Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul praktikum wireless Comunication

2011 Wireless COMMUNICATION 802.11 Rudi Hartono, S.Si & Agus Purnomo, S.Si D3 TI FMIPA UNS BAB I IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN LINKSYS WRT54G PADA JARINGAN WLAN A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint 2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan WLAN dengan linksys wrt54g B. KEBUTUHAN ALAT 1. Linksys wrt54g 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUAN TEORI Linksys adalah sebuah merk dagang keluaran cisco untuk perangkat wireless dengan standarisasi IEEE 802.11b/g. Pada seri WRT54G ini memiliki 2 mode operasi yaitu mode AP Router dan client Router. Artinya disamping sebagai penghubung antar perangkat jaringan ( layer1 dan 2) juga sekaligus sebagai router (layer3). Linksys ini cocok untuk membangun jaringan lan dengan cakupan jarak tidak lebih dari radius 200m (LOS) karena hanya memiliki daya pancar sekitar 65mW dan gain antenna dalanya 4dBi. Berdasarkan mode yang dimiliki linksys maka topologi wireless yang bisa diterapkan adalah point to multi point. Topologi point to multi point adalah model topologi komunikasi wireless yang salah satu perangkat wireless sebagai akses point yang dapat melayani beberapa station sekaligus. ( keterangan lebih jelas silahkan baca tentang akses point) D. KASUS PRAKTIKUM Kita diminta untuk membuat jaringan wireless pada sebuah laboratorium computer. Ada 3 ruang lab. Dimana lab1( utama) sebagai central network ( tempat akses point). Lab 2 dan 3 harus terhubung dengan lab utama dan bisa terkoneksi dengan internet. Namun lab utama tidak bisa terkoneksi dengan lab 2 dan 3. Maka pada lab1 harus kita pasang router dengan konfigurasi NAT agar bisa terkoneksi dengan internet. Sedangkan lab 2 dan 3 juga harus kita pasang router dengan konfigurasi NAT agar bisa berkomunikasi dengan lab1 dan terkoneksi dengan internet namun lab1 tidak bisa berkomunikasi dengan lab2 dan 3. Karena Linksys mendukung layer3 maka kita tidak memerlukan tambahan perangkat router. Topologi jaringan wireless yang akan kita buat seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. E. PROSEDUR PERCOBAAN a. Konfigurasi Linksys sebagai AP Router 1. Mempersiapkan AP Linksys 2. Menghubungkan AP Linksys ke PC untuk Di-remote dengan menggunakan kabel UTP Cross. 3. Menyamakan class IP Address di PC dengan IP Address AP Linksys, dalam hal ini IP Adrress Linksys 192.168.1.1 karena telah di reset manual AP-nya. 4. Me-remote AP Linksys dengan PC via Web Browser (misal : Internet Explorer) dengan mengetikkan alamat IP Address AP Linksys yaitu 192.168.1.1. 5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke AP Linksys yaitu defaultnya adalah username : admin, password : admin. 6. Melakukan konfigurasi pada AP Linksys agar dapat berfungsi Access Point dengan fitur DHCP. 7. Melakukan konfigurasi IP Adrress untuk Internet 8. Melakukan konfigurasi Nama AP dan Mode yang digunakan 9. Menyimpan hasil konfigurasi dan mengecek status. 10. Menguji coba AP dengan cara menggunakan Laptop untuk mencoba konek ke AP yang telah dikonfigurasi. 11. Mengetes koneksi dengan cara ping ke gateway b. Konfigurasi Linksys sebagai client router Pada tahap ini konfigurasi tidak berbeda jauh dengan konfigurasi Linksys sebagai ap router. Perbedaannya hanyalah modenya saja. Untuk memfungsikan Linksys sebagai client router pilih mode station. c. Pemasangan perangkat seperti topologi 1. Pada Linksys yang diset mode AP, hubungkan port WAN ke koneksi internet. Dan Ethernet LAN ke computer dengan kabel UTP jika diperlukan. 2. Pada Linksys yang diset mode station,hubungkan interface wireless dengan AP-router karena pada mode ini interface wireless sebagai WAN. DAN hubungkan komputer lab 2 dan 3 ke port Ethernet LAN Linksys dengan kable UTP BAB II IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN MIKROTIK RB433 PADA JARINGAN WLAN A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint 2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan WLAN dengan mikrotik RB433 B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUAN TEORI Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. D. KASUS PRAKTIKUM Kita ditugaskan membuat jaringan wireless pada sebuah laboratoriuam dengan topologi sebagai berikut: Mikrotik Rb433 konfigurasi sebagai Access Point (AP) dan juga difungsikan sebagai router untuk menghubungkan jaringan lab komputer dengan internet E. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik 2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox 4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address). 5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya adalah username : admin, password : kosong 6. Melakukan konfigurasi RouterBoard pada bagian interfaces wlan1 menjadi access point (mode : AP bridge, band : 2,4 Ghz B/G, SSID dan RadioName : Kelompok78, Frekuensi : 2437 MHz dan FrequencyMode : Manual TxPower). 7. Melakukan Konfigurasi IP Address, Gateway dan DNS dari interfaces ether1 (IP Address interface ether1) (Gateway dari interface ether1) (DNS dari interface ether1) 8. Melakukan penambahan rule NAT yang baru untuk interface ether1. 9. Melakukan konfigurasi IP Address untuk interfaces wlan1. 10. Melakukan test koneksi access point dengan laptop. BAB III IMPLEMENTASI TOPOLOGI POINT TO MULTI POINT DENGAN MIKROTIK RB433 PADA JARINGAN WMAN A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to multipoint 2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to multipoint pada jaringan WMAN dengan mikrotik RB433 3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai AP bridge 4. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai client bridge 5. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless Rb433 senagai client router B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUAN TEORI Network Address Translation atau yang lebih biasa disebut dengan NAT adalah suatu metode untuk menghubungkan lebih dari satu komputer ke jaringan internet dengan menggunakan satu alamat IP. Banyaknya penggunaan metode ini disebabkan karena ketersediaan alamat IP yang terbatas, kebutuhan akan keamanan (security), dan kemudahan serta fleksibilitas dalam administrasi jaringan. Jembatan jaringan (bahasa Inggris: Network bridge) adalah sebuah komponen jaringan yang digunakan untuk memperluas jaringan atau membuat sebuah segmen jaringan. Jembatan jaringan beroperasi di dalam lapisan data-link pada model OSI. Jembatan juga dapat digunakan untuk menggabungkan dua buah media jaringan yang berbeda, seperti halnya antara media kabel Unshielded Twisted-Pair (UTP) dengan kabel serat optik atau dua buah arsitektur jaringan yang berbeda, seperti halnya antara Token Ring dan Ethernet. Jembatan akan membuat sinyal yang ditransmisikan oleh pengirim tapi tidak melakukan konversi terhadap protokol, sehingga agar dua segmen jaringan yang dikoneksikan ke jembatan tersebut harus terdapat protokol jaringan yang sama (seperti halnya TCP/IP) D. KASUS PRAKTIKUM Kita ditugaskan membangun sebuah jaringan wireless untuk menghubungkan 3 sektor yaitu sektor A,Bdan C dengan sektor pusat. Jarak antara ke 3 sektor dengan sektor pusat berkisar antara 5-10km seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut. Sektor pusat sebagai penghubung antara sektor A,BdanC dengan jaringan internet. Mikrotik pada sektor pusat hanya difungsikan sebagai AP dan bridge jadi hanya di operasikan layer1 dan 2. Kenapa tidak difungsikan sebagai router sekalian? Karena jaringan yang akan di bangun membutuhkan kesetabilan yang tinggi, dengan mengurangi fungsi dari mikrotik RB433 yang dipasang di sektor pusat (BTS) maka beban yang harus di tanggung akan lebih ringan. Agar sinyal yang dipancarkan Oleh BTS bisa menjangkau sampai ke sektor C dengan jarak 10Km, maka kita harus memasangan antena omni dengan radius 360deajat dan gain 19dBi atau menggunakan antenna sektoral 120 derajat 3 buah dengan gain masing-masing 19dBi. Selain itu kita juga harus menggunakan wireless card (miniPCI) dengan power minimal 350mW. USER SEKTOR B USER SEKTOR C CLIENT BRIDGE CLIENT ROUTER JARAK 6KM AP BRIDGE JARAK 10KM BTS PC USER JARAK 5KM ROUTER USER SEKTOR A INTERNET CLIENT BRIDGE PC USER Pada sektor A dan C,wireless mikrotik RB433 di fungsikan sebagai client bridge karena computer yang akan dihubungkan memiliki harus memiliki alamat yang senetwork dengan jaringan di sektor pusat (BTS). Agar sinyal yang di kirimkan oleh wireless sektor A dan C bisa menjangkau sektor pusat, maka kita harus memasang wireless card (minipci) dengan power minimal 100mW dan dengan antena grid atau disk gain 20dBi. Kenapa demikian? Karena dengan memakai antenna gird atau disk area coverage lebis sempit jadi lebih focus maka kita tidak membutuhkan power yang terlalu besar. Pada sektor B, wireless mikrotik RB433 difungsikan sebagai cient Router. Karena computer yang berada di sektorB menginginkan menggunakan alamt Ip yang beda network dengan network BTS. Dan juga menginginkan network pada sektor B bisa melakukan komunikasi dengan network BTS maupun internet namun network internet dan BTS tidak bisa berkomunikasi dengan network sektor B. untuk spesifikasi perangkat pendukungnya sama dengan perangkat yang dipasang di sektor A dan C. E. PROSEDUR PERCOBAAN a. INTALLASI SEKTOR PUSAT/BTS ( WIRELESS MIKROTIK RB433 SEBAGAI AP-BRIDGE) 1. Menyiapkan Router Board 411/433 a. 2. Menghidupkan router board dengan menghubungkan adapter ke Sumber serta menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Mengaktifkan tool winbox v.3.10 4. Memasukkan mac address dengan meng-klik “ “ dan mengcopykan mac address yang ada ke dalam text area serta mengisikan “admin” (default) sebagai langkah awal untuk login sebagai admin atau koneksi ke mikrotik router OS. a. 5. Setelah berhasil, maka akan muncul tampilan seperti berikut a. 6. Melakukan konfigurasi pada interface wireless yang ada pada menu interface - tab wireless , sesuai tampilan berikut, kemudian apply. (name : kelompok12, mode : ap bridge dan band : 2,4 Ghz B/G). a. 7. Membuat interface baru sebagai bridge (Name : wlan-eth1, type : bridge) 8. Kemudian menentukan bridge port pada menu bridge – tab port dengan menekan tanda , dan memilih ether1 sebagai interface dan “wlan-eth1” sebagai bridge, kemudian apply. a. 9. Kemudian menentukan bridge port pada menu bridge – tab port dengan menekan tanda , dan memilih kelompok12 sebagai interface dan “wlan-eth1” sebagai bridge, kemudian apply. 10. Interface list selesai, dengan tampilan sebagai berikut : Setting IP secara manual Pengujian Koneksi dengan melakukan Ping ke alamat http://www.google.com ss b. INTALLASI SEKTOR A DAN C ( WIRELESS MIKROTIK RB433 SEBAGAI CLIENT BRIDGE) 1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik 2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox 4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address). 5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya adalah username : admin, password : kosong 6. Melakukan konfigurasi RouterBoard pada bagian interfaces wlan1 menjadi client (mode : station dan band : 2,4 Ghz B/G). 7. Melakukan Konfigurasi Bridge antara Bridge dengan intefaces wlan1 dan Bridge dengan ether1 (Bridge : xxxxxx dengan interfaces ether1) (Bridge : xxxxxx dengan interfaces wlan1) 8. Melakukan scanning terhadap access point yang akan diconnect-kan (SSID : d3ilkom-wireless). Pilih connect jika telah diketemukan. 9. Melakukan test koneksi dengan cara ping ke IP Address Access Point c. INTALLASI SEKTOR B ( WIRELESS MIKROTIK RB433 SEBAGAI CLIENT ROUTER) A. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Menyiapkan Router Board 433 2. Menghidupkan router board dengan menghubungkan adapter ke Sumber serta menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Mengaktifkan tool winbox v.3.10 4. Login ke mikrotik router OS. 5. Langkah awal, menscan interface wlan1 untuk mengetahui apakah wlan1 sudah terkoneksi dengan AP server atau belum. 6. Setelah terkoneksi, melakukan konfigurasi client pada interface wlan1, meng-klik 2x wlan1 dan memposisikan tab ke mode wireless , kemudian apply. (name : kelompok78, mode : station, band : 2,4 Ghz B/G, frek : 2422, dll). 7. Membuat IP baru interface wlan1 dan ether1, pada menu IP-Address mengklik pada , sesuai pada tampilan dibawah, kemudian apply 8. Kemudian membuat route, pada menu IP–Routes dengan menekan tanda sesuai pada tampilan dibawah, kemudian apply. , 9. Membuat NAT, pada menu IP-Firewall-tab general dan tab Action, dengan menekan , Chain : srcnat dan O.Interface : wlan1, apply. 10. Konfigurasi DNS, pada menu IP-DNS-tab setting, dengan perincian seperti tampilan di bawah, kemudian apply. 11. Setelah proses konfigurasi selesai, maka langkah terakhir melakukan test koneksi ke IP dan alamat web, sebagai contoh ping ke http://www.google.com , melalui menu new terminal dan tool-ping B. PENJELASAN 1. Melakukan NAT jaringan lokal 10.10.10.1/24 pada ip gateway 192.168.3.1, maka kita menggunakan fitur mikrotik source network address translation mode (masquerading). Fitur ini akan merubah paket-paket data ip dan port dari network address 10.10.10.1/24 ke 192.168.3.1 untuk diteruskan (forward) ke jaringan internet luar. 2. Pada jendela DNS Setting, pilihan “Allow remote request” merupakan pilihan yang diperlukan saat kita menggunakan option “use peer-dns” pada DHCP client sehingga kita dapat mengubah DNS address pada fitur menu DHCP server. Di dalm menu DNS setting, dapat melakukan pengaturan paket UDP dan Chace. 3. Isi di bagian gateway dengan ip address default gatewaynya. Bagian destination di isi 0.0.0.0/0 yang berarti semua proses routing diarahkan ke ip gatewaynya 4. Firewall pada mikrotik digunakan sebagai filter paket dan menyediakan fungsi sekuriti yang digunakan untuk mengaturaliran data dari dan ke mesin mikrotik. Untuk memblok grup ip tertentu, terdapat fitur firewall yaitu “address list” dimana fitur (rules, mangle, dan NAT) dapat menggunakanya untuk mengkonfirmasi paket-paket data. BAB IV IMPLEMENTASI JARINGAN WIRELESS DENGAN MODEL POINT TO POINT A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham topologi komunikasi wireless point to point 2. Mahasiswa dapat mengimplementasikan jaringan point to point dengan mikrotik RB433 3. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi mikrotik wireless RB433 sebagai bridge B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUN TEORI D. KASUS PRAKTIKUM Kita diminta menghubungkan jaringan antara 2 gedung dengan jarak udara kuranglebih 4km dengan media wireless seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut Jarak 4km WIRELESS MODE= BRIDGE WIRELESS MODE= BRIDGE GEDUNG B GEDUNG A JARINGAN GEDUNG B JARINGAN GEDUNG A Agar perangkat wireless dapat berkomunikasi point to point maka mode wireless yang kita gunakan adalah mode bridge di kedua sisi. Wireless mikrotik rb433 ini hanya digunakan sebagi penghunung saja jadi hanya di operasikan pada layer1 dan layer 2 saja. Untuk bisa menempuh jarah 4km maka kita bisa menggunakan wireless card (minipci) dengan daya minimal 100mwatt dan antenna disk atau grid dengan gain 24dbi E. PROSEDUR KERJA Untuk konfigurasinya sebagai berikut : a. Sisi perangkat yang berada di Gedung A 1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik 2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox 4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address). 5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya adalah username : admin, password : kosong 6. Masuk pada tab wireless klik dua kali pada interface wireless mikrotik Untuk konfigurasi diatas Mode : Bridge artinya adalah hanya satu client saya yang bisa konek pada mikrotik ini. 7. Apa bila settingan telah dilakukan klik OK dan settingan selanjutnya adalah pada wds Wds dikonfigurasi dynamic. 8. Setting selanjutnya adalah setting IP Address pada mikrotik dan konfigurasi Bridge antara Interface wireless dengan Interface Lan (Untuk konfigurasi sama dengan yang diatas) 9. Untuk konfigurasi di sisi Gedung A telah selesai, tinggal konfigurasi pada sisi Gedung B b. Sisi perngkat yang berada di Gedung B Untuk perangkat yang berada pada gedung B konfigurasinya ada dua jenis yaitu. - Konfigurasi Pertama 1. Mempersiapkan RouterBoard Mikrotik 2. Menghubungkan PoE ke sumber listrik, kabel UTP cross dari PoE Data In ke Routerboard dan kabel UTP straight dari PoE Data Out ke NIC PC Komputer 3. Menjalankan program remote Routerboard yaitu Winbox 4. Me-remote Routerboard via Winbox dengan memilih mac address yang terlihat pada winbox (karena Routerboard belum diberi IP address). 5. Mengisi user name dan password untuk masuk ke Routeboard yaitu defaultnya adalah username : admin, password : kosong 6. Masuk pada tab wireless klik dua kali pada interface wireless mikrotik Untuk SSID dan Frequency tergantung dengan yang di setting pada Gedung A. Bila setting telah selesai klik OK 7. Setting konfigurasi wds pada client 8. Setting selanjutnya adalah setting IP Address pada mikrotik dan konfigurasi Bridge antara Interface wireless dengan Interface Lan (Untuk konfigurasi sama dengan yang diatas) 9. Untuk langkah terakhir adalah ujicoba tes ping ke Gedung A Bila ada Reply berarti koneksi poin to poinya berhasil 10. Untuk tes selanjutnya adalah tes dari komputer yang berada di Gedung A ke komputer yang berada di Gedung B dan sebalaiknya. Bila sampai langkah ke 10 berhasil maka point to point yang dibangun telah berhasil. - Konfigurasi Kedua 1. Untuk konfigurasi yang kedua prosess 1 - 10 yang berbeda pada konfigurasi pada langkah 6 yaitu sebagai berikut : 2. Untuk proses pengecekan sama seperti konfigurasi pertama BAB V ETHERNET BONDING A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham akan konsep ethernet bonding 2. Mahasiswa dapat memngkonfigurasi Ethernet bonding pada komunikasi wireless B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci) 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJUAN TEORI Ethernet Bonding adalah sama dengan port trunking. Bonding membolehkan kita untuk mengumpulkan banyak port ke single group. Kombinasi efektif bandwidth ke dalam single koneksi. Bonding juga membolehkan kita untuk membuat jalur multi-gigabit traffic lalu lintas data ke dalam traffic area tertinggi di dalam network anda. sebagai contoh, anda dapat mengumpulkan tiga megabits port ke dalam sebuah tiga-megabits trunk port. Ini sama artinya dengan punya satu interface dengan kecepatan tiga megabit. Beberapa mode Ethernet bonding a. 802.3ad : Type ini membutuhkan switch dengan kemampuan switch yang bisa melakukan transmisi dua arah pada setiap slave interfacenya. b. Balance TLB : tipe ini bekerja dengan cara traffic diterima di slave interface yang aktif dan paket ditransmisikan secara merata dalam slave interface dan tidak membutuhkan switch dengan kemampuan bonding. c. Balance ALB : Adaptive Load Balancing sesuai namanya paket ditransmiskan dan diterima secara merata di setiap slave interfacenya. Metode ini tidak membutuhkan switch dengan kemampuan bonding. d. Round Robin : Paket ditransmisikan diantara slave interface, jenis ini berfungsi untuk load balancing dan koreksi kesalahan dalam transmisi data. e. Active Backup : Bonding pada tipe ini hanya mendukung satu ethernet yang aktif dalam satu waktu, jika satu koneksi interface putus maka interface yang lain akan mengambil alih fungsi dengan manjadi ethernet aktif. tipe ini berfungsi untuk meminimalkan down time dan tidak memerlukan switch dengan tipe khusus. f. Balance XOR : Tipe bonding ini mendukung semua interface aktif dalam satu waktu dan paket ditransmisikan dalam besaran yang seimbang diantara interface ethernetnya. perbedaannya adalah fungsinya yang bisa sebagai pembagi beban atau mengurangi down time. g. Broadcast : Transmisi paket dilakukan di semua slave interface, berfungsi untuk mengurangi down time. D. KASUS PRAKTIKUM Kita mendapatkan project untuk membuat sebuah jalur backbone antara gedung A dengan Gedung B dimana jarak udara anatara keduanya adalah kurang lebih 4km. Kebutuhan bandwidth untuk koneksi antar LAN gedung A dan LAN gedung B sebesar 14mbps. Kita dimintak untuk memberikan solusi yang paling tepat dan efisien. Apa yang harus kita lakukan? Solusi yang paling efisien adalah dengan menggunakan ethernet bonding. Jikalau pake Fiber Optic mahal oii. Perlengkapan yang kita butuhkan hanyalah masingmasing 2 radio wireless dengan masing-masing 2 wirelessc card (minipci) dengan asumsi link yang bisa dibangun point to point tiap wirelesscard tidak kurang dari 7mbps. Untuk rancangan topologinya adalah sebagai berikut: JARAK 4KM WIRELESS MODE= BRIDGE WIRELESS MODE= BRIDGE WIRELESS MODE= BRIDGE WIRELESS MODE= BRIDGE GEDUNG B GEDUNG A JARINGAN GEDUNG B JARINGAN GEDUNG A E. PROSEDUR KERJA Untuk langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut. a. Anggap saja kita telah membangun jaringan wireless dengan model point to point seperti yang telah kita lakukan pada bab sebelumnya. Wlan1 gedungA PTP dengan wlan1 gedung B dan walan2 gedung A PTP dengan wlan2 gedung B. b. Dalam konfigurasi kali ini kita menggunakan command line yaa? Biar lebih ringkas maksudnya. Untuk masuk ke mode command line, anda bisa masuk lewat telnet,ssh,atau terminal di winbox. Untuk bagaimana cara melakukannya tidak saya sampaikan disini. Saya anggap anda sudah jago menggunakan command line mikrotik. c. Pastikan bahwa tidak ada ip address dalam interface yang akan dijadikan enslaves bonding. d. Kemudian Tambahkan bonding pada routerGA sebagai berikut: [admin@RouterGA] interface bonding add slaves=wlan1,wlan2 e. Setelah itu tambahkan bonding pada router GB sebagai berikut: [admin@RouterGB] interface bonding add slaves=wlan1,wlan2 f. Kemudian tambahkan ip address pada tiap interface bonding( ipnya bebas, disesuaikan dengan ip network anda) [admin@RouterGA] ip address add address=172.26.0.1/24 interface=bonding1 [admin@RouterGB] ip address add address=172.26.0.2/24 interface=bonding1 g. Setelah selesai konfigurasi Ethernet bonding maka kita test dari salah satu routernya sebagai berikut: [admin@RouterGA] interface bonding> /pi 172.26.0.2 172.26.0.2 ping timeout 172.26.0.2 64 byte ping: ttl=64 time=2 ms 172.26.0.2 64 byte ping: ttl=64 time=2 ms h. Test besar bandwidth yang dihasilkan. Apakah penggabungan dari kedua interface atau bukan. Untuk pengetesannya anda bisa melakukan proses download dan aupload antar server GA dan GB, tetapi lebih mudahnya bisa kita lakukan dengan tool test bandwidth yang dimiliki oleh mikrotik. i. Link Monitoring Link monitoring sangat penting untuk diaktifkan, karena apabila salah satu link dari bonding diatas gagal atau bermasalah, maka akan menjadikan permasalahan pada jaringan, namun paket akan terus mengirimkan link yang menyebabkan permasalahan pada jaringan sehingga keadaan ini dapat diketahui lebih dini. Sampai saat ini link monitoring ada 2 macam yakni monitoring ARP dan MII monitoring. Konfigurasinya sebagai berikut: 1. ARP (Address Resolution Protocol)Monitoring ARP monitoring digunakan untuk mengetahui link yang berjalan secara real time [admin@RouterGA] interface bonding set 0 link‐monitoring=arp arp‐ip‐targets=172.26.0.2 [admin@RouterGB] interface bonding set 0 link‐monitoring=arp arp‐ip‐targets=172.26.0.1 Setelah monitoring selesai dikonfigurasi maka kita test dengan melepas salah satu kabel, atau mendisable salah satu interface. Apakah yang akan terjadi? 2. MII(Media Independent Interface) Monitoring MII monitoring ada 2 macam yakni: • MII tipe 1 Tipe ini menentukan 2 macam interface, yakni interface atas dan bawah. Namun apabila interface tidak mendukung, maka interface akan selalu • dikenali sebagai interface atas. MII tipe 2 Tipe ini menggunakan urutan pemanggilan terhadap interface, untuk mengetahui link manakah yang up dan menyala. Konfigurasi MII monitoring: [admin@RouterGA] interface bonding> set 0 link‐monitoring=mii‐type‐2 [admin@Router2] interface bonding> set 0 link‐monitoring=mii‐type‐2 F. BONDING MODE Kalo setingan yang telah kita lakukan menggunakan mode basic bonding, sekarang kita akan menceba mode bonding lainya (lihat di dasar teori). Lakukan percobaan minimal 4 mode untuk memahami karakteristik dari tiap mode bonding, dibuat catatan yang nantinya dituliskan dalam laporan praktikum kali ini. Untuk contoh konfigurasi menggunakan mode bonding adalah sebagai berikut: /interface bonding add mode=balance‐tlb slaves=wlan1,wlan2 primary=wlan1 BAB VI KONFIGURASI KEAMANAN WIRELESS A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham macam-macam keamanan yang bisa diterapkan pada komunikasi wireless 2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi keamanan pada komunikasi wireless seperti hidden SSID, MAC access list, WEP, WPA B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci) 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUN TEORI Keamanan yang bisa kita terapkan dalam komunikasi wireless LAN dengan standarisai IEE802.11 dengan menggunakan Mikrotik OS adalah: 1. Hidden SSID SSID adalah suatu identifikasi terhadap konfigurasi yang memungkinkan klien berkomunikasi dengan akses point yang tepat dan benar menggunakan konfigurasi tertentu. Hanya klien yang menggunakan SSID yang benar dapat melakukan komunikasi. SSID bekerja sebagai suatu “single shared password” antara akses point dengan klien. SSID di udara berupa teks membuat SSIDnya dapat di-capture melalui monitoring jalur jaringan. Dengan menyembunyikan SSID yang di broadcast ke udara mak di maksudkan SSID tidak terbaca melalui jalur monitoring jaringan. Tetapi Hal ini bukan teknik yang handal untuk mengawankan jaringan wireless kita, karena dengan beberapa tool sperti kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack, dsb, orang bisa membuka SSID yang di Hidden 2. Mac address list Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing atau mengganti MAC address. Masih sering ditemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh warnet-warnet) yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless, duplikasi MAC address tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client yang tadi. Berikut merupakan daftar MAC address client yang terhubung ke sebuah access point dengan menggunakan tools kismet. 3. WEP (Wire Equivalent Privacy) WEP dapat dikonfigurasi sebagai berikut : • • • no enkription 40 bit enkripsi 128 bit enkripsi meskipun kekuatan 2 kunci enkripsi (40 bit dan 128 bit) merupakan hal yang pokok namun enkripsi menggunakan 128 bit lebih efektif jika dibandingkan dengan 40 bit. Teknologi Wired Equivalency Privacy atau WEP memang merupakan salah satu standar enkripsi yang paling banyak digunakan. Namun, teknik enkripsi WEP ini memiliki celah keamanan yang cukup mengganggu. Bisa dikatakan, celah keamanan ini sangat berbahaya. Tidak ada lagi data penting yang bisa lewat dengan aman. Semua data yang telah dienkripsi sekalipun akan bisa dipecahkan oleh para penyusup. Kelemahan WEP antara lain : • • • • Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan. WEP menggunakan kunci yang bersifat statis Masalah Initialization Vector (IV) WEP Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32) Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan capture paket yaitu Airodump. aplikasi airodump yang sedang mengcapture paket pada WLAN. Setelah data yang dicapture mencukupi, dilakukan proses cracking untuk menemukan WEP key. Aplikasi yang bisa digunakan untuk melakukan menembus enkripsi WEP yaitu Aircrack. 4. WPA dan WPA2 WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada dua jenis yakni WPA personal (WPA-PSK), dan WPA-RADIUS. Saat ini yang sudah dapat di crack adalah WPA-PSK, yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan menggunakan mencoba-coba banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase yang digunakan wireless tersebut memang terdapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPA-PSK, gunakanlah passphrase yang cukup panjang (satu kalimat). 5. RADIUS (Remote Authentication Dial In User Service) RADIUS (Remote Authentication Dial-In User Service), adalah suatu metode standar (protokol) yang mengatur komunikasi antara NAS (Network Access Server) dengan AAA (Authentication, Authorization, dan Accounting) server. Dalam hal ini server AAA yang digunakan dapat juga disebut sebagai server RADIUS, dan paket-paket data yang terlibat dalam komunikasi antara keduanya disebut sebagai paket RADIUS. Ketika NAS menerima permintaan koneksi dari user, NAS akan mengirimkan informasi yang diperolehnya dari user ke server RADIUS. Berdasarkan informasi tersebut, server RADIUS akan mencari dan mencocokkan informasi mengenai user tersebut pada databasenya, baik internal, eksternal, maupun server RADIUS lain. Jika terdapat informasi yang cocok, server RADIUS akan mengizinkan user tersebut untuk menggunakan jaringan. Jika tidak, maka user tersebut akan ditolak. Berdasarkan informasi ini, NAS memutuskan apakah melanjutkan atau memutuskan koneksi dengan user. Selanjutnya, NAS mengirimkan data ke server RADIUS untuk mencatat semua kegiatan yang dilakukan user dalam jaringan. Server RADIUS dan NAS berkomunikasi melalui paket-paket RADIUS. Paketpaket RADIUS ini memiliki format sesuai dengan yang ditentukan oleh IETF melalui dokumen RFC 2865 mengenai RADIUS, dan RFC 2866 mengenai RADIUS accounting. Paket-paket RADIUS dikirimkan oleh NAS dan server RADIUS berdasarkan pola request/response : NAS mengirimkan request dan menerima response dari server RADIUS. Jika NAS tidak menerima response dari server atas suatu request, NAS dapat mengirimkan kembali paket request secara periodik sampai dicapai suatu masa timeout tertentu, dimana NAS tidak lagi mengirimkan request kepada server, dan menyatakan bahwa server sedang down/tidak aktif. Setiap paket memiliki fungsi tersendiri, apakah untuk authentication atau untuk accounting. Setiap paket RADIUS dapat menyertakan nilai-nilai tertentu yang disebut atribut (attributes). Atribut-atribut ini bergantung pada jenis paket (authentication atau accounting), dan jenis NAS yang digunakan. Informasi detail mengenai format paket dan nilai-nilai dari masing-masing field dalam paket RADIUS dapat dilihat pada RFC 2865 dan RFC 2866. Fungsi authentication dilakukan melalui field-field pada paket access-request. Fungsi authorization dilakukan melalui atribut-atribut pada paket access-accept. Fungsi accounting dilakukan melalui atribut-atribut pada paket-paket accounting (paket start, stop, on, off, dll). Keamanan pada komunikasi antara NAS dengan server RADIUS dijamin dengan digunakannya konsep shared secret. Shared secret merupakan rangkaian karakter alfanumerik unik yang hanya diketahui oleh server RADIUS dan NAS, dan tidak pernah dikirimkan ke jaringan. Shared secret ini digunakan untuk mengenkripsi informasi-informasi kritis seperti user password. Enkripsi dilakukan dengan cara melewatkan shared secret yang diikuti dengan request authenticator (field pada paket access request dari NAS yang menandakan bahwa paket tersebut merupakan paket access request) pada algoritma MD5 satu arah, untuk membuat rangkaian karakter sepanjang 16 oktet, yang kemudian di-XOR-kan dengan password yang dimasukkan oleh user. Hasil dari operasi ini ditempatkan pada atribut UserPassword pada paket access request. Karena shared secret ini hanya diketahui oleh NAS dan server RADIUS, dan tidak pernah dikirimkan ke jaringan, maka akan sangat sulit untuk mengambil informasi user-password dari paket access request tersebut. NAS dan server RADIUS terhubung melalui jaringan TCP/IP. Protokol yang digunakan adalah UDP (User Datagram Protocol), dan menggunakan port 1812 untuk authentication, dan port 1813 untuk accounting. D. PROSEDUR KERJA Syarat dari praktikum ini adalah praktikan telah berhasil melakukan konfigurasi mikrotik wireless sebagai access point 1. HIDDEN SSID Centang hide SSID seperti pada gambar berikut. Kemudian scan dengan wireless card pada computer client. Kalau anda tidak menemukan SSID yang anda konfigurasikan maka, kerja anda dalam tahap ini telah berhasil. 2. Mac address list 1. Clik wireless 2. Tab access list 3. Add rule 4. Isi MAC Address dengan MAC address wireless card computer user yang di perbolehkan berkomunikasi dengan Access Point 5. Isi interface dengan nama interface wireless yang anda gunakan sebagai Access point di wireless mikrotik 6. Agar dapat mengidentifikasi pemilik MAC yang di masukkan dalam access list, maka sangat penting kita isikan nama pemilik MAC pada menu comment 7. Encek default authenticate pada konfigurasi wireless 3. WEP (Wire Equivalent Privacy) 1. Clik wireless 2. Pilih security profiles 3. Buat nama security profiles sesuai dengan yang diinginkan 4. Pilih mode access: static keys required 5. Di tab static keys. Untuk meningkatkan keamanan pada key 0: pilih wep dengan 104bit. Dan isikan keyworknya 26 karakter misalnya 12345678901234567890123456 6. Pada transmit key pilih key 0. Karena kita membuat key wep nya di key 0. 7. Pada konfigurasi interface wireless. Ubah security profile dengan nama security profile yang talah di buat. Misalnya “WEP” 8. Cek default authenticate jika inginmenggunakan security WEP saja. Dan jika juga menjalankan security MAC address list yang telah di buat maka encek default authenticate 9. WPA dan WPA2 1. Clik wireless 2. Pilih security profiles 3. Tambahkan rule dengan clik tanda + 4. Buat nama security profiles sesuai dengan yang diinginkan 5. Pilih mode access: dynamic keys 6. Pilih authentication types WPA PSK dan WPA2 PSK 7. Unicast ciphers dan group ciphers pilih tki 8. Isikan keyword security dengan nama yang di inginkan misalnya 1234567890 9. Pada konfigurasi interface wireless. Ubah security profile dengan nama security profile yang talah di buat. Misalnya “WPA” 10. Cek default authenticate jika inginmenggunakan security WPA saja. Dan jika juga menjalankan security MAC address list yang telah di buat maka encek default authenticate BAB VII SETTING MIKROTIK SEBAGAI HOTSPOT A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham konsep jaringan hotspot 2. Mahasiswa dapat mengkonfigurasi hotspot dengan menggunakan wireless mikrotik RB433 B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 dengan 2 interface wireless (minipci) 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. KASUS PRAKTIKUM Kita diminta membuatkan hostpot pada sebuah kampus dan memiliki fasislitas manajemen user yang melingkupi user dan password untuk akses, quota banwidth yang diberikan,lamanya akses jaringan hotspot dsb. Topologi yang ingin diterapkan adalah sebagai berikut. USER AP + ROUTER+ USER MANAGEMEN INTERNET USER USER D. PROSEDUR PERCOBAAN 1) Masukkan kabel bertipe cross dari data Out ke RB (RouterBoard). 2) Masukkan kabel bertipe stright dari data In ke PC. 3) Tunggu sampai ada bunyi “bip” pertama menandakan RB mulai booting. Bunyi “bip” kedua menandakan Router Board (RB) siap digunakan. 4) Buka Winbox, pilih connect to MAC Address Gantilah dari winbox kita Gambar 1. Login ke Winbox 5) Bila ada dua jaringan internet yang menyala, maka matikan salah satunya (LAN atau Wireless). Dalam praktikum ini jaringan LAN yang digunakan. 6) Langkah pertama setting wireless dengan cara klik Menu wireless akan muncul jendela wireless tables. Gambar 3. Memilih tab wireless 7) Pilih menu Interfaces > pilih wlan1 > klik dua kali, kemudian masuk ke tab wireless, pada mode kita ganti bridge yang berarti hanya ada satu client yg bisa terkoneksi; berbeda dengan AP Bridge yg memungkinkan banyak klien dapat terkoneksi. Kemudian pada isian frequency mode diisi manual txpower, SSID diisi nama kelompok (kelompok 3-4), Wireless band diisi dengan 2.4 GHz-B/G. Kemudian jangan lupa untuk mencentang Default Authentification. Apabila Default Authentification tidak dicentang maka tidak bisa terkoneksi secara otomatis. Frequency 2412 MHz , SSID dan radio name diisi dengan nama kelompok. Setelah smua di isi klik Apply lalu Ok Gambar 4. Mengisi tab wireless pada interface wlan1 8) Langkah berikutnya ialah memberi IP di Ethernet dan memberi IP di LAN-nya Pertama-tama kita beri IP di LAN kita, Untuk eth1 diberi IP 192.168.3.220/24 Untuk wlan 1 diberi IP 192.168.3.220/24 Gambar 5. Memberi IP di ethernet1 Untuk wlan 1 diberi IP 192.168.20.1/24 Gambar 6. Memberi IP pada wlan1 9) Langkah selanjutnya adalah mengisikan gateway dan DNS Untuk menambahkan gateway, Caranya masuk ke menu IP .> Routes > kemudian klik tanda tambah warna merah> isi gateway dengan192.168.3.1 klik Apply kemudian Ok. . Gambar 7. Tampilan untuk menambahkan gateway 10) Untuk menambahkan DNS, Pilih menu IP > DNS > pada Settings Primary DNS isikan dengan 222.124.162.132, jangan lupa untuk mencentang allow remote requests Gambar 8. Tampilan untuk menambahkan DNS 11) Selanjutnya ialah melakukan setting hotspot , caranya klik menu IP > Hotspot masuk ke tab hotspot setup, posisikan di wlan, kemudian pilih next. Gambar 9. Menentukan range IP yang diberikan pada user Address Pool of Network ialah range IP yang diberikan kepada user. Selanjutnya pilih next . 12) Akan tampil hotspot SSL certificate pilih next 13) Selanjutnya akan tampil DNS, DNS ini sama dengan yang kita masukkan pada langkah awal. Langsung pilih next. Kosongi DNS name, pilih next. 14) Kemudian pada Create Local Hotspot User berikan username dan password untuk melakukan autentifikasi pada user. Gambar 10. Memberikan username dan password hotspot untuk authentifikasi admin 15) Setelah itu akan muncul konfirmasi bahwa kita telah sukses instalasi hotspot Gambar 11. Setup sukses Gambar 12. Tampilan setting hostspot yang telah dibuat 16) Langkah berikutnya ialah menambahkan DHCP Server, karena RB tidak memberikan IP otomatis untuk mengakses internet. Caranya, pilih menu IP > DHCP SERVER > DHCP > DHCP SETUP > DHCP Server kemudian pada Interface pilih wlan1. 17) Pada client, login terlebih dahulu dengan mengetik IP MikroTik pada web browser, kemudian akses winbox via client. 18) Selanjutnya pada data in PoE diganti dengan kabel dari Lab yang terkoneksi internet (memiliki bandwith). 19) Dari sisi Client buka view Network Place kemudian refresh kemudian muncul beberapa SSID yang terdeteksi. Cari SSID yang sesuai dengan RB yang telah kita setting (dalam hal ini cari SSID yang bernama Mikrotik 2). 20) Lakukan ping melalui command prompt, atau buka web browser. Jika sudah terkoneksi dengan RB maka praktikum telah berhasil. 21) Untuk mengaktifkan login agar saat kita logout akan muncul form login lagi Pilih menu IP > HOTSPOT > PROFILES > pilih login > hilangkan tanda checklist pada cookies. 22) Untuk menambah user pilih menu IP > Hotspot > Users, klik tanda + warna merah. 23) Jika user yang terkoneksi dengan hotspot kita akan melakukan koneksi ke internet maka tampilan browser akan menampilkan form login seperti dibawah ini seperti berikut : Hanya user yang telah terdaftar di mikrotik kita saja yang dapat mengakses internet dengan memasukkan username dan password terlebih dahulu. BAB VIII MEMPERLUAS JANGKAUN ACCESS POINT DENGAN WDS MESH A. TUJUAN 1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memahami jaringan WDS mesh 2. Mahasiswa mampu membuat jaringan WDS mesh dengan mikrotik RB433 B. KEBUTUHAN ALAT 1. Mikrotik RB433 2. Personal computer 3. Kabel utp cat5e 4. Rj45 5. Tang Cramping 6. Alat pendukung dalan installasi jaringan wireless C. TINJAUAN TEORI Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan dari Wireless Distribution Systemdibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System, header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MAC address pada hop berikutnya. D. KASUS PRAKTIKUM Kita dikasih tugas membuat sebuah jaringan hotspot dengan luas jangkauan sampai 1km. Jika kita pasang wireless akses point dengan power yang cukup besar untuk menjangkau seluas 1km amatlah mudah, jika perangkat wireless yang dipakai user di posisi jarak lebih dari 200m memiliki spesifikasi minimum misalnya usbwifi, wifi card di labtop. Ipphone dll, maka tidak akan mampu berkomunikasi dengan AP yang kita pasang. Maka dari itu kita harus membangun banyak AP dengan jarak maksimum ke user 200m agar bisa mencapai luas jangkaun sampai 1km. Bagaimana caranyan agar antar AP bisa saling berkomunikasi dan semua AP yang kita bangun menggunakan SSID dan chanel frekuensi yang sama tanpa terjadi interferensi anta AP? Solusinya adalah menerapkan teknologi WDS pada masing2 AP seperti yang ditunjuukan pada gambar berikut User AP BRIDGE wds mesh User AP BRIDGE wds mesh AP BRIDGE wds mesh User AP BRIDGE wds mesh AP BRIDGE wds mesh User INTERNET ROUTER E. PROSEDUR KERJA 1. Masukkan kabel bertipe cross dari data Out ke RB (RouterBoard). 2. Masukkan kabel bertipe stright dari data In ke PC. 3. Tunggu sampai ada bunyi “bip” pertama menandakan RB mulai booting. Bunyi “bip” kedua menandakan Router Board (RB) siap digunakan. 4. Buka Winbox, pilih connect to MAC Address Gantilah dari winbox kita Gambar 1. Login ke Winbox 5. Untuk konfigurasi setiap perangkat yang berada pada keempat tempat hampir sama yaitu : Disini yang perlu diingat adalah pada mode : ap bridge dengan mode tersebut maka akan banyak client yang bisa conek ke perangkat tersebut. Dan yang perlu diingat adalah Frequency dan SSID 6. Settingan selanjutnya adalah setting wds pada perngkat anda 7. Untuk perngkat yang berada pada sumber internet / sumber koneksi maka perlu disetting ip addres dan setting bride antara interface wireless dengan interface LAN. Untuk perangkat yang di tempat yang lain settinganya hampir sama sebagai berikut : 1. Langkah awal sama dengan yang berada diatas yaitu langkah 1 – 4. 2. Konfigurasinya untuk titik – titik yang lain adalah sebagai berikut : Yang perlu diperhatiakan adalah mode : ap bride, untuk frequency dan SSID harus sama dengan settingan pada perngkat yang berada pada pusat. 3. Settingan selanjutnya adalah wds pada perangkat yang lain 4. Bila ada penambahan titik yang lain maka konfigurasinya sama dengan yang diatas. Pengecekan perngkat yang telah disetting. 1. Bila konfigurasi telah dilakukan untuk mengetahuai apakah wds yang telah disetting sudah berfungsi sebagai berikut : Bila pada perangkat yang berada pada sisi pusat dan sisi yang lain sudah muncul seperti diatas maka system wds yang dibuat telah terhubung 2. Untuk mencoba keseluruhan system kama konek dengan SSID tersebut dengan komputer client kemudian lakukan ping ke pusat perangkat atau ke internet. Lakukan proses tersebut dengan berjalan dari titik perngkat yang satu ke parangkat yang lain, bila koneksi tidak putus maka system wds yang telah di bangun telah berhasil. BAB IX HACKING SECURITY WIRELESS (WEP) DENGAN TOOL AIRCRACK-NG A. TUJUAN 1. Mahasiswa paham bagaimana cara menembus keawaman WEP 2. Mahasiswa mampu menemunak keyword pada sebuah jaringan wireless yang menggunakan menerapkan keamanan WEP B. KEBUTUHAN ALAT 1. Tool aircrack-ng 2. Komputer dan wireless card dengan system operasi linux 3. AP dengan keamanan WEP sebagai target C. PROSEDUR KERJA Untuk Hacking sesi ini menggunakan OS linux ubuntu 9.10 dimana untuk wirelesnya menggunakan chipset Atheros AR5007EG. Untuk melakukan hacking wep key wifi pastikan beberapa tool sudah terinstal pada ubuntu dan wireless anda dapat melakukan aktivitas monitoring. Berikut ini adalah langkah-langkah hacking wireless : Buka console kemudian ketikkan perintah sudo ifconfig. Perintah tersebut untuk mengetahui letak lokasi wireless lan, biasanya berada pada wlan0. Jalankan perintah sudo airmon-ng start wlan0 untuk memulai monitoring. Lakukan scanning access point yang ada dengan perintah sudo airodump-ng wlan0 Gambar : scanning access point Pada gambar di atas terdapat beberapa access point aktif, ada yang bersifat open (tanpa password security) ada juga yang harus memasukkan password (WEP). Ssid yang dilingkari warna merah adalah salah satu contoh yang terdapat security WEP, dan access point tersebut yang akan menjadi target hacking. Dengan menjalankan perintah di atas kita akan mendapatkan informasi MAC address access point (bssid). Setelah mendapatkan bssid target lakukan perintah airodump-ng —-bssid 00:22:6B:47:5A:B3 -w /home/hadeka/scan/puskom*.cap wlan0 perintah di atas artinya semua paket yang melewati access point dengan MAC address 00:22:6B:47:5A:B3 akan disimpan pada direktory /home/hadeka/scan dengan nama file puskom.cap Gambar : capture data. Tunggu beberapa saat samapi mendapatkan data yang cukup banyak(pada lingkar merah). Jika dirasa cukup lakukan perintah selanjutnya. Banyaknya data relatif tergantung traffic yang ada. Lakukan perintah berikut untuk melakukan crack terhadap file-file yang telah tersimpan (deskripsi). aircrack-ng -z /home/hadeka/scan/puskom*.cap -b 00:22:6B:47:5A:B3 Gambar : hasil cracking. Pada gambar di atas telah didapatkan password WEP pada access point target, yaitu : 2717940004 BAB X LINK ESTIMATOR ( POINTING ) A. TUJUAN Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam menentukan posisi, arah dan tinggi sebuah perangkat wireless yang harus dipasang dalam pembuatan jaringan WMAN B. KEBUTUHAN ALAT 1. Personal computer dan koneksi internet 2. Software google earth 3. Software Motorola Link Estimator C. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Installasi Google Earth ( di gunakan untuk mengambil titik / koordinat lokasi ) 2. Cari nama tempat ( kota / daerah ) ISP di google earth misalnya di dalam praktikum ini uns sebagai ISPnya ( Solo ) 3. Catat koordinat lokasi ISP tersebut : 7°33'31.87"S , 110°51'30.59"T 4. Cari nama tempat ( kota / daerah ) Client dimana lokasi berada misalnya dalam praktikum ini rumah kita sebagai Clientnya ( Sragen ) : 7°28'17.93"S, 110°55'44.23"T 5. Catat koordinat titik tersebut berada. 6. Buka http://motorola.wirelessbroadbandsupport.com/support/ptp/pathprofile.php U HU 7. Masukkan Data diatas dengan format : Koordinat Remote : 7:33:31.87S , 110:51:30.59E, Koordinat Local : 7:28:17.93S, 110:55:44.23E 8. Ambil file .ptpdat dari email. 9. Load file tersebut dengan Motorola Link Estimator.