BAB II
KAJIAN TEORI
Evaluasi Program
Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah
terbatas hanya pada penilaian saja. Ketika sudah dilakukan penilaian, dianggap sudah melakukan evaluasi. Pemahaman tersebut tidaklah tepat. Pelaksanaan penilaian cenderung hanya melihat capaian tujuan pembelajaran saja. Padahal, dalam proses pendidikan tersebut bukan hanya nilai saja yang dilihat, tetapi ada banyak faktor yang membuat berhasil atau tidaknya sebuah program tersebut. Penilaian hanya bagian kecil dari evaluasi. Evaluasi tidak hanya berurusan pada nilai yang diukur berdasarkan penyelesaian soal-soal, tetapi evaluasi program pendidikan akan mengkaji banyak faktor. Dengan demikian evaluasi program perlu diperkenalkan kepada seluruh pendidik, karena evaluasi sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan.
Menurut Gall, Gall and Borg (2007:559) “educational evaluation is the
process of making judgments about the merit, value, or worth of educational
programs”. Dapat diartikan bahwa evaluasi pendidikan adalah proses membuat
penilaian tentang prestasi, nilai, atau nilai program pendidikan.
Wirawan (2011:7) menyatakan bahwa: “evaluasi sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Selanjutnya Scriven, Glass & Stufflebeam dalam Tayibnapis (1989:3) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan penilaian atas manfaat atau guna.
Didalam BAB 1 telah disinggung mengenai, pengukuran, penilaian dan evaluasi. Widoyoko (2013:25) menyatakan bahwa pengukuran, penilaian dan evaluasi bersifat hierarki. Evaluasi didahului dengan penilaian (assessment), sedangkan penilaian didahului dengan pengkuran. Pengkuran diartikan sebagai kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria, penilaian (assessment) merupakan kegiatan menafsirkan dan mendeskripsikan hasil pengukuran , sedangkan evaluasi merupak penetapan nilai atau implikasi prilaku.
4
Terkait dengan evaluasi program, Munthe (2015:3) evaluasi program dapat disimpulkan sebagai suatu proses pencarian informasi, penemuan informasi dan penetapan informasi yang dipaparkan secara sistematis tentang perencanaan, nilai tujuan, manfaat, efektifitas dan kesesuaian sesuatu dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sukardi (2014:8) menyatakan bahwa evaluasi program adalah suatu kegiatan peng-evaluasian yang dilakukan secara berkesinambungan dan ada dalam suatu organisasi.
Dari berbagai pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi program dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana dan sistematis yang untuk di wujudkan dalam kegiatan nyata secara berkelanjutan dalam suatu organisasi dan melibatkan banyak orang didalamnya.
Manfaat Evaluasi Program
Roswati (2008:66-67) memaparkan tentang manfaat evaluasi program; 1) memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan; 2) memberitahukan prosedur mana yang perlu diperbaiki; 3) memberitahukan strategi atau teknik yang perlu dihilangkan/diganti, 4) memberikan masukan apakah program yang sama dapat diterapkan di tempat lain; 5) memberikan masukan dana harus di alokasikan kemana; 6) memberikan masukan apakah teori/ pendekatan tentang program dapat diterima/ditolak
Menurut Gardner dalam Mbulu ( 1995:10) memaparkan bahwa ada lima manfaat evaluasi sebagai berikut:
Evaluasi memberikan pertimbangan-pertimbangan yang professional (Evaluation as professional judgement)
Evaluasi sebagai kegiatan pengukuran (evaluation as measurement), yang dapat dipakai sebagai bahan perbandingan dengan kriteria lain. Mengukur hasilnya, dampaknya atau performanya, dengan menggunakan instrumen pengukuran yang formal sehiangga mengahasilkan data yang dapat dibandingkan dengan ukuran yang sudah baku (standar).
Evaluasi sebagai upaya penentuan kesesuaian antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang telah ditetapkan semula (evaluation as the assessment of congruence between performance and obejctives or standard of performance)
Evaluasi yang berorientasi pada pengambilan keputusan (Decision-oriented evaluation)
Evaluasi yang bebas tujuan (Goal-free evaluation/GFE)
Tujuan Evaluasi Program
Worten, Blaine & Sanders dalam Tayibnapis (1989:2) memaparkan pula mengenai evaluasi program dalam pendidikan yang memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberikan formasi yang dipakai sebagai dasar untuk:
Membuat kebijaksanaan dan keputusan
Menilai hasil yang dicapai para pelajar
Menilai kurikulum
Memberi kepercayaan kepada sekolah
Memonitor dana yang telah diberikan
Memperbaiki materi dan program pendidikan
Mbulu (1995:14) menjelaskan bahwa tujuan pelaksanaan evaluasi terhadap suatu program adalah untuk menetapkan; 1) apakah program yang telah disusun memenuhi kebutuhan sasaran dan apakah layak untuk dilaksanakan?; 2)apakah pelaksanaan program berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan?; 3) berapa besar pengaruh program terhadap sasaran yang telah ditetapkan/seberapa besar program mampu memberikan nilai tambah (plus) apabila dibandingkan dengan biaya, tenaga dan waktu yang telah digunakan?; 4) kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan apa yang terdapat dalam program dan bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakannya?; 5) Memberikan bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk menetapkan apakah program tersebut dapat dilanjutkan penyelenggaraan. diperluas atau dibatalkan/diberhentikan; 6) memberhentikan bahan pertimbangan bagi penyelenggara program untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan program, pada organisasi penyelenggara, komponen-komponen program dan aspek-aspek penyelenggara program sepanjang tahap-tahap penyelenggaraan program;.
Mengapa Guru Perlu Melakukan Evaluasi Program
Guru adalah orang yang paling penting statusnya didalam kegiatan belajar-mengajar (KBM) karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu mengatur dan mengemudikan suasana di dalam kelas. Bagaimana suasan kelas berlangsung merupakan hasil dari kerja guru. Suasana kelas dapat “hidup”, siswa belajar dengan tekun tetapi tidak merasa terkekang atau sebaliknya, suasana kelas “suram”, siswa belajar kurang bersemangat, itu semua sebagai akibat dari hasil pemikiran upaya dan guru.
Arikunto (1999;294) untuk menjawab mengapa guru perlu melakukan evaluasi program, terlebig dahulu kita harus tahu tentang siapa saja yang dapat melakukan kegiatan evaluasi program tersebut adalah sebagai berikut :
Evaluator dalam (internal evaluator) sangat memahami seluk-beluk kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat dipengaruhi keinginan untuk dapat dikatakan bahwa programnya berhasil. Dengan kata lain, evaluator dalamdapat diganggu oleh unsur subjektivitas. Jika hal itu terjadi, data yang terkumpul kurang benar dan kurang akurat meskipun barangkali cukup lengkap.
Evaluator luar (external evaluator) mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang lengkap karena ada hal-hal yang “disembunyikan” oleh para pelaksana program. Namun karena evaluator tidak berkepentingan akan “nama baik” program, maka data yang terkumpul lebih objektif.
Berdasarkan atas klasifikasi evaluator tersebut, maka di dalam kegiatan belajar-mengajar, guru dapat dikategorikan sebagai evaluator dalam (internal evaluator). Guru adalah pelaksana sehingga mereka mengetahui betul apa yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar. Guru berkepentingan atas kualitas pengajaran. Untuk memperbaiki proses pengajaran yang akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa tinggi tingkat pencapaian dari tugas yang telah dikerjakan selama kurun waktu tertentu. Mereka memerluka informasi yang tepat agar dapat digunakan untuk meningkatkan pekerjaannya. Dalam hal ini guru tidak dikhawatirkan akan menutupi kekurangannya atau kurang objektif karena hasil evaluasi-nya tidak akan dilaporkan dan diketahui oleh siapapun diluar dirinya.
Model Evaluasi Formatif Sumatif (Formatif Sumatif Evalution Model)
Konsep Dasar
Istilah formatif dan sumatif pertama kali di populerkan oleh Michael Scriven. Mbulu (1995:79) Scriven membagi evaluasi program berdasarkan fungsinya menjadi dua yaitu :
Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfungsi untuk mengumpulkan data (informasi) selama kegiatan sedang dilaksanakan. Data yang dikumpulkan dapat pula digunakan oleh pengembang program untuk membentuk dan memodifikasi program. Dalam beberapa hal, penemuan-penemuan dari evaluasi dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi pelaksana dalam melaksanakan program selanjutnya, agar tidak terjadi pemborosan biaya, tenaga dan waktu.
Arikunto (1999:36) mengemukakan bahwa evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-tes atau tes akhir proses.
Pre-test (Tes awal)
Post-test (tes akhir)
Program
Manfaat bagi siswa
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh
Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan maka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang sudah benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas di ingatan. Di samping itu, tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu atau memperoleh lebih baik lagi.
Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feedback) yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab atau bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya. Dengan demikian, akan ada motivasi untuk meningkatkan penugasan.
Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan, ketrampilan atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes formatif , siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.
Manfaat bagi guru
Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus mengganti cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat dapat menggunakan cara yang (strategi) yang sama.
Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan
Manfaat bagi program
Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak
Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan
Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang dicapai
Apakah metode, pendekatan, dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
Evaluasi Sumatif
Scriven dalam Mbulu (1995:79) evaluasi sumatif berfungsi untuk mengumpulkan informasi (data) ketika kegiatan program benar-benar selesai. Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemanfaatan program, terutama jika dibandingkan dengan program lain yang sejenis. Data yang dikumpulkan selama evaluasi sumatif sangat berguna bagi pihak pembuat keputusan atau penanggung jawab program dalam menetukan kebijakan dan tindak lanjut.
Arikunto (1999:38-39) evaluasi sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilakukan pada tiap akhir caturwulan atau akhir semester.
Secara diagramis maka hubungan antara tes formatif dengan tes sumatif ini tergambar dengan sebagai berikut;
Program
Program
Program
Program
S
F F F F
Keterangan : F = tes formatif S = tes sumatif
Manfaat Tes Sumatif
Untuk menentukan nilai. Apabila tes formatif terutama digunakan untuk memberikan informasi demi perbaikan penyampaian dan tidak digunakan untuk memberikan nilai atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang diantara teman-temanya (grading), maka nilai dari tes sumatif ini digunakan untuk menentukan kedudukan anak. Dalam penentuan nilai ini setiap anak dibandingkan dengan anak-anak lain. Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah bahwa prestasi belajar sisw-siswa dalam sebuah kelas, akan tergambar dalam kurva normal.
Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai prediksi
Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi; orrang tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah, dan pihak-pihak lain apabila siswa tersbut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja.
Perbandingan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
Mbulu (1995:82) perbandingan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif adalah sebagai berikut :
No
Aspek yang dievaluasi
Jenis Evaluasi
Formatif
Sumatif
1
Tujuan
Memperbaiki program
Mengevaluasi manfaat program
2
Audience
Administrator program dan karyawan
Konsumen dan sponsor
3
Siapa yang melaksanakan
Evaluator Internal
Evaluator Eksternal
4
Ciri-ciri umum
Tepat waktu
Meyakinkan
5
Pengukuran
Sering Informal
Valid/reliabel
6
Frekuensi pengumpulan data
Seringkali
Terbatas
7
Ukuran sampel
Seringkali kecil
Biasanya besar
8
Jenis Pertanyaan
Apa yang sedang dikerjakan ?
Apa yang perlu diperbaiki ?
Bagaimana akan diperbaiki ?
Apa Hasilnya ?
Dengan siapa ?
Apa Akibatnya ?
Apa tuntutannya ?
Model Evaluasi Formatif Sumatif (Formastif Sumatif Evaluation Model) dalam Pendidikan Jasmani
Pembelajaran pendidikan jasmani dapat menggunakan salah satu model evaluasi program ini yaitu model evaluasi formatif sumatif sebagai salah satu model untuk mengevaluasi pembelajaran dalam pendidikan jasmani. Untuk mengetahui berbagai dampak positif ataupun negatif dari program yang sudah direncanakan maupun yang sedang berjalan, apakah layak program ini dilanjutkan atau tidak maka dalam hal ini evaluasi diperlukan
Melalui model evaluasi formatif dan sumatif ini guru akan mengetahui segala pengaruh yang ditimbulkan dari program ini, karena pada model evaluasi formatif sumatif ini, evaluator dapat mengevaluasi program saat sedang berjalan maupun setelah program berakhir.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Grant (2007) di Amerika, tentang seberapa besar pengaruh pemanfaatan website sekolah dan komponen situs yang digunakan dalam program pendidikan jasmani di SMP dan SMA. Hasil temuan ini ditemukan melalui evaluasi pembelajaran termasuk pula kemampuan guru pendidikan jasmani mengisi konten di dalam website tersebut dan pengamatan prilaku siswa mengakses website tersebut. Penelitian yang dilakukan Grant (2007) ini menemukan bahwa dari 285 website sekolah di dua negara bagian california, hanya ditemukan 50 website (17,5%) yang memiliki konten pendidikan jasmani di dalam website sekolahnya. Akibatnya pengajaran tentang aktivitas fisik dan kesehatan tidak berjalan optimal.
Selanjutnya ada juga sebuah penelitian diluar pendidikan jasmani akan tetapi penelitian tersebut menggunakan model evaluasi formatif dan sumatif untuk mengevaluasi pada pembelajaran matematika kelas V. Penelitian ini dilakukan oleh Mariska (2013) di Kota Jambi tentang evaluasi pelaksanaan program remedial dengan menggunakan model formatif sumatif pada pelajaran matematika. Hasil temuan yang didapatkan bahwa karakter siswa, orangtua dan masyarakat adalah masalah dalam pelaksanaan program remedial, program remedial ini telah menghasilkan siswa yang rajin dan membangun percaya diri pada diri siswa tersebut dan program remedial pada pelajaran matematika ini sangat efektif dan membawa efek yang positif kepada siswa baik disekolah maupun dirumah.
Jadi, bisa dilihat dari contoh diatas bahwa suatu program bisa dinilai ada pengaruhnya atau tidak, sempurna atau tidak bisa dilihat dengan melakukan evaluasi pada program tersebut.
11