00
-0,143
0,415
tepi trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION 5
Titik
1
2
3
4
5
6
7
Jarak ( m )
4,00
3,7
3,5
0,0
4,2
4,5
5,0
Jarak dari titik 1 ( m )
0,0
0,3
0,5
4,0
8,2
8,5
9,0
Tinggi titik ( m )
0,453
0,652
0,326
0,558
0,457
0,741
0,415
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Barat Lapangan Sepakbola
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION 6
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6
1,430
1
1,325
1,303
1,280
4,50
0,128
0,711
tepi trotoar
1,430
2
1,258
1,235
1,212
4,60
0,195
0,778
atas trotoar
1,430
3
1,542
1,521
1,500
4,20
-0,091
0,492
tepi jalan
4
1,430
0,00
0,000
0,583
tempat pesawat
1,430
5
1,553
1,536
1,518
3,50
-0,106
0,478
tepi jalan
1,430
6
1,258
1,242
1,225
3,30
0,189
0,772
atas trotoar
1,430
7
1,620
1,600
1,580
4,00
-0,170
0,413
tepi trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION 5
Titik
1
2
3
4
5
6
7
Jarak ( m )
4,00
3,7
3,5
0,0
4,2
4,5
5,0
Jarak dari titik 1 ( m )
0,0
0,3
0,5
4,0
8,2
8,5
9,0
Tinggi titik ( m )
0,453
0,652
0,326
0,558
0,457
0,741
0,415
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Barat Lapangan Sepakbola
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION 6
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
3
1,430
1
1,325
1,303
1,280
4,50
0,128
0,711
tepi trotoar
1,430
2
1,258
1,235
1,212
4,60
0,195
0,778
atas trotoar
1,430
3
1,542
1,521
1,500
4,20
-0,091
0,492
tepi jalan
4
1,430
0,00
0,000
0,583
tempat pesawat
1,430
5
1,553
1,536
1,518
3,50
-0,106
0,478
tepi jalan
1,430
6
1,258
1,242
1,225
3,30
0,189
0,772
atas trotoar
1,430
7
1,620
1,600
1,580
4,00
-0,170
0,413
tepi trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Utara Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION 7
Titik
1
2
3
4
5
6
7
Jarak ( m )
4,4
4,2
4,00
0,0
3,6
3,8
3,9
Jarak dari titik 1 ( m )
0,0
0,2
0,40
4,4
8,0
8,2
8,3
Tinggi titik ( m )
0,671
0,758
0,481
0,532
0,427
0,702
0,402
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Jembatan Utara Gdg. Psikolog
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA CROSS SECTION B
Tempat
Tinggi
No. Titik
Benang
Jarak
Tinggi Titik ( m )
Keterangan
Alat
Pesawat
Atas
Tengah
Bawah
( m )
V = TP - BT
T = Cp + V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1,203
1
1,078
1,062
1,045
3,30
0,142
0,663
atas trotoar
1,203
2
1,195
1,180
1,165
3,00
0,023
0,544
tepi jalan
3
1,203
0,00
0,000
0,521
tempat pesawat
1,203
4
1,215
1,205
1,195
2,00
-0,002
0,519
tengah jalan
1,203
5
1,240
1,216
1,192
4,80
-0,013
0,508
tepi jalan
1,203
6
1,080
1,055
1,030
5,00
0,148
0,669
atas trotoar
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek
: Jembatan Utara Gdg. Psikolog
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
PROFIL CROSS SECTION B
Titik
1
2
3
4
5
6
Jarak ( m )
3,3
3,0
0,0
2,0
4,8
5,0
Jarak dari titik 1 ( m )
0,0
0,3
3,3
5,3
8,1
8,3
Tinggi titik ( m )
0,663
0,544
0,521
0,519
0,508
0,669
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek : Pertigaan Depan Gedung J
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA PENGIPASAN DI TITIK 4
Tinggi
Benang
Sudut
Jarak
Tinggi
Keterangan
No.
Alat
Atas
Tengah
Belakang
Azimut
Horizontal
Vertikal
Optis
Datar
Perbedaan Tinggi
Di Atas Ttk Awal
Titik
TP
BA
BT
BB
H
V
D=(BA-BB)x100
D=
ΔV = TP - BT ±
Titik Awal + ΔV
awal
D sinaV
( D cos V )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0º
1
Titik
1,430
1,390
1,350
0º
90º
8,00
8,00
0,030
0,572
2
4
1,370
1,340
1,310
20º
90º
6,00
6,00
0,080
0,622
3
1,300
1,270
1,240
38º
90º
6,00
6,00
0,150
0,692
4
1,420
1,365
1,303
1,240
83º
90º
12,50
12,50
0,118
0,660
5
1,420
1,373
1,325
115º
90º
9,50
9,50
0,047
0,590
6
1,480
1,415
1,350
135º
90º
13,00
13,00
0,005
0,547
7
1,485
1,420
1,355
185º
90º
13,00
13,00
0,000
0,542
8
1,400
1,365
1,330
205º
90º
7,00
7,00
0,055
0,597
9
1,305
1,270
1,235
254º
90º
7,00
7,00
0,150
0,692
Titik Awal =
0,542
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek : Tikungan Selatan Lapangan Sepak Bola
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA PENGIPASAN DI TITIK 3
Tinggi
Benang
Sudut
Jarak
Tinggi
Keterangan
No. Titik
Alat
Atas
Tengah
Belakang
Azimut
Horizontal
Vertikal
Optis
Datar
Perbedaan Tinggi
Di Atas Ttk Awal
TP
BA
BT
BB
awal
H
V
D=(BA-BB)x100
D= D sinaV
ΔV = TP - BT ±( D cos V )
Titik Awal + ΔV
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
0º
1
1,520
1,580
1,528
1,476
0º
0º
90º
10,40
10,40
-0,008
0,513
2
1,512
1,481
1,450
45º
45º
90º
6,20
6,20
0,039
0,560
3
1,560
1,523
1,485
151º
151º
90º
7,50
7,50
-0,002
0,519
4
1,548
1,487
1,425
213º
213º
90º
12,30
12,30
0,034
0,555
5
1,590
1,498
1,405
223º
223º
90º
18,50
18,50
0,023
0,544
6
1,480
1,436
1,391
239º
239º
90º
8,90
8,90
0,085
0,606
7
1,539
1,487
1,435
278º
278º
90º
10,40
10,40
0,033
0,554
8
1,535
1,497
1,458
303º
303º
90º
7,70
7,70
0,024
0,545
9
1,665
1,585
1,505
315º
315º
90º
16,00
16,00
-0,065
0,456
10
1,425
1,413
1,400
309º
309º
90º
2,50
2,50
0,108
0,629
TitikAwal=
0,521
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM ILMU UKUR TANAH
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp ( 0271 ) 717417-219 Tromol Pos I Surakarta 57162
Diukur Oleh
: Kelompok 4
Lokasi Praktek : Pintu Keluar Belakang Kampus II
Tanggal
: 26 April 2011
Halaman
DATA PENGIPASAN
Tinggi
Benang
Sudut
Jarak
Tinggi
keterangan
No.
Alat
Atas
Tengah
Belakang
Azimut
Horizontal
Vertikal
Optis
Datar
Perbedaan Tinggi
Di Atas Ttk Awal
Titik
TP
BA
BT
BB
awal
H
V
D=(BA-BB)x100
D= D sinaV
ΔV = TP - BT ±
Titik Awal + ΔV
( D cos V )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
0º
1
1,510
1,625
1,585
1,545
269º
269º
90º
8,00
8,00
-0,075
0,444
2
1,640
1,588
1,535
299º
299º
90º
10,50
10,50
-0,077
0,442
3
1,685
1,595
1,505
313º
313º
90º
18,00
18,00
-0,085
0,434
4
1,700
1,583
1,465
328º
328º
90º
23,50
23,50
-0,073
0,447
5
1,655
1,520
1,385
341º
341º
90º
27,00
27,00
-0,010
0,509
6
1,616
1,476
1,335
359º
359º
90º
28,10
28,10
0,035
0,554
7
1,728
1,593
1,458
17º
17º
90º
27,00
27,00
-0,083
0,436
0,32
1,700
1,488
1,275
6º
6º
90º
42,50
42,50
0,023
0,542
8
1,710
1,585
1,460
25º
25º
90º
25,00
25,00
-0,075
0,444
9
1,690
1,605
1,520
47º
47º
90º
17,00
17,00
-0,095
0,424
10
1,658
1,607
1,555
59º
59º
90º
10,30
10,30
-0,097
0,423
11
1,615
1,578
1,540
86º
86º
90º
7,50
7,50
-0,068
0,452
12
1,550
1,495
1,440
2º
2º
90º
11,00
11,00
0,015
0,534
13
1,553
1,482
1,410
343º
343º
90º
14,30
14,30
0,029
0,548
14
1,590
1,492
1,393
358º
358º
90º
19,70
19,70
0,019
0,538
15
1,620
1,545
1,470
17º
17º
90º
15,00
15,00
-0,035
0,484
Titik Awal =
0,519
BAB III
POLYGON
3.1 Skala
Topografi map adalah representasi dari suatu daerah atau bagian dari bumi, jarak dari dua titik yang diperlihatkan di peta harus diketahui dengan suatu perbandingan tertentu dengan keadaan tertentu, perbandingan itu disebut skala. Ada beberapa macam skala dari peta misalnya 1:1.000 artinya 1 cm di peta sama dengan 1.000 cm atau 10 m di lapangan. Pemilihan skala tergantung dari pada penggunaan dari peta, hal ini kerena menyangkut masalah ketelitian yang didapat dari hasil pengukuran. Oleh karena itu skala peta harus ditentukan dahulu sebelum pekerjaan dimulai.
3.2 Kontur
Garis kontur adalah garis yang menunjukkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Ketinggian antara dua kontur disebut interval kontur. Dari interval kontur dan jarak horizontal antara kedua kontur tersebut, kita bisa menentukkan kecuraman suatu lereng. Sedangkan ketinggian (elevasi) dari sembarang titik yang terletak antara kedua kontur bisa kita tentukan dengan cara interpolasi. Pada peta, garis kontur merupakkan garis yang tertutup atau garis yang tidak boleh berhenti kecuali tepi peta. Umumnya, pada setiap lima garis kontur di gambarkan dengan garis yang lebih tebal dari yang lain (lihat contoh). Pada garis-garis kontur yang teratur dan dekat jaraknya maka garis-garis kontur diberi angka hanya terbatas pada kontur yang tebal, kecuali pada garis-garis kontur yang berjauhan jaraknya (lihat contoh berikut).
Gambar.3.1 kontur
Angka pada garis kontur tersebut menunjukkan ketinggian dari kontur, kita dapat mengetahui bentuk konfigurasi permukaan tanah. Kontur seperti pada gambar 2 menunjukkan adanya suatu aliran air (sungai).
3.3 Poligon
Maksud dilakukannya pengukuran poligon adalah menentukkan arah dan kedudukkan titik-titik yang di ukur. Perhitungan poligon tertutup terbagi dalam:
231. Perhitungan sudut dan jarak
232. Perhitungan azimut
233. Perhitungan koordinat
= Azimut
= Sudut Luar
Gb.3.2 Poligon.
3.3.1 Perhitungan sudut
Sudut yang di perhitungkan meliputi sebagai berikut :
Sudut yang diperoleh dalam pembacaan yang lebih lanjut diterangkan dalam bab pengukuran theodolit.
Perhitungan sudut poligon
Data yang diperoleh dari lapangan pada poligon tertutup apabila menggunakan sudut harus memenuhi syarat (n-2) x 1800 , bila menggunakan sudut luar adalah (n-360) - (n-2) x 1800 dimana n= jumlah titik pengukuran.
Dalam poligon terbuka harus memenuhi syarat :
Yakhir – Yawal = n x 180º - K
Dimana = jumlah sudut
K = koreksi
Kesalahan perhitungan sudut akan berpengaruh pada kesalahan penutup poligon, atau kata lain poligon tidak akan menutup. Kesalahan tersebut tergantung pada jarak, kedudukan titik dan skala peta. Dalam praktikum ini kesalahan tersebut di abaikan, biasanya toleransi kesalahan adalah sebesar 20” n untuk jarak, rata-rata 100 m – 200 m dan skala peta 1/1000 – 1/3000.
3.3.2 Perhitungan azimut
Perhitungan azimut dapat di hitung bila sudut-sudut yang diperhitungkan telah memenuhi syarat dan azimut awal atau akhir diketahui pada waktu pengukuran. Pada poligon tertutup perhitungan berdasarkan azimut awal (Yawal) sedangkan pada poligon terbuka berdasarkan azimut awal dan akhir. Sudut yang terpakai dalam perhitungan tiap-tiap titik poligon seyogyanya dipakai sudut luar.
3.3.3 Perhitungan koordinat
Syarat yang harus dipenuhi untuk perhitungan koordinat adalah :
Sudut telah terkoreksi untuk tiap titik
Jarak masing-masing titik pengukuran diketahui
Koordinat titik awal A (XA ; YA) atau titik Z (XZ ; YZ) diketahui.
Selanjutnya dengan diketahuinya koordinat awal, maka dapat dihitung koordinat titik yang diukur dengan menggunakan rumus :
Absis Xn = Xm + D SinY atau
Ordinat Yn = Ym + D CosY
Dimana Xn/Xn = absis/ordinat yang akan dicari
Xm/Ym = absis/ordinat yang telah di ketahui
D = jarak antar titik (m)
Perhitungan poligon tertutup adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1Perhitungan koordinat
Dihitung oleh :
No Titik
AZIMUT (Y)
Jarak (D)
D SinY (DX)
D CosY (DY)
Koordinat
No Titik
X
Y
BM
0
D1
D1SinY X1
D1CosY X1
Xp
Yp
BM
1
0
Xp+D1Sin Y+X1=X1
Yp+D1Cos Y+Y1=Y1
1
2
0
D2
D2SinY X2
D2CosY X2
0
Xp+D2Sin Y+X2=X2
Yp+D2Cos Y+Y2=Y2
2
(n-1)
0
DN
DNSinY X1
DNCosY X1
XN-1
YN-1
n-1
n=BM
0
Xn-1+
DnSin Y+Xn
=Xn=Xp
Yn-1+
DnCos Y+Yn
=Yn=Yp
n=BM
n
D
1
N
DsinY
1
n
DcosY
1
syarat yang harus dipenuhi adalah :
S Dsin Y = 0 dan S Dcos Y = 0
Oleh karena itu awal dan titiknya sama, apabila :
1n Dsin Y 0 dan 1n Dcos Y 0
kesalahan yaitu :
sebesar AX dan AY sehingga mempengaruhi kedudukan titik dan mengakibatkan poligon X dan Y tidak tertutup. Kesalahan ini akibat pengukuran sudut, jarak dan azimut.
Besarnya kesalahan tersebut adalah sebesar :
X1= D1 X n1 Dsin Y ……………………………Untuk Absis
n1
Y1= D1 X n1 Dcos Y ……………………………Untuk Ordinat
n1 D
Dimana, X dan Y = koreksi besarnya kesalahan absis/ordinat
n1 = jumlah jarak poligon
n1 Dsin Y = jumlah jarak dikali Sin sudut azimut (untuk absis)
n1 Dcos Y = jumlah jarak dikali Kosinus sudut azimut (untuk ordinat)
Akibat kesalahan tersebut, maka perhitungan koordinat juga di koreksi, misalnya diketahui koordinat awalnya di titik BM adalah Xp dan Yp dan titik akhir n adalah juga titik BM perhitungan menjadi sebagai berikut :
XBM = Xp
X1 = Xp + Dsin Y + X1
X2 = X2 + Dsin Y + X2
X(n-1) = X(n-2) + D(n-1)Sin Y + X(n-1)
Xn = X(n-1) + DnSin Y + Xn
Oleh karena Xn = XBM = Xp maka harga X tersebut harus sama dengan Xp. Demikian pula untuk perhitungan ordinat (Yp) identik seperti di atas, jadi harga-harga X1, X2, 1/4, X(n-1), Xn dan Y1, Y2, ¼, Y(n-1), Yn yang didapat dariperhitungan adalah saling berkaitan, jingga akhirnya Xn = Xp dan Yn = Yp. Toleransi atau limitasi kesalahan dalam praktikum ini (SX dan SY) tidak melebihi 1m.
Dalam pengukuran yang sesungguhnya toleransi kesalahan ini berfariasi tergantung dari pengadaan peta, sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 contoh kesalahan penutup poligon dan imbangannya
Panjang Rata-rata
Kesalahan penutup Sudut
Imbangan kesalahan Penutup (skala peta)
700 m – 1000 m
8” + n
1/20.000
400 m – 700 m
10” + n
1/10.000
200 m – 400 m
15” + n
1/5.000
100 m – 200 m
20” + n
1/3.000
3.4 Pengukuran detail
Yang dimaksud pengukuran detail atau pengukuran kipas adalah pengukuran atau semua benda-benda atau titk di lapangan yang merupakan kelengkapan dari pada sebagian permukaan bumi baik benda buatan seperti jalan, jembatan, bangunan, dan sebagainya ataupun, benda alam seperti gunung, sungai, dan sebagainya.
Dari pengukuran ini kedudukan titik dari keadaan lapangan dapat diketahui, kemudian dapat digambarkan kembali dan akhirnya berujud suatu peta.
3.4.1 Metode pengukuran
Metode pengukuran ada 2, yaitu Metode Extrapolasi dan Metode Interpolasi.
Pada praktikum ini digunakan metode extrapolasi, dikenal ada 2 cara untuk menentukan titik detail yaitu dengan System Koordinat Orthogonal dan System Koordinat Kutub.
Sistem koordinat kutub adalah cara pengukuran yang cepat dan dapat mencakup daerah yang luas, alat yang dipakai theodolit.
C
5
2
3
3
D
1
4
4
1
2
3
2
5
3
4
4
B
6
A
5
1
5
Titik-titik A, B, C, D, E. F, G, dan H ketinggiannya diketahui dari pengukuran waterpas memanjang. Pengukuran ketinggian titik-titk 1, 2, 3, 4, 5, dst dapat dijangkau dari tiap-tiap kedudukaninstrumen dari titik-titik A, B, C, D, dst maka didapatkan kedudukan titik-titik detail tersebut.
3.4.2 Pengukuran dengan jarak miring
Untuk mengetahui kedudukan titik detail tersebut maka dapat dilakukan dengan pengukuran jarak miring dimana siukur sudut vertikal, horizontal, dan jarak optisnya, selisih tinggi (h) dapat dihitung dengan rumus :
H = (TP – BT) ± D Cosα V
dimana,
h = selisih tinggi
= sudut vertical
TP = tinggi pesawat
BA, BT, BB =
pembacaan baak
Gb.3.3 Pengukuran jarak miring
Untuk mencari jarak D, yaitu jarak optis antara titik tetap (A) dan titik detail (1), adalah sebagai berikut :
Dimana, B = konstanta, diambil 100
BA = pembacaaan baak/rambu
= Sudut vertical
D = B Sin v (BA – BB)
Sudut horizontal
Pengukuran sudut horizontal dimaksud untuk mengetahui arah dan kedudukan dari titik-titik detail terhadap titik tetap.
Gb.3.4 Pengukuran sudut horizontal
Pembacaan dimulai dari titik A (instruman berdiri dititik tetap) dengan posisi pembacaan sudut horizontal 0 dan berakhir pada titik E. Pada setiap arah sudut horisontalnya dibaca secara komulatif, artinya besarnya sudut yang dicari adalah selisih antara pembacaan titik yang diarah dengan titik yang diarah sebelumnya.
3.4.3 Perhitungan titik kipas / detail
Mencari selisih tinggi (h) antara titik tetap dengan titik kipas/detail
Mencari jarak
Mencari tinggi titik kipas/detail
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN POLYGON
Tujuan : untuk mengetahui kedudukan suatu titik dan sudut arah dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak dilapangan
Alat yang digunakan :
Pesawat Theodolit
Rambu ukur/bak ukur
Statif
Yaloon (patok)
unting-unting dan perlengkapan lainnya
Ketentuan teknis
Jarak tiap titik tidak terbatas kecuali apabila dipengaruhi oleh hambatan seperti : undulasi udara, fatamorgana dan bangunan-bangunan.
Setiap pembacaan sudut harus selalu dikontrol, sudut yang dibaca adalah sudut luar.
Setiap penyetelan alat harus memenuhin syarat garis vizir/garis bidik sumbu.
Langkah/tahapan Poligon
Tentukan titik-titik polygon nya (BM dan CP).
Letakkan pesawat theodolit di titik BM, setimbangkan kedudukan nivonya dengan menggunakan sekrup 3 penyetel.
Arahkan pesawat theodolit ke utara, kemudian setel pesawat dengan sudut vertikal 90000’00” dan sudut horizontalnya 0000’00” Putar pesawat ke titik CP 1, sehingga didapatkan sudut, yang selanjutnya disebut Ψawal . Baca BA, BT, BB.
Catat tinggi pesawat.
Tentukan sudut yang akan dipakai dalam pengukuran.
Sudut Dalam
Arahkan pesawat theodolit ke titik sesudahnya, kemudian setel pesawat dengan sudut vertikal 90000’00” dan sudut horizontalnya 0000’00” kemudian putar searah jarum jam ke titik sebelumnya. Catat BA, BT, BB, serta sudut horizontalnya. Sudut yang didapatkan tersebut disebut sudut horizontal dalam.
Sudut Luar
Arahkan pesawat theodolit ke titik sebelumnya, kemudian setel pesawat dengan sudut vertikal 90000’00” dan sudut horizontalnya 0000’00” kemudian putar searah jarum jam ke titik sesudahnya. Catat BA, BT, BB, serta sudut horizontalnya. Sudut yang didapatkan tersebut disebut sudut horizontal luar.
PETUNJUK PRAKTIKUM
PENGUKURAN PENGIPASAN
( PENGUKURAN DETAIL )
Tujuan : Untuk mengukur semua titik-titik atau bangunan-bangunan di lapangan sehingga didapatkan kedudukan tingginya, pengukuran ini disebut juga pengukuran detail.
Alat yang digunakan :
Bak ukur/rambu ukur
Pesawat theodolit
Statif
Ketentuan teknis
Jumlah titik kipas tidak terbatas, tergantung pada keadaan lapangan.
Setiap pengukuran harus disertai sketsa dimana di dalamnya ditunjukkan mengenai kedudukan titik-titik dan bangunan yang diukur serta diberi nomor urut sesuai dengan arah saat pengukuran.
Pada waktu pengukuran titik kipas dari suatu kedudukan titik harus overlap dengan pengukuran yang sama dari titik yang lain.
Titik pesawat diukur dari permukaan tanah sampai garis bidik.
Langkah / tahapan praktikum
Tempatkan pesawat theodolit di atas titik tetap kemudian stel alat seperti yang dijelaskan.
Ukur tinggi pesawat, kemudian catat.
Tempatkan bak ukur pada tempat yang telah ditentukan, apabila permukan tanah naik turun, maka bak ukur ditempatkan pada tempat yang memiliki perbedaan ketinggian.
Bacalah BA, BT, BB dan sudut horizontal, sudut vertikal, kemudian catat pada formulir data.
Buat sketsa situasi dimana pengukuran kipas dilakukan,khusus untuk jalan dan sungai pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang memadai sehingga didapatkan arah jalan ataupun aliran sungai apabila digambar
Tabel.3.3 Pengukuran kipas bila menjumpai bangunan
No.
Nama Bangunan
Pengukuran kipas dilakukan pada
Sketsa
1
Jalan beraspal
Kedua sisi tepi jalan lebar
jalan diukur dengan pegas
ukur
2
Jalan tak beraspal
Tepi, tengah, tepi jalan, lebar jalan diukur dengan pegas ukur
3
Jembatan
Setiap sudut jembatan, tengah jembatan dan lebar jembatan
4
Sungai
Tebing atas kana kiri, tebing bawah kanan kiri, dasar sungai
5
Rumah
Setiap sudut bangunan rumah apabila terhalang minimal dua sudut, yang lain diukur dengan pegas ukur
Cp
Cp
6
Bangunan-bangunan lain
Pada batas-batas bangunan tersebut masih dapat di jangkau atau dilihat dari pesawat
Pada pengukuran seperti pada f di atas, terutama pada bangunan jalan dan sungai pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang memadai sehingga didapatkan arah jalan ataupun aliran sungai apabila digambar
Gb. 3.5 Pengukuran kipas pada sungai
Gb.3.6 Pengukuran kipas pada bangunan jalan
Berikut adalah contoh formulir data pengukuran kipas dan seketsa pada pengukuran di ttiap-tiap titik.
Tabel.3.4 Contoh formulir data pengukuran kipas
Tempat berdiri alat
Tempat yang di tinjau
TA
Tinggi patok di atas tanah
Benang
Sudut
Tengah (BT)
Atas (BA)
Bawah (BB)
horisontal
vertikal
1
1.100
1.220
0.980
121019’10”
351011’30”
2
1.700
1.900
1.500
118035’10”
351011’35”
3
1.41
1.400
1.500
1.300
121010’25”
351045’00”
4
1.900
2.100
1.700
120007’50”
351017’30”
5
2.400
2.640
2.160
170010’00”
351018’70”
dst
dst
dst
dst
dst
dst
Gambar.3.7.Poligon primer
Sketsa pada pengukuran kipas
Keterangan :
Tempat berdiri alat di BM
Tepi jalan 11. Tebing atas (kiri) sungai
Tepi jalan kanan 12. Tengah sungai
Garis BM ke Cp1 13. Tebing atas (kanan) sungai
Tepi jalan kiri 14. Tepi jalan kanan
Lapangan 15. Sudut kanan jembatan
Tengah jalan 16. Sudut kiri jembatan
Sudut kiri rumah 17. Tengah sungai
Tepi jalan kiri 18. Tebing atas (kanan) sungai
Sudut kanan rumah 19. Tebing atas (kiri) sungai
Tepi jalan kiri 20. Tengah sungai, dsb.
Catatan : Keterangan dan sketsa di atas perlu dicantumkan dalam formulir data.
PESAWAT THEODOLIT
Gambar.3.8.Digital Elektrik
PERHITUNGAN KONTUR
PENGIPASAN BM
Interval 0,01
Pengipasan :
PENGIPASAN CP 1
Interval 0,01
Pengipasan :
PENGIPASAN CP 2
Interval 0,01
Pengipasan :
PENGIPASAN CP 3
Interval 0,01
Pengipasan :
PENGIPASAN CP 4
Interval 0,01
Pengipasan :
PENGIPASAN CP 5
Interval 0,01
Pengipasan :
PENUTUP
PENUTUP
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT dan orang tua kami yang selalu mendoakan dan juga teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah dan akhirnya semua dapat terselesaikan. Dalam pembuatan laporan ini penyusun banyak sekali kendala yang menghambat dalam proses penyelesaian laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah, namun demikian kami tidak hentinya berusaha untuk menyelesaikan laporan ini, berkat Allah SWT dan orang tua juga teman-teman yang selalu mendoakan kami akhirnya laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini dapat selesai.
Dengan adanya praktikum Praktikum Ilmu Ukur Tanah ini banyak memberikan pengetahuan lebih mengenai Ilmu Ukur Tanah. Adanya praktikum ini sangat membantu saya dalam pemahaman mengenai teori Ilmu Ukur Tanah.
Penyusun dalam pembuatan laporan ini banyak sekali mengalami kesalahan, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran menjadi lebih sempurna. Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penyusun