Tugas Kuliah: Metabolise Tumbuhan
MINYAK ATSIRI
Oleh:
David Siadari
1003113321
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam
Universitas Riau
2014
MINYAK ATSIRI
Pendahuluan
Hampir seluruh tanaman penghasil minyak atsiri yang saat ini tumbuh di
wilayah Indonesia sudah dikenal oleh sebagian masyarakat. Bahkan beberapa
jenis tanaman minyak atsiri menjadi bahan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.
Minyak atsiri dihasilkan dari bagian jaringan tanaman tertentu seperti
akar, batang, kulit, daun, bunga, buah, atau biji. Sifat minyak atsiri yang
menonjol antara lain mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir,
berbau wangi sesuai dengan aroma tanaman yang menghasilkannya, dan
umumnya larut dalam pelarut organik.
Minyak atsiri merupakan senyawa organik yang berasal dari tumbuhan
dan bersifat mudah menguap, mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman
asalnya. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak
terbang, atau sering pula disebut minyak essential. Bahan baku minyak ini
diperoleh dari berbagai bagian tanaman seperti daun, bunga, buah, biji, kulit
batang, akar, dan rimpang.
Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri
parfum, bahan pewangi (fragrances), aroma (flavor), farmasi, kosmetika dan
aromaterapi.
Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau tumbuh dengan
sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
diolah menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk
dikembangkan. Tanaman penghasil minyak atsiri yang termasuk unggulan
adalah tanaman yang memiliki volume produksi cukup besar di dalam negeri
dan hasil minyaknya telah sangat dikenal di pasar dunia. Tanaman dalam
kelompok ini misalnya nilam, akar wangi, pala, cengkeh, dan sereh wangi.
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu; (1)
pengempaan (pressing), (2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),
dan (3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling
banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri. Penyulingan dilakukan
dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap
yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dari komponen bukan
minyak atsiri atau dengan cara mengalirkan uap jenuh dari ketel pendidih air
(boiler) ke dalam ketel penyulingan yang berisi bahan baku minyak atsiri.
Minyak atsiri merupakan salah satu komoditas ekspor agroindustri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan
devisa. Negara tujuan ekspor seperti USA, Eropa, Australia, Afrika, Cina, India,
dan ASEAN. Beberapa minyak atsiri unggulan seperti minyak nilam telah
memberikan pangsa pasar lebih dari 90% kebutuhan dunia atau sekitar 35-40%
dari total nilai ekspor minyak atsiri. Sementara untuk ekspor minyak daun
cengkeh dan turunannya telah menyuplai lebih dari 70% dari kebutuhan dunia,
dan lebih dari 90% kebutuhan dunia untuk minyak pala disuplai oleh Indonesia.
Minyak atsiri lainnya juga berperan penting di pasar dunia seperti minyak akar
wangi, minyak sereh wangi, minyak kenanga, minyak jahe, minyak jeruk purut,
minyak adas, minyak kemukus, minyak kayu putih, minyak massoi, minyak
cendana, minyak gaharu, dan lain-lain.
Sifat minyak atsiri sendiri antara lain :
1. Dapat didestilasi.
2. Tidak meninggalkan noda.
3. Tidak tersabunkan.
4. Tidak tengik.
5. Tidak mengandung asam.
Itulah sifat yang membedakan minyak atsiri dengan minyak lemak.
Dalam tanaman, keberadaan minyak atsiri bisa di berbagai tempat antara
lain :
Dalam rambut kelenjar seperti Labiatae, misal: kumis kucing, mentha.
Di dalam sel-sel parenkim seperti Piperaceae, misal: merica
Pada tabung minyak seperti Umbelliferae, misal: adas.
Saluran lisogen dan sisogen seperti Pinaceae & Rutaceae, misal: pinus,
jeruk.
Sedang cara pembentukan minyak atsiri dalam tanaman antara lain
langsung dari protoplasma, dekomposisi dari resin ataupun dengan cara
hidrolisis dari glikosida tertentu.
Bila minyak atsiri baru saja didestilasi, umumnya tidak berwarna atau
berwarna pucat. Penyimpanan dalam jangka waktu lama yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan minyak menjadi berwarna, mulai dari kuning tua hingga
coklat. Untuk menghindari kerusakan seperti itu dapat diatasi dengan
perlakuan seperti :
- Disimpan pada wadah tertutup rapat.
- Terlindung dari cahaya.
- Di tempat yang kering.
- Di tempat yang sejuk.
- Disimpan penuh dalam wadah.
Pada bagian tanaman, minyak atsiri terkandung dominan misalnya :
Di tumbuhan Rosa sinensis, pada petala bunga.
Cinamomum, pada korteks dan daun.
Foeniculi vulgare, pada perikap buah.
Labiatae, pada rambut kelenjar.
Citrus, pada kulit buah.
Bagi tanaman penghasil minyak, minyak atsiri berfungsi sebagai insect
repellant (mengusir serangga/parasit lain) dan insect attractant (menarik).
Dalam
beberapa
hipotesis
dapat
disimpulkan
bahwa
tumbuhan
akan
memproduksi minyak atsiri secara maksimal jika kondisi tumbuh dalam
keadaan susah, misalnya akar tanaman sulit mendapat air, struktur tanah
berkapur atau jarang nutrisi makanan, dan sebagainya. Kondisi semacam itu
membuat tanaman berusaha untuk memproduksi minyak atsiri agar tetap
toksik terhadap serangan serangga maupun parasit lain.
Sebagian besar minyak atsiri mempunyai sifat fisika kimia sebagai berikut :
1. Bau khas.
2. Tidak larut dalam pelarut air, larut dalam eter, kloroform, dan pelarut
organik lain.
3. Sebagian komponen kandungan minyak mudah menguap.
4. Yang mengandung fenol dapat membentuk garam
5. Dapat membentuk kristal.
Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan senyawa campuran
dan tidak pernah dalam bentuk tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5
komponen besar seperti cineol, borneol, limonen, alfa-terpinilasetat dan alfa
terpinen. Jika diuraikan, cineol berbau sedap tapi pedas seperti minyak kayu
putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus, limonen harum seperti jeruk
keprok, alfa-terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa terpinen berbau jeruk
citrun. Nah, campuran dari kelima komponen itulah yang membuat aroma khas
kapulaga.
Dari semua jenis minyak atsiri sebenarnya tersusun dari jalur biosintesis
metabolit sekunder :
Asetat- mevalonat untuk golongan terpenoid.
Jalur sikimat-fenil propan untuk golongan aromatik.
Contoh kerangka minyak atsiri :
1. Monoterpen yaitu :
a. Asiklis.
b. Siklis
2. Seskuiterpen.
3. Senyawa fenil propanoid
Cara penyarian minyak atsiri ada beberapa metode tergantung dari jenis
dan sifat dari bahan baku dan minyak atsirinya. Beberapa metode umum yang
biasa digunakan antara lain :
1. Destilasi (air, uap dan air-uap)
2. Pengepresan
3. Ekstraksi
4. Enfleurasi
5. Hidrolisis glikosida tertentu.
Kegunaan dan Aktivitas Biologi Minyak Atsiri
Pada tanaman, minyak atsiri mempunyai tiga fungsi yaitu: membantu
proses penyerbukan dan menarik beberapa jenis serangga atau hewan,
mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan, dan sebagai cadangan
makanan bagi tanaman (Sudaryani & Sugiharti, 1998).
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri,
misalnya industri parfum, kosmetika, farmasi, bahan penyedap (flavoring agent)
dalam industri makanan dan minuman (Ketaren, 1985).
Beberapa jenis bahan tumbuhan digunakan dalam pengobatan karena
kandungan minyak atsirinya. Contohnya adalah adas, cengkeh, dan pala. Pada
beberapa kasus, minyak atsiri digunkan sendiri sebagai obat setelah diekstraksi
atau disuling dari sumbernya, misalnya minyak kayu putih. Akan tetapi minyak
atsiri yang telah diekstraksi atau disuling biasanya digunakan sebagai perancah
dan bahan dasar parfum diuraikan pada tabel.
Tabel. Beberapa jenis minyak atsiri yang digunakan sebagai perancah dan dalam formulasi
parfum.
Tumbuhan
Bagian
Kandungan
Kandungan utama (%
tumbuhan
minyak (%)
komposisi)
Kegunaan
-asaron (75 – 76)
Acorus calamus
kalamenena (3,5 – 4)
rimpang
kalamol (3 - 3,5)
perancah
-asarona (1,3)
dialil disulfida
Allium sativum
dialil trisulfida
umbi
metil alil triulfida
perancah
metil alil disulfida
Anethum
graveolens
buah
3–4
(+) kavona (40 – 65)
perancah
ester alifatik, tiglat,
Anthemis nobilis
bunga kering
0,4 – 1,5
isovalerat, dan iso butirat
perancah
(75 – 85)
Avocado gratissima
daun
Carum carvi
buah
3–7
metil kavikol (78)
perancah, parfum
(+) karvona (50 - 70)
perancah
limonena (47)
Cinnamomum
camphora
kamfor (27 – 45)
kayu
1–3
sineol (4 – 21)
safrol (1 – 18)
bahan pembuatan
sabun
Sinamaldehida (70 – 80)
Cinnamomum
kulit batang
1–2
eugenol (1 – 13)
verum
daun
0,5 – 0,7
sinamil asetat (3 – 4)
perancah
eugenol (70 – 95)
limonena (42)
Citrus aurantium
ssp. bergamia
kulit buah segar
0,5
linalil asetat (27)
-terpinena (8)
perancah
linlool (7)
linalil asetat (40 – 80)
Citrus bigardia
limonena
daun dan ranting
geraniol
perancah, parfum
geranil asetat
(+) limonena (60 – 80)
Citrus limon
kulit buah kering
0,1 – 3
-pinena (8 – 12)
-terpinena (8 – 10)
parfum
sitral (2 – 3)
(+) linalool (60 – 70)
Coriandrum
sativum
buah
0,3 – 1,8
-terpinena (5)
-pinena (5)
perancah, parfum
kamfor (5)
(+) sitronelal (25 – 55)
Cymbopogon
nardus
Cymbopogon
daun segar
0,5 – 1,2
winterianus
Elettaria
cardamomum
Ecalyptus
citriodora
geraniol (20 – 40)
(+) sitronelol (10 – 15)
perancah
geranil asetat (8)
-terpinil asetat (25 – 35)
buah
3-7
sineol (25 – 45)
parfum
linalool (5)
daun segar
0,8
daun segar
1–3
sitronelal (65 – 85)
perancah
Eucalyptus
globulus
Eucalyptus
sineol (70 – 85)
-pinena (14)
parfum
polybractea
eugenol (75 – 90)
Eugenia aromatica
bunga (buah)
15 – 20
eugenil asetat (10 – 15)
perancah
-kariofilena (3)
Foeniculum vulgare
buah
2–5
anetol (80 – 90)
fenkona (10 – 20)
perancah
esdragol (3 – 20)
Gaulteria
procumbens
Illicium verum
daun
0,7 – 1,5
buah
5–8
metil salisilat (98)
anetol (80 – 90)
esdragol (1 – 6)
perancah
perancah
sabinena (17 – 28 )
-pinena (14 – 22)
Myrista fragrans
biji
5 – 16
-pinena (9 – 15)
terpinena-4-ol (6 – 9)
perancah
miristisin (4 – 8)
elemisin (2)
Pimpinela anisum
buah
2 -3
anetol (80 – 90)
esdragol (1 – 6)
perancah
perancah (dalam
Ruta graveolens
seluruh bagian
metil nonol keton
tumbuhan
metil atranila (90)
konsentrasi tinggi
menyembabkan
nausea,
keguguran)
zingiberena (34)
Zingiber officinale
rimpang kering
1,5 – 3
-seskuifelandrena (12)
-felandrena (8)
perancah
-bisabolena (6)
Minyak atsiri larut dengan baik dalam lemak, sehingga kebanyakan
minyak atsiri dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan selaput lendir. Jika
kulit terkontaminasi oleh minyak dalam waktu yang lama, kulit akan menjadi
kemerahan serta meradang dam akhirnya akan melepuh. Limonena, β-simema,
-pinena, dan felandrena dapat menyebabkan kulit memerah selama beberapa
hari. Turunan oksigen dari beberapa monoterpena seperti linalool, generaniol,
dan sineol tidak menimbulkan efek demikian, malah mentol memiliki aktifitas
sebagai antiradang. Beberapa jenis minyak atsiri juga dapat digunakan untuk
mengobati iritasi artritis dan rematik, sedangkan minyak atsiri yang
mengandung senyawa azulena telah digunakan secara luas untuk mengatasi
radang selaput lendir.
Pada konsentrasi tinggi, minyak atsiri dapat digunakan sebagai anestetik
lokal, misalnya minyak cengkeh yang digunakan untuk mengatasi sakit gigi,
tetapi dapat juga merusak selaput lendir. Mentol dapat digunakan untuk
mengobati gatal-gatal. Sitronelal yaang dicampur dengan minyak sayur,
sehingga proses penguapannya menjadi lebih lambat, dapat digunakan untuk
mengusir nyamuk. Beberapa jenis minyak atsiri juga digunakan sebagai
emenagogue (pelancar haid) dan abortif seperti minyak atsiri dari kayu manis
(cinnamomum burmanii),pala (Myristica fragrans) dan saffron (sassafras
albidum).
Kebanyakan minyak atsiri juga bersifat sebagai antibakteri dan
antijamur yang kuat. Minyak daun sirih (Piper betle) adalah salah satu minyak
atsiri yang bersifat sebagai antibakteri. Minyak ini dapat menghambat
pertumbuhan beberapa jenis bakteri merugikan seperti Escherichia coli,
Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, dan Pasteurella. Eugenol yang
terkandung pada minyak cengkeh juga menunjukkan aktivitas sebagai
germisida dan fungisida. Minyak adas, lavender (Lanvandula officianalis) dan
eukaliptus (Eucalyptus globulus) dapat digunakan sebagai antiseptik. Turunan
eugenol, yaitu metileugenol, memiliki aktivitas sebagai penariik lalat buah
jantan seperti minyak danruk (Melaleuca leucadendron var.latifolia) yang
mengandung 98% senyawa tersebut.
Estragol, komponen yang mendominasi minyak atsiri Clausena anisata
dan minyak basil atau selasih (Ocimum basilicium) dapat digunakan sebagai
penolak nyamuk.
Beberapa jenis minyak atsiri lain dikenal dapat meningkatkan aktivitas
mental
penggunaannya
atau
memiliki
aktivitas
sebagai
psikoaktif
(psikotropika). Minyak atsiri dari dringo (Acorus calamus) memiliki kandungan
asaron berikut dua isomer
dan
yang sangat tinggi (sekitar 85%). Minyak
parsley (Petrosenilum sativum) dengan apiol sebagai komponen utamanya
memiliki efek fisikoaktif dan telah digunakan sejak lama di India, Cina, dan
masyarakat suku Indian Amerika Selatan. Asaron merupakan salah satu prazat
alami dalam sintesis obat psychedelic TMA-2. Pala (Myristica fragrans), yang
merupakan tanaman asli pulau Banda (Maluku), juga memiliki aktivitas yang
serupa dengan dringo dan parsley, karena minyak atsiri dari pala ini
mengandung senyawa elemisin, miristisin, dan safrol yang memiliki aktivitas
yang serupa dengan dringo dan parsley, karena minyak atsiri dari pala ini
mengandung senyawa elemisin, miristisin, dan safrol yang memiliki struktur
molekul yang mirip dengan asaron dan apiol. Dalam buku pengobatan
tradisional India, Aryuveda, telah dicantumkan bahwa biji dan fuli pala sebagai
salah satu made shauna atau buah narkotik. Begitu juga halnya dengan minyak
atsri gedebong (Piper aduncum) dengan kandungan apiol sekitar 65%. Jika
asaron, sfrol, miristisin, dan apiol diamati, semua molekulnya memiliki
kerangka karbon yang sama (gambar), yaitu fenil propena yang di dalam
tumbuhan disentesis melalui jalur biosintesis asam sikimat.
Safrol
Miristin
Apiol
Asaron
Gambar. Komponen minyak atsiri yang bersifat psikoaktif.
Keempat senyawa ini juga memiliki kerangka karbon yang sama yang
senyawa semi sintetik metilenadioksi N-amfetamina (MDMA) atau yang lebih
polpuler disebut dengan ecstacy yang telah terbukti memiliki aktivitas sebagai
obat psikoaktif. Pada kenyataannya memang ecstacy disintesis dari minyak
sasafras (Sassafras albidum) sebagai sumber senyawa safrol. Umumnya
senyawa yang memiliki kerangka karbon yang sama akan memiliki sifat yang
sama, sementara perbedaannya terletak pada seberapa kuat aktivitas masingmasing senyawa tersebut, yang ditentukan oleh gugus samping yang dimilkinya.
Uniknya, beberapa jenis minyak atsiri memiliki aktivitas biologi yang
bertolak belakang. Safrol yang merupakan kompononen utama pada beberapa
jenis minyak atsiri seperti minyak sasafras ((Sassafras albidum), rotu-rotu
(Tetractomia
abovata),
Cinnamomum
macrophyllum,
C.
javanicum,
C.
Subavenium, dan C. Multiflorum, dapat memicu timbulnya kanker pada hati
(hepatocarcinogenik). Akan tetapi, senyawa kariofilen berikut isomer
dan -
nya yang terdapat pada minyak atsiri kenanga (Cannagium odorata),
lempuyang gajah (Zingiber zerumpet), lempuyang wangi (Zingiber aromaticum),
lempuyang emprit (Zingiber americans), dan lain-lain, bersifat melindungi hati
dari kerusakan atau bersifat sebagai hepatoprotektor. Hasil penelitian dari
beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa senyawa yang memiliki kerangka
karbon fenilpropena dalam minyak atsiri memiliki sifat karsinogen. Beberapa
diantara jenis minyak atsiri tersebut adalah minyak sasafras ((Sassafras
albidum), adas (Pimpinella anisum), adas manis (Foeniculum vulgare), adas
bintang (Illicium verum), kayu manis srilangka (Cinnamomum verum), dan pala
(Mirista fragnans). Kenyataan ini mengakibatkan pangsa pasar minyak atsiri
tersebut merosot tajam di pasar global.
Begitu juga minyak lavender (Lavandula sp.), minyak jeruk manis (Citrus
aurantium), dan minyak cendana (Santalum album), ketiga jenis minyak ini
bersifat sedatif (penenang) yang berlawanan dengan minyak atsiri dari jeruk
(Citrus sp.) yang bersifat menambah kegelisahan. Bebarapa komponen minyak
atsiri dalam bentuk tunggal juga menunjukkan sifat sedatif seperti linalool,
linalil, linalil asetat, sitronelal, dan
-terpineol. Di pihak lain, jeraniol,
isoborneol, dan isoeugenol malah berakibat kegelisahan penggunanya.
Sebagian orang sangat mnenyukai aroma yang bersumber dari buah
durian (Durio zibethius) dan sebagian lagi malah pusing dan mual bila mencium
aromanya. Aroma durian bersumber dari minyak atsiri yang mengandung
sekitar 48 jenis senyawa sulfur. Pada umumnya minyak atsiri yang
mengandung senyawa sulfur memiliki aroma yang menyengat seperti durian,
bawang putih (Allium sativum), dan Pseudocalymma aliaceum (Bignoniaaccae).
Dalam bentuk murni , kebanyakan minyak atsiri dapat digunakan untuk
beberapa terapi beberapa jenis penyakit seperti radang selaput sendi, radang
tenggorokan, sakit kepala, radang usus besar, jantung berdebar, dan lain
sebagainya. Aktivitas minyak atsiri yang telah umum digunakan dalam terapi
aroma dapat dilihat pada tabel.
AKTIVITAS BIOLOGI MINYAK ATSIRI SEBAGAI PESTISIDA
Penggunaan pestisida kimia sintetik yang intensif dan kurang bijaksana
telah menimbulkan pencemaran yang berdampak negatif terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan. Dampak negatif
tersebut
telah
menstimulasi
pengembangan produk-produk turunan dari tanaman untuk menggantikan
produk-produk bahan kimia sintetik yang banyak digunakan untuk makanan,
kosmetik, obat-obatan, dan pestisida (Dubey et al., 2008; Dubey et al., 2010; Koul
et al, 2008; Isman, 2000). Berdasarkan
pengalaman
empirik
dan hasil
beberapa penelitian menunjukkan, bahwa beberapa jenis minyak atsiri
mempunyai aktivitas biologi terhadap mikroba seperti bakteri, jamur, ragi,
virus, dan nematoda maupun terhadap serangga hama dan vektor patogen
yang merugikan manusia, hewan, dan tanaman (Isman, 2000; Upadhyay,
2010). Properti minyak atsiri tersebut berhubungan
dengan senyawa yang
dikandungnya terutama dari golongan terpen, alkohol, aldehid, dan fenol seperti
karvakrol, eugenol, timol, sinamaldehid, asam sinamat, dan perilaldehid (Burt,
2007).
Secara tradisional minyak atsiri sering digunakan
sebagai bumbu
pemberi citarasa makanan dan minuman, aromaterapi, kosmetik, dan bahan
pewangi. Selain itu minyak atsiri juga sering digunakan sebagai bahan aditif
serta pengawet makanan dan minuman, antiinflamasi, antioksidan, antiseptik,
antiserangga, serta obat berbagai
jenis penyakit pada manusia dan hewan
(Burt, 2007; Dubey et al., 2010; Koul et al., 2008; Rajkumar & Jebanesan, 2007;
Reichling, 2009). Pada saat ini minyak atsiri telah banyak digunakan secara
luas di berbagai jenis industri bahan-bahan kebutuhan rumah tangga, kosmetik,
makanan dan minuman, farmasi obat-obatan, parfum, pestisida dan sebagainya
(Isman, 2000; Koul et al., 2008).
Minyak atsiri juga mempunyai peluang untuk dikembangkan menjadi
produk-produk derivat lainnya seperti pestisida. Pengembangan produk-produk
derivat dari minyak atsiri diharapkan dapat mengurangi atau menggantikan
produk-produk yang berasal dari bahan kimia sintetik.
Aktivitas Minyak Atsiri sebagai Antibakteri
Aktivitas biologi minyak atsiri terhadap mikroba telah banyak diteliti
terutama terhadap bakteri patogen pada manusia dan hewan. Hasil beberapa
penelitian menunjukkan bahwa sejumlah minyak atsiri mempunyai aktivitas
terhadap bakteri patogen baik yang bersifat gram negatif
dengan nilai MIC (Minimum
Inhibitory
Concentration)
maupun
positif
yang Bervariasi.
Sejumlah minyak atsiri juga dilaporkan mempunyai aktivitas terhadap
bakteri patogen pada tanaman (Hartati et al., 1994a; Hartati et al., 1994b;
Supriadi et al., 2008; Pradhanang et al., 2003; Vasinauskiene et al.,2006; Kotan
et al., 2007).
Aktivitas Minyak Atsiri sebagai Antijamur
Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa sejumlah minyak atsiri
juga mempunyai aktivitas terhadap jamur. Aktivitas antijamur yang dimiliki
oleh minyak atsiri juga berhubungan dengan senyawa monoterpenik fenol
khususnya timol, karvakrol dan eugenol (Isman, 2000).
Aktivitas Minyak Atsiri sebagai Antivirus
Sejumlah minyak atsiri juga dilaporkan dapat menghambat infeksi dari
virus (Koulet al., 2008; Reichling, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
minyak atsiri juga efektif terhadap virus pathogen pada tanaman seperti TMV,
CPMV, BCMV, MBMV, SBMV, CaVMV (Bishop, 1995; Reitzet al., 2008).
Aktivitas Minyak Atsiri sebagai Antinematoda
Menurut Mustika et al. (1994), Sangwan et al. (1990), dan Tariq (2010),
sejumlah minyak atsiri dan komponennya seperti eugenol mempunyai aktivitas
terhadap nematoda parasit tanaman. Satu dari bahan tersebut yakni minyak
cengkeh cukup tersedia di Indonesia.
Aktivitas sebagai Antigulma
Selain aktivitasnya terhadap mikroba sejumlah minyak atsiri juga
berpotensi untuk digunakan sebagai herbisida (Batish et al., 2008; Dudai et al.,
1999; Isman, 2000, Zanellato et al., 2009). Menurut Batish et al. (2008), minyak
Eucalyptus dapat mengendalikan gulma yang sifatnya species spesifik. Minyak
cinamon dan pepermin dilaporkan dapat menghambat perkecambahan biji
beberapa jenis gulma di daerah Mediterania. Sementara minyak lavender juga
berpotensi sebagai antigulma karena dapat menghambat pertumbuhan gulma
Vicia faba dan mikroba pengganggu tanaman (Zanellato et. al., 2009).
AKTIVITAS BIOLOGI MINYAK ATSIRI TERHADAP SERANGGA
Menurut Dubey et al. (2008), Dubey et al. (2010), Isman (2000), dan Koul
et al. (2008), aktivitas biologi minyak atsiri terhadap serangga dapat bersifat
menolak
(repellent),
menarik
(attractant),
racun
kontak
(toxic),
racun
pernafasan (fumigant), mengurangi nafsu makan (antifeedant), menghambat
peletakan
telur
(oviposition
deterrent),
menghambat
petumbuhan,
menurunkanfertilitas, serta sebagai antiserangga vektor. Secara tradisional
minyak atsiri juga telah lama digunakan untuk mengusir serangga hama bijibijian dan kacang-kacangan di gudang penyimpanan, fumigan, racun kontak,
penghambat reproduksi telur, penghambat nafsu makan. Hasil dari beberapa
penelitian yang telah dilakukan tersebut di atas menunjukkan bahwa sejumlah
minyak atsiri mempunyai aktivitas biologi yang berspektrum sangat luas baik
terhadap mikroba (bakteri, jamur, virus, nematoda) maupun terhadap serangga
hama dan vektor patogen yang hidup disekitar rumah serta serangga hama
tanaman. Walaupun sejumlah minyak atsiri telah diuji aktivitasnya terhadap
berbagai jenis mikroba, serangga hama, dan vektor patogen, namun studi secara
lebih rinci mengenai antijamur, antibakteri, antivirus dan efek insektisidalnya
sebagai repelen, atraktan, fumigan, penghambat nafsu makan, penghambat
reproduksi telur belum banyak dilakukan. Properti minyak atsiri tersebut akan
sangat bermanfaat apabila diekploitasi secara lebih lanjut. Pengembangan
produk-produk derivat dari minyak atsiri seperti pestisida alami, akan
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Namun pengembangan produk minyak
atsiri masih harus dikaji secara ekonomi sebelum produk-produknya disebar
luaskan dan dijual kepasaran.
Komposisi Kimia Minyak Atsiri
Pada
umumnya
perbedaan
komposisi
minyak
atsiri
disebabkan
perbedaan jenis tanaman penghasil, kondisi iklim, tanah tempat tumbuh, umur
panenan, metode ekstraksi yang digunakan dan cara penyimpanan minyak.
Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran persenyawaan kimia
yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Pada
umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1)
Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan terpen dan 2)
Hidrokarbon teroksigenasi.
a. Golongan hidrokarbon
Persenyawaan yang termasuk golongan ini terbentuk dari unsur Karbon
(C) dan Hidrogen (H). Jenis hidrokarbon yang terdapat dalam minyak atsiri
sebagian besar terdiri dari monoterpen (2 unit isopren), sesquiterpen (3 unit
isopren), diterpen (4 unit isopren) dan politerpen.
b. Golongan hidrokarbon teroksigenasi
Komponen kimia dari golongan persenyawaan ini terbentuk dari unsure
Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Persenyawaan yang termasuk dalam
golongan ini adalah persenyawaan alcohol, aldehid, keton, ester, eter, dan fenol.
Ikatan karbon yang terdapat dalam molekulnya dapat terdiri dari ikatan
tunggal, ikatan rangkap dua, dan ikatan rangkap tiga. Terpen mengandung
ikatan tunggal dan ikatan rangkap dua. Senyawa terpen memiliki aroma
kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu
lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan
senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih
wangi. Fraksi terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
pembuatan parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen
(Ketaren, 1985).
Tanaman Sumber Minyak Atsiri dan Kegunaannya (Produk)
Berikut adalah daftar minyak atsiri yang berkembang di Indonesia:
No. Nama
1.
Minyak
Adas
Nama
Dagang
Fennel Oil
Nama Tanaman
Kegunaan
Kondisi
Foenicullum
vulgare
Flavor, Rempah, Potensi
Sabun,
Krim, dikembangkan
2.
Akar wangi
Vetiver Oil
Vetiveria zizanoides
3.
Bangle
Bangle Oil
4.
Cendana
Sandalwood
Oil
Zingiber
cassummunar
Santalum album
5.
Cengkeh
Clove Oil
Syzygium
aromaticum
6.
Gaharu
Agarwood
Oil
Aquilaria sp.
7.
Gandapura
8.
Jahe
Wintergree
n Oil
Ginger Oil
Gaultheria
fragrantissima
Zingiber officinale
9.
Jeringau
Parfum,
Pengobatan,
Kosmetik
Parfum, Sabun, Sudah
Kosmetik,
Berkembang
Sebagai Fiksatif
Farmasi
Potensi
dikembangkan
Antibakteri,
Sudah
Antiseptik,
Berkembang
Desinfektan,
Ekspektoran,
Sedatif,
Stimulan,
dan
Refrigeran.
Flavor,
Sudah
Antibiotik
Berkembang
Calamus
Oil
Jeruk Limau -
Acarus calamus
Parfum,
Kosmetika, dan
Obat-obatan
Parfum,
Obatobatan, Flavor
Pengobatan
tradisional,
Penyedap
Makanan
(Flavor)
Farmasi
-
-
Jeruk Purut
Lime Oil
Citrus hystrix
12.
Kapolaga
13.
Kayu Manis
14.
Kayu Putih
Cardamon
Oil
Cinnamon
Bark Oil
Cajuput Oil
15.
Kemangi
Basil Oil
Elletaria
cardamomum
Cinnamomum
casea
Melaleuca
leucadendron
Ocimum
grattisimum
Makanan,
Parfum
Farmasi
16.
Kemukus
Cubeb Oil
10.
11.
Piper cubeba L.
Sedang
Berkembang
Potensi
Dikembangkan
Sedang
Dikembangkan
Potensi
dikembangkan
-
Potensi
dikembangkan
Potensi
dikembangkan
Penyedap Rasa, Potensi
Flavor
dikembangkan
Obat
Gosok, Sudah
Farmasi
Berkembang
Farmasi,
Potensi
Makanan,
dikembangkan
Pestisida Nabati
Flavor
Saus, Sedang
Minuman
Berkembang
Beralkohol,
17.
Kenanga
18.
Ketumbar
19.
Klausena
20.
Kunyit
21.
Lada
22.
Lawang
23.
Masoi
24.
Melati
25.
Nilam
26.
Pala
27.
Palmarosa
28.
Permen
29.
Rosemari
30.
Selasih
Mekah
Fragrance pada
Sabun,
Detergen, Krim,
Parfum,
Obat
Radang,
Bronchitis,
Asma, dll.
Cananga
Canangium
Aromaterapi,
Oil
odoratum
Parfum,
Kosmetik
Coriander
Coriandrum
Makanan,
OIl
sativum
Farmasi
Clausena/A Clausena anisata
Farmasi,
nis Oil
Minuman,
Parfum, Rokok,
Permen Karet,
Pasta Gigi
Curcuma
Curcuma domestica Flavour,
Oil
Farmasi
Black
Piper nigrum
Flavor
pada
Pepper Oil
produk Makanan
&
Minuman,
Antimikroba
Lawang
Obat
gosok,
minyak angin
Massoi Oil
Criptocaria massoia Flavour
Makanan
Jasmine Oil Jasminum sambac
Parfum,
Aromaterapi,
Kosmetik
Patchouli
Pogostemon cablin Sebagai Fiksatif
Oil
Benth
pada pembuatan
parfum
Nutmeg Oil Myristica fragrans Flavor
pada
Houtt
Makanan, Rokok
Palmarosa
Cymbopogon
Farmasi
Oil
martini
Cormint Oil Mentha arvensis
Flavor, Parfum,
Pasta
gigi,
Permen
Rosemari
Rosmarinus
Farmasi
Oil
officinale
Basil
Oil Ocimum
Farmasi,
(Eugenol
grattisimum
Makanan
type)
Sudah
Berkembang
Potensi
dikembangkan
Sedang
Berkembang
Potensi
dikembangkan
Sudah
Berkembang
Potensi
dikembangkan
Sedang
Berkembang
Sedang
Berkembang
Sudah
Berkembang
Sudah
Berkembang
Potensi
dikembangkan
Potensi
dikembangkan
Potensi
dikembangkan
Potensi
dikembangkan
31.
Sereh Dapur
32.
Sereh Wangi
33.
34.
Sirih
35.
Surawung
Pohon
Temulawak
36.
Terpentin
37.
Ylang-ylang
Lemongrass
Oil
Citronella
Oil
-
Cymbopogon
citratus
Cymbopogon
nardus
-
Makanan,
Farmasi
Flavor, Parfum,
Sabun
x
Sedang
Berkembang
Sudah
Berkembang
x
Native
Myrthle Oil
Curcuma
Oil
Terpentin
Oil
Backousia
citriodora
Curcuma
xanthorizza
Pinus merkusii
Farmasi
Potensi
dikembangkan
Potensi
dikembangkan
Sedang
Berkembang
Ylang-ylang
Oil
Canangium
odoratum
Farmasi,
Minuman
Kosmetik,
Campuran
Bahan Pelarut,
Minyak
Cat,
Antiseptik,
Kamper,
dan
Farmasi
Bahan
dasar Sedang
parfum
Berkembang
Kesimpulan
Kandungan
senyawa
kimia
dalam
berbagai
jenis
minyak
atsiri
mempunyai aktivitas yang berspektrum sangat luas baik terhadap mikroba
(bakteri, jamur, virus, nematoda), serangga hama tanaman, serangga vektor
patogen pada manusia dan hewan, juga sebagai perancah, formulasi wewangian
atau parfum dan terapi aroma.
Pemanfaatan minyak atsiri sebagai pestisida nabati, perancah, formulasi
wewangian atau parfum dan terapi aroma merupakan peluang yang sangat
prospektif dalam pengembangan diversifikasi natural product yang selain
bersifat lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan juga dapat meningkatkan
pendapatan petani dan devisa negara.
Referensi
Agusta Andria. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia.
Bandung. ITB.
Lutony Tony L, Rahmayati Y. 1994. Produksi dan Perdagangan
Minyak Atsiri. Bandung. PT. Penebar Swadaya.
http://lansida.blogspot.com/2012/06/apakah-minyak-atsiri-itu.html
http://www.atsiri-indonesia.com/index.php?page=blog&det=minyakatsiri
Jurnal: Sri Yuni Hartati. Juni 2012. Prospek Pengembangan Minyak
Atsiri Sebagai Pestisida Nabati. Perspektif Vol.11No.1/Juni2012. Hlm
45-58 ISSN: 1412-8004.